Memahami Pemakaian Kata Dalam Karya Tulis

You might also like

Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 36

Memahami Pemakaian

Kata dalam Karya Tulis

Kelompok 3
Nama Kelompok :
Rumusan Masalah :
1. Pengertian dari karya tulis
2. Penggunaan kata baku
3. Penulisan kata “di”
4. Penulisan gabungan kata
5. Peluluhan kata
6. Pemenggalan kata
Pengertian dari Karya Tulis
Pengertian Karya Tulis
Karya tulis terdiri dari dua kata yaitu karya dan
tulis. Karya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) adalah pekerjaan, hasil perbuatan, buatan,
ciptaan (hasil khusus karangan). Dari pegertian KBBI,
dapat kami simpulkan sebagai karya tulis yang
menghasilkan karangan dalam bentuk tulisan atau
karangan yang mengetengahkan hasil pikiran, hasil
pengamatan, pembahasan dalam bidang tertentu yang
disusun secara sistematis.
Penggunaan Kata Baku
Penggunaan Kata Baku
Kata-kata baku adalah kata-kata yang sesuai dengan standar
kebahasaaan yang berlaku, berdasarkan atas kajian berbagai ilmu,
termasuk ilmu bahasa dan sesuai dengan perkembangan zaman.
Kata baku sebenanya merupakan kata yang digunakan sesuai
dengan kaidah Bahasa Indonesia yang telah
ditentukan. Penggunaannya adalah dalam kalimat resmi, baik lisan
maupun tertulis.
Suatu kata dapat diterjemahkan tidak baku bila kata yang
digunakan tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang
ditentukan. Biasanya hal ini muncul dalam bahasa percakapan
sehari-hari, bahasa tutur.
Penggunaan Kata Baku
Contoh kata baku dan tidak baku :

Kata Baku Kata Tidak Baku

Apotek Apotik

Atlet Atlit

Cenderamata Cinderamata

Utang Hutang

Kaidah Kaedah

Disahkan Disyahkan
Penulisan Kata “di”
Penggunaan Kata Depan “di”, “ke”,
“dari”

Kata depan “di”, “ke”, dan “dari” ditulis


terpisah dari kata yang mengikutinya
kecuali di dalam gabungan kata yang
sudah lazim dianggap sebagai satu kata
seperti “kepada” dan “daripada”.
Contoh Penggunaan Kata Depan
“di”, “ke”, “dari”
Contoh yang dipisah :
 Gelas itu terletak di dalam lemari kaca.
 Ke mana saja ia selama ini?
 Surya datang dari Lombok kemarin.
Contoh yang digabung :
 Surat perintah itu dikeluarkan di Bali pada
tanggal 27 Februari 2020.
 Kami percaya sepenuhnya kepadanya.
 Ibu lebih tua daripada ayah.
Awalan “di-/ke-” dan kata depan
“di/ke”
Untuk menunjukan preposisi :
No Benar Salah No Benar Salah
1 di antara diantara 19 di sekitar disekitar
2 di atas diatas 20 di seluruh diseluruh
3 di bawah dibawah 21 di sini disini
4 di belakang dibelakang 22 di situ disitu
5 di dalam didalam 23 di sisi disisi
6 di depan didepan 24 di tanah ditanah
7 di kanan dikanan 25 di tepi ditepi
8 di kiri dikiri 26 di tengah ditengah
9 di hadapan dihadapan 27 di tengah-tengah ditengah-
tengah
10 di mana dimana 28 di tiap-tiap ditiap-tiap
11 di muka dimuka 29 ke atas keatas
12 di pusat dipusat 30 ke bawah kebawah
13 di rumah dirumah 31 ke belakang kebelakang
14 di samping disamping 32 ke depan kedepan
15 di sana disana 33 ke kanan kekanan
16 di sebelah disebelah 34 ke kiri kekiri
17 di seberang diseberang 35 ke mana kemana
18 di sekeliling disekeliling 36 ke sana kesana
Awalan “di-/ke-” dan kata depan “di/ke”
(lanj.)
Kata cepan “di” akan memiliki arti berbeda jika ditulis
dipisah. Kata-kata ini khusus untuk kata dasar yang
dapat berfungsi sebagai kata benda (petunjuk tempat)
sekaligus kata kerja.
Contoh : Dibalik Bentuk pasif dari membalik
Di balik Dibagian sebaliknya
Dikarantina Bentuk pasif dari mengkarantina
Di karantina Di (tempat) karantina
Disalib Bentuk pasif dari menyalib
Di salib Di (atas) salib
Awalan “di-/ke-” dan kata depan “di/ke”
(lanj.)

