Isyu Terkini Kesmas-Adang2

You might also like

Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 96

Adang Bachtiar

 Lahir di Cirebon, Jawa Barat


 Dokter dari UNIVERSITAS INDONESIA
 Master of Public Health: HARVARD-USA
 Doctor of Science: JOHNS HOPKINS-USA
 Post Doctoral in Statistics: UNIV of MICHIGAN-USA
Kesibukan sekarang:
 Indonesian Public Health Assoc, President
 Dept of Health Policy & Administration, UI, Chair
 National Team for Poverty Reduction Acceleration, Vice
President Office, Human Resource Specialist
 Expert Committee on TB - MoH, Health Policy Specialist
 Food Registry Directorate of BPOM,, Expert Member
 Country Coordination & Facilitation (CCF Indonesia) for
HRH pd Kantor Menko Kesra, Head of Secretariat
 Ctr for Health Administration & Policy Studies, UI, Director
TREN KESMAS

Peran PROFESI KESMAS


ADANG BACHTIAR
PEKANBARU - 2011
MENGAPA KITA DISINI?

UN Millennium Development Goals

End poverty by 2015


(Janji para pemimpin dunia pada
United Nations Millennium Summit pd tahun 2000 yl)

3
Kemajuan MDG
FRAMEWORK DIGUNAKAN

Stewardship Responsiveness
(oversight) (to people’s non-medical
expectations

Creating resources Delivering


(investment and services Health
training) (provision)

Financing
(collecting, pooling Fair financial
and purchasing contribution

WHO 2000
STATUS KESEHATAN
DISPARITAS YANG TAJAM

Sumber: ARUM_BAPPENAS_FEB 2010


Disparitas Morbiditas:
Pneumoni pada Balita
18.00

16.00 16.20
14.00 14.10
12.00 11.80
10.00 10.40
8.00
7.50
6.00

4.00

2.00

0.00
kuintil1 kuintil2 kuintil3 kuintil4 kuintil5

Riskesda, 2007
10.00
typhoid
9.00
hepatitis
8.00
diare
7.00
6.00
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00
kuintil1 kuintil2 kuintil3 kuintil4 kuintil5

Riskesdas, 2007
12.00

10.00

8.00

6.00
campak
4.00 TB

2.00

0.00
kuintil1 kuintil2 kuintil3 kuintil4 kuintil5
Riskesdas, 2007
DBD

Riskesdas, 2007
6.00

5.00

4.00

3.00

2.00

1.00

0.00
kuintil1 kuintil2 kuintil3 kuintil4 kuintil5
Status Gizi :

 Gi-Bur terendah
2,4
 Riau: 7,5
GIZI BURUK BALITA YANG PERSISTEN
(Susenas1989-2005)
50.0

45.0
Gizi Baik
40.0

35.0

30.0
%

25.0 Gizi Kurang

20.0

15.0

10.0
Gizi Buruk
5.0

0.0
989 992 995 998 999 000 001 002 003 005
1 1 1 1 1 2 2 2 2 2
Disparitas Angka Bayi dengan Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR) menurut
Provinsi Tahun 2007

Sumber: Riskesdas, 2007


Mortalitas &
Status Gizi OUTCOME

Makan tdk memadai Morbiditas SEBAB


LANGSUNG

Akses Akses yankes bagi Penyediaan yankes SEBAB TDK


makanan ibu & bayi tdk cukup
tdk mencukupi tdk memadai & lingk yang tdk sehat LANGSUNG

PENDIDIKAN TIDAK ADEKUAT

Kelembagaan Formal & Informal

Kebijakan & Stuktur Politik Kesejahteraan SEBAB


FUNDAMEN
Kelembagaan dan struktur ekonomi

Sumber daya potensial


Bagaimana Tingkat
Responsiveness?
SALAH URUS YANG MEREPOTKAN
Masalahnya Sederhana..
PELAYANAN KESMAS
Imunisasi :

 Tidak imunisasi
sama sekali:
 6,3 ke 0,0%
Penimbangan

 Tdk pernah:
 27,6 ke 5,0
Vit A:

 Menuju yang
terbaik?
 Dari 66,9 ke
84,7
Periksa Hamil:

