Penyakit Virus

• Virus > DNA > RNA

• Virus DNA :
- Poxviridae : >Variola >Moluskum
kontangiosum
- Herpetoviridae : >Herpes simpleks
>Herpes zoster >Varisela
- Papovaviridae : >Veruka >Kondiloma
akuminata
 Virus RNA :
- Orthomyxoviridae → influenza
- Paramyxoviridae → morbili

* Herpes simpleks
Kulit/ selaput lendir
Penyebaran : mell udara/ kontak
langsung
Tipe I → mata & rongga mulut
Tipe II → genital
 Infeksi :
- Primer : rasa sakit, vesikel (+), erosi (+) 2-6
mgg
- Kambuhan (rekuren) : tidak begitu sakit,
vesikel & erosi lbh kecil/ sedikit
Faktor-faktor kekambuhan :
kelelahan fisik, stress psikis, mnm alkohol,
makanan, mens, trauma wak tu koitus
Pengobatan :
- Asiklovir - IDU(iodo-2deoksiuridin)
- Isoprenosin - Interferon
- Lupidon H (tp I)
- Lupidon G (tp II) - Vidarabine
 Herpes Genitalis
• Etiologi : Virus Herpes simpleks tipe II
• Masa inkubasi : 2 – 5 hr
• Dapat rekuren
• Infeksi inisial (primer) :
- demam, vesikel → infeksius → fase laten
→ ganglion sakralis
Infeksi rekuren :
- Ada faktor pencetus, dpt setiap minggu,
bulan atau tahun
 Komplikasi Herpes Genitalis :
Limfadenitis (jgk pendek), depresi & gelisah (jgk
panjang), Ca cerviks, janin cacat, meninggal
(khusus)

Pengobatan H genitalis :
- Asiklovir - Isoprenosine
- Lupidon G - simptomatis
- Vidarabine
- IDU = Idoksuridin (5 iodo-2-deoksuridin) 40%
dlm dimetilsulfoksid (DMSO)
 Herpes Zoster
• Orang tua
• Reaktivasi virus varisela
• Gambaran klinis :
Sakit (+), parestesi (+), erupsi lokalisata, unilateral,
makulo- papula yg eritem
12-24 jam →Vesikel→Pustula→Krusta
HZ oftalmika, servikalis, torakalis, lumbalis, otikum
Pengobatan : -simptomatik -Prednison
-Isoprenosin -Asikovir
 Varisela = cacar air
inf ↑ primer
Virus varisela zoster
inf ↓kambuhan (rekuren)
Herpes Zoster

Varisela
- gejala prodromal : Demam (38-39 C)
- Vesikel ~ tetesan embun

Pustula → krusta. Polimorf. Sentrifugal

Pengobatan : -simptomatis
-inf sekunder →Antibiotika
 ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY
SYNDROME (AIDS)
• Definisi : kumpulan gjl menghilangny/
berkurangny kemampuan seseorang
mengatasi infeksi → infeksi oportunistik
• High risk factor : Homoseks/ gay,
hemofilia, pecandu narkotik, bayi dr orang
tua AIDS
 GEJALA AIDS

• Ringan : • AIDS :
- Trombositopenia - Pneumocystis carinii
- Diare > 2 mgg - Kandidiasis
- Suhu > 39 C slm > 1 esofagus
bln - Herpes dengan
- Rasa lelah ulserasi
- Nafsu makanan - Sarkoma kaposi
berkurang, BB turun
10% dlm 1 bulan
 Etiologi
• Human Retrovirus : HIV 1 , HIV 2
• Tersering HIV-1
• HIV 2 kurang infeksius
• Jenis subtipe : A, B, C, D, E, F, G, H
O, J dan N
Situasi HIV/AIDS di Indonesia
1987 s/d Desember 2008
Jumlah Tercatat
di Departemen Kesehatan RI :
AIDS : 16.110 kasus
HIV : 6.015 kasus
Total : 22.125 kasus
Estimasi Populasi Rawan Tertular HIV Tahun 2006
: 193.070
CARA-CARA PENULARAN
 Risk of Transmission

