Download as ppt, pdf, or txt
Download as ppt, pdf, or txt
You are on page 1of 84

DASAR KEPENDIDIKAN

1
ILMU PENGETAHUAN
• Dianrtikan URAIAN YG SISTEMATIS DAN
METODOLOGIS TTG SUATU MASALAH
• MASALAH itulah yg menjadi OBYEK Ilmu
Pengetahuan
• OBYEK ( MATERIAL dan FORMAL )
KONSEPSI DASAR PENDIDIKAN
• ETIMOLOGIS (Carter V. Good)
1. Paedagogy
a. The art, practice, or profession of teaching.
b. the systematized learning or instruction concerning
principles and methods of teaching and of student
control and guidance, largely replaced by the term
education
2. Education (Carter)
a. Proses perkembangan pribadi
b. proses sosial
c. profesional couerces
d. seni untuk membuat dan memahami ilmu
pengetahuan yang tersesusun yang diwarisi/
dikembangkan masa lampau oleh tiap generasi bangsa
3
UU RI No. 20 TH 2003 ttg SISDIKNAS
• PENDIDIKAN adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
aklaq mulia, serta ketrampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
negara.

4
PENDIDIKAN NASIONAL
• Pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945, yang berakar pada nilai-nilai
agama, kebudayaan nasional Indonesia, dan
tanggap thd tuntutan perubahan zaman
• Sistem Pendidikan nasional : keseluruhan
komponen pendidikan yang saling terkait scr
terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional

5
• Menurut buku “ Higher Education for
American Democracy” Education is :
Education is an institution of civillized society,
but the purposes of education are not the
same in all societies. An educational system
finds it’s the guiding principles and ultimate
goals in the aims and philosophy of the social
order in which in functions

6
• Menurut Rechey;
The term Education refers to the broad function of
preserving and improving the life of the group
through bringing new members into its shared
concerns. Education is thus a far broader process than
that which occurs in schools. It is an essential social
activity by which communicaties continue to exist. In
complex communicaties this fuction is specialized and
institutionalized in formal education, but there is
always the education out side the school with wich
the formal process in related

7
• Menurut Lodge : (luas)
The word education is used, sometimes in a wider,
sometimes in a narrower, sense. In the wider
sense, all exsprience is said to the education.
The child education his parents, the pupil
educates his teachers, the dog educates his
mater, everything we say, think, or do, educates
us, no less than what is said or done to us by
other being, animate or inanimate. In this wider
sense, life is education, and education is life

8
• Menurut Lodge : (sempit)
In the narrower sense education is resticted to that
function of the community wich consists in
passing on its traditions, its background, and its
outlock, to the members of the rising generation.
In the narrower sense, education become, in
practice identical with shooling, i.e. formal
instruction under controlled conditions.

9
• Menurut Brubacher :
Education should be thought of as the process of man’s
reciprocal adjustment to nature, to his fellows, and to
the ultimates nature of the cosmos.
Education is the organized development and equipment
of all the powers of a human being, moral,
intellectual, and physical, by and for their individual
and social uses directed toward the union of theses
activities with their creatoe as their final end.
Education is the process in which these powers
(abllities, capacities) of men which are susceptible to
habituation are perfected by good habits, by means
artiscally contrived, and employed by a men to help
another or himself achieve the end in view

10
• Menurut buku “ Higher Education for
American Democracy” Education is :
• Pendidikan adalah suatu lembaga dalam tiap-
tiap masyarakat yang beradab, tetapi tujuan
pendidikan tidaklah sama dalam setiap
masyarakat. Sistem pendidikan suatu
masyarakat dan tujuan-tujuan pendiidkannya
didasarkan atas prinsip-prinsip (nilai-
nilai),cita-cita dan falsafat yang berlaku dalam
suatu masyarakat.

11
• Menurut Rechey;
• Istilah pendidikan berkenaan dengan fungsi yang
luas dari pemeliharaan dan perbaikan kehidupan
suatu masyarakat terutama membawa warga
masyarakat yang baru bagi penunaian kewajiban
dan tanggungjwabnya di dalam masyarakat. Jadi
pendidikan adalah suatu proses yang lebih luas
dari pada proses yang berlangsung di dalam
sekolah saja. Pendidikan adalah suatu aktivitas
sosial yang esensial yang memungkinkan
masyarakat yang kompleks, modern, fungsi
pendidikan ini mengalami proses spesialisasi dan
melembaga dengan pendidikan formal, yang tetap
berhubungan dengan proses pendidikan in-formal
di luar sekolah.

12
• Menurut Lodge : (luas)
• Perkataan pendidikan kadang-kadang dipakai
dalam pengertian yang luas, kadang-kadang dalam
arti sempit. Dalam penmgertian yang luas semua
pengalaman dapat dikatakan sebagai pendidikan.
• Seorang anak mendidik orangtuanya, seperti pula
halnya seorang murid mendidik gurunya, bahkan
seekor anjing mendidik tuannya. Segala sesuatu
yang kita katakan, pikirkan atau kerjakan mendidik
kita, tidak berbeda dengan apa yang dikatakan
atau dilakukan sesutu kepada kita, baik dari
benda-benda hidup maupun benda-benda mati.
Dalam pengertian yang luas ini, hidup adalah
pendidikan dan pendidikan adalah hidup.

13
• Dalam pengertian yang sempit :
• Pendidikan dibatasi pada fungsi tertentu di
dalam masyarakat yang terdiri atas penyerahan
adat-istiadat dengan latar belakang sosialnya,
pandangan hidup masyarakat itu kepada warga
masyarakat generasi berikutnya dan demikian
seterusnya.
• Dalam pengertian yang lebih sempit ini,
pendidikan berarti prakteknya, identik dengan
sekolah yaitu pengajaran formal dalam kondisi
yang diatur.

