Materi Kemenkes

You might also like

Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 43

SINERGI SDM KESEHATAN DALAM

PEMBANGUNAN KESEHATAN IBU DAN ANAK


Peluang dan Tantangan Bagi Kementerian , Dinas
Kesehatan, dan Organisasi Profesi Kesehatan

Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan

Semarang, 17 November 2019


1
Situasi Kesehatan
Ibu dan Anak
PENINGKATAN PELAYANAN
KESEHATAN
PERKEMBANGAN ANGKA HARAPAN HIDUP
71.2
71
71.06
7…
70.8 70.78
70.6 70.59
70.4 70.4
70.2
70
2013 2014 2015 2016 2017

PERKEMBANGAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA


71 70.81
70.18
70 69.55
69
68.9
68.31
68
67
2013 2014 2015 2016 2017
UPAYA MENCAPAI
CAKUPAN KESEHATAN SEMESTA

Ibu Hamil Bayi Balita Remaja/AUS Dewasa Lansia

● P R O M O T I F ● P R E V E N T I F ● K U R AT I F ● R E H A B I L I TAT I F ●

Pelayanan Kesehatan Berkualitas


PERMASALAHAN KESEHATAN IBU DAN ANAK
ANGKA KEMATIAN IBU PREVALENSI STUNTING TOTAL FERTILITY
100.000 KH RATE

2015 SUPAS 2013 RISKESDAS 2016 SIRKESNAS 2019 TARGET*


2019 TARGET 2024 TARGET SDKI 2012 SDKI 2017 TARGET

305 306 183 32.9 26.1 24.8 2.6 2.4 2.28


PREVALENSI GIZI PREVALENCE OF LONG
ANGKA KEMATIAN BAYI BURUK TERM CONTRACEPTIVE
1.000 KH METHODE

SDKI 2017 2019 TARGET 2024 TARGET 2013 RISKESDAS 2016 SIRKESNAS 2019 TARGET* SDKI 2012 SURVEY 2016 TARGET 2019

24 24 16 19.6 21 17 18.3 21.6 23.5


Kapan dan Dimana Kematian Terjadi?
During delivery & the first 24 hours Post partum,
post partum  1/3 total death days 8-42  25% CAUSES OF
MATERNAL DEATH

Pregnancy 1 2 3-7 8-42


Time of Death Banten Study II 2015-2017

Source: Sampling
Registration System
2016
PENYEBAB UTAMA KEMATIAN
BALITA

THE CAUSES OF NEONATAL DEATH

tetanus growth other injuries, cause of THE CAUSES OF UNDER FIVE CHILDREN MORTALITY
other others,
neonatal
neonatorum, disorders, 0.7 0.7 death 0.2
1.2 not
condition,
5.9 spesific, cancer, 1
0.7 other diseases, 13
intrapartum tetanus
infection, 7.3 infection, 7 perinatal
complications, neonatorum, 1
28.3 condition, 36
congenital other injuries, 3
malformation, drowning, 1
14.8 traffic accident, 2
sepsis, 3 congenital heart other congenital
low birth respiratory and defects, 6 malformation, 7
weight and cardiovaskuler
disorders, 21.3 diarrhea, 10
prematurity,
19 pneumonia, 10
Source: Sampling
Registration System 2016
PREVELENSI PERMASALAHAN GIZI
(RISKESDAS 2018)

Anemia in female Chronic Energy Under 5 Male Female


adolescent 75.6% Chronic Energy
Deficiency in
Deficiency in
Women of Stunting 31.7% 29.7%
Pregnant
Female 13-15 16-18 Reproductive Age
yr yr women 17.3% Wasting 11.1% 9.2%
14,5%
Stunting 24.9% 25% Obesity 8.4% 7.7%

Wasting 5.4% 4.3% Anemia


In Pregnant
Obesity 4.3% 4.5% women 48.9%
8
KORELASI ANTARA BUKU KIA DENGAN
PELAYANAN KESEHATAN IBU

Korelasi antara Buku KIA dengan Pemanfaatan


Pelayanan Kesehatan Ibu
Korelasi antara Buku KIA dengan Pemanfaatan Pelayanan
Kesehatan Anak
Fourth Antenatal Care Visits 2.3

