Kelayakan Operasi Peralatan DAN Instalasi Rig

You might also like

Download as ppt, pdf, or txt
Download as ppt, pdf, or txt
You are on page 1of 177

KELAYAKAN OPERASI PERALATAN

DAN
INSTALASI RIG

PEMBINAAN KESELAMATAN OPERASI


PEMBORAN, KERJA ULANG DAN PERAWATAN SUMUR

1
LAYAK ?

User : PJIT : Insp. Company :


• Down time • Accident / Pollution • Critical Areas
• Repair • Authorized Alteration • Improper Conditions
• Acceptable Criteria
• Preventive Maintenance
• dll

2
Tujuan :

Mencegah terjadinya risiko kecelakaan dan


/ atau pencemaran lingkungan, dengan
cara mengenali bagian-bagian kritis dari
peralatan yang digunakan pada instalasi
pemboran dan kerja ulang

3
Standard, Code

Deformasi Plastis

Misalignment

Korosi
Keausan

Modifikasi / Alterasi Kebocoran


Acceptable Criteria ?

• IADC 4
• Engineering analysis
Apa itu Risiko ?
Risiko = FAILURE PROBABILITY x CONSEQUENCE

High

HI
Failure Probability 

GH
Medium

M
ED
IU
M
LO
W

Low

Unusual Economic Injury / Death


Practice Loss Pollution Consequence 

Kategori Risiko :
• HIGH – Injury, Death, Environmental implication/Pollution
• MEDIUM – Significant economical Loss
• LOW – Unusual practice
5
INSTALASI RIG
(TANPA GUYLINES)

MONKEY BOARD
CROWN BLOCK

TRAVELING
MAST
STAND PIPE BLOCK

SWIVEL
DRAWWORK
MUD PUMP
MUD GAS
SEPARATOR

CLEANING TANK
MIXING TANK

CHOKE
VALVE
GENERATORS
BOP
CLOSING UNIT

6
INSTALASI RIG
(DENGAN GUYLINES)

MONKEY BOARD
STAND PIPE CROWN BLOCK

SWIVEL

MAST
TRAVELING
BLOCK

MUD GAS
DRAWWORK
SEPARATOR

MUD TANK
MUD
PUMP
MIXING TANK CHOKE
VALVE

GENERATORS BOP
CLOSING UNIT

7
LINGKUP PEMERIKSAAN

RIG BARU RIG LAMA


DOCUMENT REVIEW
1 Spesifikasi teknis X X

2 QA/QC plan X

3 Manual perawatan dan operasi X X

4 Catatan Perawatan X

5 Catatan alterasi dan modifikasi X

6 Sertifikat Kalibrasi X X

7 Hasil inspeksi terakhir X X

8 Hasil Test terakhir X Kalau diperlukan

9 As built drawing & Calculation Notes X Kalau diperlukan

10 Crew List dan License X X

11 SILO terakhir X

8
RIG BARU RIG LAMA
PEMERIKSAAN FISIK
1 Struktur X X

2 Drilling equipment X X

3 Hoisting equipment X X

4 Well Control equpment X X

5 Mud Control equipment X X

6 Electrical equipment X X

7 Internal Combustion engines X X

8 Safety equipment X X

9
LINGKUP PEMBAHASAN

 BANGUNAN RIG (STRUCTURE)

 PERALATAN ANGKAT (HOISTING EQUIPMENT)

 PERALATAN PENGEBORAN (DRILLING EQUIPMENT)

 PERALATAN PENGENDALI SUMUR (WELL CONTROL EQUIPMENT)

 PERALATAN PENGENDALI LUMPUR (MUD CONTROL EQUIPMENT)

 PERALATAN LISTRIK

 MOTOR BAKAR

 WIRELINE LOGGING

 COILED TUBING

10
STRUCTURES
 MASTS & DERRICKS
 SUBSTRUCTURES
 LOADING RAMS & MUD BOATS

Ref :
API Spec 4F - Drilling and wells servicing Structures
API RP 4G - Maintenance and Use of Drilling Well
Servicing Structures

11
MAST / DERRICK

Tanpa guylines Dengan guylines

12
DERRICK

13
PORTABLE MAST

14
JENIS MAST SEBAGAI FUNGSI DARI DAYA DRAWWORK )*

< 850 Hp 900 – 1500 Hp >2000 Hp

)* Typical

15
RATING DARI MAST MENURUT API 4F

MAST TANPA GUYLINES MAST DENGAN GUYLINES

1. Maximum rated static hook load 1. Maximum rated static hook load capacity
capacity for a specific number of lines for a specific number of lines strung to the
strung to the traveling block traveling block and the manufacturer’s
2. Maximum rated wind velocity (knots) specified guying pattern
without pipe setback 2. Maximum rated wind velocity (knots)
3. Maximum rated wind velocity (knots) without pipe setback
with full pipe setback 3. Maximum rated wind velocity (knots) with
4. Maximum number of stands and size full pipe setback
of pipe in full setback 4. Maximum number of stands and size of
5. Rated static hook load for wind pipe in full setback
velocities varying from zero to
maximum rated wind velocity with full
rated setback and with maximum
number of lines to the traveling block

