Manajamen Persediaan

(Sistem PARETO)

LINDA MARGATA
 Pareto Analysis
Further Information:
 Named after the Italian economist Vilfredo Pareto, who observed that
80% of property in Italy was owned by 20% of the population.

 Someone should be thinking of the Pareto Principle and apply it to his

business and life. He should be asking himself questions such as: what
are the critical few wants and needs of the consumer, and what are
the critical few measures that indicate the true performance.

Continuous Improvement Toolkit . www.citoolkit.com

 Pareto Analysis
The Pareto Principle:
 Also referred to as the 80-20 rule.
 States that 80% percent of the problems or effects come from
20% of the causes.
 Focuses on identifying the ‘vital few’ from the ‘trivial many’.
 Helps focusing on what really matters.

Continuous Improvement Toolkit . www.citoolkit.com

 Pareto Analysis
The Pareto Principle:
 The exact percentages may vary in each situation.
 However, most of the activity is caused by relatively few of its
factors.

20%

80%

Continuous Improvement Toolkit . www.citoolkit.com

 Pareto Analysis
Examples:
 20% of car drivers cause 80% of the accidents.
 20% percent of workers do 80% of the work.
 20% of a company’s clients are responsible for 80% of its revenue
 20% of the time spent on a task leads to 80% of the results.
 80% of the customer complaints come from 20% of customers.
 80% of the wealth belongs to 20% of the population.

20% 80% 20% 80%

Causes Effects Efforts Results

Continuous Improvement Toolkit . www.citoolkit.com

 Pareto Analysis
The Pareto Chart:
 By arranging the bars from largest to smallest, the vital few
activities can be easily addressed to have greater attention.
 If there are a lot of small or infrequent factors, consider adding
them together into an “other” category.
100%
 You may optionally have
40
a cumulative line above the 80%

bars so that the cumulative 30

60%

percentages can be read from 20 40%

the right vertical axis. 10 20%

0 0%
E C A D B F

Continuous Improvement Toolkit . www.citoolkit.com

HOW TO USE IT ?
 Pareto Analysis
The Pareto Chart:
 If the resulted Pareto chart clearly illustrates a Pareto pattern,
this suggests that only few causes account for about 80% of the
problem.
 This means that there is a Pareto effect.
 If no Pareto pattern is found, we cannot say that some factors
are more important than others.

Continuous Improvement Toolkit . www.citoolkit.com

 Analisis pareto disebut juga sebagai analisis ABC
atau hukum pareto 80/20 adalah salah satu metode
yang digunakan dalam manajemen logistik untuk
membagi kelompok barang menjadi tiga yaitu A, B,
dan C.
• Persediaan tipe A: barang dengan jumlah item sekitar 20%
tapi mempunyai nilai investasi sekitar 80% dari nilai investasi
total
• Persediaan tipe B: barang dengan jumlah item sekitar 30%
tapi mempunyai nilai investasi sekitar 15% dari nilai investasi
total
• Persediaan tipe C: barang dengan jumlah item sekitar 50%
tapi mempunyai nilai investasi sekitar 5 % dari nilai investasi
total
 Tujuan analisis PARETO

 dengan pengelompokan tersebut maka cara

pengelolaan masing – masing akan lebih mudah,
sehingga perencanaan, pengendalian fisik,
keandalan pemasok dan pengurangan besar stok
pengaman dapat menjadi lebih baik.
 Tanpa analisis ABC dimungkinkan akan dilakukan
upaya besar untuk mencoba mengatur semua obat
dengan prioritas yang sama sehingga menjadi tidak
efektif secara keseluruhan.
 Langkah-langkah analisis PARETO

1. Hitung jumlah pemakaian obat dalam 1 periode

2. Urutkan nilai pemakaian dari nilai terbesar sampai
terendah, kemudian buat persentase nilai
pemakaian
3. Cari nilai persentase kumulatif pemakaian
4. Klasifikasikan obat berdasarkan persentase
kumulatif pemakaiannya (pilih poin cut-off untuk
obat kelompok A, B, dan C)
 Contoh kasus

