Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 34

CHILD ABUSE

Dr. Drg. Eriska Riyanti, Sp. KGA.(K).

Faculty of Dentistry
Universitas Padjadjaran
Bandung – Indonesia
Definition of an
abused child :

A boy or girl under the WHO: semua bentuk tindakan


atau perlakuan menyakitkan
age of 18 years who has secara fisik atau emosional,
suffered physical injury, penyalahgunaan seksual,
neglect, emotional or penelantaran, eksploitasi
komersial ataupun lainnya,
sexual abuse which the shg mengakibatkan cedera
person or person who atau cacat yang mengganggu
kesehatan , kelangsungan
had custody, charge or hidup, tumbuh kembang atau
care of the child either martabat anak, yg dilakukan
dalam konteks hubungan
caused or knowingly tanggung jawab.
failed to prevent.
WHAT IS NOT CHILD ABUSE
Children fighting: injuries caused by two children fighting by
mutual consent.
Reasonable Force: injuries caused by reasonable and
necessary force used by a peace officer to stop a disturbance
that is threatening physical injury to someone or damage to
property.
Sexual Activity Between Minors: voluntary sexual conduct
between minors, both under the age of 14, and who are of
similar age.
Past Abuse: past abuse of a child who is an adult at the time of
disclosure
Maternal Substance Abuse: any positive toxicology screen at
birth
Sudden Infant Death Syndrome (SIDS)
FAKTOR PENDORONG TERJADINYA CHILD ABUSE

1. Faktor ekonomi, problematika finansial keluarga yang


memprihatinkan atau kondisi keterbatasan ekonomi

2. Masalah keluarga, pada situasi keluarga yang kurang


harmonis
FAKTOR PENDORONG TERJADINYA CHILD ABUSE
3. Perceraian,
4. Kelahiran anak di luar nikah,
5. Permasalahan jiwa atau psikologis, orang tua senantiasa berada
dalam situasi cemas (anxiety) dan tertekan apabila mengalami
depresi atau stres.
Ciri-ciri psikologis yang menandai situasi tersebut antara lain :
- Perasaan rendah diri
- Harapan terhadap anak yang tidak realistis
- Harapan yang bertolak belakang dengan kondisinya

6. Orang tua tidak memiliki pendidikan atau pengetahuan keagamaan


yang memadai.
Types
Types of
of Child
Child Abuse
Abuse

Neglected
Physical Sexual Emotional
Epidemiology and Statistics
in The World

2002: 1400 2006: 1.124


cases
infants and
2002: 58,5%
neglect, children
18,6% died from
2002: 12,3 per physically , abuse and
1000 9,9%
sexually,
neglected
2001: 12,4 per
1000 (Federal 6,5% emotion
or psycho
publication
Child Maltret
Epidemiology and Statistics
in Indonesia

2006: 1124
cases
544 : cases
2005: 736 2005: 736
cases
cases tdd 327
Meutia: 16
provincy abuse sexual, 233
has be done by physical, 176
parents, psycho,
parents in law, 130,80
brother, police, neglected
etc
PHYSICAL ABUSE

Trauma
Trauma to
to the
the oral
oral cavity
cavity with
with
intentional
intentional trauma
trauma

Blunt Fractures
trauma of facial
Tongue Palate Frenula bones and
to teeth
jaw
MANIFESTASI OROFACIAL DARI PHYSICAL ABUSE
Contusions
Lacerations of the tongue, buccal mucosa, palate (soft
and hard), gingiva, alveolar mucosa or frenum
Fractured, displaced or avulsed teeth
Facial bone and jaw fractures
Burns and other injuries
Gags applied to the mouth may leave bruises or
scarring at the corners of the mouth
Multiple injuries
BEBERAPA BENTUK KEKERASAN FISIK
1. Menampar, memukul, menendang anak secara
berulang-ulang.
2. Memukul dengan alat, seperti ikat pinggang,
penggaris, dan sapu.
3. Menyulut dengan rokok, membakar, atau
menyetrika bagian tubuh anak.
4. Mencekik atau menenggelamkan kepala anak.
5. Menikam dengan pisau atau garpu.
6. Melempar anak dengan benda keras, mengikat anak
atau menggantung.
7. Menyiram anak dengan air panas.
OROFACIAL MANIFESTATIONS OF PHYSICAL
ABUSE
SEXUAL ABUSE

