ASTRA AGRO LESTARI TBK

BY EMQ
THE FIRST PALM OIL MILL
PALM OIL MILL is unique
SELF ENERGY

NO WASTE

SEPARATION
BASIC PRINCIPAL
STERILISASI :
Adalah tahap pertama kali minyak dan
kernel dikutip, bila proses ini gagal maka
proses selanjutnya akan
bermasalah/gagal.

STZ THR PRS CLR KRN

STZ THR PRS CLR KRN
 PROCESS SCHEMATIC
FFB Stzed bunch
1 2
3
STERILISATION
THRESHING
Stzed fruit
Sludge
4
PRESSING
CLARIFICATION 4X
6 PRESS

Empty bunch

5
9
Crude OIl
Cake

Oil 11 10
8 7 Kernel Nut KERNEL RECOVERY
12 13

Shell Fibre
 Equipments in KERNEL STATION

 Depericarper System
 Secondary Depericarper System
 Ripple Mill
 LTDS 1 system
 LTDS 2 system
 Hydrocyclone or Claybath system.
 Conveyor and Elevator.
 Drying System.
 Kernel Bin and Kernel Storage.
 Shell Bin
 LIFTING AND CONVEYING VELOCITY 28

LIFTING CONVEYING
ITEM
VELOCITY (m/dt) VELOCITY (m/dt)

Fine Fibre 2 5
Dry Normal Fibre 4
Wet Fibre 6 25
Small Shell 10 7 - 12
Average Shell 12 - 14 25
Small Kernel 14 26
Small Nut 16
large Shell 16 29
Average Kernel 18
Average Nut 20 - 24
Large Kernel 20 32
Large Nut 24 - 28 28 - 40
DEPERICARPING SYSTEM
Kernel Recovery Station (Depericarping) PALM OIL MILL

Depericarper
Depericarper
Fibre

Fibre
Fibre
Cyclone
Cyclone Polishing
Polishing Drum
Drum
Function :
•Separately fiber and nut
•To clean up nut from fiber

Nuts
KERNEL STATION
DEPERICARPER SYSTEM
FIRST DEPERICARPING
2nd DEPERICARPING
2nd DEPERICARPING/DESTONER
DESTONER
RIPPLE MILL/NUT CRACKER
NUT GRADING DRUM
Kernel Recovery Station (Ripple Mill) PALM OIL MILL

Secondary
Secondary
Ripple
Ripple Depericarper
Depericarper
Mill
Mill

Function:
• To crack NUT with
minimize broken kernel
 LTDS SYSTEM
(LIGHT TENERA DUST SEPARATOR)
 PALM OIL MILL
Kernel Recovery Station (Winnower)

Shell

Winnower
Winnower
Winnower
Winnower
Cyclone
Function:
Cyclone • Separately shell from
kernel with pneumatic
system
Nut +
Kernel
KERNEL UTUH
&
Shell
Q = V x A = constan
 SHELL
DISCHARGE
FROM LTDS 2 -
CYCLONE

SHELL
DISCHARGE SHELL
FROM LTDS 1 - DISCHARGE FROM
CYCLONE HYDROCYCLONE
PAYUNG PENGARAH
Tujuan dipasangnya payung
pengarah adalah mengarahkan
aliran cracked mixture ke area
dinding separating coloumn,
yang profil kecepatan agak
rendah sehingga kernel akan
jatuh kembali.
DETAIL PAYUNG PENGARAH
 PITOT TUBE
Adalah alat untuk mengukur perbedaan
tekanan statis suatu aliran dan untuk
mengukur kecepatan aliran tersebut.
2ND DEP. & LTDS 1
CLAY BATH and HYDROCYCLONE
SYSTEM
 PALM OIL MILL
Kernel Recovery Station (Hydro Clay bath)

Heating
Heating
Kernel

Shell Function:
Hydro
Hydro Clay
Clay bath
bath • Separately Shell and Kernel
using Hydro clay bath
Shell
Shell
Cyclone
Cyclone
 BASIC PRINCIPLE of CLAY BATH
SYSTEM is “ARCHIMEDES LAW and
STOKES LAW”
 ρshell > ρfluida > ρkernel