16
GAYA-GAYA PADA MAST

17
HOOK LOAD

ce
or
eF
n
yli
Gu
Hook Load

is
+

Mast ax
Trav. block

A A

18
FUNGSI BAGIAN-BAGIAN MAST

• Fungsi Legs :
• Menahan komponen gaya aksial pd mast
• Fungsi Braces :
• Menahan gaya geser
• Menghindari bahaya buckling pada legs
• Fungsi Samson Post :
•Terutama menyangga bottom mast pada saat rig up / down

• Internal Guyline :
• Mengikat mast pada carrier
• External Guyline :
•mengikat mast+carrier pada ground

19
KESETIMBANGAN PADA MAST

20
KESETIMBANGAN PADA MAST AKIBAT HOOK LOAD

Karena mast miring kearah sumur, maka crown block guylines


bagian belakang menahan agar mast tidak terguling kearah
sumur, sekaligus mengurangi besar gaya yang bekerja pada kaki-
kaki mast

Guyline harus diberikan pretensioned supaya :

• Bending pada mast tidak menjadi terlalu besar


• Pada beban besar jack depan dari carrier tidak terangkat
• Pada beban besar posisi hook tidak bergeser dari pusat sumur

BEBAN
BERAT CARRIER

REAKSI PADA ANCHOR REAKSI PADA MAST JACK


21
BAGIAN DEPAN CARRIER AKAN TERANGKAT
JIKA GUYLINE KURANG KENCANG

Beban hook yang bekerja pada mast dapat


menyebabkan mast terguling kearah sumur.
Supaya hal tersebut tidak terjadi, rig harus cukup
berat sehingga momen putar akibat beban hook
terhadap bottom mast jacks (A) lebih kecil
daripada momen putar yang dihasilkan oleh berat
rig. Pada kebanyakan rig, berat rig tidak dapat
mengimbangi momen yang dihasilkan oleh beban
hook, sehingga tanpa guylines atau jika guylines
kendur, bagian depan dari carrier akan terangkat.

MR

Hook Load

A
MH
Gaya pada anchor
Berat Carrier
22
MAST DERATING (API RP4G)
Jika carrier dan peralatan diatasnya terlalu ringan, maka gaya pada guylines akan menjadi
terlalu besar. Untuk itu API 4G merekomendasikan penggunaan mast pada beban yang
lebih rendah, supaya gaya pada guylines dan anchor tidak menjadi terlalu besar.

Contoh :
HLrated=210000 lb
HLtip=140000 Lb  Hltip / HLrated = 140000/210000 = 0.65 (65%)
HLmaxallow/HLrated = 87%  Hook load maksimum yang diijinkan = 87/100 x 210000 = 185000 lb

23
GAYA ANGIN PADA MAST

24
GAYA ANGIN PADA MAST DAN SETBACK PIPES
Gaya angin samping bekerja pada mast dan pada setback pipes. Gaya-gaya tersebut akan
mendorong mast kesamping sekaligus memuntir mast tersebut melalui monkey board.
Tugas daripada guylines adalah turut menahan gaya-gaya tersebut bersama-sama dengan
berat rig sehingga mast tidak terpuntir dan terdorong kesamping.

Pada kecepatan angin tertentu momen putar yang ditimbulkan oleh angin lebih besar daripada
momen putar yang dapat diberikan oleh berat rig. Pada kondisi tersebut guylines berfungsi
untuk turut menahan agar mast tidak terguling kesamping. Oleh karena itu perlu diperhatikan
agar pada guylines diberikan pretension yang cukup sehingga guylines tidak kendur
25
GAYA-GAYA YANG BEKERJA PADA GUYLINES
AKIBAT ANGIN DARI SAMPING

Gaya Gaya
angin Angin
pada Pada
mast Setback pipe Guyline anchor

Gaya angin pada mast dan pipe setback ditahan oleh dua buah crown block guylines dan satu buah
monkey board guyline. Jika monkey board guyline kendur maka mokey board akan terpuntir akibat gaya
angin pada setback pipe sehingga dapat mengakibatkan padeye atau pin dari monkey board tersebut
rusak.