Weight Measured 3.56

Institusional Delivery 2.7

Complete Imunization 3.9


Skilled Birth Attendance 4.5

Complete Neonatal Visit 1.87


First Antenatal Care Visit (K1) 15.9

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 Birth Weight Measured 4.4

(Source: Sirkesnas, 2016) 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5


2
ARAH PEMBANGUNAN
KESEHATAN 2020 -2024
Kementerian Pertanian Kementerian Kesehatan
Bahan Pangan Program Indonesia Sehat dengan
Kementerian Pendekatan Keluarga (PIS-PK)
Pemuda dan Olahraga
Olahraga
Badan Pengawas Obat dan Makanan
Obat dan Makanan
Kementerian Dalam Negeri
Koord. dan Fasilitas Pemda

Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan
Kementerian Sekolah Sehat
Gerakan Masyarakat
Kelautan dan Perikanan Hidup Sehat
Ikan Kementerian Pemberdayaan
Inpres No.1 Perempuan dan
Tahun 2017 Perlindungan Anak
Kementerian Perdagangan Deteksi Dini Penyakit
Sayur dan Buah
Kementerian Agama
Pencegahan Penyakit
Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Rumah Sehat
Jaminan Kesehatan Nasional
Kementerian Perhubungan
Kementerian Keuangan
Transportasi Aman
Cukai dan Pajak
PROGRAM
INDONESIA
SEHAT -
PENDEKATAN
KELUARGA
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK)
Jumlah Keluarga yang telah dikunjungi
dan intervensi awal 27.324.495 (41,19%)

Indeks Keluarga Sehat 0,168

Keluarga Mengikuti Program KB Penderita Hipertensi berobat teratur


(48,4%) (24,2%)
Gangguan jiwa berat diobati dan tidak
Persalinan Ibu di Fasilitas Kesehatan ditelantarkan
(88,7%) (21,0%)
Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap Anggota keluarga tidak ada yang
(95,0%) merokok
(44,4%)
Bayi mendapatkan ASI ekslusif Keluarga memiliki akses/menggunakan
(826%) sarana air bersih
(94,7%)
Pertumbuhan balita dipantau Keluarga memiliki akses/
(88,0%) menggunakan jamban keluarga
(89,3%)
Penderita TB Paru berobat sesuai standar Keluarga sudah menjadi anggota JKN
(38, 2%) (48,4%)
Sumber: Aplikasi Keluarga Sehat, 31 Januari 2019
3
Peran SDM Kesehatan
dalam Pembangunan
Kesehatan Ibu dan
Anak
Current Issues di Bidang Kesehatan

OTON
OMI
JKN SDG’S
MEA
GLOBALISASI Revolusi
(GHSA, Food Industri 4.0
Security, Pasien
Safty, etc)

SDMK SALAH SATU KUNCI


UTAMA
PERLU
Manajemen SDM Kesehatn
SASARAN 2015 - 2019
PROGRAM PENGEMBANGAN Meningkatnya Ketersediaan dan Mutu Sumber
DAN PEMBERDAYAAN Daya Manusia Kesehatan Sesuai dengan Standar
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN Pelayanan Kesehatan

Jumlah Puskesmas yang Persentase RS Kab/Kota


memiliki minimal 5 jenis Kelas C Yang Memiliki 4
Jumlah SDM Kesehatan
tenaga kesehatan (preventif Spesialis Dasar dan 3
yang ditingkatkan
dan promotif) Penunjang
kompetensinya
INDIKATOR

Target 2019 – 5.600 Puskesmas Target 2019 – 60% Rumah Sakit Target 2019 – 56.910 orang

Wajib Kerja Dokter Pendayagunaan Secara Pendidikan DokterSpesialis


Spesialis Peraturan Khusus Tenaga Kesehatan dan Dokter Gigi Spesialis
Presiden No 4 Th 2017 Individual

Pendayagunaan Secara Khusus Tenaga


Kesehatan Berbasis Tim
Permenkes No 23 Th 2015

Pemberian Bantuan Pendayagunaan secara


Pelatihan SDM Pendidikan SDM Tugas Belajar SDMK khusus Residen di RS Kelas
Kesehatan Kesehatan C dan D

Perencanaan Pengadaan Pendayagunaan Pembinaan & Pengawasan Mutu

SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN (SISDMK)