14
• Menurut Brubacher :
• Pendidikan diartikan sebagai proses timbal balik dari tiap
pribadi manusia dalam penyesuaian dirinya dengan
alam, dengan teman, dan dengan alam semesta.
Pendidikan merupakan pula perkembangan yang
terorganisasi dan kelengkapan dari semua potensi
manusia; moral, intelectual dan jasmani, oleh dan untuk
kepribadian individunya dan kegunaan masyarakatnya,
yang diarahkan demi menghimpun semua aktivitas
tersebut bagi tujuan hidupnya.
• Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi
ini (kemampuan, kapasitas) manusia yang mudah
dipengaruhi oleh kebiasaan-kebiasaan supaya
disempurnakan oleh kebiasan-kebiasaan yang baik, oleh
alat yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh
manusia untuk menolong orang lain atau dirinya sendiri
mencapai tujuan yang ditetapkan

15
Pendidikan sebagai Ilmu
Pendidikan adalah fenomena yang fundamental atau asasi
dalam hidup manusia  dimana ada kehidupan disitu pasti
ada pendidikan
Pendidikan sebagai gejala sekaligus upaya memanusiakan
manusia itu sendiri.
Dalam perkembangannya tuntutan adanya pendidikan lebih
baik, teratur untuk mengembangkan potensi manusia, sehingga
muncul pemikiran teoritis tentang pendidikan.
Pendidikan adalah upaya sadar untuk mengembangkan
potensi-potensi yang dimiliki manusia, melahirkan teori-teori
pendidikan (theories of education)
PENGERTIAN ILMU
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia
(Depdikbud 1988), ilmu memiliki dua
pengertian, yaitu :
1. Ilmu diartikan sebagai suatu pengetahuan
tentang suatu bidang yang disusun secara
bersistem menurut metode-metode tertentu,
yang dapat digunakan untuk menerapkan
gejala-gejala tertentu dibidang (pengetahuan)
tersebut, seperti ilmu hukum, ilmu
pendidikan, ilmu ekonomi dan sebagainya.
2. Ilmu diartikan sebagai pengetahuan atau
kepandaian, tentang soal duniawi, akhirat,
lahir, bathin, dan sebagainya, seperti ilmu
akhirat, ilmu akhlak, ilmu bathin, ilmu sihir,
dan sebagainya.
ILMU MENURUT BEBERAPA PAKAR ILMU
• Moh. Nazir, Ph.D (1983:9)
Mengemukakan bahwa ilmu tidak lain dari suatu
pengetahuan, baik natural atau pun sosial,
yang sudah terorganisir serta tersusun secara
sistematik menurut kaidah umum.
• Ahmad Tafsir (1992:15)
Memberikan batasan ilmu sebagai pengetahuan
logis dan mempunyai bukti empiris.
• Sikun Pribadi (1972:1-2)
Obyek ilmu pengetahuan ialah dunia fenomenal, dan metode
pendekatannya berdasarkan pengalaman (experience) dengan
menggunakan berbagai cara seperti observasi, eksperimen, survey, studi
kasus, dan sebagainya. Pengalaman-pengalaman itu diolah oleh fikiran
atas dasar hukum logika yang tertib. Data yang dikumpulkan diolah
dengan cara analitis, induktif, kemudian ditentukan relasi antara data-
data, diantaranya relasi kausalitas. Konsepsi-konsepsi dan relasi-relasi
disusun menurut suatu sistem tertentu yang merupakan suatu
keseluruhan yang terintegratif. Keseluruhan integratif itu kita sebut ilmu
pengetahuan.“

• LORENS BAGUS (1996:307-308)


Mengemukakan bahwa ilmu menandakan seluruh kesatuan ide yang
mengacu ke obyek (atau alam obyek) yang sama dan saling keterkaitan
secara logis.
Simpulan ilmu
Pada prinsipnya ilmu merupakan suatu usaha untuk
mengorganisasikan dan mensistematisasikan
pengetahuan atau fakta yang berasal dari
pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan
sehari-hari, dan dilanjutkan dengan pemikiran secara
cermat dan teliti dengan menggunakan berbagai
metode yang biasa dilakukan dalam penelitian ilmiah
(observasi, eksperimen, survai, studi kasus dan lain-
lain) Sementara obyek material yang sama dapat
dikaji oleh banyak ilmu lain.
SYARAT-SYARAT ILMU :
1. ilmu mensyaratkan adanya obyek yang diteliti, baik
yang berhubungan dengan alam (kosmologi)
maupun tentang manusia (Biopsikososial).
2. Lorens Bagus (1996) menjelaskan bahwa dalam
teori skolastik terdapat pembedaan antara obyek
material dan obyek formal. Obyek formal
merupakan obyek konkret yang disimak ilmu.
Sedang obyek formal merupakan aspek khusus atau
sudut pandang terhadap ilmu. Yang mencirikan
setiap ilmu adalah obyek formalnya.
2. Ilmu mensyaratkan adanya metode tertentu, yang di
dalamnya berisi pendekatan dan teknik tertentu.
Metode ini dikenal dengan istilah metode ilmiah.
Moh. Nazir, (1983:43) mengungkapkan bahwa metode
ilmiah boleh dikatakan merupakan suatu pengejaran
terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-
pertimbangan logis. Karena ideal dari ilmu adalah
untuk memperoleh interrelasi yang sistematis dari
fakta-fakta, maka metode ilmiah berkehendak untuk
mencari jawaban tentang fakta-fakta dengan
menggunakan pendekatan kesangsian sistematis.
Almack (1939)
mengatakan bahwa metode ilmiah adalah cara
menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap
penemuan, pengesahan dan penjelasan
kebenaran.
Sedangkan Ostle (1975) berpendapat bahwa
metode ilmiah adalah pengejaran terhadap
sesuatu untuk memperoleh sesutu interrelasi.
Moh. Nazir mengemukakan beberapa kriteria
metode ilmiah dalam perspektif penelitian
kuantitatif, : (a) berdasarkan fakta, (b) bebas
dari prasangka, (c) menggunakan prinsip-
prinsip analisa, (d) menggunakan hipotesa, (e)
menggunakan ukuran obyektif dan
menggunakan teknik kuantifikasi.