 Dari 95,9 ke 97,1


Cakupan Pertolongan Persalinan –
Kab. Miskin, 2001-2007
PERSALINAN OLEH NAKES

70
68.3

68

66
64.3

64

62

6058.9

58

56

54
Susenas 2001 Susenas 2004 Riskesda 2007

Riskesdas, 2007
MENGAPA BISA
TERJADI?
Kesakitan
Meningkatnya
• faktor resiko personal & Menurunnya:
lingkungan • kualitas hidup
• malnutrisi • produktivitas
• kemampuan belajar
Menurunnya : • tabungan
• akses ke pengetahuan &
informasi Meningkatnya hutang,
• kemampuan dll
mengakses pelayanan
Kemiskinan

Verifikasi empiris dlm disertasi Sirait, USU-2009


Berbagai cara mengetahui
siapa rakyat-miskin?
% P e n d u d u k a n M is k in

Persen Masyarakat Kota Yang Miskin

60
Kemiskinan relatif
50
Garis kemiskinan
40
di kota
Makanan-Kes-
30 Pendidikan
Konsumsi
20
Makanan
10 $1 per hari

0
1990 1995 2000 2005

Sumber: Saterthwaite,2008
SIAPA TERMISKIN?
Miskin berat:
Jauh dibawah garis kemiskinan yg disepakati
pada saat pengukuran:
Garis konsumsi; kemiskinan absolut;
Pendapatan dibawah US$1 per hari
Miskin kronis
Mereka yang “terbiasa” miskin
Miskin segalanya (ekonomis, psikologis,
sosial, geografis) berketurunan
Dicirikan dengan kematian yg dapat
dicegah
Dimana Mereka?
Asia Selatan: Tertinggi dalam miskin berat dan miskin kronis
diikuti Cina
Sub-Saharan Africa (Barat/Tengah): Tertinggi dalam miskin
berat dan miskin kronis
Latin America/Caribbean: Terutama miskin kronis
Asia Tengah dan Russia:
Tren cepat menuju miskin kronis
Miskin terkait pedesaan
Kota-desa:
Daerah terpencil
Wilayah tertinggal sec sosial dan
politis
Wilayah tertinggal sec ekologis
Tren:
Pedesaan masih unggul dlm
miskin kronis tetapi tren daerah
slum diperkotaan meningkat
cepat
Apa ciri sosial mereka?
Diskriminasi & kesengsaraan:
Termarginalkan:
Secara etnis, agama, kasta, termasuk masy
suku-aseli
Kaum imigran, buruh turunan (di perkebunan,
industri lain)
Para pengungsi
Mereka yang cacat
Mereka yang sakit kronis, mis HIV-AIDS
(Pd kasus2 tertentu) wanita miskin
Terkait status dlm rumah-tangga &
siklus hidup
Anak2; orang tua; janda
Mengapa Yankes
Harus Pro-Miskin?
Memotong lingkaran setan
(circulus vitiosus) sakit-miskin
Penting untuk pencapaian MDGs
Wajib dicapai untuk MDG.1
MDG lainnya tergantung upaya penanggulangan
kemiskinan. Para ahli menyebutkan, setelah 2015
masalah kemiskinan akan semakin rumit
(intractable)
Argumen moral: basic services = basic human
rights
Argumen politis
Politician yang abaikan Maskin= tidak populis
Semakin besar Proporsi Kemiskinan
semakin jelek Imunisasi Lengkap
P e r s e n I m u n is a s i L e n g k a p

100.0

90.0

80.0

70.0

60.0

50.0

40.0

30.0

20.0

10.0

0.0
0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 35.0 40.0 45.0

Persen kemiskinan
Riskesda, 2007
Kaya & Miskin Beda Penurunan
AKABA
%Perubahan AKABA
60

20% Bottom 20% Top 51.2


50.2
50

39.1 39.7
40 38.1
35.5

29.5
30
24.7
21.9 22.9
20.9 20.3 19.7
20 17.5
12.8 13.7 13.9 13.4 12.7
10.4
10
6.1
4.7

0
Mali Cameroon Bangladesh Egypt Uganda Tanzania Ghana Philippines Bolivia Dom. Rep. Indonesia

=AKABA akhir 1990an dibagi AKABA akhir 1980an dikali 100


38
Sumber: IFPRI 2007
Makin Miskin-
Bayi&Balita Cepat Mati
Kebijakan Kesehatan:
Belum Pro-Rakyat Miskin

??
Apa FAKTAnya?
Data di seluruh dunia
menunjukkan kaum papa:
Tidak dapat/sulit akses pelayanan
Tidak mendapat (non-available) yang diperlukan
(basic need)
Seringkali mutunya jelek
Bila tersedia perlu biaya investasi dan operasional
yang mahal
Bagi kaum papa juga lebih besar proporsi
pengeluaran utuk kesehatan bila dibanding
mereka yang mampu
120

