Professional Documents
Culture Documents
CASE BASED DISCUSSION Fahmi
CASE BASED DISCUSSION Fahmi
3 Eyes : blurred vision (-), red eyes (-), jaundice sclera (-/-)
Intepretation : dyspnea
Intepretation : dyspnea
EXAMINATION ANTERIOR POSTERIOR
Inspection – Static RR : 25x/min RR : 25x/min EXAMINATION
Inspection – Static
ANTERIOR
RR : 20x/min
POSTERIOR
RR : 20x/min
Thoracal breathing Thoracal breathing
Atrofi M. Pectoralis (-) Atrofi M. Pectoralis (-) Palpation Palpation pain (-) Palpation pain (-)
LUNG
Percussion
Mass (-)
Sterm fremitus D=S
Sonor (+)
Mass (-)
Sterm fremitus D=S
Sonor (+)
Inspection – Dinamic Up and down hemitoraks D=S Up and down hemitoraks D=S
Muscle retraction breathing (-) Muscle retraction breathing (-)
Retraction ICS (-) Retraction ICS (-)
Palpation Palpation pain (+) Palpation pain (-)
Mass (-) Mass (-)
Decrease Sterm fremitus D=S Decrease Sterm fremitus D=S Intepretation :
Intepretation :
Percussion Apex Sonor (+) Apex Sonor (+) Efusi pleura
Basal dullnes (+) Basal dullnes (+) Efusi pleura
Auscultation Vesicular (-) Vesicular (-)
Whezzing (-) Whezzing (-)
Rhonchi(+) Rhonchi(+)
CARDIAC EXAMINATION
Inspection : Ictus cordis isn’t seen.
Inspection : Ictus cordis isn’t seen.
Palpation: thrill (-), epigastric pulse (-), parasternal pulse (-),
Palpation: thrill (-), epigastric pulse (-), parasternal pulse (-),
sternal lift (-).
sternal lift (-).
Percussion : dull sound
Percussion : dull sound
Upper borderline of heart : ICS II left sternal line
Upper borderline of heart : ICS II left sternal line
Waist of heart : ICS III left parasternal line
Waist of heart : ICS III left parasternal line
Lower right borderline of heart : ICS V right sternal line
Lower right borderline of heart : ICS V right sternal line
Lower left borderline of heart : ICS V linea mid clavicula sinistra 2 cm lateral
Lower left borderline of heart : ICS V linea mid clavicula sinistra 2 cm lateral
Auscultation
Auscultation
Aortal valve : S1 & S2 standard, additional sound (-)
Aortal valve : S1 & S2 standard, additional sound (-)
Pulmonary valve : S1 & S2 standard, additional sound (-)
Pulmonary valve : S1 & S2 standard, additional sound (-)
Tricuspid valve : S1 & S2 standard, additional sound (-)
Tricuspid valve : S1 & S2 standard, additional sound (-)
Ureum 48 10-50
Revilta Negative
Warna Kuning
Chloride 104.9
Kekeruhan Jernih
Glukosa 299
LABORATORY FINDIN
Hitung jumlah leukosit 4 G
Hitung jenis leukosit
PMN 15
MN 85
Pandy Positive
Nonne Positive
EKG
Interpretation
Rhytme : sinus
Regularitas : regular
Frekuensi : 98x/menit
P wave : lebar : 0,8s tinggi : 0,3 mV
PR Interval : 0,180 s
QRS Interval : 0,107 s
Axis : NAD
Zona transisi :-
Q Patologis : -
LVH :-
RVH :-
ST Segmen : ST elevasi (-) ,ST depresi (-)
T Wave : T Tall (-), T flat (-), T inversi (-)
Interpretation : Normal Sinus rhytme
Chest X Ray
Physical
History Taking Examination Laboratory Data
1. Type 2 DM
2. Efussion pleura
DM type 2
Subjektif : lemas
Objektif : GDS : 212 mg/dl , gds masuk HI
Assesment
Acute Complications: Hyperglycemia (KAD), Hypoglycemia