PERMASALAHAN SDM KESEHATAN

MASALAH
PRODUKSI NAKES 1. Formasi CPNS Tidak Ada/Terbatas
2. Penempatan tenaga Oleh Pusat
PER TAHUN
Terbatas di DTPK (kontrak) sudah 1. PRODUKSI TIDAK TERSERAP
1. Dokter : 11.000
ada perluasan (PENGANGGURAN)
2. Drg : 3.500 3. Pemda tidak dapat mengangkat
3. Perawat : 47.500 2. KEKURANGAN TENAGA
tenaga kontrak/honor (PP 48) 3. MALDISTRIBUSI
4. Bidan : 63.000 kecuali BLUD
5. Kesmas : 10.250: 4. PELAYANAN KESEHATAN
4. Daerah Tidak Dapat Mengangkat
6. Kesling : 1.500 TIDAK OPTIMAL
Honor/kontrak karena Fiskal rendah
7. Gisi : 3.000 5. Distribusi tidak merata
8. Apoteker : 3.300 6. Kualitas Tenaga kurang (UKOM
Perawat/Bidan 39 % tidak
kompeten)

UHC
Permasalahan Utama SDM Kesehatan
Kecukupan Jenis, Distribusi & Kualitas
 Belum mampu memenuhi kebutuhan Tenaga Kes
01  kemampuan daerah tdk sama
 Beban Kerja, DTPK, Geografi dan Demografi

Rendahnya retensi tenaga kesehatan yang tidak hanya terjadi di


02 wilayah DTPK namun juga terjadi pada wilayah (spesifikasi daerah

Kompetensi tenaga kesehatan yang dihasilkan oleh institusi pendidikan tidak


03 sepenuhnya mampu mengimbangi pesatnya perkembangan standar pelayanan
kesehatan nasional, global dan regional ASEAN

04
Kompetensi tenaga kesehatan yang telah berada dalam sistem
pelayanan kesehatan membutuhkan peningkatan kompetensi untuk
memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan
Kondisi Tenaga Kesehatan
di Puskesmas
BELUM SESUAI STANDAR
BELUM SESUAI STANDAR

JUMLAH SESUAI STANDAR


JUMLAH SESUAI STANDAR
JUMLAH SELURUH JUMLAH SELURUH (Puskesmas) JML PUSK
(Puskesmas) JML PUSK
KEKURANGAN KEKURANGAN
JENIS TENAGA KESEHATAN
JENIS TENAGA KESEHATAN TENAGA TENAGA
PUSKESMAS PUSKESMAS < STANDAR (Puskesmas)
< STANDAR (Puskesmas)
NAKES NAKES
KESEHATAN KESEHATAN
(Orang) (Orang)
JUMLAH % JUMLAHJUMLAH % % JUMLAH %
Keadaan1. DOKTER UMUM 1. DOKTER UMUM 21.197 7.577 21.197
75,64% 7.5772.44075,64%
24,36% 2.440 2.801
24,36% 2.80
2. DOKTER GIGI 2. DOKTER GIGI 7.691 5.456 7.691
54,47% 5.4564.56154,47%
45,53% 4.561 4.561
45,53% 4.56
SDM 3. PERAWAT 3. PERAWAT 147.388 8.201147.388
81,87% 8.2011.81681,87%
18,13% 1.816 5.036
18,13% 5.03
4. BIDAN 4. BIDAN 182.655 8.752182.655
87,37% 8.7521.26587,37%
12,63% 1.265 3.504
12,63% 3.50
Kesehatan
5. KEFARMASIAN 5. KEFARMASIAN 10.017 10.017
15.216 7.725 15.216
77,12% 7.7252.29277,12%
22,88% 2.292 2.292
22,88% 2.29
6. KESEHATAN MASYARAKAT
6. KESEHATAN MASYARAKAT 18.257 7.065 18.257
70,53% 7.0652.95270,53%
29,47% 2.952 2.952
29,47% 2.95
7. SANITARIAN 7. SANITARIAN 12.414 7.321 12.414
73,09% 7.3212.69673,09%
26,91% 2.696 2.696
26,91% 2.69
8. GIZI 8. GIZI 13.234 6.059 13.234
60,49% 6.0593.95860,49%
39,51% 3.958 4.518
39,51% 4.51
9. AHLI TEK. LAB. MEDIK
9. AHLI TEK. LAB. MEDIK 10.721 6.510 10.721
64,99% 6.5103.50764,99%
35,01% 3.507 3.507
35,01% 3.50
Sumber : SI SDM Kesehatan BPPSDMK per 31 Desember 2018
(http://sisdmk.bppsdmk.kemkes.go.id)