TANDA-TANDA ANAK KORBAN KEKERASAN SEKSUAL

1. Sobekan, noda darah pada pakaian dalam.


2. Sering sakit tenggorokan, infeksi pada saluran kencing
yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya.
3. Mengeluh rasa sakit pada daerah alat kelamin anak.
4. Anak mengalami penyakit seksual menular.
5. Memar atau pendarahan alat kelamin luar, vagina atau
wilayah anal.
6. Anak mengalami kehamilan.
TINGKAH LAKU YANG DIPERLIHATKAN ANAK
Menolak terlibat dalam berbagai kegiatan atau olahraga yang
bersifat fisik.
Memiliki hubungan sosial yang buruk dengan teman sebaya.
Memperlihatkan tingkah laku seksual yang tidak biasa dan tidak
sesuai dengan usianya.
Menjadi anak nakal yang sering lari dari rumah atau membolos
dari sekolah secara tiba-tiba.
Kelakuan manja dan menggoda yang terlalu berlebihan terhadap
orang lain.
Memperlihatkan tingkah laku yang kekanak-kanakan, kebiasaan
menghisap ibu jari, mengompol atau takut gelap.
Anak mengalami kesulitan dalam mengontrol emosi.
MANIFESTASI OROFACIAL DARI SEXUAL ABUSE

Gonorrhoea
Condylomata accuminata (veneral warts)
Syphilis
Herpes simplex virus
Erythema and ptechiae
OROFACIAL MANIFESTATIONS
OF SEXUAL ABUSE
FEATURES OF NON ACCIDENTAL INJURY
Fatal child abuse - multiple injuries
Characteristic markings of
bondage
Subgaleal Hematoma
(traumatic alopecia)
Characteristic markings
of face slaps

Stages of bruise healing


EMOTIONAL ABUSE

MANIFESTASI EMOTIONAL ABUSE


1. Kekerasan Verbal: meremehkan atau mempermalukan
anak, mengatakan kepada anak bahwa dia tidak baik,
tidak berharga atau sebuah kesalahan. Kebiasaan
menyalahkan anak, mengatakan bahwa semua yang
terjadi karena salah anak.
2. Menolak memberikan kasih sayang : mengabaikan atau
tidak menghargai anak.
3. Hukuman yang ekstrim: merupakan perbuatan yang
bermaksud mengisolasi anak, seperti mengunci anak di
gudang.
INDIKATOR SIFAT DAN FISIK KORBAN KEKERASAN EMOSI
1. Anak memiliki kebiasaan yang tidak umum, seperti menggigit,
membanting, membenturkan kepala.
2. Anak memperlihatkan tingkah laku yang kejam, seperti senang
menyakiti teman sebaya, orang dewasa atau menganiaya hewan di
sekitarnya.
3. Tingkah laku yang tidak sesuai dengan usia (mengompol).
4. Memperlihatkan perilaku ekstrim, seperti sifat selalu mengalah
namun banyak permintaan, menarik diri sekaligus agresif, anak
tampak tidak bergairah atau bahkan sangat bergairah.
5. Tidak percaya diri yang berlebihan dan tidak mampu berkonsentrasi
6. Anak mengalami gangguan makan seperti makan berlebihan, nafsu
makan berkurang atau tidak mau makan.
7. Keterlambatan perkembangan dan gangguan dalam berbicara atau
keterampilan motorik.
NEGLECTED
BENTUK NEGLECTED PADA ANAK
1. Tidak memberi anak makan, pakaian atau tempat tinggal
secara layak.
2. Anak tidak memperoleh pendidikan.
3. Anak tidak memperoleh perawatan kesehatan seperti
yang seharusnya.
4. Anak tidak diberi kesempatan berkembang, bermain
atau bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.
5. Anak dibiarkan berkembang sendiri tanpa pengawasan.
TANDA-TANDA PENELANTARAN PADA ANAK