Kesimplannya, penulisan kata “di” yang menunjukan


tempat harus dipisah, dan jika penulisan kata “di” yang
menunjukan keterangan atau keadaan harus digabung.
Penulisan Gabungan Kata
Penulisan Gabungan Kata
Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk
ditulis terpisah.
 Contoh : tanda tangan, terima kasih, tanggung jawab, dll.

Jika gabungan kata mendapat imbuhan (awalan atau


akhiran), harus dirangkai dengan kata yang dekat
dengannya. Kata lainnya tetap ditulis terpisah dan tidak
diberi tanda hubung.
 Contoh : berterima kasih, bertanda tangan, tanda tangani.
Penulisan Gabungan Kata (lanj.)
Apabila gabungan kata itu mendapatkan awalan dan
akhiran, penulisan gabungan kata harus serangkai dan
tidak diberi tanda hubung.
 Contoh : menandatangani dan pertanggungjawaban.

Gabungan kata yang sudah dianggap satu kata dan kata


itu dianggap padu benar. Arti gabungan kata itu tidak
dapat dikembalikan kepada arti kata-kata itu.
 Contoh : sukarela, segitiga, matahari, saputangan, dll.
Penulisan Gabungan Kata (lanj.)
Gabungan kata yang salah satu unsurnya tidak dapat
beridiri sendiri sebagai satu kata yang mengandung arti
penuh, unsur itu hanya muncul dalam kombinasinya.
 Contoh : tunanetra, dwiwarna, narasumber, dll.
Kata dwi berarti dua, kita tidak akan berkata, “ saya punya
dwi adik perempuan”. Karena itulah gabungan kata ini
harus ditulis dirangkai.
Penulisan Gabungan Kata (lanj.)
Jika unsur terikat itu diikuti oleh kata yang huruf awalnya
kapital, di antara kedua unsur itu diberi tanda hubung.
 Contoh : non-Indonesia, KTP-ku, SIM-ku, dll.

Unsur maha dan peri ditulis serangkai dengan unsur yang


berikutnya, yang berupa kata dasar. Namun dipisah
penulisannya jika dirangkai dengan kata berimbuhan.
 Contoh : maha pemurah, peri kemanusiaan, dll.
Tetapi, khusus kata ESA, walaupun berupa kata dasar,
gabungan kata maha dan esa ditulis terpisah yaitu Maha
Esa.
Peluluhan Kata
Peluluhan Kata
Jika imbuhan me- bertemu dengan beberapa kata, huruf
pertama tersebut akan lebur.
Imbuhan me- akan meleburkan huruf pertama pada
kata berimbuhan me- dengan beberapa syarat, yaitu
kata tersebut harus.
1) diawali dengan huruf K, T, S, atau P,
2) lebih dari satu suku kata,
3) diawali dengan KU, bukan KK (huruf pertama
burupa konsonan, huruf kedua berupa vokal)
Peluluhan Kata (lanj.)
Ketiga syarat tersebutlah yang dapat menentukan apakah
huruf pertama pada kata yang diberi imbuhan me- lebur
atau tidak. Contoh :
1) Diawali dengan huruf K, T, S, P.
• mengaca = me- + kaca
• menulis = me- + tulis
• menyapu = me- + sapu
• memaku = me- + paku
Kata kaca memenuhi ketiga syarat tersebut sehingga
penulisan yang benar adalah mengaca (huruf k lebur).
Peluluhan Kata (lanj.)
Ketentuan penulisan kata berimbuhan yang lebur ini
berlaku untuk semua kata yang diawali dengan huruf k,
t, s, dan p (me- + KTSP), baik kata serapan, maupun
kata asli dari bahasa Indonesia.
Peluluhan Kata (lanj.)
2) Lebih dari satu suku kata.
Jika kata yang bersuku kata satu diberi imbuhan me-,
pengimbuhan yang benar adalah menge-.
Contoh : mengebor, mengecat, mengebor.

3) Diawali dengan KU, bukan KK.