Chronic complications:
- Macrovascular: CHD, PAD, cerebrovascular disease
- Microvascular: retinopathy, nephropathy, neuropathy
Initial Plan of Diagnosis:
Blood PH
Ketone bodies
Funduskopi
GFR
Initial Plan of Therapy
Farmakologi
Inj. aprida 3x20 iu
Initial Plan of Monitoring
Generally condition, GDS
Initial Plan of Education
Explain danger of diabetes mellitus
Take medication regularly
Explain of hipoglikemia and hiperglikemia
Pleural Effusion
Impuls ke
Bronkokonstriksi Kontraksi otot polos
paru-paru
bronkiolus
Peningkata
n resistensi
Mukus berlebihan,
Faktor patologis Konstriksi aliran udara
edema, dan
saluran
penyakit paru
napas lokal
kronik Sesak
Perasaan napas
subjektif (dyspnea)
continue
4. Pemeriksaan fisik yang spesifik ke arah efusi pleura
Pemeriksaan Fisik dan Penunjang
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi : Pengembangan paru menurun, tampak sakit, tampak lebih cembung.
Palpasi : Penurunan fremitus vocal atau taktil.
Perkusi : Pekak pada perkusi.
Auskultasi : Penurunan bunyi napas.
Jika terjadi inflamasi, maka dapat terjadi friction rub (suara tambahan). Apabila terjadi atelektasis kompresif (kolaps paru parsial) dapat menyebabkan
bunyi napas bronkus (Jeremy, et al: 2008).
Menurut Arif Muttaqin (2012), pemeriksaan fisik pada pasien dengan efusi pleura adalah sebagai berikut:
B1 (Breathing)
Inspeksi
Peningkatan usaha dan frekuensi pernafasan yang disertai penggunaan otot bantu pernafasan. Gerakan pernafasan ekspansi dada yang asimetris (perger
akan dada tertinggal pada sisi yang sakit), iga melebar, rongga dada asimetris (cembung pada sisi yang sakit). Pengkajian batuk yang produktif dengan s
putum purulen.
Palpasi
Pendorongan mediastinum ke arah hemihoraks kontralateral yang diketahui dari posisi trakhea dan ictus cordis. Taktil fremitus menurun terutama untu
k efusi pleura yang jumlah cairannya >300 cc. Di samping itu, pada palpasi juga ditemukan pergerakan dinding dada yang tertinggal pada dada yang sak
it.
Perkusi
Suara perkusi redup hingga pekak tergantung dari jumlah cairannya.
Aukultasi
Suara nafas menurun sampai menghilang pada sisi yang sakit. Pada posisi duduk, cairan semakin ke atas semakin tipis.
B2 (cor)
Inspeksi
Pada saat dilakukan inspeksi, perlu diperhatikan letak ictus cordis normal yang berada pada IC
S 5 pada linea medio claviculaus kiri selebar 1 cm. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetah
ui ada tidaknya pergerakan jantung.
Palpasi
Palpasi dilakukan untuk menghitung frekuensi jantung (heart rate) dan harus memerhatikan ge
taran ictus cordis.
Perkusi
Tindakan perkusi dilakukan untuk menentukan batas jantung daerah mana yang terdengar pek
ak. Hal ini bertujuan untuk menentukan apakah terjadi pergeseran jantung karena pendoronga
n cairan efusi pleura.
Auskultasi
Aukultasi dilakukan untuk menentukan bunyi jantung I dan II tunggal atau gallop dan adakah b
unyi jantung III yang merupakan gejala payah jantung, serta adakah murmur yang menunjukan
adanya peningkatan arus tuberlensi darah.