Kekurangan Standar Permenkes 75/2014

31.867 nakes
Kondisi Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit
TENAGA KESEHATAN KEADAAN KEKURANGAN TENAGA KESEHATAN KEADAAN KEKURANGAN
Spesialis Anak 6.689 778 Spesialis Anak 2.341 455
Spesialis Obgyn 7.637 657 Spesialis Obgyn 2.437 333
Spesialis Penyakit Dalam 6.259 828 Spesialis Penyakit Dalam 2.530 382
Spesialis Bedah 4.834 1.078 Spesialis Bedah 1.849 528
Spesialis Anestesi 4.495 697 Spesialis Anestesi 1.542 325
Spesialis Radiologi 2.793 645 Spesialis Radiologi 1.128 257
Spesialis Rehab Medik 958 547 Spesialis Rehab Medik 413 371
Spesialis Pat Klinik 1.743 725 Spesialis Pat Klinik 923 343
Spesialis Pat Anatomi 741 560 Spesialis Pat Anatomi 408 357

Keadaan Spesialis Jantung & PD


Spesialis Mata
Spesialis THT
1.642
2.966
2.759
131
134
78
Spesialis Jantung & PD
Spesialis Mata
Spesialis THT
660
1.238
1.084
103
71
57

SDM Spesialis Jiwa


Spesialis Saraf
Spesialis Paru
1.158
2.795
1.643
254
101
135
Spesialis Jiwa
Spesialis Saraf
Spesialis Paru
615
1.211
750
190
60
101

Kesehatan Dr Umum
Dr Gigi
Drg Spesialis
27.242
5.639
1.938
1.912
912
1.516
Dr Umum
Dr Gigi
13.524
2.572
707
394
Drg Spesialis 968 844
Perawat 213.489 99.226 Perawat 140.664 33.728
Bidan 47.860 19.861 Bidan 30.248 7.524
Apoteker 12.349 7.373 Apoteker 6.267 2.849
Tng Teknis Farmasi 15.032 12.452 Tng Teknis Farmasi 8.974 4.942
Ahli Lab Medik 15.163 1.160 Ahli Lab Medik 9.160 275
Kesehatan Masyarakat 7.161 2.400 Kesehatan Masyarakat 5.814 717
Sanitarian 4.569 1.979 Sanitarian 3.489 492
Tenaga Gizi 7.489 2.329 Tenaga Gizi 5.588 469
TOTAL 407.043 158.468 TOTAL 246.397 56.873

Total RS = 2.776 RS RS Pemerintah = 1.009

Sumber: SI SDM Kesehatan BPPSDMK per 31 Desember 2018


(http://sisdmk.bppsdmk.kemkes.go.id)
SEPERTI APA TENAGA KESEHATAN
DI ERA DISRUPTIVE TEKNOLOGI

KOMPETEN

1. Tenaga Kesehatan dgn


kapasitas pengetahuan
dan intelektual dalam
kehidupan yang
kompleks abad-21.
2. Memiliki karakter
terpuji
3. Pelestari NKRI
BERETIKA
SDM KESEHATAN
DI ERA GLOBAL DAN DIGITAL

KOMPETENSI
KOMPETENSI KOMPETENSI BARU INTERPROFESIONAL
PROFESIONAL

Integrasi pengetahuan, 1. Literasi Data


ketrampilan dan sikap dalam 2. Literasi Teknologi
bentuk karya profesi 3. Literasi Manusia
kesehatan.
4
Upaya Pemenuhan SDM
Kesehatan
TAN TANGA N P E M E N UHAN S D M
KE S E HATAN

Perencanaan
kebutuhan tenaga Sarana
kesehatan dari prasarana dan
daerah infrastruktur

Komitmen Implementasi
pemenuhan Nakes redistribusi oleh
oleh daerah pasca Pemerintah Daerah
penempatan oleh
pusat
Permasalahan , Dampak, dan Tindak Lanjut Dalam Pemenuhandan
Pemerataan Tenaga Kesehatan