Contoh : kata “traktir”.
Kata traktir memenuhi syarat pertama dan kedua,
tetapi tidak memenuhi syarat ketiga karena kata
“traktir” diawali dengan pola KK, yaitu huruf pertama
berupa konsonan dan huruf kedua berupa konsonan
sehingga penulisan yang benar adalah mentraktir
(huruf t tidak lebur.
Pemenggalan Kata
Pemenggalan Kata
Pemenggalan kata dilakukan untuk merapikan
naskah agar spasi antar kata tidak terlalu berbeda
jauh.
Tapi tentu tidak bisa memenggal kata sembarangan.
Berikut adalah cara pemenggalan kata yang benar
sesuai EYD :
Pemenggalan Kata (lanj.)
1. Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan
sebagai berikut.
 
a. Jika di tengah kata ada huruf vokal yang
berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara
kedua huruf vokal itu.
Misalnya : - bu-ah
- ma-in
- ni-at
- sa-at
Pemenggalan Kata (lanj.)
b. Huruf diftong ai, au, dan oi tidak dipenggal.
Misalnya: - pan-dai - sau-da-ra
- au-la - am-boi

c. Jika di tengah kata dasar ada huruf konsonan


(termasuk gabungan huruf konsonan) di antara dua
buah huruf vokal, pemenggalannya dilakukan
sebelum huruf konsonan itu.
Misalnya: - ba-pak - ke-nyang
- la-wan - mu-ta-khir
- de-ngan - mu-sya-wa-rah
Pemenggalan Kata (lanj.)
d. Jika di tengah kata dasar ada dua huruf konsonan
yang berurutan, pemenggalannya dilakukan di
antara kedua huruf konsonan itu.
Misalnya: - ap-ril- cap-lok - cin-ta
- makh-luk- man-di - jom-blo
- sang-gup - som-bong
e. Jika di tengah kata dasar ada dua huruf
konsonan yang berurutan, pemenggalannya
dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu.
Misalnya: - ul-tra- ben-trok
- in-fra - in-stru-men
Pemenggalan Kata (lanj.)
Catatan :
1) Gabungan huruf konsonan yang melambangkan
satu bunyi tidak dipenggal.
Misalnya: - bang-krut - ba-nyak
- bang-sa - ikh-las
2) Pemenggalan kata tidak boleh menyebabkan munculnya
satu huruf (vokal) di awal atau akhir baris.
Misalnya: - itu → i - tu
- setia → se - ti - a
Pemenggalan Kata (lanj.)
2. Pemenggalan kata dengan awalan, akhiran, atau
partikel dilakukan di antara bentuk dasar dan
imbuhan atau partikel itu.
Misalnya : - berjalan - ter-bawa
- mem-bantu - per-buat
- di-ambil - me-rasa-kan
Pemenggalan Kata (lanj.)
Catatan :
1) Pemenggalan kata berimbuhan yang bentuk
dasarnya mengalami perubahan dilakukan seperti
pada kata dasar.
Misalnya: - me-nu-tup - pe-nge-tik
- me-ma-kai - pe-no-long
2) Akhiran -i tidak dipisahkan pada pergantian baris.
3) Pemenggalan kata bersisipan dilakukan seperti pada
kata dasar.
Misalnya: - ge-lem-bung - ge-ri-gi
- ge-mu-ruh - te-lun-juk
Pemenggalan Kata (lanj.)
4) Pemenggalan tidak dilakukan pada suku kata yang
terdiri atas satu vocal.
Misalnya: - beberapa pendapat mengenai masalah itu
- walaupun cuma-Cuma, mereka tidak mau
- ambil makanan itu
Pemenggalan Kata (lanj.)
3. Jika sebuah kata terdiri atas dua unsur atau lebih
dan salah satu unsurnya itu dapat bergabung dengan
unsur lain, pemenggalannya dilakukan di antara
unsur-unsur itu. Tiap-tiap unsur gabungan itu
dipenggal seperti pada kata dasar.
Misalnya : - bio-grafi → bi-o-gra-fi
- bio-data → bi-o-da-ta
- foto-grafi → fo-to-gra-fi
- intro-speksi → in-tro-spek-si
- kilo-gram → ki-lo-gram
Pemenggalan Kata (lanj.)
4. Nama orang, badan hukum, atau nama diri lain
yang terdiri atas dua unsur atau lebih dipenggal
pada akhir baris di antara unsur-unsurnya (tanpa
tanda pisah). Unsur nama yang berupa singkatan
tidak dipisahkan
Sekian…

You might also like