1. Kesehatan fisik yang tidak terawat (anak kurus,


kumal, kusam, kudisan, dan lain-lain).
2. Tidak memakai pakaian yang layak.
3. Kekurangan imunisasi atau anak tampak tidak sehat.
4. Bagian tubuh anak tampak tidak terawat (kulit
terbakar sinar matahari, penuh dengan daki, dan
lain-lain)
5. Perkembangan fisik, emosional, motorik, dan
intelektual terlambat dibandingkan dengan anak
yang seusia.
DENTAL
DENTAL MANIFESTATIONS
MANIFESTATIONS OF
OF NEGLECT
NEGLECT

1 Untreated rampant caries

Untreated pain, infection, bleeding or trauma affecting


2 the orofacial region

3 Lack of continuity of care


Trauma examination and records

1. Extra oral wounds and palpation of the facial


skeleton
2. Injuries to oral mucosa or gingival
3. Palpation to alveolus
4. Displacement of teeth
5. Abnormalities in occlusion
6. Extent of tooth fractures, pulp exposure,
colour changes
7. Mobility of teeth
8. Reaction to pulp sensibility tests and
percussion
TREATMENT FOR OROFACIAL TRAUMA

1. Orofacial treatment should be initiated if the


dentist feels competent to treat the case
2. More extensive trauma should be referred to
medical, another dental specialists or other
health professional such as psychologists
3. If the child’s life is in danger, the child should
be referred to a hospital or turned over to the
proper authorities (child protection unit)
FROM ABUSE TO DISORDER
PHYSICAL, SEXUAL AND EMOTIONAL ABUSE,
MALTREATMENT OF CHILDREN

MAJOR SOCIAL AND HEALTH PROBLEM

PHYSICAL, COGNITIVE AND EMOTIONAL IMPAIRMENT


ONE TIME
EVENT
POST TRAUMATIC STRESS DISORDER SYNDROME

THE EFFECTS OF
DISORDERED EXTENDED INTO ADULTHOOD
(ABUSIVE)
RELATIONSHIP
INTERGENERATIONAL
TAHAPAN DALAM MENDIAGNOSIS CHILD ABUSE
1. Pemeriksaan secara umum
1). Secara rutin menilai sifat anak yang tidak biasa.
Mengevaluasi kebersihan, tanda-tanda kekurangan
nutrisi makanan dan kesehatan umum.
2). Apakah ada luka atau memar pada wajah atau
tubuh anak.
3) Melihat respon anak terhadap orang lain. Anak yang
mengalami kekerasan mungkin bertingkah agresif
dengan menunjukkan rasa marah yang tidak normal
dan hilang kontrol, murung, tabah atau mengisolasi
diri sendiri.
LANJUTAN
2. Pemeriksaan Ekstraoral
1) Memeriksa ketidaksimetrisan kepala dan leher,
pembengkakan dan memar, memeriksa kulit kepala
untuk tanda penarikan rambut, memeriksa kuping
apakah ada cacat bekas luka, bagian yang sobek, dan
ketidakwajaran.
2) Melihat memar dan abrasi dari berbagai warna, yang
mengindikasikan perbedaan tahap penyembuhan.
Periksa pola tanda yang berbeda pada kulit yang
disebabkan karena benda seperti tali pinggang, tali
atau rokok.
LANJUTAN
3) Memeriksa duapertiga wajah apakah ada memar
bilateral di sekitar mata, ptechiae (titik kecil berwarna
merah atau ungu yang mengandung darah) di sklera
mata, ptosis pada kelopak mata, atau pandangan
mengabur, memar pada hidung, septum menyimpang
atau gumpalan darah di sekitar hidung.
4) Memeriksa tanda gigitan, kemungkinan hasil dari
kemarahan yang tidak terkontrol oleh orang tua.
Tanda gigitan di daerah yang tidak mungkin dari hasil
luka yang disebabkan oleh diri sendiri dan tidak
mungkin karena kecelakaan.

You might also like