R2 = 0.50
% Indeks infrastruktur wilayah

80

40

0 20 40 60 80

% Penduduk dibawah garis kemiskinan


Sumber: Srivastava, 2007
Mengapa Maskin
Terbaikan?
Komitmen politis tidak
operasional ke perencanaan dan
manajemen, serta terbatas
anggaran
Kelemahan kelembagaan
pelayanan
Maskin umumnya terabaikan
(mis:kaum miskin perkotaan di
slum-area)
Sulitnya akses mereka karena
terpencil secara geografis
Berbagai Cara Menilai
KEBIJAKAN PRO RAKYAT MISKIN?
 Praktis:
• Millennium
Development Goals
(MDGs)
• Evaluatif
 Capaian Strategi
Depkes

 Deduktif - Teoritis:
• Public Health Function
(US-PH Committee, 1995)
SUDAH EFEKTIF KAH?

Public Health Functions Steering Committee,


Fs Asesmen
 Pemantauan derajat kesehatan di wilayah
kerjanya:
• SKM bisa berbuat banyak disini

 Menguraikan sebab-akibat derajat kesehatan


yang kurang baik:
• SKM bisa berbuat banyak disini
Pemantauan Derajat
Kesehatan di wilayahnya
 Mengetahui cara-cara melakukan pengamatan penyakit
(menular & tdk-menular)
 Memahami dan mampu memilih indikator kesehatan yang harus
dimonitor secara periodik melalui sistem RR rutin dan survei
cepat secara insidental
 Mampu melaksanakan upaya surveilens sesuai standar yg telah
ditetapkan
 Mampu memutuskan situasi KLB di wilayahnya dan
melaporkannya secara cepat ke tim-KLB diatasnya sec
berjenjang
Menguraikan sebab-masalah
terkait derajat kesehatan
 Memiliki kemampuan analitik untuk investigasi sebab derajat
kesehatan terganggu:

• Secara epidemiologis (host-agent-enviroment),

• Secara kultural (social system-ecological-global)


Fs Kebijakan & Manajemen
SKM bisa berbuat banyak disini
 Mengelola informasi kesehatan
 Menyusun rencana kerja (mulai dari SKD;
renstra; rencana-aksi dst)
 Memberi pencerahan kesehatan (pendidikan
kesehatan dan upaya promosi kesehatan)
 Mendorong kemandirian masyarakat untuk
kesehatan
 Mobilisasi kemitraan berbagai key-
stakeholder di masyarakat untuk
pembangunan kesehatan diwilayahnya
Fs Pemastian Pelaksanaan
SKM bisa berbuat banyak disini
 Menyediakan pelayanan kesehatan diwilayah kerja,
termasuk menciptakan jar pelayanan dengan upaya
berbasis masyarakat dan swasta

 Memastikan para pelaksana kesehatan di wilayahnya miliki


kemampuan/kompetensi yang cukup dan terstandar

 Melakukan monev upaya kesehatan di wilayah kerjanya

 Memastikan peraturan kesehatan dilaksanakan


SEBERAPA JAUH
CAPAIANNYA

??
PELAJARAN BERHARGA
Thailand Ditinggalkan
Indonesia
 2nd
nd NHNP (1982-86)

Fokus pd pencegahan & perilaku


60 Fokus pada UKBM & Upaya Kes Dasar
Monitor St Gizi & Pelatihan Kader
50
Cakupan yang meluas
40 Strategi pengentasan kemiskinan & gizi buruk
% underweight

Strategi pertanian & keamanan pangan


30

20

10

0
1982 1983 1984 1985 1986 1988 1990 1992 1994 1996

Mild Moderate Severe

Soekirman,2008. RPJM Bappenas


Aksesibilitas-Availabilitas-Efektifitas
PUSKESMAS tdk optimal

Gap antara Kualitas Infrastruk- Jaminan Kes Penggunaan


kebutuhan & layanan yg tur & suplai bagi masy teknol kes
penyediaan blm optimal obat tbts miskin yg # optimal

Budaya Mutu Komtimen Terbatasnya Sulitnya Akuntabilitas


Msh rendah Dinkes anggaran penempa- sistem tmsk
rendah bangkes tan SDM keuangan

(Bachtiar, Lokakarya DTPK, 2008)