 Gunakan analisis pareto untuk perencanaan

penyediaan obat flu dan batuk pada Apotek X
dengan menggunakan data pemakaian selama bulan
Jan – Feb 2017.
 Jika nilai frekuensi kumulatifnya 0 sampai dengan
70%, maka dikategorikan sebagai A, jika nilainya
berkisar antara 70 - 90%, maka dikategorikan
sebagai B. sedangkan, nilai pada kisaran 90 - 100%
dikategorikan sebagai barang C.
 Lakukan analisis pareto terhadap obat flu dan batuk
di Apotek X
No. Nama Jmlh Harga Biaya Kumu % % Kelom
obat *ribua *ribua latif Biaya Kumu pok
n n *ribua latif
n
1 Paratusin 34 10 340 340 20,35 20,35 A
2 Alpara 23 8 184 524 11,01 31,36 A
3 Fluden 30 6 180 704 10,77 42,13 A
4 Dextral 21 6,5 136,5 840,5 8,17 50,30 A
5 Hufagrip 20 5 100 940,5 5,98 56,28 A
6 Molexflu 13 7 91 1031,5 5,45 61,73 A
7 Mixagrip 43 2 86 1117,5 5,15 66,88 A
8 Tuzalos 16 4,5 72 1189,5 4,31 71,18 B
9 Flutamol 8 7 56 1245,5 3,35 74,54 B
10 Flucadex 8 6,5 52 1297,5 3,11 77,65 B
11 Nalgestan 8 6 48 1345,5 2,87 80,52 B
12 Demacolin 9 5 45 1390,5 2,69 83,21 B
No. Nama Jmlh Harga Biaya Kumu % % Kelom
obat *ribua *ribua latif Biaya Kumu pok
n n *ribua latif
n
13 Ambroxol 12 3 36 1426,5 2,15 85,37 B
14 Calortusin 4 7,5 30 1456,5 1,80 87,16 B
15 Hufaxol 4 7,5 30 1486,5 1,80 88,96 B
16 Paraflu 7 4 28 1514,5 1,68 90,63 C
17 Intunal-F 6 4,5 27 1541,5 1,62 92,25 C
Panadol
18 3 8,5 25,5 1567 1,53 93,78 C
F&B
19 Epexol 2 11 22 1589 1,32 95,09 C
20 Decolsin 5 3,5 17,5 1606,5 1,05 96,14 C
21 Ultraflu 4 3,5 14 1620,5 0,84 96,98 C
22 Mextril 4 2,5 10 1630,5 0,60 97,58 C
23 Tera-F 2 5 10 1640,5 0,60 98,17 C
24 Flumin 2 4 8 1648,5 0,48 98,65 C
No. Nama Jmlh Harg Biaya Kumu % % Kelo
obat a *ribu latif Biaya Kumu mpok
*ribu an *ribu latif
an an
25 Procold 2 3,5 7 1655,5 0,42 99,07 C
26 Ikadryl 1 5,5 5,5 1661 0,33 99,40 C
Bodrex
27 2 2,5 5 1666 0,30 99,70 C
F&B
28 Paramex 1 2,5 2,5 1668,5 0,15 99,85 C
29 Tremenza 1 2,5 2,5 1671 0,15 100,00 C
 Hasil analisis pareto obat flu dan batuk

Kelom- Jumlah Biaya

% Item % Biaya
pok Item (ribuan)

A 7 1117,5 24,14 66,88

B 8 369 27,59 22,08

C 14 184,5 48,28 11,04

Jumlah 29 1671 100,00 100,00

Grafik persentase item dan biaya
 kelompok A perlu mendapatkan perhatian khusus
dikarnakan tingginya nilai investasi 67% dari total
jumlah persediaan meskipun jumlah itemnya sedikit
hanya sekitar 24% dari seluruh item obat flu dan
batuk
 hanya dengan mengawasi 7 item obat saja sudah
dapat memenuhi kebutuhan obat flu dan batuk
sebanyak hampir 70% dari total pemakaian obat.
 besarnya nilai investasi bukan hanya dikarenakan
besarnya harga per item obat tetapi juga dipengaruhi
oleh besarnya total pemakaian obat tersebut.

 kelompok B juga memerlukan pemantauan dan

perhatian, namun tidak terlalu ketat dibandingkan
dengan kelompok A, didukung juga dengan :
 perhitungan penentuan kebutuhan yang tepat
 system pencatatan pada kartu stock
 system inventori di apotek
 laporan bulanan dan evaluasi secara berkala.
 kelompok C termasuk di dalamnya kelompok obat
yang mendukung kelengkapan persediaan obat,
walaupun mempunyai nilai investasi yang rendah
namun harus tetap mendapatkan pemantauan atau
pengendalian dengan sistem pemantauan yang baik
TERIMA KASIH