Assuming an HIV-positive source, what is the risk of acquiring HIV infection for
the following types of exposure?
http://www.ashm.org.au/pep/

Type of exposure Estimated risk per exposure[1]

Blood Transfusion (per infected unit) 1/1.25

Mother-to-child (without intervention) 1/4
Receptive anal intercourse (RAI) 1/120
Use of contaminated injecting equipment 1/150
Occupational needle stick injury 1/333
Receptive vaginal intercourse 1/1,000 [2]
Insertive anal or vaginal intercourse 1/1,000

[1] These estimates are based on prospective studies, not cross-sectional data or figures derived from modelling.
[2] This estimate has been rounded from 1/909 to 1/1000.
Tertula
r Periode
HIV + AIDS
Jendela
3 - 6 BULAN 3 - 10 - 15TAHUN 1 - 2 TAHUN

2-3 mgg terinfeksi : Tanpa gejala : Gejala:

Diare-Berat Badan
▪ Gejala seperti flu ▪ Aktifitas normal turun-
Demam-Ggn saraf-Paru-
Kulit-Mulut-jamur-
Parasit
 1000
CD4 cells/mm3
800

600

400

200

1 2 3 4 5 6 2 4 6 8 10
Month Years
Exposure
s
Window HIV Positive
periode
Seroconversion Guillain-Barre Syndrome Seb dermatitis PCP
Fever CIDP Gingivitis Toxoplasmosis
Myalgia Thrombocytopenia Warts Cryptosporidiosis
Arthralgia Reactive arthritis Molluscum Cryptococcosis
Adenopathy Polymyositis TB MAC
Malaise Bell’s palsy Herpes zoster CMV
Rash Sjogren’s syndrome Sinusitis Kaposi’s sarcoma
Meningitis Herpes simplex Lymphoma
Candidiasis Cervical cancer
Hairy leukoplakia
Pengobatan

• Anti Retroviral

• Infeksi
Opportunistik
Infeksi Oportunistik
 KEPATUHAN BEROBAT HIV
HIV adalah penyakit kronis yang memerlukan
pengobatan jangka panjang :
• Pengobatan antiretroviral (ARVs).
• Pengobatan Profilaksis untuk infeksi
oportunistik.
• Pengobatan infeksi oportunistik (terutama
tuberkulosis =TB).
Makna HIV-Oral bagi dokter gigi
• Indikasi status infeksi HIV
• Sebagai gejala klinis awal HIV
• Predileksi progresifitas menuju AIDS
• Entry / end points untuk terapi atau trial
vaksin
• Klasifikasi dan staging system
 Masalah gilut ODHA RSCM
(Irmagita dkk, 2007)
• Akar gigi 58 %
• Gigi Karies 64 %
• Gingivitis/periodontitis 98 %
• Gigi hilang 49 %
• Gigi impaksi 21 %
 Kebutuhan perawatan gilut ODHA
(Irmagita dkk, 2007)
• Pembersihan karang gigi 100 %
• Pencabutan gigi 71 %
• Perawatan karies gigi 97 %
• Gigi tiruan 79 %
 HIV-Oral pd ODHA dg ART di
Poksidus AIDS (I.Indah dkk, 2007)
• 31 dari 79 ODHA dg ART terdapat HIV-
Oral.
• Lesi HIV-Oral terbanyak Oral Hairy
Leukoplakia dan Pseudomembranous
Candidiasis.
• Kesimpulan : walau menggunakan ART,
HIV-Oral masih mungkin ditemukan.
• Maknanya: walau ODHA terkontrol dg ART,
Pemantauan reguler oleh dokter gigi tetap
diperlukan agar kualitas hidup terpelihara.