26
EVALUASI TERHADAP KAPASITAS MAST

TUJUAN : Menentukan rating dari mast berdasarkan perhitungan sesuai dengan API 4F

KAPAN HARUS DILAKUKAN EVALUASI ULANG TERHADAP MAST


 Mismatched component : perhitungan dilakukan untuk mengetahui kapasitas mast yang ditentukan oleh
bagian yang terlemah
 Non API mast, untuk membuktikan bahwa mast tersebut memiliki kekuatan yang memadai
 Unauthorized repair/ modification : modifikasi / repair yang dilakukan bukan oleh OEM atau ARF
 Mast yang tidak memiliki name plate, sehingga kapasitasnya diragukan

BAGAIMANA EVALUASI TERSEBUT HARUS DILAKUKAN


 Menggunakan ketentuan dari standar untuk menentukan load cases yang akan digunakan. API 4F
mengatur besar beban disain yang harus digunakan ketika menghitung kekuatan mast
 Menggunakan AISC dalam menentukan asumsi, idealisasi, allowable stresses, definisi stress ratio dan
cara perhitungan untuk combined stresses
 Dianjurkan untuk menggunakan FEA mengingat kompleksitas dari struktur mast

OUTPUT DARI PERHITUNGAN MAST OUTPUT DARI PERHITUNGAN MAST


DENGAN GUYLINES (API 4F) TANPA GUYLINES (API 4F)
 Max. rated static hook load
 Max. rated static hook load
 Max. rated wind velocity without pipe
setback  Max. rated wind velocity without pipe
 Max. rated wind velocity with full pipe setback
setback
 Max. rated wind velocity with full pipe
 Kekuatan mast pada saat erection
 Kekuatan guylines setback
 Kekuatan mast pada saat erection

27
American Institute of Steel Construction
Manual of Steel Construction
Allowable Stress Design (ASD)
T

Mxx
Fa Myy
Fs

Fs

Fa

SAFETY FACTOR : T
Tension : 1.66
Shear : 2.5
Compression / Buckling : Refer to Buckling Equation
Bending : 1.51

Combined Stress Ratio : fa/Fa + fbx/Fbx + fby/Fby < 1

28
STRESS RATIO HASIL INDEPENDENT
CALCULATION TERHADAP MAST

Middle mast

Bottom mast

Upper mast

29
GUYLINE PATTERN (API RP 4G)

30
UKURAN GUYLINES DAN PRETENSION MENURUT API 4G

31
MEMPERKIRAKAN KONDISI PRETENSION DARI GUYLINES (API RP4G)

32
KERUSAKAN PADA PIN DAN PADEYE

Keausan yang berlebihan


Pada padeye

Padeye
Dari monkey board yang sobek
Crack pada pin
head dan body

Pin yang Kerusakan padeye pada


melengkung Bottom mast
Keausan yaNg berlebihan pada pin
33
KERUSAKAN YANG UMUM PADA MAST

Crown block beam

Deformasi akibat
terbentur traveling block

Corrosion

Deformasi
Pada kaki mast
Dan brace akibat
Terbentur atau
tergesek rope

34
PENGARUH CLEARANCE ANTARA PIN-LUBANG
TERHADAP TEGANGAN YANG TIMBUL

CLEARANCE OPTIMAL
CLEARANCE TERLALU BESAR
35
BEBERAPA KERUSAKAN PADA MAST

(b) Locking device yang tidak (c) Crown block beam yang rusak
(a) Crack pada monkey board pad berfungsi dengan sempurna terbentur traveling block

(d) Kerusakan pada chassis carrier (f) Brace yang putus karena terdorong
dibawah samson post (e) Padeye yang sudah oval Locking device 36
BEBERAPA KERUSAKAN PADA MAST

37
BAGIAN-BAGIAN DARI MAST
YANG SERING MENGALAMI
KERUSAKAN
Crown Block
Beams

Monkey board
Padeye & pin
Upper to middle mast
Locking device

Raising ram Raising ram


Padeye & pin beam
Middle mast legs
Middle to Bottom mast
Middle to Locking device
Bottom mast
Padeye & pin Samson Post

Bottom mast Bottom mast


Jacks legs
38
PULL TEST

Tujuan :
• Menilai integritas Mast (Settlement, Excentricity)
• Menilai integritas dan kemampuan hoisting equipment
• Menilai kemampuan mesin / motor penggerak drawwork
39
APLIKASI STRAIN GAUGES
PADA SAAT PULL TEST