Pembinaan Dinas Kesehatan thd
PUSKESMAS tdk optimal

Pembinaan Rencana Pengawasan Mgmt Prog Advokasi


Tdk berjalan aksi (-) Tdk Berjalan sub-optimal kes (-)

Leadership & Sisfokes Terbatasny SDM Standar


Orientasi Mutu & Knowl a anggaran terbatas & Pembinaan
Msh rendah Mgmt Operasional sub standar TIDAK ADA
optimal

In-depth peserta workshop Puskesmas, 2008


Kinerja substandar
KINERJA TIDAK BERMUTU:
Tidak ada hubungan tingginya cakupan
Campak dengan Prevalensi

Riskesda, 2007
ALIANSI BURUK
Kemandirian yang Terganggu:
Prev. Menyusui ASI-Saja drop sekitar 50%
120.0

100.0

80.0

60.0

40.0 Kuintil-1-2
Kuintil-3-4
20.0
Kuintil-5

0.0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Umur (bulan)
Catatan: SDKI 2007, 6-7 bulan  7,2%; 4-5 bulan  17,8%
Padahal ASI eksklusif porsi terbesar pada
Fase Perinatal-Neonatal
sebagai pintu masuk intervensi
keselamatan anak
(mengurangi 36% kematian bayi)

 ASI (Ekslusif) 13%  Steroid pd kehamilan 3%


 Persalinan higienis 5%  Imunisasi TT 2%
 Pengawasan suhu bayi 2%  Antiobiot pd persalinan 1%
 Pernafasan bantuan  Antimalaria pd ibu <1%
4%
 Penanganan sepsis 6%

Lancet 2003
Anggaran Kes meningkat tapi kecil
(WHO meng isyaratkan > 5% GDP)
Pembiayaan Kes yg non-prioritas & konstan kecil terus
ANGGARAN BERORIENTASI
KURATIF NON-PROPORSIONAL
TREN KURATIF MENINGKAT CEPAT
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Public Hosp itals Primary Hospitals Primary Hospitals
health Health Health
centers Care Care

1987 1998 2006

Poorest quintile Quintile 2 Quintile 3 Quintile 4 Richest quintile

Sumber: World Bank


2008
PADAHAL ANGGARAN BERKAITAN
DENGAN KEMATIAN BAYI
%Perubahan Akuntabilitas Keu di
Daerah 2004-2007/08
Adverse 490.0%

Disclaimer 1614.3%

WDP -45.0%

WTP -61.9%

-200.0% 0.0% 200.0% 400.0% 600.0% 800.0% 1000.0% 1200.0% 1400.0% 1600.0% 1800.0%

WTP=Wajar Tanpa Pengecualian WDP=Wajar Dengan


Pengecualiaan
FAKTOR PENYEBAB TERSEBUT
DINAMIS SALING TERKAIT
(Profesi Kesmas seharusnya memahami)
Contoh Kasus Kematian Ibu

Modifikasi dari: FA Moeloek, 2010


Contoh Kasus Kematian Anak

Sumber: FA Moeloek, 2010


Oleh Karena Itu
Solusi yang Komprehensif
SANGAT DIPERLUKAN
!!
Pola berfikir terintegrasi

Economy Society

Environment
Population
Births
Populasi Technology
Deaths
Labor Health Government Households

Society Revenue
Economy
Infrastruc
Education Investment ROW
ture Expenditure
Poverty Financing Production

Primary Debt
Agriculture
Education
Secondary Industry
Land
Education Services
Water Energy

Water
Demand
Environment Energy
Demand
Minerals Emissions
Energy
Water Sustainabi
lity Supply
Supply
Pendekatan komprehensif terintegrasi:
HDI  MDG

Sumber: FA Moeloek, 2010


Sumber: FA Moeloek, 2010
Dengan Demikian Untuk Capai MDG:
Intra-disipliner & Inter-disipliner

Yankes Promotif sd
Rehabilitatif

Penanggulangan Pengendalian
Kemiskinan Rencana Aksi Ekologi
Berbasis MDG

Pendidikan Kesetaraan Gender


Penyakit Infeksi
Lingkungan yg sustain
Air bersih & sanitasi
dasar

Kemiskinan Pendidikan

ALIANSI Kesehatan Ibu


GL0BAL
Saling Terkait Kelaparan
MDGs
Kes anak

Kesetaraan
gender
LANTAS BAGAIMANA?
TINDAKAN PRIORITAS
STRATEGI KESEHATAN UTK
KAUM PAPA
Kunci Sukses: Pelajaran dari berbagai wilayah:

FAHAMI SIAPA Kebijakan yang jelas bagi


MEREKA Maskin, terutama yang
termiskin
Peta sosial
Pelayanan terintegrasi
demografis dst
Kaitkan proteksi sosial
Bagaimana peran dengan pemberdayaan untuk
pemerintah & masy hidup
sipil
Target Geografis jelas
ANGGARAN YG CUKUP
Prioritas Klp Risti
UNTUK MEREKA
Universal coverage GRATIS
Terutama yankes
bagi maskin
dasar
LIBATKAN MEREKA
STRATEGI YANG KOMPREHENSIF

1-Kapasitasi
Kebijakan &
4-Kapasitasi
Pemograman
Mengelola
Kes
Pengetahuan

3-Kapasitasi 2-Kapasitasi
Partisipasi Aliansi
Kesehatan
Bachtiar 2009
Global Opportunity
Knowl management & network
Capacities devt Hlth & Devt Policy & communication

International funding National Guidances


Governance
Benchmarking Stewardship

Capacity building Provincial Deconcentration capacities

Standards District/Prov Dec capacities


Stewardship
Health Policy Capacity Predisposing
Financial
Governance Hlth Mgtm capacity Kinerja
Unit
Financial HRD capacity Pemb
Enabling Reinforcing
Financial capacity
Capacity building
HIS & Knowl mgmt

benchmarking Media & nerworks

Standarization

1-“Sinergi Kebijakan & Pemograman yang efektif”


2-Aliansi yang mempercepat
pencapaian pembangunan

6-Memetik yg 1-Aliansi
terbaik Pemerintah
(Best Practices) & Masy Sipil

5-Implementasi Outcome
2-Prioritas &
terkendali Kesehata Strategi
melibatkan
masy-sipil n Pemb Kesehatan
Membaik

4-Rencana 3-Target &


Aksi Program
Bersama
Pemberdayaan menjadi FOKUS
Model Pelayanan yang TOP-DOWN Model Pemberdayaan Masy
pemerintah

SIAPA PELAKU Pemerintah (Pusat & Daerah) yang Masy sebagai subyek dan target
PEMBANGUNAN? miliki otoritas pelayanan pembangunan kesehatan

APA YG Pemerintah mengatur bentuk Mobilisasi dan pemberdayaan sehingga


DILAKUKAN? pelayanan masy mampu menjaga kesehatannya

APA SUMBER Proyek APBN-APBD (Pusat&daerah) Individu-Kel-Masy sebagai enersi utama


DAYA UTAMA? yang mendanai progran pembangunan

SIAPA PALING Pemerintah/Donor dengan “tangan Kepemimpinan masy setempat


TGG JAWAB? diatas”
KENDALANYA? -BIROKRASI yg inefisien Masy yang sulit dikembangkan
-KEBOCORAN anggaran memerlukan KESABARAN

APA PERAN Sebagai TARGET kelompok risiko PERAN UTAMA dlm keluarga ikut
GENDER? tinggi memutuskan
3-KAPASITASI PARTISIPASI
Perkiraan
Efek Tdk
Menguntungkan
Tingkat
Kemauan
PERAN Pertisipasi
Merencanakan Tingkat Tindak
PEMR Pemberdayaan Kepercayaan Kemandirian
& OP Artikulasi
Masalah
Kesehatan
Perkiraan
Efek
Menguntungkan

modifikasi Paton, McIver, Johnston, 2007


4-MENGELOLA PENGETAHUAN
Learning-Knowledge–Innovation

Peran OP (bersama
ORGANISASI PROFESI

Global-regional , Kearifan lokal


PT) adalah
mencipta IPTEK
pengetahuan dan
ketrampilan Tacit&embedded knowl
Peluang &
(KNOWLDEGE Suplai Ancaman
Masy
CREATION &
PRESERVATION) OUTCOME KES
sehingga PELKES
bermanfaat bagi
SEMUA ORGANISASI PELAKSANA (PEM & MASY)
LANTAS PROFESI KESMAS
HARUS MULAI DARIMANA??
KESEHATAN ADALAH HAK

RESPECT
PROTECT
FULFILL
Mendorong agar
Menutup gap: Sistem Kesehatan Efektif
Konteks Politik
Desentralisasi yang
cenderung abaikan
prioritas pembangunan