Belakangan ini berkembang pula metode ilmiah


dengan pendekatan kualitatif.
• Nasution (1996:9-12) ciri-ciri metode ilimiah dalam penelitian
kualitatif, : (a) sumber data ialah situasi yang wajar atau
natural setting, (b) peneliti sebagai instrumen penelitian, (c)
sangat deskriptif, (d) mementingkan proses maupun produk,
(e) mencari makna, (f) mengutamakan data langsung, (g)
triangulasi, (h) menonjolkan rincian kontekstual, (h) subyek
yang diteliti dipandang berkedudukan sama dengan peneliti,
(i) verifikasi, (j) sampling yang purposif, (k) menggunakan
audit trail, (l) partisipatipatif tanpa mengganggu, (m)
mengadakan analisis sejak awal penelitian, (n) disain
penelitian tampil dalam proses penelitian.
3. Pokok permasalahan (subject matter atau focus of interest).
ilmu mensyaratkan adanya pokok permasalahan yang akan
dikaji.
KARAKTERISTIK ILMU
• Randall dan Buchker (1942) ciri umum ilmu
diantaranya :
1. Hasil ilmu bersifat akumulatif dan merupakan milik bersama.
2. Hasil ilmu kebenarannya tidak mutlak dan bisa terjadi
kekeliruan karena yang menyelidiki adalah manusia.
3. Ilmu bersifat obyektif, artinya prosedur kerja atau cara
penggunaan metode ilmu tidak tergantung kepada yang
menggunakan, tidak tergantung pada pemahaman secara
pribadi.
• Ernest van den Haag (Harsojo, 1977)
1. Bersifat rasional, karena hasil dari proses
berpikir dengan menggunakan akal (rasio).
2. Bersifat empiris, karena ilmu diperoleh dari
dan sekitar pengalaman oleh panca indera.
3. Bersifat umum, hasil ilmu dapat dipergunakan
oleh manusia tanpa terkecuali.
4. Bersifat akumulatif, hasil ilmu dapat
dipergunakan untuk dijadikan objek penelitian
selanjutnya.
• Ismaun (2001)
(1) Obyektif; ilmu berdasarkan hal-hal yang obyektif, dapat diamati dan tidak
berdasarkan pada emosional subyektif,
(2) Koheren; pernyataan/susunan ilmu tidak kontradiksi dengan kenyataan;
(3) Reliable; produk dan cara-cara memperoleh ilmu dilakukan melalui alat
ukur dengan tingkat keterandalan (reabilitas) tinggi,
(4) Valid; produk dan cara-cara memperoleh ilmu dilakukan melalui alat ukur
dengan tingkat keabsahan (validitas) yang tinggi, baik secara internal
maupun eksternal,
(5) Memiliki generalisasi; suatu kesimpulan dalam ilmu dapat berlaku umum,
(6) Akurat; penarikan kesimpulan memiliki keakuratan (akurasi) yang tinggi,
dan
(7) Dapat melakukan prediksi; ilmu dapat memberikan daya prediksi atas
kemungkinan-kemungkinan suatu hal.
Teori pendidikan
Ada dua makna sentral
Menujuk suatu hipotesis atau serangkaian hipotesis
yang telah diverifikasi dengan observasi atau
eksperimen.
Pemikiran sistematik atau serangkaian pemikiran
sistematik atau serangkaian pemikiran yang koheren
 menghasilkan banyak teori.
Fungsi utama teori pendidikan (P.H. Hirst)
Membimbing praktek pendidikan (to guide education)
Memiliki aspek ilmiah dan aspek preskriptif (normati)
Merupakan unsur-unsur bangunan pengetahuan (a
body of knowledge) ilmu pendidikan
Pengertian Ilmu Pendidikan
M.J.Langeveld, paedagogiek, : suatu ilmu yang bukan saja menelaah
objeknya untuk mengetahui betapa keadaan atau hakiki objek itu,
melainkan mempelajari pula hendaknya bertindak.
S. Brodjonagoro, Ilmu pendidikan adalah teori pendidikan,
perenungan tentang pendidikan. Ilmu yang mempelajari soal-soal yang
timbul dalam praktek pendidikan.
Carter V Good, Ilmu pendidikan: bangunan pengetahunan yang
sistematis mengenai aspek kuantitatif dan objektif dari proses belajar.
Imam Barnadib, IP adalah ilmu yang membicarakan masalah-masalah
umum pendidikan secara menyeluruh dan abstrak.
Driyakara, ilmu pendidikan adalah: pemikiran ilmiah (kritis, metodis
dan sistematis) tentang realita yang kita sebut dengan pendidikan
(mendidik dan dididik)
Persyaratan pendidikan sebagai Ilmu
Memiliki objek studi (objek material & objek formal)
Objek material : perilaku manusia
Objek formal: menelaah fenomena pendidikan
dalam perspektif yang luas dan integratif.
Memiliki sistematika
Melihat pendidikan sebagai gejala manusiawi
Melihat pendidikan sebagai upaya sadar
Melihat pendidikan sebagai gejala manusiawi,
sekaligus upaya sadar dengan mengantisipasi
perkembangan sosio budaya di masa depan
Pendidikan sebagai gejala
manusiawi
•Dapat dianalisis dari proses
atau situasi pendidikan, yaitu
adanya komponen
pendidikan yang secara
terpadu saling berinteraksi
dalam mencapai tujuan, yang
meliputi:
Tujuan pendidikan
Peserta didik
Pendidik
Isi Pendidikan
Metode Pendidikan
Alat Pendidikan
Lingkungan pendidikan
Pendidikan sebagai upaya sadar
•Bertolak dari fungsi
pendidikan:
Menumbuhkan kreativitas
peserta didik
Menjaga lestarinya nilai-
nilai insani dan nilai-nilai
illahi (pendidikan
moralitas)
Menyiapkan tenaga kerja
produktif (pendidikan
produktivitas)
Sistematika ketiga
Ilmu Pendidikan memiliki tiga
dimensi sebagai sistematika ilmu
pendidikan
Dimensi lingkungan pendidikan,
meliputi pendidikan keluarga,
pendidikan lingkungan sekolah
dan pendidikan luar sekolah
Dimensi jenis-jenis persoalan
pendidikan (persoalan
fondasional, persoalan
struktural dan persoalan
operasional)
Dimensi waktu dan ruang
Memiliki Metode
• Metode yang dipakai dalam Ilmu Pendidikan (Sudomo, 1990)
Metode Normatif, berkenaan dengan konsep manusia
yang ideal & masalah nilai baik & buruk
Metode Eksplanatori, berkenaan dengan kondisi &
kekuatan yang membuat suatu proses pendidikan
berhasil
Metode Teknologis, mengungkap bagaimana
melakukan dalam rangka menuju keberhasilan
Metode Deskriptif-Fenomenologis, menguraikan
kenyataan pendidikan, kemudian mengklasifikasi
Metode Hermeneutis, memahami kenyataan
pendidikan yang konkrit & historis
Metode Analisis Kritis (filosofis)
Sifat Ilmu Pendidikan
Empiris, karena objeknya
dijumpai dalam dunia
pengalaman
Rokhaniah, karena bertujuan
membawa ke arah manusia yang
berbudaya
Normatif, berdasar pemilihan
Historis, memberikan uraian
teoritis tentang sistem
pendidikan sepanjang jaman
Praktis
ARTI PENDIDIKAN MENURUT PARA AHLI
• Prof. Herman H. Horn
• pendidikan adalah proses abadi dari penyesuaian lebih
tinggi bagi makhluk yang telah berkembang secara fisik
dan mental yang bebas dan sadar kepada Tuhan seperti
termanifestasikan dalam alam sekitar, intelektual,
emosional dan kemauan dari manusia.