MASALAH DAMPAK TINDAK LANJUT


• Formasi terbatas • Kekurangan tenaga • Ketersediaan sarana dan
• Daerah yang belanja prasarana
dan maldistribusi • Perencanaan kebutuhan
pegawai > 50 % tidak • Pelayanan SDMK secara berjenjang
dapat mengusulkan
kesehatan menjadi (Pemda dan Pusat), ABK,
formasi
tidak optimal dan Standar Ketenagaan Minimal
• Pemda tidak dapat • Komitmen Pemda
mengangkat tenaga
berkualitas
melaksanakan Pemenuhan
kontrak/honor (PP 48) Kebutuhan SDM Kesehatan
kecuali BLUD • Komitmen Pemda
• Redistribusi sulit HARAPAN melaksanakan redistribusi
tenaga
dilakukan
MEKANISME PEMENUHAN TENAGA KESEHATAN

UU No 5 Tahun 2014 • Pegawai ASN terdiri PNS dan


Pasal 6 PPPK

UU No 36 Tahun 2014 • Pengangkatan tenaga kesehatan Penugasan Khusus 


melalui PNS, PPPK dan Permenkes No.33
Pasal 23 ayat (2) Penugasan Khusus Tahun 2018

• Wajib Kerja kepada tenaga


UU No 36 Tahun 2014 kesehatan yang memenuhi
Pasal 28 ayat (1) kualifikasi akademik dan
kompetensi

UU No 36 Tahun 2014 • Pemerintah dan/atau Pemda


dpat menetapkan pola ikatan
Pasal 29 ayat (1) dinas
RENCANA PEMENUHAN NAKES DI DAERAH

TARGET/TAHUN
RENCANA PEMENUHAN
2017 2018 2019

Penugasan khusus berbasis tim 140 tim 150 tim 160 tim
(1.120 org) (930 org) (990 org)

Penugasan Khusus Individu 3.000 3.835 3.560

Penugasan Khusus Residen 800 730 730

Wajib Kerja Dokter Spesialis 1.000 1.250 1.000


Jenis Spesialisasi dan Lokasi
Penempatan
Rumah sakit dapat ditetapkan
sebagai lokus PGDS, bila :
1. Ada usulan daerah dilengkapi
Obsgyn
Jenis spesialisasi

RS Milik dengan surat pernyataan


Pemerintah bersedia menyiapkan sarana
Anak Daerah Diprioritaskan: prasarana RS, pemberian
1. RS DTPK insentif daerah, tempat tinggal
2. RS Rujukan dan hak-hak lainnya
Bedah penempatan Regional 2. Proses analisa ketenagaan,
3. RS Rujukan kosong/kurang dokter spesialis
Provinsi 4 dasar dan 1 penunjang
Penyakit Dalam 3. Ketersedian sarana dan
prasarana
Anestesi 4. Hasil visitasi Rumah Sakit
untuk kesiapan penempatan
Peran Beberapa Institusi dalam
Pendayagunaan Dokter Spesialis (PGDS)
Bertanggung jawab terhadap penyelenggaran Membuat mekanisme yang
PGDS; mulai dari proses rekrutmen hingga mensyaratkan calon PPDS
penempatan peserta (memberikan tunjangan, menandatangani surat
mengatur penempatan, pembinaan dan pernyataan bersedia mengikuti
pengawasan dan, menyusun regulasi agar program PGDS.
terlaksananya program PGDS secara optimal) KEMKES FK

Memastikan kesiapan infrastruktur, sarana PERAN • Mendukung kebijakan


dan prasarana, peralatan, obat-obatan, PEMDA IDI perhimpunan masing-masing demi
tempat tinggal/ rumah dinas, insentif daerah terlaksananya prog PGDS
sesuai kemampuan daerah, dan jasa • Mendorong MPPK dan MKKI untuk
medik/jasa pelayanan sebagai hak dokter KKI membahas lebih rinci peran
sesuai kinerja. masing-masing
Menerbitkan Surat Tanda Registrasi (STR)
peserta PGDS
Tugas Pemerintah dan Pemerintah Daerah
(UU Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan)

Pasal Pasal
27 ayat
13 (3)

Pemerintah dan Dalam hal


Pemda wajib terjadi
memenuhi kekosongan
kebutuhan tenaga Pemerintah dan
kesehatan baik Pemda wajib
dalam jumlah, menyediakan
jenis dan tenaga
kompetensinya kesehatan
pengganti
Urusan kesehatan merupakan urusan Pembagian
pemerintahan konkuren yang dibagi antara
Pemerintah Pusat, Daerah Provinsi, dan Urusan
Daerah Kab/Kota
Pemerintah
Bidang Kesehatan
Urusan kesehatan merupakan
dijelaskan pada :
urusan pemerintahan wajib
yang bersifat pelayanan dasar
LAMPIRAN UU
NOMOR 23 TAHUN
2014 TENTANG
Urusan kesehatan merupakan
urusan pemerintahan PEMERINTAHAN
konkuren yang dibagi antara
Pemerintah, Pemerintah
DAERAH
Provinsi, dan Pemerintah
Kab/KOta
Peran Daerah dalam Pendayagunaan
SDM Kesehatan