 Menilai eksentrisitas beban


 menilai distribusi beban pada mast
 Menilai kondisi settlement mast
 Dll

40
PEMERIKSAAN VISUAL TERHADAP MAST

1) Periksa apakah mast berdiri tegak pada landasan yang datar. Untuk mast dengan guylines, jakinkan bahwa
kemiringan mast tidak melebihi spesifikasi dari mast tersebut.
2) Untuk mast dengan guylines periksa apakah semua guyline telah terpasang mengikuti petunjuk dari pabrik
pembuat atau API 4G mengenai ukuran rope, konstruksi rope, guyline pattern dan pretension
3) Periksa apakah guyline anchor telah terpasang dan dihubungkan ke guylines dengan benar.
4) Periksa apakah escape line sudah terpasang dengan benar
5) Periksa apakah locking device sudah mengunci bagian-bagian mast dengan sempurna
6) Periksa apakah kaki mast dan bracingnya tidak ada yang bengkok atau cacat lainnya
7) Periksa apakah terjadi korosi yang berlebihan pada bagian-bagian dari mast
8) Periksa apakah ada indikasi cacat pada sambungan-sambungan las
9) Periksa apakah semua pin sudah dipasang dan menggunakan safety pin
10) Periksa apakah ada indikasi padeye sudah berbentuk oval atau kerusakan pada pin
11) Periksa apakah crown beam platform, pagar pengaman dan tangga dalam keadaan baik, tidak berkarat dan
terpasang dengan kuat.
12) Jakinkan bahwa lightning arrestor terpasang pada ujung atas mast dan tersambung ke tanah.
13) Periksa apakah raising equipment dapat bekerja dengan baik tanpa sentakan

41
PERAWATAN MAST
Mast dan bagian-bagiannya dibuat dari bahan terpilih yang direncanakan untuk
dapat bekerja dalam kondisi berat. Sebuah mast dapat terdiri dari dua atau lebih bahan yang
berlainan, sehingga penyambungan dari bagian-bagian tersebut memerlukan suatu pengetahuan
tentang bahan yang akan dilas, prosedur pengelasan dan juru las yang kualified.

Hal yang perlu diperhatikan :

 Jangan melakukan Modifikasi terhadap bagian-bagian dari mast terutama leg(s), braces dan
crown block beam

 Jangan meluruskan dan menggunakan kembali bagian-bagian mast yang telah bengkok.

 Jika lubang padeye sudah menjadi oval, segera perbaiki atau ganti padeye Tersebut

 Kalau ada bagian mast yang perlu diganti , hubungi terlebih dahulu pabrik pembuatnya untuk
mengetahui bahan yang digunakan dan cara pengelasan

 Pelaksanaan perbaikan sebaiknya dilakukan dibawah pengawasan pabrik pembuat atau 3 rd


party structural engineer

42
GUYLINE ANCHOR

43
PEMILIHAN JENIS ANCHOR UNTUK BERMACAM-MACAM JENIS TANAH

JENIS ANCHOR
EXPANSION

JENIS TANAH PLATE SCREW PILE

KERAS : X  -  -
Granite, basalt, batu kapur padat, bongkahan      
tanah liat padat dan keras      
       

SEDANG - X X 
Tanah liat dan tanah endapan sedang,      
pasir padat, tanah urugan yang dipadatkan      
LUNAK
Tanah liat lunak, lumpur, tanah urugan - - X
yang tidak dipadatkan    
   
SANGAT LUNAK
Rawa, tanah urugan diatas rawa - - -

44
GAYA-GAYA PADA TANAH DISEKITAR SCREW ANCHOR

(a) (b)
a) Jika ukuran piringan terlalu kecil, tekanan diatas piringan sangat besar sehingga tanah dibagian atas
piringan tersebut akan bergeser kebagian bawah piringan sehingga anchor akan bergerak tercabut
keatas
b) Jika piringan cukup besar tetapi kurang dalam, maka tanah dibagian atas piringan akan terangkat
bersama-sama dengan anchor
Jadi persyaratan dari anchor adalah mempunyai piringan yang cukup besar dan dipancangkan cukup
dalam dibawah tanah

45
PEMASANGAN SCREW ANCHOR SECARA MANUAL

 Pemasangan biasanya dalam posisi tegak karena sulit memasang dalam posisi miring
 Pemancangan mengakibatkan kerusakan tanah disekitar anchor yang dapat mengurangi daya dukung anchor
tersebut
 Guyline pattern sering tidak simetris karena adanya kecenderungan untuk menancapkan anchor pada lokasi
tanah yang lebih lunak
 Karena kesulitan pada awal pemancangan, operator sering memukul rope terminal sehingga menjadi rusak.