Klastering dlm
Pembangunan
Evidence-Based (sinergisme)
Policy Making
LEADERSHIP YG DAPAT DIBERIKAN OLEH
PROFESI KESMAS
Sumberdaya Sumberdaya
Pengetahuan ”aksi/power”
• SOLIDITAS IAKMI
• Kemampuan regulasi&kebijakan
• Kemampuan Perenc&mgmt MDG • Advokasi MDG kpd sektoral, dll
• Kemampuan evaluasi

Mobilisasi Kelembagaan
Sumberdaya Keprofesian
Kesehatan yg kuat
• Kapasitasi sistem • Kekuatan politis formal
• Fasilitasi kebijakan • Kekuatan formal organisasi
• Fasilitasi Perenc&mgmt • Standarisasi kompetensi u MDG
• Fasilitasi evaluasi • Registrasi anggota
• Akreditasi anggota utk MDG • Kompetensi anggota

Adaptasi dari Hughes-Tuohy 2003 & Hicks & Mishra 1993


MIMPI PROFESI KESMAS
KESMAS YANG
EFEKTIF-EFISIEN
BERMUTU-TERJANGKAU
MERATA & SUSTAINABLE

TRANSPARANSI AKUNTABILITAS

PROTEKSI

KAPASITASI PEMBERDAYAAN

PROGRAM -PROGRAM
Kontekstual Tata Pamong & Politik; Sosial-budaya; Ekonomi; Kondisi lingkungan
& demografi; health belief s

Input Kapasitas fiskal Kapasitas infrastruktur Kapasitas Nakes

Kapasitas politik & kebijakan kesehatan serta perencanaan strategis kes


Kegiatan
Kes Kapasitas manajemen kesehatan termasuk orientasi mutu kesehatan
(Enabler)
Kegiatan pelayanan kesehatan termasuk promotif sd rehabilitatif

Output Cakupan/hasil yankes termasuk promotif sd rehabilitatif

Dampak
Mutu Sisyankes PSP Masy thd Kes ↓ Faktor Risiko Masy Berdaya
langsung

Dampak
Approp & Akseptansi Efisiensi yankes Ekuitas
lanjut

Outcome Sustainabilitas Ketahanan indiv & Kel Kualitas hidup tmsk produktif
Jadikan dirimu

Profesional
 Profesi kesmas yang dibutuhkan (antara lain):
• Hukum, Kebijakan & Politik Kesehatan
• Manajer Pelayanan Kesehatan
• Asuransi Kesehatan
• Ekonomi Kesehatan
• Epidemiologi
• Edukator Kesehatan
• Auditor Kesehatan Lingkungan
• Ahli Kesehatan Lingkungan
• Gizi Kesehatan Masyarakat
• Informatika Kesehatan
• Statistika Kesehatan
• Ahli K3
Kemampuan “leadership”
KETRAMPILAN VISIONING

Sisyankes
Regulasi & Sumber-
kebijakan daya
Primer sd MDG
Kuartier

SKM sebagai
Budaya Politik Rainbow Knowledge Mgmt
coalition agent

KETRAMPILAN HATI NURANI


Ringkasnya:
PERAN YANG MENJEMBATANI

DPR & PEMERINTAH

PROFESI
DONOR

Pengguna &
Masyarakat ORGANISASI
MASY SIPIL
High Political Skills
Kearifan PROFESI
Partisipatif-inklusif
Keterbukaan
Ciptakan peluang
Kreatif-inovatif

Inilah Tantangan PROFESI Sesungguhnya


Closing Remarks
• At this midpoint to 2015, the overall integrated strategy faces a chasm
between lofty goals and social and policy deficiencies--reflecting poor
governance, corruption, paralyzing poverty, armed conflicts, growing
inequalities even within prosperous countries, and inadequate global
investment, both financially and intellectually.
• Sampai dengan pertengahan menuju MDG-2015, grand
strategi yg ada alami kemandulan dalam mencapai target
karena defisiensi sosial dan kebijakan—hal ini
mencerminkan buruknya tata-pamong, korupsi, kemiskinan
yang melumpuhkan, konflik bersenjata, ketidakmerataan yg
terus melebar bahkan dalam negara maju sekalipun dan
investasi global yang tidak mencukupi, baik finansial &
intelektual

(Gilbert S Omenn: Grand Challenges and Opportunities in Science, Technology, and


Public Policy, Science-2006)
Pusing duh…

Mari kita diskusikan

You might also like