B3 (Brain)
Inspeksi
Pada saat dilakukannya inspeksi, tingkat kesadaran perlu di kaji, setelah sebelumnya diperlukan pemeriksaan GC
S untuk menentukan apakah klien dalam keadaan compos mentis, somnolen, atau coma. Selain itu fungsi-fungsi s
ensorik juga perlu dikaji seperti pendengaran, penglihatan, penciuman, dan pengecapan.
B4 (Bladder)
Pengukuran volume output urine dilakukan dalam hubungannya dengan intake cairan. Oleh karena itu, perawat p
erlu memonitor adanya oliguria, karena it merupak tanda awal syok.
B5 (Bowel)
Inspeksi
Pada saat inspeksi, hal yang perl diperhatikan adalah apakah abdomen membuncit atau datar, tepi perut menonj
ol atau tidak, umblikus menonjol atau tidak, selain itu juga perlu di inspeksi ada tidaknya benjolan-benjolan ata
u massa. Pada klien biasanya didapatkan indikasi mual dan muntah, penurunan nafsu makan, dan penurunan ber
at badan.
B6 (Bone)
Hal yang perlu diperhatikan adalah adakah edema peritibial, feel pada kedua ekstremitas untuk mengetahui ting
kat perfusi perifer, serta dengan pemeriksaan capilary refill time. Selanjutnya dilakukan pemriksaan kekuatan o
tot untuk kemudian dibandingkan antara bagian kiri dan kanan.
3.Bagaimana mendiagnosis kasus TB relaps dengan anamn
esis dan pemeriksaan fisik?
4. Bagaimana penanganan efusi pleura ?
4. Bagaimana penanganan efusi pleura ?
5. Kapan indikasi dilakukan pungsi dan tidak ?
5. Kapan indikasi dilakukan pungsi dan tidak ?
6. Dari pungsi tsb,apa yang di harapkan dan di rencanakan?
6. Dari pungsi tsb,apa yang di harapkan dan di rencanakan?
7. Interpretasi px cairan pleura
Parameter Transudat Eksudat
Cairan Jernih Keruh
Warna Kuning muda Kuning- hijau
Berat jenis < 1,018 >1,018
Bau Tidak berbau Berbau
Bekuan (-) bekuan + bekuan
pH > 7,31 < 7,31
Protein < 3 g/dL >3 g/dL
Glukosa = plasma darah < plasma darah
Kadar LDH < 200 IU > 200 IU
Rivalta Negatif + kekeruhan
Jumlah sel < 500/uL > 500/uL
Hitung sel PMN sedikit Banyak
8. Bagaimana edukasi DM berkaitan dengan TB?
9. Alasan memberikan tx Levofloxacin ?
10. Apakah pasien dapat didx TB relap
s?
1. Dyspnea pada jantung dan paru
Jantung Paru
Indikasi:
infeksi sinusitis maksilaris akut, eksaserbasi bakterial akut pada bronkitis kronik,
pneumonia komunitas (community-acquired pneumonia), uncomplicated skin dan
skin structure infections, infeksi saluran kemih kompleks (complicated urinary tr
act infection), dan pielonefritis akut karena mikroorganisme yang sensitif.
Kontraindikasi :
hipersensitivitas terhadap levofloksasin dan antimikroba golongan kuinolon, epile
psi, riwayat gangguan tendon terkait pemberian florokuinolon, anak atau remaj
a, kehamilan, menyusui.
Tipe-tipe sesak
Pemeriksaan auscultasi di bandingkan apex dan basal
Suara nafas menurun sampai menghilang. Pada posisi duduk cairan makin ke atas
makin tipis, dan dibaliknya ada kompresi atelektasis dari parenkian paru, sehingg
a ditemukan suara vesikuler lemah disertai dengan ronchi
Mengapa pemeriksaan sterm fremitus tu
run
Stem fremitus melemah pada efusi pleura yang cairannya > 250cc
Pasien dengan KAD didiagnosis dengan apa?
Pemeriksaan HbA1c untuk menegakan diagnosis DM