46
PEMASANGAN SCREW ANCHOR DENGAN MESIN

• Dapat digunakan untuk memancang anchor pada tanah yang keras


• Dapat digunakan untuk memancang anchor dengan sudut yang diinginkan
• Daya pancang lebih tinggi karena kerusakan tanah disekitar anchor lebih sedikit
47
MENGGUNAKAN BAK YANG DIISI AIR ATAU BALOK SEMEN
YANG BERFUNGSI SEBAGAI GUYLINE ANCHOR

Keuntungan dari cara ini adalah :


• Dapat digunakan ditanah yang lunak atau tanah urugan diatas tanah rawa
• Mudah memasang dan memindahkan anchor

Kerugian :
• Pada saat hujan bak tersebut dapat bergeser karena tanah licin, sehingga guyline
akan menjadi kendur
• Membutuhkan ruang yang lebih besar daripada screw anchor

48
GAYA-GAYA YANG BEKERJA PADA SCREW ANCHOR

(a) Tegak lurus tanah (b) Searah dengan guyline


Pemasangan screw anchor secara tegak dapat mengakibatkan kerusakan pada anchor
dan mengurangi kapasitasnya akibat kerusakan tanah disekitarnya. Toleransi sudut
antara guyline dan anchor yang diijinkan oleh pabrik pembuat adalah 10 0
49
KERUSAKAN PADA ANCHOR AKIBAT PEMASANGAN
TEGAK LURUS

Pada pemasangan screw anchor yang tegak lurus terhadap tanah, tarikan dari
guyline akan menyebabkan badan anchor melengkung, selain itu permukaan tanah
disekitar anchor juga akan rusak terpotong badan anchor, sehingga mengurangi
kapasitas tarik dari anchor tersebut.
50
KERUSAKAN PADA PIRINGAN DAN TERMINAL KABEL
SCREW ANCHOR

(b) Kerusakan pada


(a) Kerusakan pada piringan screw anchor terminal kabel dari screw
(b) Kerusakan pada terminal anchor

Piringan dari screw anchor sangat rentan terhadap korosi karena berada dibawah tanah yang biasanya lembab
atau basah. Perlindungan permukaan dalam bentuk cat atau galvanising sering mengalami kerusakan pada saat
piringan tersebut bergeseran dengan tanah dan batu, ketika pemancangan berlangsung. Oleh karena itu
pemeriksaan harus dilakukan sesering mungkin

51
UJI TARIK PADA SCREW ANCHOR UNTUK MENENTUKAN HUBUNGAN ANTARA
KAPASITAS ANCHOR DAN MOMEN PANCANG

3000
2500
2000

GayaTarik(kgf)
1500
1000
500
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Displacement (cm) -->

3000

2500
Gaya Tarik (kgf)

2000

1500

1000

500

0
1 2 3 4 5 6 7
Torsi (x10 kgf-m)
52
KECELAKAAN AKIBAT TERCABUTNYA GUYLINE ANCHOR

(a) Lokasi tercabutnya anchor (b) Priringan anchor tertinggal didalam tanah

(c) Rig terguling kesamping (d) Mast patah menimpa tanki

53
PULL TEST
Pull test dilakukan terhadap mast, hoisting equipment dan engine / motor dengan
maksud untuk menguji integritas dan performance dari ketiga peralatan tersebut

Hoisting Equipment : Mast / derrick : Engine :


• Performance • Integrity • Performance
• Integrity • Settlement

54
SUBSTRUCTURE

55
BEBERAPA JENIS SUBSTRUCTURE YANG UMUM

(a) Substructure untuk mast tanpa guylines (b) Folding type substructure

(c) Stack type substructure (d) Telescoping type substructure 56


SUBSTRUCTURE

Rotary table load Pipe setback load Combined Load

Substructure rating :
 Max. rated static hook load (jika mast berdiri diatas substructure)
 Max. rated pipe setback load
 Max. rated static load on rotary beams
 Max. rated combined load of setback and rotary table beams

Substructure harus memiliki name plate yang menunjukkan ratingnya (API 4F),
Kalau tidak memiliki name plate, kapasitasnya harus dihitung ulang oleh 3rd party engineer
Dan hasil perhitungan harus didokumentasikan
57
BAGIAN-BAGIAN UTAMA SUBSTRUCTURE

WORKING PLATFORM

ROTARY TABLE BEAMS


SETBACK BEAMS

LEGS AND FLOOR BEAMS

PINS 58
KERUSAKAN PADA SUBSTRUCTURE

(a) Pin hole pada telescoping leg yang (b) Korosi pada sambungan antara mud
menjadi oval boat dengan substructure

(c) Local buckling pada floor beam (d) Korosi pada kaki substructure

59
(a) Tanpa safety pin (b) Rotary table beam dipotong untuk drive
line

Mud boat

Substructure

(c) Pin tidak terpasang (d) Tanah dibawah substructure tidak rata
60
PEMERIKSAAN VISUAL TERHADAP SUBSTRUCTURE

1) Periksa apakah substructure berdiri tegak diatas landasan yang datar.