 ρ1300 > ρ1200 > ρ1070

STOKESSTOKES’
LAW - SHELL
LAW

FD  FB  Fg
FD  6   R v
4
FB   f Vshell g  f  R g
3

3
FB Fg   shell Vshell g   shell
4
R g
3

3
STOKES LAW - SHELL
2 (  shell   f ) g R 2
v
9

2 (  shell   f ) g  D 2 
2

v
9
(  shell   f ) g D 2

v
FB 18 
Kecepatan v shell
mengarah ke BAWAH
karena density shell >
density fluida (1300 >
1200)
STOKES LAW
STOKES’
- KERNEL
LAW

Fg  FD  FB
FB
FD  6   R v
4
FB   f Vkernel g   f  R 3 g
3
FD 4
Fg   kernel Vkernel g   kernel  R3 g
3
Fg
STOKES LAW - KERNEL

2 (  f   kernel ) g R 2
v
9
FB
2 (  f   kernel ) g  D 2 
2
v
9
(  f   kernel ) g D 2
v
FD 18 
Kecepatan v kernel
Fg mengarah ke ATAS
karena density fluida >
density kernel (1200 >
1070)
Dimana :
•Fd adalah gaya gesekan antara partikel dan fluida (N),
•Fb adalah gaya apung partikel (bouyancy force), (N)
•Fg adalah berat partikel (N)
•μ is the fluid's dynamic viscosity (in Pa s),
•R adalah jari2 partikel yg berbentuk bola ( m),
•Vs adalah kecepatan settling partikel (m/s).
•Partikel turun jika ρp > ρf, bergerak naik jika ρp < ρf ),

•g adalah percepatan gravitasi (m/s2),

•ρp adalah density partikel (kg/m3), and
•ρf adalah density fluida (kg/m3).
CLAY BATH
Bagian-bagian penting
CLAY-BATH

Bak pemisah
kernel dan
shell
Tabung penurun
kecepatan aliran

Pompa Bak pencampur

sirkulasi air + kaolin
Bagian-bagian penting
CLAY-BATH

Bak pemisah
kernel dan
shell

Tabung penurun
kecepatan aliran
Saluran
keluar shell

Fine tuning –
kecepatan aliran
 Fine tuning –
kecepatan aliran

Bak pencampur
air + kaolin
Bagian-bagian penting
CLAY-BATH

Kernel and shell

feeding conveyor
Vibrating through
Air pembersih
dgn comp kernel
kernel dan
dan shell
shell

Saluran
keluar kernel
 PALM OIL MILL
Kernel Recovery Station (Hydro-cyclone)

Heating
Heating
Kernel

Hydro-cyclone
Hydro-cyclone

Shell Function:
• Separately Shell and Kernel
using Hydro-cyclone
Shell
Shell
Cyclone
Cyclone
Pemisahan cracked mixture (shell
dan kernel) dalam cyclone – HC
dengan adanya Gaya Sentrifugal
sedemikian hingga SHELL
mengarah ke dinding dan bergerak
ke bawah menuju UNDERFLOW.
Sementara KERNEL berlawanan
arahnya mengarah ke garis tengah
lalu bergerak ke atas menuju
OVERFLOW.
Tampak Atas

Tampak Samping Tampak Depan

 Sliding
valve

o-flow
inlet

u-flow

Wahsing
drum

E-motor
HIDROCYCLONE
HIDROCYCLONE (lanjutan)
 Overflow

Cylindrical Feed Inlet

Do
Section
Inlet opening
D
Vortex finder
Ø

Du
Underflow

Di
Feed Inlet
Di

Feed Inlet

Type A Type B
KOMPONEN KECEPATAN DALAM HC

KECEPATAN TANGENSIAL, vt

KECEPATAN AKSIAL, va

KECEPATAN RADIAL, vr
 KECEPATAN TANGENSIAL, vt
 Driessen; Outer Vortex vt . rn = constan
– KECEPATAN TANGENSIAL MENINGKAT DENGAN
MENURUNNYA RADIUS, r.
 Di dalam Inner Vortex ada suatu area; tidak berlaku
rumus diatas. Dimana kecepatan tangensial menurun
setelah mencapai kecepatan paling tinggi dan terjadi di
radius di dalam radius vortex finder.
 Karena vortex flow dalam hydrocyclone tekanan static
meningkat secara radial ke arah dinding cyclone.
 Kecepatan tangensial diatas rim vortex finder
- Perubahan kecepatan terjadi lebih besar daripada
radius vortex finder
Distribusi Kecepatan Tangensial dalam Hydrocyclone (Kelsall)

Vt . rn = constan

Vortex finder

Air coloumn Cyclone Wall

Vt . rn = constan
Axis of simmetry

p + ρv2/2 + ρgh = constan

 KECEPATAN AXIAL, va.