M.J. Langeveld
pendidikan adalah setiap pergaulan yang terjadi adalah
setiap pergaulan yang terjadi antara orang dewasa
dengan anak-anak merupakan lapangan atau suatu
keadaan dimana pekerjaan mendidik itu berlangsung.
Prof. Dr. John Dewey
pendidikan adalah suatu proses pengalaman. Karena
kehidupan adalah pertumbuhan, pendidikan berarti
membantu pertumbuhan batin tanpa dibatasi oleh usia.
Proses pertumbuhan ialah proses menyesuaikan pada tiap-
tiap fase serta menambahkan kecakapan di dalam
perkembangan seseorang.

John Dewey, pendidikan adalah suatu proses pembaharuan


makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi di dalam
pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang
muda, mungkin pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan
untuk untuk menghasilkan kesinambungan social. Proses ini
melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang yang
belum dewasa dan kelompok dimana dia hidup.
Edgar Dalle bahwa Pendidikan merupakan usaha sadar yang
dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan, yang berlangsung
di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk
mempersiapkan peserta didik agar dapat mempermainkan
peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tetap untuk
masa yang akan datang.

wikipedia
• Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Prof. H. Mahmud Yunus
pendidikan adalah usaha-usaha yang sengaja
dipilih untuk mempengaruhi dan membantu anak
dengan tujuan peningkatan keilmuan, jasmani dan
akhlak sehingga secara bertahap dapat
mengantarkan si anak kepada tujuannya yang
paling tinggi. Agar si anak hidup bahagia, serta
seluruh apa yang dilakukanya menjadi bermanfaat
bagi dirinya dan masyarakat.
Thompson mengungkapkan bahwa Pendidikan adalah
pengaruh lingkungan terhadap individu untuk
menghasilkan perubahan-perubahan yang tetap
dalam kebiasaan perilaku, pikiran dan sifatnya.
• Prof. Richey dalam bukunya ‘Planning for teaching, an
Introduction to Education’ menjelaskan Istilah
‘Pendidikan’ berkenaan dengan fungsi yang luas dari
pemeliharaan dan perbaikan kehidupan suatu
masyarakat terutama membawa warga masyarakat yang
baru (generasi baru) bagi penuaian kewajiban dan
tanggung jawabnya di dalam masyarakat.
•  
• Ibnu Muqaffa (salah seorang tokoh bangsa Arab yang
hidup tahun 106 H- 143 H, pengarang Kitab Kalilah dan
Daminah) mengatakan bahwa : “Pendidikan itu ialah
yang kita butuhkan untuk mendapatkan sesuatu yang
akan menguatkan semua indera kita seperti makanan
dan minuman, dengan yang lebih kita butuhkan untuk
mencapai peradaban yang tinggi yang merupakan
santaan akal dan rohani.”
• Plato (filosof Yunani yang hidup dari tahun 429 SM-
346 M) menjelaskan bahwa Pendidikan itu ialah
membantu perkembangan masing-masing dari
jasmani dan akal dengan sesuatu yang
memungkinkan tercapainya kesemurnaan.
• Dalam Kamus Bahasa Indonesia, 1991:232,
tentang Pengertian Pendidikan , yang berasal dari
kata "didik", Lalu kata ini mendapat awalan kata
"me" sehingga menjadi "mendidik" artinya
memelihara dan memberi latihan. Dalam
memelihara dan memberi latihan diperlukan
adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai
akhlak dan kecerdasan pikiran.
• Dari beberapa Pengertian Pendidikan
diatas dapat disimpulkan mengenai
Pendidikan, bahwa Pendidikan merupakan
Bimbingan atau pertolongan yang diberikan
oleh orang dewasa kepada perkembangan
anak untuk mencapai kedewasaannya
dengan tujuan agar anak cukup cakap
melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak
dengan bantuan orang lain” (Langeveld).
Fondasi-fondasi Ilmu
Pendidikan
Fondasi pendidikan: studi tentang fakta-fakta dan prinsip-
prinsip dasar yang melandasi pencarian kebijakan dan praktek
pendidikan.
Van Cleve Morris, membagi fondasi pendidikan menjadi 2:
Fondasi historis dan filosofis tentang pendidikan
Fondasi sosiologis dan psikologis tentang pendidikan
Pengetahuan yang fundamental tentang pendidikan meliputi:
Sejarah pendidikan
Filsafat pendidikan
Sosiologi pendidikan