26
PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM
PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN
Pemenuhan APBD Kesehatan minimal 10 % dari Total APBD, tidak termasuk
gaji (UU No 36/2009)
Penyiapan infrastruktur dan sarana prasarana pada fasilitas pelayanan
kesehatan di daerah
Pemenuhan tenaga kesehatan baik medis dan non medis pada fasilitas
pelayanan kesehatan milik Pemda
Pejabat struktural bidang kesehatan diisi oleh tenaga kesehatan sesuai
kompetensi (Permenkes No 971/2009 dan UU No 23 Tahun 2014)
Kewenangan provinsi pemerataan tenaga kesehatan antara kab/kota skala
provinsi
Memberikan insentif dan fasilitas pendukung lainnya bagi tenaga kesehatan
untuk meningkatkan retensi
Menyusun rencana kebutuhan SDM Kesehatan secara berjenjang termasuk
didalamnya melakukan updating data SDM Kesehatan
Pemenuhan Tenaga, Pemda di minta untu menyusun kebutuhan jumlah dan jenis jabatan PNS dan PPPK
berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban kerja untuk pengusulan formasi ke Kemenpan-RB
Peran Daerah Dalam
PROVINSI Pelaksanaan
• Memenuhi kebutuhan Desentralisasi
SDM dan
meningkatkan
kapasitas SDM provinsi
• Membantu distribusi
SDM kab/kota
(terutama tenaga KAB/ KOTA 27
kesehatan strategis)
• Memenuhi kebutuhan
SDMK UKM dan UKP
dan melakukan
redistribusi sdmk
diwilayahnya
• Pelayanan kepada
masyarakat
Sinergi Pusat dan
Daerah

28
5
Kolaborasi dan Peran
Mahasiswa
Berdasarkan penelitian yang dilakukan WHO
(2010), praktik yang berkolaborasi bermanfaat :

1. meningkatkan akses masyarakat terhadap kesehatan,


2. meningkatkan koordinasi lintas bidang,
3. meningkatkan derajat kesehatan pasien,
4. meningkatkan angka keselamatan pasien,
5. menurunkan angka pasien yang terkena komplikasi,
6. menurunkan jangka waktu rawat inap pasien,
7. menurunkan angka malpraktik,
8. menurunkan angka kematian penduduk.
Bagaimana membangun kultur perlu dipelajari dan dibangun
Pelayanan Kesehatan secara Interdisiplin sejak proses pendidikan ...

INTERPROFESSIONAL INTERPROFESSIONAL
COLLABORATIVE PRACTIVE EDUCATION
(IPC) (IPE)
Domain Kompetensi dalam Interprofesional – WHO
(2010)

1. Kerjasama
2. Peran dan tanggung - jawab
3. Komunikasi
4. Belajar dan merefleksikan diri
5. Berhubungan dan mengenali kebutuhan pasien
6. Praktik etis
Nusantara Sehat merupakan implementasi
dari Interprofessional Collaborative Practice

Pendekatan yang dilakukan program Nusantara Sehat bersifat komprehensif


dengan melibatkan anggota tim dengan berbagai jenis tenaga kesehatan yang
terdiri dari dokter, dokter gigi, perawat, bidan, tenaga kesehatan masyarakat,
tenaga kesehatan lingkungan, tenaga ahli teknologi laboratorium medik, tenaga
gizi, dan tenaga kefarmasian.
Peran Mahasiswa sebagai ‘agent of change’ Kesehatan

HARAPAN

Kontribusi dalam Membangun Mewujudkan


Meningkatkan
pembangunan Pemahaman pelayanan Menggerakkan
Kompetensi
kesehatan Publik kesehatan pemberdayaan
Kesehatan
dengan tentang terintegrasi  masyarakat
pemikiran kreatif Masyarakat
Hidup Sehat interprofessional
dan inovatif
collaboration
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

TERIMA KASIH

You might also like