 Batasan antara outer vortex dan inner

vortex disebut LOCUS of ZERO VERTICAL
VELOCITY (LZVV).
 Kecepatan axial di outer vortex mengarah
ke bawah dan di inner vortex mengarah ke
atas.
 Sepanjang dinding vortex finder terjadi short
circuit.
 Distribusi Kecepatan Aksial (vertical) dalam Hydrocyclone
LZVV is the Locus of Zero Vertical Velocity (Kelsall)

Vortex finder

Air coloumn Cyclone Wall

Axis of simmetry LZVV

 KECEPATAN RADIAL, vr.
 Kecepatan Radial arahnya ke dalam (center
cyclone).
 Pada level di atas rim vortex finder
kemungkinan ada arah kecepatannya
keluar secara lokal dan dekat cover atas
kecepatan radial mengarah ke dalam
sangat kuat menuju ke vortex finder.
Distribusi Kecepatan Radial dalam Hydrocyclone (Kelsall)

Vortex finder

Air coloumn Cyclone Wall

Axis of simmetry
 THEORIES OF SEPARATION
 EQUILIBRIUM ORBIT THEORY
 RESIDENSCE TIME THEORY
 CROWDING THEORY
 TURBULENT TWO PHASE FLOW
THEORY
 EQUILIBRIUM ORBIT THEORY
(Driessen and Criner)

 Partikel HALUS akan menempati posisi keseimbangan

pada radius kecil dimana alirannya menuju ke atas
(overflow), sementara partikel KASAR akan menempati
posisi keseimbangan pada radius lebih besar dengan
alirannya menuju ke bawah yang berakhir di Underflow.
(Keseimbangan gaya centrifugal dan Drag Force).

 Garis pembaginya adalah LZVV (Locus of Zero Vertical

Velocity).

 Drag Force ditimbulkan oleh kecepatan radial v r yang

mengarah ke dalam (center cyclone), sedangkan Gaya
Centrifugal ditimbulkan oleh kecepatan tangensial v t.
 Lift and Drag
 The coefficient of drag, CD and lift, CL are defined as:
  fluid density
D L U  free stream velocity
CD  CL  A  projected area normal to free stream/
1/ 2 U A
2
1/ 2 U 2 A planform area of the body

 For a circular cylinder of diameter d placed across a flow, the

area A equals d times the length of the cylinder
 For a sphere of diameter d, the area A is d2/4
 For an aerofoil of chord c and span s, the area A is s times c
 For a flat plate of length I and width b, the area A is I times b

 Ratio of lift to drag: CL L


CD D
 BAGAIMANA
SHELL DAN
KERNEL
DAPAT
BERPISAH

Pada sisi outer vortex Vr=Ur > Vt, sehingga persama-

Pada sisi inner vortex Vt > Vr = Ur,
Sebagai kompensasinya m = ρ x V -
Lebih kecil. Artinya density yang lebih
Kecil menempati inner vortex yaitu
kernel
an tersebut menjadikan m = ρ x V  harus lebih besar.
Artinya : Density yang lebih besar ke arah dinding
ρ shell = 1300 kg/m3, ρ kernel = 1070 kg/m3.
Oleh karenanya di sisi dinding adalah SHELL

Fr FD

F r = FD

m Vt2/r = ½ ρ Cd Ur2 A
 RESIDENSCE TIME THEORY

 Berdasarkan kondisi tidak kesetimbangan

dan mempertimbangkan sebuah partikel
akan sampai di dinding cyclone dalam
waktu tertentu (Residence time) dan
distribusi secara homogen untuk semua
partikel yang dimulai dari lubang inlet.
 PERGERAKAN PARTIKEL di HC
 Sebagian kecil akan membentuk cross circuit
dibawah top cover dan bypass dinding vortex.
 Sebagian yang lain akan langsung menuju over
flow.
 Kebanyakan padatan menuju vortex flow
disebabkan oleh gaya sentrifugal, yang mana
mendorong partikel tersebut menuju dinding
cyclone.
 Gaya sentrifugal berbanding lurus dengan
volume partikel yang dilawan oleh Gaya
Gesekan (Drag Force) “menurut Hukum
Stokes berbanding lurus ukuran partikel.”