Psikologi pendidikan
Batasan tentang Pendidikan
Pendidikan sebagai Proses transformasi Budaya
diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi ke
generasi yang lain. Nilai-nilai budaya tersebut mengalami proses
transformasi dari generasi tua ke generasi muda.
Ada tiga bentuk transformasi yaitu nilai-nilai yang masih cocok
diteruskan misalnya nilai-nilai kejujuran, rasa tanggung jawab, dan
lain-lain.
Pendidikan sebagai Proses Pembentukan Pribadi
diartikan sebagi suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah
kepada terbentuknya kepribadian peserta didik. Proses
pembentukan pribadi melalui 2 sasaran yaitu pembentukan pribadi
bagi mereka yang belum dewasa oleh mereka yang sudah dewasa
dan bagi mereka yang sudah dewasa atas usaha sendiri.
Pendidikan sebagai Proses Penyiapan Warganegara
Pendidikan sebagai penyiapan warganegara
diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk membekali
peserta didik agar menjadi warga negara yang baik.
Pendidikan sebagai Penyiapan Tenaga Kerja Pendidikan
diartikan sebagai kegiatan membimbing peserta didik sehingga
memiliki bekal dasar utuk bekerja. Pembekalan dasar berupa
pembentukan sikap, pengetahuan, dan keterampilan kerja pada
calon luaran. Ini menjadi misi penting dari pendidikan karena
bekerja menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia.
e. Definisi Pendidikan Menurut GBHN
• GBHN 1988(BP 7 pusat, 1990: 105) memberikan batasan tentang
pendidikan nasional sebagai berikut: pendidikan nasiaonal yang
berakar pada kebudayaan bangsa indonesia dan berdasarkan
pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945 diarahkan untuk
memingkatkan kecerdasan serta dapat memenuhi kebutuhan
pembangunan nasional dan bertanggung jawab atas pembangunan
bangsa.
Tujuan; Fungsi dan proses Pendidikan
a. Tujuan pendidikan
• Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur,
pantas, benar, dan indah untuk kehidupan.
b. FUNGSI PENDIDIKAN
• Pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap
kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh
segenap kegiatan pendidikan.
c. Proses pendidikan
• Proses pendidikan merupakan kegiatan mobilitas segenap komponen
pendidikan oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan,
Kualitas proses pendidikan menggejala pada dua segi, yaitu kualitas
komponen dan kualitas pengelolaannya , pengelolaan proses pendidikan
meliputi ruang lingkup makro, meso, mikro.
• Adapun tujuan utama pemgelolaan proses pendidikan yaitu terjadinya
proses belajar dan pengalaman belajar yang optimal.
UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN
1. Subjek yang dibimbing (peserta didik).
2. Orang yang membimbing (pendidik)
3. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik
(interaksi edukatif)
4. Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan)
5. Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi
pendidikan)
6. Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan
metode)
7. Tempat dimana peristiwa bimbingan berlangsung
(lingkungan pendidikan)
PRAKSIS PENDIDIKAN
• PENYELENGGARAAN PENDKAN YNG KEARAH HASIL BAIK,
dpt diukur dari :
1. Pendidkan yang dirasa berguna bagi kepentingan anak
2. Pendidkan yang dirasa nyaman bagi anak
3. Pendk yang mempunyai muatan transformatif bagi kehidupan anak,
baik pribadi, sosial, ekonomi.
4. Pendidikan yang manusiawi bebas dari penindasan dan tekanan
terhadap anak.
PENYELENGGARAAN PENDK YANG CENDEUNG KEARAH HASIL
TIDAK BAIK
1. Pendk yang dirasa membelenggu anak.
2. Pendk yang dirasa tidak bermanfaat bagi anak
3. Pendk yang ralitasnya tidak mampu mengembangkan kepribadian, cara
berfikir kreatif, sikap menghadapi masalah, cara memecahkan masalah,
tanggung jawab, bekerja tuntas, kontrol dan pengendalian diri (unsur-unsur
structured person)

50
ALAT PENDIIDKAN
ALAT PREVENTIF
-Tata tertip
- Anjuran dan perintah
- larangan
- Paksaan
- Disiplin

51
LANGKAH UNTUK
MENDISIPLINKAN ANAK

-Dengan Pembiasaan
-Dengan contoh dan tauladan
-Dengan penyadaran
-Dengan pengawasan