2) Periksa apakah semua sambungan pin dari working platform telah terpasang dengan benar dan
menggunakan safety pin
3) Periksa apakah working floor yang terbuat dari pelat baja dalam keadaan baik dan tidak berkarat atau
terlepas
4) Periksa apakah papan-papan kayu diatas setback beams terpasang semua dan dalam keadaan baik
5) Periksa apakah kaki substructure dan bracingnya tidak ada yang bengkok, berkarat atau mengalami cacat
lainnya
6) Periksa apakah ada indikasi cacat pada sambungan-sambungan las
7) Untuk kaki telescoping, periksa apakah pinnya sudah terpasang semua dan menggunakan safety pin
8) Periksa apakah ada indikasi padeye sudah berbentuk oval atau kerusakan pada pin tersebut diatas
9) Apakah ada indikasi dari brace yang tidak atau belum terpasang?
10) Periksa sambungan pin antara substructure dengan mud boat atau loading ram. Jakinkan bahwa semua pin
telah terpasang dan menggunakan safety pin.
11) Periksa kondisi pagar pengaman dan tangga-tangga

61
WORKING PLATFORM

62
Working Platform meneruskan beban yang
Kaki ada diatasnya ke tanah dan ke bottom mast.
Bagia kritis biasanya adalah penyaluran
beban ketanah melalui kaki-kaki karena
tanah yang lunak dibawah kaki tidak dapat
menahan beban sehingga kaki tersebut
masuk kedalam tanah dan WPF menjadi
Tanah miring, atau bentuk kaki yang terlalu
langsing menyebabkan bahaya buckling.
63
LOADING RAM DAN MUD BOAT

64
DISTRIBUSI BEBAN PADA LOADING RAM

Dengan bertambahnya hook load maka gaya yang bekerja pada bottom mast jack makin bertambah besar

65
GAYA-GAYA YANG BEKERJA PADA LOADING RAM

Pada saat rig mengangkat beban yang berat, bagian depan dari carrier akan
sedikit terangkat keatas, sehingga praktis sebagian besar dari beban dan
berat rig itu sendiri akan bertumpu pada bottom mast jack dititik A.
Hal tersebut mengakibatkan daerah kritis pada loading ram adalah daerah
dibawah titik A.
Oleh karena itu kekuatan loading ram pada daerah dibawah mast menjadi
sangat penting, karena daerah itu yang akan menentukan kekuatan loading
ram tersebut.

66
BEBAN PADA MUD BOAT

Loading Ram

Mud boat

Fungsi utama dari mud boat adalah meneruskan beban yang diterimanya dari loading ram ketanah. Supaya tanah
dapat menerima beban tersebut maka mud boat harus cukup luas sehingga tekanan pada tanah dapat dibuat kecil.
Karena beban terberat adalah dibawah mast, makadaya dukung tanah dibawah mast harus lebih besar daripada
dilokasi lainnya.

67
REKOMENDASI API 4G MENGENAI DAYA DUKUNG TANAH
(PANDANGAN ATAS)

68
REKOMENDASI API 4G MENGENAI DAYA DUKUNG TANAH
(PANDANGAN SAMPING)

69
CARA PRAKTIS UNTUK MEMENTUKAN DAYA DUKUNG TANAH MENURUT API-4G

70
PROGRAM PEMERIKSAAN TERHADAP STRUKTUR
MAST, SUBSTRUCTURE DAN LOADING RAM

 Kategori 1 : Pengamatan terhadap struktur yang harus dilakukan setiap hari

 Kategori 2 : Kategori 1 ditambah dengan pemeriksaan terhadap indikasi korosi, deformasi,


komponen yang hilang atau terlepas, pelumasan yang tidak memadai, adjustment dan visible
cracks

 Kategori 3 : Kategori 2 ditambah pemeriksaan dengan peralatan NDT terhadap lokasi-lokasi


kritis. Kalau perlu boleh membongkar peralatan untuk memeriksa kondisi bagian dalam dari
peralatan tersebut.

 Kategori 4 : Kategori 3 ditambah pemeriksaan lebih lanjut terhadap semua bagian kritis dari
peralatan seperti yang dianjurkan oleh pabrik pembuatnya.