 Kecepatan settling ur partikel sangat

bergantung kepada ukuran partikel.

 Gaya gravitasi tidak cukup significant

pengaruhnya dalam pemisahan di
Hydrocyclone (kecuali partikel yang besar).
 Partikel yang telah bergerak menuju
dinding cyclone (boundary layer) tidak
menjadi jaminan akan keluar melalui
underflow.

 Bila boundary layer overload oleh partikel

dan jika kapasitas underflow tidak mampu
beberapa boundary layer flow akan
bercampur ke main vortex flow dan menuju
overflow.
 SALAH

BENAR
 TYPE HYDROCYCLONE
 CONVENSIONAL, NARROW ANGLE DESIGN.
- Body cyclone relatif panjang,
L = 4D s/d 7D atau lebih.
- Sudut cone kurang dari 25 derajat.
- Digunakan untuk pemisahan cairan.
 Wide Angle Design
- Body cyclone lebih pendek dari
Narrow angle design.
- Sudut cone lebih besar dari 25 Derajat
- Digunakan untuk pemisahan padatan
sesuai dengan bentuk atau density.
 D

Diameter inlet Do Keterangan :

Di
D = Cyclone diameter.

Di = Inlet diameter.

Du = Underflow diameter.
l
Do = Overflow diameter.

l = Vortex finder length.

L = Cyclone body length.

L
Ө
Ө = Cone angle.

Du

Dimension-dimensi penting Hydrocyclone

 PENGARUH PROSES
SEBELUMNYA
 STERILISASI.
 THRESHING.
 PRESSING
 KERNEL RECOVERY
 OPERATIONAL
CHARACTERISTICS OF
HYDROCYCLONE
 PRESSURE DROP – FLOWRATE.
 SEPARATION EFFICIENCY.
 FLOW SPLIT (UNDERFLOW TO
THROUGHPUT RATIO).
 ABRASION
 MENAIKKAN PRESSURE DROP,
BERDAMPAK :
 THROUGPUT LEBIH TINGGI.
 MENURUNKAN RATIO UNDERFLOW
TERHADAP THROUGHPUT.
 MENAIKKAN EFFISIENSI SEPARASI.
 ABRASION, disebabkan oleh :
 Karaktristik kecepatan, v.
 Arah gerakan partikel.
 Jumlah partikel.
 Ukuran dan bentuk partikel.
 Waktu (Residence Time).
 PENGARUH MENGONTROL
UNDERFLOW
Mengontrol underflow adalah sangat vital
dalam mengontrol secara keseluruhan dari
Hydrocyclone.
 Mempengaruhi ratio underflow dan
overflow.
 Mempengaruhi effisiensi separasi.
 Mempengaruhi kapasitas.
General trends in the feed flowrate, the underflow and the over flow rates
and concentration with underflow odrifice size

D
Q

Flowrate
Diameter inlet Do
Di
O

U l

Du/Do
Consentration

Cu L
Ө

Co

Du/Do Du
Practical Limit
Blocking Limit
(Du = Do)
Example of variable underflow orifice design
 PENGARUH UKURAN
CYCLONE
 Dengan diameter cyclone lebih kecil akan
memberikan cut size yang lebih rendah dan
massa terkutip lebih tinggi.
 Inilah alasannya mengapa banyak
digunakan cyclone yang kecil yang
dipasang secara parallel.
PENGARUH DARI UKURAN DAN BENTUK
INLET CYCLONE
 Ukuran dari inlet cyclone memainkan peranan penting
baik dalam kapasitas maupun effisiensi separasi. Karena
membentuk kecepatan inlet aliran yang akhirnya
berpengaruh terhadap kecepatan tangensial dalam
cylone.

 Yang paling penting diperhatikan dalam hal ini adalah

semburan inlet cyclone tidak mengenai vortex finder.
Karena akan mengakibatkan turbulence.

 Dimana, D > 2Di + Do + 2t

 t = ketebalan dinding vortex finder.