52
ALAT REPRESIF / KURATIF
-Pemberitahuan
-Teguran
-Peringatan
-Hukuman
-Ganjaran

53
TEORI HUKUMAN
TEORI HUKUMAN ALAM JJ Rousseau : tidak menghendaki hukuman
yang dibuat-buat. Biarkan alam sendiri yang menghukumnya.
Hukuman itu hendaknya mrpk akibat yang sewajarnya dari suatu
perbuatan. Hukuman harus natuur, suatu akibat logis dari yang tidak
dibuat-buat
TEORI GANTI RUGI : anak diminta untuk bertanggung jawab /
menanggung resiko dari perbuatannya
TEORI MENAKUT-NAKUTI : digunakan untuk menakut-nakuti agar
anak tidak melanggar kembali
TEORI BALAS DENDAM : hukuman yang paleng jelek karena hukuman
didasarkan atas rasa sentimen
TEORI MEMPERBAIKI / PEDAGOGIS : hukuman yang menyadarkan
anak kpd keinsyafan atas kesalahan yang diperbuat

54
SYARAT-SYARAT PEMBERIAN HUKUMAN
-Harus tetap dalam jalinan kasih sayang
-Harus berdasarkan pada alasan keharusan (sudah tidak
ada alat lain yang bisa digunakan)
-Harus menimbulkan kesan dihati anak
-Harus menimbulkan keinsyafan dan penyesalan pada
anak
-Harus diikuti dengan pemberian ampun dan harapan
serta kepercayaan

55
PERTIMBANGAN DALAM MENENTUKAN HUKUMAN
-Macam dan besar kecilnya pelanggaran
-Siapa yang melakukan pelanggaran
-Harus diperhitungkan akibat yang mungkin timbul dari
hukuman
- Pilihlah bentuk-bentuk hukuman yang pedagogis
-Sadapat mungkin jangan menggunakan hukuman badan

56
GANJARAN
-Pujian
•Berupa kata-kata
•Berupa Isyarat-isyarat
-Penghormatan
- Hadiah
- Tanda penghargaan

57
TUJUAN PENDIDIKAN
• TUJUAN UMUM/TOTAL/SEMPURNA/TERAKHIR
Kohnstamm dan Gunning : membentuk insan kamil / sempurna.
Hakekat manusia: - Manusia itu makluk dwi tunggal yang terdiri
dari jasmani dan rokhani. – manusia itu makluk individu; sosial;
dan susila
Manusia Kamil : dlm hidupnya ada harmoni dan keselarasan
KH Dewantoro : agar anak sebagai manusia indivdiu dan sosial
dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yg setinggi-
tingginya, oleh karena itu harus ada keseimbangan antara
individu dan sosial.

58
• Ciri-ciri utama dewasa:
1. Sifat berdiri sendiri yang memberi keleluasaan untuk
berbuat atas pilihannya sendiri.
2. Bertangung jawab sosial, yang membatasi seseorang
untuk kebutuhannya sendiri tanpa memperhatikan
kepentingan2 orang lain.
3. Bertanggung Jawab susila, yang mengharuskan
seseorang untuk bertingkah laku atas dasar norma-
norma susila, nilai-nilai ethis.

59
• TUJUAN PERANTARA / INTERMEDIAIR : merupakan alat
untuk mencapai tujuan yang lain.
• TUJUAN KURIKULER
• TUJUAN INSTRUKSIONAL / UMUM
• TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

60
• TUJUAN KHUSUS : untuk menuju tujuan umum perlu
adanya pengkhususan tujuan yang disesuaikan dengan
situasi dan kondisi tertentu.
• TUJUAN TAK LENGKAP : tujuan dari setiap aspek-aspek
pendidikan.
• TUJUAN INSIDENTAL/SEKETIKA/SESAAT : tujuan ini
timbul secara mendadak, kebetulan, mendadak dan
hanya bersifat sesaat.
• TUJUAN SEMENTARA : tujuan yang ingin dicapai dalam
fase-fase tertentu dari pendidikan.

61
DASAR TUJUAN PEND DI INDONESIA

• Pend & Pengajaran berdasar atas azas-azas


yang termaktub dalam “Pancasila”, UUD 1945
dan kebudayaan Indonesia.
• RUMUSAN TUJUAN DI INDONESIA
1. “membentuk manusia susila yang cakap dan
WN yg demokratis serta tanggung jawab
tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah
air, (UU No. 4 th 1950, bab II pasal 3)

62
2. “mendidik anak ke arah terbentuknya manusia yang berjiwa
Pancasila dan bertanggung jawab atas terselenggaranya masy.
Sosialis Ind yang adil dan makmur material dan spiritual”, (TAP
MPRS No. II th 1960)
3. “melahirkan warga negara2 sosialis ind yang susila, yang
bertanggung jawab atas terselenggaranya masy. Sosialis Ind
yang adil dan makmur material dan spiritterselenggaranya masy.
Sosialis Ind yang adil dan makmur material dan spirit ual dan
yang berjiwa Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa;
Perikemanusiaan yang adil dan beradab; kebangsaan;
kerakyatan; keadilan sosial’, (Tappres No. 19 th 1965)

63
4. “membentuk manusia Pancasilais sejati berdasarkan
ketentuan-ketentuan yang dikehendaki oleh Pembukaan
UUD 1945 dan isi UUD 1945”, (Tap MPRS no. XXVII th
1966)
ISI PENDIDIKAN menurut Tap MPRS no. XXVII th 1966
a. Mempertinggi mental-moral-budi pekerti dan
memperkuat keyakinan beragama
b. Mempertinggi kecerdasan dan ketrampilan
c. Membina / memperkembangkan phisik yang kuat dan
sehat.