PERALATAN YANG DIGUNAKAN


o DPI – Untuk kerusakan pada surface
o MPI – Untuk kersuakan pada surface dan sub surface
o UT – Untuk pemeriksaan yang bersifat volumetris
o Radiography – Untuk pemeriksaan volumetris dengan recoRd berupa foto

Hasil pemeriksaan NDT harus di review oleh seorang engineer yang akan menyimpulkan tentang
kondisi dan kelayakan peralatan secara keseluruhan
71
PERALATAN
ANGKAT
 DRAWWORK
 CROWN BLOCK
 TRAVELING BLOCK
 DEADLINE ANCHOR
 WIRE ROPE

Ref :
API Spec 8A – Drilling and Production Hoisting Equipment
API Rp 8B – Inspection, Maintenance, Repair and Remanufacture of Hoisting Equipment
API Spec 9A – Wire Rope
72
API Spec Rp 9B – Application, Care and Use of Wire Rope for Oil Service
RANGKAIAN PERALATAN ANGKAT

Mesin penggerak drawwork WIRE ROPE

TRAVELING
BLOCK
Transmisi

HOOK BLOCK

DRAWWORK

ELEVATOR LINKS
DEADLINE ANCHOR
73
DRAWWORK
Terdiri dari :

• Drum besar yang berfungsi untuk menggulung rope


• Rem tangan dibantu dengan rem hidrolik atau rem listrik
• Rangkaian poros-poros dan bantalannya
• Sprocket-sprocket dan rantai-rantai penggerak
• Clutches untuk menghubungkan dan melepas daya

74
Shaft
BAGIAN-BAGIAN UTAMA
Bearings
DRAWWORK

Hydrobrake

Drum

Water Reservoir

Clutch

Sprocket

Chain

75
CROWN-O MATIC

Crown-O matic digunakan untuk mencegah agar traveling block tidak membentur crown block beams. Pastikan
bahwa alat ini dapat berfungsi dengan baik, dengan memasangnya dengan benar dengan melakukan adjustment
dan mencobanya sebelum rig digunakan

76
TRANSMISI DAYA

SAND DRUM

MAIN DRUM
Dari
Transmission
box

Clutch

Rantai

Clutch

Ke Rotary Table

Daya diteruskan dari mesin ke main drum, sand drum dan rotary table melalui rantai dan kopling-
kopling. Kopling-kopling tersebut dapat dilepas dan dihubungkan sesuai dengan kebutuhan.
77
DRUM

78
BRAKE LINKAGE

79
80
KOPLING UNTUK MENYAMBUNG DAN
MELEPAS DAYA
Rumah kopling
Sprocket

Bladder
Hub Sprocket

DRUM TYPE

Clutch

Rumah kopling

Hub

DISC TYPE Clutches

Bladder
Rumah kopling dihubungkan dengan sprocket dan selalu berputar, sedangkan poros dihubungkan dengan
hub. Jika daya ingin diteruskan keporos maka clutch akan didorong oleh bladder yang menggembung karena
tekanan udara sehingga clutch akan menekan rumah kopling dan hub dan meneruskan daya melalui gesekan
ke poros.

81
SPROCKET DAN RANTAI

Normal

Rantai terlalu longgar

Rantai yang dipasang diantara dua buah sprocket tidak boleh terlalu kencang atau longgar. Pemasangan
yang terallu kencang akan mengakibatkan umur rantai yang pendek karena tegangan yang terlalu tinggi,
sedangkan kalau terlalu longgar dapat mengakibatkan putusnya rantai secara tiba-tiba akibat tertekuk atau
terdapat bahaya rantai dapat terlepas dari sprocket

82
KONSTRUKSI RANTAI

PIN

ROLLER

LINK PLATE

Roller and pin links,


Jenis ini digunakan Offset links
Pada Drawwork

Ada beberapa jenis rantai, pada saat ini yang banyak digunakan pada drawwork adalah jenis roller and pin
links. Jenis Offset link tidak dianjurkan untuk digunakan karena rentan terhadap fatigue

83
SISTIM PELUMASAN

(a) Bath lubrication (b) Disc lubrication

(c) Drip lubrication (d) Stream lubrication

Ada beberapa jenis cara pelumasan yang digunakan untuk melumasi rantai. Pastikan bahwa sistim pelumasan
tersebut berfungsi dengan baik, karena rantai drawwork yang putus secara tiba-tiba akibat kurang pelumasan
dapat mengakibatkan kecelakaan serius
84
PEMERIKSAAN VISUAL TERHADAP SISTIM TRANSMISI DAYA