 PENGARUH DARI DIAMETER
VORTEX FINDER
 Mempengaruhi kapasitas.
 Mempengaruhi flow split dalam cyclone
Du/Do (Ratio underflow terhadap overflow).
 Mempengaruhi effisiensi separasi.
Do max < LZVV
LZVV = 0.43D
Do = 0.16 s/d 0.5 D = 0.34 D (optimum).
PENGARUH DARI PANJANG DAN BENTUK
VORTEX FINDER
 Pada mulanya Hydrocyclone digunakan oleh DUTCH STATE
MINES dengan tanpa vortex finder dimana overflow melalui plain
hole di cover cyclone. Sejumlah besar partikel kasar bypass dalam
separasinya melalui short-circuit flow dibawah cover tersebut dan
keluar sebagai overflow.

 Untuk mengurangi bypass ini vortex finder dipasang sehingga sulit

bagi partikel untuk short circuit.

 Memanjangkan vortex finder akan memendekkan vortex alami di

dalam cyclone dan menolak partikel lebih ringan untuk separasi
dalam vortex.

 Jadi harus dicari panjang optimumnya, l = D/3 (Bradley)

 Sedangkan l = 0.4 D (Rietema’s), keduanya untuk pemisahan zat

padat.
 PENGARUH PANJANG DAN
SUDUT CYCLONE
 Kapasitas cyclone sebagian besar ditentukan oleh panjang
cyclone bukan oleh sudut cyclone. Dengan menambah
panjang cyclone akan menaikkan kapasitas (menambah
pressure drop). Effisiensi separasi juga semakin tinggi
karena panjang effective vortex lebih panjang.
 Rietema, L = 5D (untuk sudut kurang dari 30)
 Practical Design, L = 2.7 – 7.7 D.
 Large angle design, cendrung tidak terjadi penyumbatan
karena akan membesarkan air core sehingga diameter
underflow dapat dibuat lebih besar dibandingkan dengan
narrow angle design (untuk kapasitas yang sama).
 THE EFFECT OF
DESIGN VARIABLES D

Diameter inlet Do
Di

TO INCREASE CAPACITY.
- Increase cyclone diameter, D.
- Increase inlet diameter, Di l

- Increase Outlet diameter, Do.

- Increase body length L. L
- reduce vortex finder length, l. Ө

Du
 D
To INCREASE EFFICIENCY.
Diameter inlet Do
– Reduce cyclone diameter D. Di

– Reduce inlet Diameter Di.

– Reduce outlet diameter Do.
l
– Reduce cone angle, Ө.
– Reduce vortex finder Length, l.
– Increase Body Length, L. L
Ө

Du
 D
TO INCREASE THE FLOW RATIO. Diameter inlet Do
- Increase underflow diameter Du. Di

- Reduce overflow diameter, Do.

- Increase Body Length, L. l

- Reduce vortex finder Length, l.

TO REDUCE ABRASION. L
Ө
- Increase cyclone diameter D.
- Increase inlet Diameter Di.

Du
Pompa Kernel Pompa Shell
Jenis : Slurry Pump Jenis : Slurry Pump
Merk : Warman 6x4 Merk : Warman 4x3
Motor : Motor :
- Daya : 15 Kw - Daya : 11 Kw
- Rpm : 1450 - Rpm : 2910
- Amp. : 30A - Amp. : 21.6A
Amper operasi : 22 Amp Amper operasi : 24 Amp
Pulley install : 9 / 11.5 inch Pulley install : 6.5 / 10 inch
Hydrocylone 2
stage

Hydrocylone 3 stage
DRYING SYSTEM
CONTINUOUS TRAY
KERNEL DRIER
 CFM

Temp

Retention
time
SPESIFIKASI FAN DECK ATAS

1. Moisture Kernel Basah.

2. Moisture Kernel Kering
3. Jumlah Kernel
4. Temperatur udara, untuk hindari

Discolouration dan keluarnya minyak

5. Retention Time

SPESIFIKASI FAN DECK BAWAH

 DECK ATAS

70 oC

DECK BAWAH

80 oC

SPESIFIKASI FAN DECK BAWAH

Latent Heat (Steam & Air)

kondensasi

steam air

penguapan

hfg = hg – hf

hf hg
LATENT HEAT adalah panas yg
dibutuhkan untuk mengubah
phase air menjadi uap
(penguapan) atau mengubah
phase uap menjadi air
(kondensasi)