64
TANGGUNG JAWAB PENDIDIKAN

• PENDIDIK : pihak yang mendidik, pihak yang memberikan


anjuran-anjuran, norma-norma, pengetahuan,
ketrampilan, dll. Pihak yang membantu menghumanisasi
anak.
• ANAK DIDIK : pihak yang didik. Pihak yang diberi anjuran-
anjuran, norma-norma, pengetahuan, ketrampilan, dll.
Pihak yang dibantu, pihak yang humanisasikan.
• SIAPA YANG BERTANGGUNG JAWAB.
- Pendidikan anak : yang bertanggung jawab adalah terletak
sepenuhnya pada pendidik. (???)

65
- Pendidikan orang dewasa : yang bertanggung jawab
adalah si terdidik sendiri bertanggung jawab sepenuhnya
atas pendidikan dirinya
- Perguruan Tinggi yang menjdi obyek adalah mahasiswa,
shg dianggap telah dewasa / orang-orang yang telah
dewasa.
• KEWIBAWAAN : wibawa??
- Kewibawaan yang ada pada seseorang yang krn
memangku kekuasaan/jabatan.
- Kewibawaan yang bukan disebabkan krn memangku
jabatan, melainkan adanya kelebihan.

66
• CARANYA AGAR ANAK BERSOSIALIS.
1. Anak diikutkan setiap pertemuan kelompok,
2. Anak diusahakan selalu bersalaman
3. Menyapa, duduk berdampingan / mepet
4. Anak tsb disuruh mengajari temannya, apa yang
bisa

67
• Konsep pendidikan
• Usaha / KEGIATAN
• Sengaja / PERENCANAAN
• Terencana scr sistematis
• Tujuan yg dicapai
• - membentuk anak mejadi dewasa
• - merubah anak menjadi dewasa
• - mengembangkan kemampuan

68
• COGNITIVE
• AFEKTIF
• PSIKOMOTOR

69
PENDIDIKAN DUNIA
• Umur pend sudah panjang sekali sejak zaman hellenisme th. 150
– 500 SM ke zaman pertengahan th. 500 – 1500, zaman
Humanisme / Renaissance serta zaman Reformasi dan Kontra
Reformasi pada tahun 1600 an. Pendidikan pada zaman ini
masih berkiblat pada dunia ide, dunia surga, akhirat, pendidikan
tergantung pada alam pikiran yang tertulis dlm buku, dengan
perasaannya dan estetikanya
• ZAMAN REALISME; pend diarahkan kpd kehidupan dunia dan
bersumber pada keadaan di dunia pula. Gerakan ini didorong
oleh perkembangan ilmu pengetahuan alam. Pendidikan tidak
menggunakan metode deduktif, tetapi menggunakan metode
induktif.

70
• Tokohnya : Francis Bacon (abad 17)
- penemuan2, pandangan2 diarah ke realita alam dan hal-hal praktis yang
ada di alam
- Sumber pengetahuan adalah alam lingkungan yang didapat dari indra
- Menggunakan metode induktif
- Exsperiment lebih diutamakan
- Bahasa daerah lebih diutamakan
• Prinsip pendidikan menurut Bacon dkk
- Pend. Lebih dihargai dr pd pengajaran.
- Pend. Hrs menekankan aktivitas sendiri
- Penanaman pengertian lebih penting dari pada hafalan
- Pelajaran disesuaikan dengan perkembangan anak
- Pelajaran hrs diberikan satu per satu
- Semua anak hrs mendapatkan kesempatan yang sama

71
• Johann Amos Comenius
Dikenal krn bukunya :
1. JANUA LINGUARUM RESERATA ( pintu terbuka bagi bahasa) th.
1631
2. Didactica Magna (buku didaktik yg besar) Th. 1632
3. Orbis Pictus (gambar dunia) th. 1651
Dalam pengajaran hendaknya menggunakan metode sesuai dengan
perkembangan alamiah anak, dengan cara :
- Belajar melalui peragaan / observasi di alam terbuka, shg anak akan
mendapatkan jawaban dari alam sendiri
- Pelajaran hrs maju selangkah demi selangkah, dari yang mudah ke yang
sukar
- Ekspresi dengan kata lebih penting untuk mengetahui apa yang telah
dipahami

72
Pandangan Realis
• Anak hrs belajar dari alam
• Belajar dengan metode induktif
• Mementingkan aktivitas anak
• Mengutamakan pengertian
• Ekspresi kata untuk menyatakan pengertian menjadi penting
• Belajar melalui bahasa ibu
• Belajar dibantu oleh gambar-gambar
• Materi pelajaran satu demi satu dari yang mudah ke sukar
• Pelajaran disesuiakan dengan perkembangan anak
• Pendidikan bersifat demokratis untuk semua anak

73
ZAMAN RASIONALISME / DISIPLINARIANISME

• Tokohnya John Locke abad ke 18.


