Professional Documents
Culture Documents
Torch: Diana Khoirun Nida - 1710211042
Torch: Diana Khoirun Nida - 1710211042
Torch: Diana Khoirun Nida - 1710211042
• The gestational age of the fetus influenced the degree of severity lack
of immunity after 1st trimester
• All the infections have their own causative agent and generally they
spread through poor hygienic conditions, contaminated blood, water and
soil and airborne respiratory droplet
• Primary infection can damage more than the secondary or reactivated infection
• Basically, each causative agent has distinct manifestation but some are common. It will be
dangerous, if a fetus show :
o Microcephaly
o Intracranial calcifications
o Rash
o Jaundice
o Hepatosplenomegaly
o Thrombocytopenia
Toxoplasmosis
• Mode of infection:
• Fecal matter of cat
IgG antibodies remain detectable for a lifetime, providing immunity and preventing or reducing
the severity of reinfection
• If mother has evidence of acute infection PCR (18 weeks of gestation)
• Serologi
∙ Sabin-Feldman Dye Test (IgG) most specific
∙ Indirect Fluorescent Antibody (IFA) (IgG, IgM)
∙ ELISA (IgM, IgG, IgA)
∙ Immunosorbant Agglutination Assay (ISAGA) (IgM, IgA)
∙ The Immunofluorescence Antibody Test (IFAT) (IgG, IgM, IgA)
• CT Scan Calcifications
• Elevation of protein level and pleocytosis can be seen in the cerebro-spinal fluid
Antibodi
IgM
∙ Meningkat pertama kali bila terjadi infeksi sehingga digunakan sebagi pertanda infeksi primer
yang baru.
IgA
∙ Muncul beberapa saat setelah IgM yang juga digunakan sebagai pertanda infeksi primer.
∙ Menghilang dalam 4-7 bulan.
∙ IgA sering tidak terdeteksi selama infeksi primer.
IgG Avidity
∙ IgG Avidity adalah kekuatan ikatan antara antibodi IgG dengan antigen.
∙ Untuk memperkirakan kapan infeksi terjadi pada dugaan adanya infeksi primer baru .
IgM (+) & IgG (+) pada serum yg sama.
• Tatalaksana
1. Identifikasi dan vaksinasi terhadap wanita non-imun segera setelah melahirkan atau abortus.
2. Vaksinasi terhadap wanita yang berisiko tertular namun belum memiliki kekebalan.
3. Disarankan untuk menghindari vaksinasi rubella pada saat kehamilan karena menggunakan
virus hidup yang telah dilemahkan.
Dewasa : bertahan > 8 thn (bila titer tinggi).
Oleh sebab itu perlu diperiksa kembali IgG Rubella pada saat merencanakan akan hamil (3-6
bulan sebelumnya).
Cytomegalovirus
• Etiologi
o Infeksi CMV disebabkan oleh Cytomegalovirus yang termasuk dalam famili Herpesviridae.
o Insidensi 1-2% dari semua kelahiran merupakan infeksi perinatal tersering.
o Bahaya pada individu immunocompromised dan janin.
• Transmisi :
o Respiratory droplets
o Kontak dengan sumber infeksi (saliva, urine, sekret cervix dan vagina, semen, darah)
o Melalui transfusi & transplantasi organ
o Secara vertikal dari ibu ke janin :
- Prenatal (transplacental 30-40% terutama pada trimester I, intrauterine)
- Perinatal (intrapartum)
- Postnatal (ASI)
• Gejala Klinis
∙ Bila ibu terinfeksi primer Fetal : umumnya asymptomatic saat lahir
selama kehamilan ∙ Abortus Spontan , Stillbirth, IUGR
penularan ke janin adalah ∙ Microcephaly, Kalsifikasi Intrakranial
40%.
∙ Hepatosplenomegali, Trombositopenia
∙ Bila ibu terinfeksi sekunder ∙ Choroidretinitis
(reccurent) risiko penularan
∙ Mental Retardation
ke janin 1%.
∙ Tuli Sensorineural
Maternal :
∙ Ascites, Ikterus, Purpural Rash
∙ Asymptomatic
Bayi yang terinfeksi kongenital akan mengekskresikan
∙ 15% nya mononucleosis-like virusnya lewat urin maupun droplet pernapasan sampai
syndrome (demam, umur 5-7 tahun.
faringitis, limfadenopati,
poliartritis)
• Diagnosis
1. Histopatologi
2. Kultur Jaringan
3. CT, USG
4. DNA-PCR amniocentesis jika suspek CMV kongenital
5. Pemeriksaan Serologi IgM, IgG dan IgG Avidity
• Tatalaksana
1. Pada wanita hamil pengobatan symptomatic.
2. Pada individu dengan komplikasi infeksi mata/yang life-threatening antiviral
(ganciclovir, valganciclovir).
3. Belum ada vaksin.
4. Pencegahan infeksi kongenital bergantung pada pencegahan infeksi primer maternal
menjaga higienitas.
Herpes Simplex Virus (HSV)
• Etiologi : HSV-2 (Herpesviridae)
• Transmisi
o Kontak dengan lesi (cairan vesikel)
o Kontak tidak langsung (saliva)
o Secara vertikal dari ibu ke janin (50% pada infeksi primer, 0-4% pada
reccurent).
- Prenatal (transplacental jarang)
- Perinatal (intrapartum)
• Gejala Klinis
• Tatalaksana
1.Asiklovir 5x200 atau 3x400 mg/hari PO 7-10 hari
2.Asiklovir 3x5 mg/kg BB/hari IV 7-10 hari (severe/pada neonatal).
• Pencegahan
1.Hindari melakukan hubungan seksual bila terdapat lesi pada alat
genital.
2.Menggunakan kondom.
3.Proses kelahiran dilakukan dengan caesarean section jika ada lesi
aktif dan/atau gejala terjadinya rekurensi saat persalinan.
4.Profilaksis acyclovir 2x400 mg /hari mencegah transmisi
neonatal.