UNTUK MEMAKSIMALKAN
PEMANFAATAN LATENT HEAT
DIGUNAKAN STEAM TRAP.
HEAT TRANSFER ; STEAM - HEATER BANK -- UDARA
 Kelembaban Udara
 Kelembaban udara menyatakan banyaknya uap air
dalam udara; hanya 2% dari jumlah massa atmosfer.
 Kelembaban mutlak (absolut humidity): berat uap
air yg tertampung dalam volume udara (g/m3); atau
(g moisture/ g udara kering).
 Kelembaban nisbi (relative humidity -- RH): %
perbandingan kelembaban mutlak thd kapasitas
maksimumnya pd suhu sama; Kelembaban 100% =
udara jenuh dgn uap air.
 Makin tinggi temperatur, kapasitas udara makin
besar, kelembaban relatif berkurang.
 PERUBAHAN
Udara stlh kernel : PROPERTIES UDARA
T = 45 oC
RH = 70 %
Humidity = 33 gr
moist/kg ud krg

Udara input :
T = 30 oC
RH = 80 %
Humidity = 20 gr
moist/kg ud krg

Udara Discharge :
T = 70 oC
RH = 20 %
Humidity = 20 gr
moist/kg ud krg
PROSES HEAT TRANSFER UDARA di
KERNEL DRIER

%
80

70
PSYCHROMETRIC

Absolute Humidty gram moist/kg ud krg

RH

RH
CHART

rg
dk

C
o
gu

RE
j/k

TU
,K

%
RA
∆h

20
PE

RH
33
M
TE
LB
BU
ET

20
W

30 45 70
DRY BULB TEMPERATURE oC
2 jam

2 jam

Retention
Time total
4 jam
Udara yang melewati heater bank selain temperaturnya meningkat juga
akan menurunkan Kelembaban relatif dari udara. Namun dengan adanya
kebocoran steam maka kelembaban udara naik kembali sehingga daya
pengeringan udara menjadi berkurang.
 Flow in

Fiber menutupi heater bank; mengurangi kapasitas udara masuk dan

menghambat perpindahan panas dari fin ke udara. Aliran udara 1 sisi.
 Flow in
Flow in

Aliran udara masuk ke heater bank dua sisi.

Heater bank di tempatkan pada sisi discharge daripada FAN.
Ditempatkan dalam hot air chamber
System Transmisi – CONTINUOUS TRAY KERNEL DRIER
System Transmisi Lain
System Transmisi – CONTINUOUS TRAY KERNEL DRIER
System Transmisi – CONTINUOUS TRAY KERNEL DRIER
Contoh Kasus : Continuous Tray Kernel Drier

 System transmisi Continuous Tray Kernel Drier seperti

pada gambar sebelumnya.
 Hitunglah berapa retention time continuous Tray Kernel
Drier tiap deck dan totalnya.
 Jika Throughput pabrik adalah 30 Ton Tbs/jam dan
rendemen kernel adalah 5% dan panjang dan lebar efektif
Continuous Tray Kernel Drier adalah 12 m dan 2.8 m, dan
assumsi bulk density kernel = 650 kg/m3. berapakah
ketebalan kernel di tiap deck ?
 Jika diinginkan retention time @ deck 2 jam, system
transmisi-nya dimodifikasi seperti apa ? Dan berapa
ketebalan kernel di @ deck ?
Diketahui :
Daya motor, P = 2 hp

Rpm motor, nm = 1425 rpm

Diameter Pulley di Gearbox, dp-gb = 4 inchi
Diameter Pulley di Motor, dpm = 8 inchi
Diameter pulley di motor,

Ratio Gearbox, rtgb = 4000 : 1

Jumlah teeth sprocket ¾” di Gearbox, Ntgb = 19 teeth

Jumlah teeth sprocket ¾” di Shaft Ouput Ntso = 57 teeth

Jumlah teeth sprocket 6” di Shaft Ouput Ntso = 8 teeth

Dimensi; Panjang, S = 12 m, Lebar W = 2.8 m

Assumsi : faktor slip, fs = 0,1

Ditanya :

1. Hitunglah retention time tiap deck dan totalnya.

2. Ketebalan kernel di tiap decknya, jika throughput 30 ton
tbs/jam, bulk density kernel = 650 kg/m3 dan rendemen 5 %.
3. Jika retention time menjadi 2 jam @ deck, bagaimana
system transmisi-nya ? Dan berapa ketebalan kernel di @
decknya ?