• Aliran ini memberikan kekuasaan bagi manusia untuk berfikir
sendiri dan betindak untuk dirinya sendiri. Latihan2 sangat
diperlukan
• Akal mrpkn sumber pengetahuan; masyarakat dengan akalnya
dpt menumbangkan kekuasaan
• Proses belajarnya ada 3 langkah :
1. Mengamati hal-hal yg ada diluar diri manusia
2. Mengingat apa yang telah diamati dan dihafalkan
3. Berfikir yaitu mengolah bahan-bahan yang telah diperoleh, ditimbang-
timbang untuk diri sendiri
Mata pelajaran utama BAHASA LATIN dan ILMU PASTI

74
Zaman Naturalisme
• JJ. Rousseau. Naturalisme menentang kehidupan yang
tidak wajar akhibat dari Rasionalisme (gaya hidup yang
diperhalus; cara hidup yang dibuat-buat, korupsi; anak
dipandang sbg orang dewasa yang kecil.
• Naturalisme mengininkan keseimbangan antara
kekuatan rasio dengan hati.
• Tiga azas mengajar Rousseau :
1. Azas pertumbuhan.
2. Azas akativitas.
3. Azas individualitas

75
Zaman Developmentalisme (abad 19)
• Pendidikan sbg suatu proses perkembangan jiwa yang
berlangsung dalam setiap individu, yang merupakan hasil dari
aktivitas dan reaksinya thdp lingkungan.
• Tokohnya :
1. Pestalozzi ; meningkatkan derajat sosial umt manusia dengan
mengembangkan semua aspek individualnya (otak, tangan, hati)
menggunakan hukum-hukum perkembangan anak. Dasar
metodenya aktivitas anak; terdiri dari :
- IMPRESSION (pengamatan) tidak hanya lewat pancaindra tetapi juga
unsur emosional.
- EKSPRESI DLM BENTUK BAHASA, BENDA, BILANGAN /HITUNGAN dan
MORAL

76
2. HERBART : pembentukan manusia susila bermoral tinggi,
dengan pengembangan minat yang seluas-luasnya. Ada 5
langkah pengajaran:
1) Persiapan.
2) Presentasi.
3) Asosiasi
4) Generalisasi
5) Aplikasi

77
3. FROBEL :mengembangkan semua kapasitas dan kekuatan yang
laten pada anak-anak, agar menjadi aktual.
Tugas pendidikan : mengontrol pertumbuhan anak agar menuju
arah yang benar, ke arah aslinya sebagai anak manusia, dengan
menitik beratkan pada kreativitas anak.
Tujuan akhirnya mencapai integritas diri dengan alam / kosmos,
sesuai dengan kehendak Tuhan penciptanya.
4. Stanly Hall : mengembangkan seluruh kekuatan yang ada shg
memperoleh kepribadian yang harmonis. Kehidupan metal dan
fisik berjalan paralel.
Insting ; penjaga keselatan manusia, yang merupakan pendorong
perkembangan rohaniah.

78
Isi urutan pendidikan disesuaikan dengan tingkat-tingkat
perkembangan anak yaitu :
1) Latihan bagian-bagian fisik
2) Latihan alat-alat indra
3) Latiahn-latihan ingatan, untuk mendapatkan kebiasaan agar bisa
mengintegrasikan diri di masyarakat
4) Latihan untuk menghargai dan memahami seluruh isi alam dan manusia

79
KONSEP-KONSEP DEVELOPMENTALISME
• Mengaktualisasi semua potensi anak yang masih laten,
membentuk watak susila dan kepribadian yang harmonis serta
meningkatkan derajat sosial manusia.
• Cara untuk mewujudkan tujuan tersebut adalah :
1) Perkembangan dikontrol
2) Membentuk tanggapan-tanggapan yang jelas shg membentuk asosiasi
yang jelas pada anak
3) Mengembangkan insting, menempa anak sebelum kaku
4) Impresi indra dan emosional menjadi ekspresi pengetahuan dan moral
• Pengembangan dilakukan sejalan dengan tingkat perkembangan
anak

80
Zaman Nasionalisme (abad 19)
• Misinya : membentuk patriot-patriot bangsa, mempertahan
bangsa dari imperialis. Tokohnya : La Chalotais; Fichte; Jefferson;
tujuan utama pendidikan mereka :
1. Pendidikan Sekuler
2. Pendidikan Jasmani
3. Pendidikan kejuruan
Dengan materi pelajaran :
 Bahasa dan Kesusastraan nasional
 Pendidikan kewarganegaraan
 Sejarah negara
 Pendidikan Jasmani

81
Liberalisme dan positivisme
• Bukti liberalisme : (adam Smith)
o Sekolah dipakai alat untuk memperkuat kedudukan
penguasa
o Pemerintah yang mayoritas tidak menghiraukan yang
minoritas
o Prinsipnya kemerdekaan berusaha, shg timbul
perusahaan raksasa membunuh yang kecil
• Positivisme (August Comte)
o Prinsipnya; hanya percaya kpd kebenaran yg dpt diamati
oleh panca indra, akhibatnya agama lemah

82
ALIRAN SOSIAL abad 20
• Tokohnya : Paul Natorp; George Kerschensteiner; John Dewey
pendapatnya masyarakat memiliki arti yang esensial dr pd individu.
Sekolah hrs diabdikan kepada tujuan sosial.
• Buku John Dewey (The School and Society; How we Think)
pendapatnya segala sesuatu hrs ditimbang menurut kegunaan
praktisnya bagi kehidupan sosial. Kebenaran dibuat manusia, manusia
= masyarakat. Manusia hrs bereksperiment untuk memecahkan
masalah. Eksperiment = intrumental
• Dua aspek Proses belajar
1) Aspek psikologis (pengajaran disesuaikan dengan perkembangan anak)
2) Aspek sosiologis (sekolah hrs dpt menggantikan peranan sosialisasi keluarga

83
Simpulan
• Masyarakat lebih penting daripada individu
• Yang dicari dan dipelajari kebenaran pragmatis
• Sekolah kerja dg perlengkapan kerja
• Metode megajar yang mengaktivkan anak
• Belajar sambil bergaul dan bekerja
• Membentuk watak susila, paham akan teori-teori dan
dapat bekerja dimasyarakat

84

You might also like