Jawab :
Rpm shaft output, nso :

d pm 1 Nt gb
n so  (1 - fs) x n m x x x
d p-gb rn -gb Nt so
8 1 19
n so  (1 - 0,1) x 1425 x x x  0,214 rpm
4 4000 57
Jumlah teeth sprocket 6” di Shaft Ouput Ntso = 8 teeth

Keliling sprocket ini berarti; π D = 8 x 6 x 2,54 / 100 = 1,22 m

Diameter sprocket D = 1,22 / π = 0,388 m
Jari-jari sprocket R = 0,776 / 2 = 0,194 m
Kecepatan tangensial sprocket, v ;

v  x R
2  n so
v xR
60
2  0,214
v x 0,194  0,004 m/dt  14,4 m/jam
60
Panjang deck, S = 12 m.

S
v
t
1. Maka retention time @ deck adalah :

S 12
t   0,83 jam  50 menit
v 14,4
Maka retention time total dua deck adalah : 2 x 50 menit = 100 menit

2. Ketebalan kernel @ deck :

o
m  v A
o
m  30 x 1000 x 0,05  1500 kg/jam

  650 kg/m 3
A TxL
o
m 1500
T    0,057 m  6 cm
 x v x L 650 x 14,4 x 2,8
Dengan retention time hanya 50 menit @ deck, ketebalan kernel hanya 6 cm.
Kondisi ini yang menyebabkan mosture kernel produksi tinggi (lebih dari
standard).

3. Jika retention time @ deck menjadi 2 jam, maka :

S  v x t  konstan
v1 x t 1  v 2 x t 2
d pm D pm
x t1  x t2
d p-gb D p-gb
Jika, Dpm = 4 inchi, maka :

8 4
x 50  x 120
4 D p-gb

D p-gb  4,8  5 inchi

Jadi agar retention time menjadi 2 jam @ deck maka yang perlu diubah
dalam system transmisinya adalah diameter pulley pada motor 4 inchi dan
diameter pulley pada gearbox 5 inchi.

Maka untuk menghitung ketebalan kernel setelah retention time 2 jam,

maka kecepatan menjadi v = 12 m / 2 jam = 6 m / jam. Sehingga :
o
m 1500
T    0,14 m  14 cm
 x v x L 650 x 6 x 2,8
KERNEL SILO DRIER
FAN
COMMON TERMOLOGY FOR CENTRIFUGAL FAN COMPONENTS
 PALM OIL MILL

Kernel Storage

Heater
Dirt < 7 – 7.5%
Moisture < 7 – 7.5% Hydro-cyclone
Hydro-cyclone
Broken kernel < 15%
•Function
•To dry and Keeping The
kernel

Shell
Boiler
Boiler Turbine
Turbine
&
Fiber
Kernel
Kernel Cyclones
Cyclones
Dispatch
Dispatch Silo
Silo
KERNEL BUNKER
KERNEL BUNKER
System Transmisi kasus 2 – CONTINUOUS TRAY
KERNEL DRIER
Sprocket 6”,
10 teeth

Faktor
slip 0.05
 Contoh Kasus 2 : Continuous Tray Kernel
Drier

 System transmisi Continuous Tray Kernel Drier seperti

pada gambar sebelumnya. Tapi jumlah teeth sprocket 6”
adalah 10 teeth.
 Hitunglah berapa retention time continuous Tray Kernel
Drier tiap deck dan totalnya.
 Jika Throughput pabrik adalah 60 Ton Tbs/jam dan
rendemen kernel adalah 5.2% dan panjang dan lebar
efektif Continuous Tray Kernel Drier adalah 12 m dan 2.8
m, dan assumsi bulk density kernel = 650 kg/m3.
berapakah ketebalan kernel di tiap deck ?
 Jika diinginkan retention time @ deck 2 jam, system
transmisi-nya dimodifikasi seperti apa ? Dan berapa
ketebalan kernel di @ deck ?
Diketahui :
Daya motor, P = 2 hp

Rpm motor, nm = 1425 rpm

Diameter Pulley di Gearbox, dp-gb = 4 inchi
Diameter Pulley di Motor, dpm = 8 inchi
Diameter pulley di motor,

Ratio Gearbox, rtgb = 4000 : 1

Jumlah teeth sprocket ¾” di Gearbox, Ntgb = 19 teeth

Jumlah teeth sprocket ¾” di Shaft Ouput Ntso = 57 teeth

Jumlah teeth sprocket 6” di Shaft Ouput Ntso = 8 teeth

Dimensi; Panjang, S = 12 m, Lebar W = 2.8 m

Assumsi : faktor slip, fs = 0,05