1) Periksa kondisi pasangan sprocket apakah sejajar atau tidak


2) Periksa apakah keausan pada gigi-gigi sprocket sudah melebihi ketentuan yang diisyaratkan
oleh pabrik pembuat
3) Periksa apakah terdapat kerusakan-kerusakan lain pada badan pada sprocket
4) Periksa apakah rantai tidak terlalu kendur atau terlalu kencang sesuai anjuran dari pabrik
pembuat. Rantai yang menjadi kendur dapat merupakan indikasi dari terjadinya keausan pada
rantai tersebut.
5) Pastikan bahwa tidak digunakan jenis rantai offset link
6) Jalankan drawwork kemudian lihat apakah terdapat gerakan berayun pada drum atau sprocket
yang mengindikasikan terjadinya kerusakan pada bearing
7) Pastikan bahwa terdapat cukup oli pelumas dan sistim pelumasan berkerja dengan sempurna
8) Periksa apakah sisa ketebalan clutch masih bisa ditolerir sesuai dengan anjuran pabrik
pembuatnya
9) Untuk drum dengan groove, jumlah lilitan minimum yaitu ketika traveling block pada posisi
paling bawah adalah 9 lilitan, sedangkan pada drum tanpa groove jumlah lilitan minimum
adalah satu lapis lilitan penuh pada drum ditambah enam buah lilitan tambahan

85
PERALATAN REM

BRAKE BAND
BRAKE
RIM

BRAKE
BLOCK EQUALIZER JOKE
HYDRO BRAKE ATAU
ELECTROMAGNETIC BRAKE

Pada drawwork biasanya terdapat dua perangkat peralatan pengereman. Satu diantaranya adalah rem tangan yang
dioperasikan oleh operator. Perangkat rem ini adalah perangkat rem utama yang dapat menghentikan putaran drawwork,
sedangkan lainnya adalah perangkat rem tambahan yang berfungsi untuk membantu pengereman terutama pada saat
menurunkan pipa kedalam sumur sehingga gerakan turun pipa tersebut menjadi lambat. Rem tambahan ini tidak dapat
digunakan untuk menghentikan putaran drawwork

Pastikan bahwa kedua perangkat rem tersebut dapat bekerja dengan baik, dan bagian-bagiannya yang haus atau rusak
sudah diperbaiki atau diganti dengan yang baru. Kegagalan pada peralatan dapat mengakibatkan kecelakaan serius
86
PENYETELAN REM TANGAN

BRAKE BLOCK

SUDUT TERLALU SUDUT TERLALU


BESAR KECIL

POSISI PADA SAAT PENGEREMAN

Supaya dapat bekerja secara optimal, peralatan rem tangan harus disetel dengan benar mengikuti petunjuk dari pabrik
pembuat. Penyetelan yang tidak benar dapat mengakibatkan kegagalan pada pengereman

87
PEMERIKSAAN VISUAL TERHADAP PERANGKAT REM TANGAN

1. Periksa kebulatan dari brake band :


2. Periksa apakah terdapat kerusakan atau deformasi pada brake band
3. Periksa keausan dari brake shoe apakah masih dalam batas-batas yang ddapat ditolerir atau sudah
harus diganti.
4. Pastikan bahwa equalizer joke dalam posisi horisontal
5. Pastikan bahwa penyetelan adjusting end sudah mengikuti petunjuk dari pabrik pembuat
6. Periksa apakah keausan dari brake rim masih bisa ditolerir
7. Periksa apakah terdapat cukup air pendingin dan pastikan bahwa sistim pendingin brake rim bekerja
dengan baik.
8. Pastikan bahwa pompa sirkulasi air pendingin digerakkan oleh penggerak terpisah
9. Jangan melakukan pengelasan pada brake band

88
CROWN BLOCK

Crown block meneruskan rope dari drawwork ke traveling block. Gaya yang bekerja pada crown block
adalah sama dengan gaya yang diangkat oleh hook ditambah dengan berat traveling block itu sendiri. Gaya
tersebut diteruskan oleh crown block kepada mast melalui crown block beams.

89
BEBERAPA KERUSAKAN YANG DITEMUKAN PADA DRAWWORK

(a) Rantai bekarat karena


pelumasan yang buruk (b) Brake band & linings (c) Overheated bearing

(d) Unauthorized welding (e) Worn drum (f) Kerusakan pd fastline anchor

90
PEMERIKSAAN SHEAVE’S GROOVE

Sheave gage

Keausan dari sheave groove dapat diukur


dengan menggunakan sheave groove. Jika
keausan tersebut terlalu besar maka selain
dapat memperpendek umur rope juga dapat
mengakibatkan rusaknya sheave sehingga rope
dapat keluar dari sheave.

91
TOLERANSI KEAUSAN PADA GROOVE DARI SHEAVE

92
PENGARUH UKURAN SHEAVE’S GROOVE TERHADAP
UMUR ROPE

(a) Pada groove yang


terlalu kecil rope (b) Pada groove dengan (C) Pada groove yang terlalu
akan bertumpu pada ukuran tepat rope akan besar rope akan bertumpu pada
dua titik bertumpu pada tiga titik satu titik

Titik tumpu yang terlalu sedikit akan memperpendek umur wire rope karena tekanan pada titik-titik tumpu
tersebut sangat tinggi

93
PEMERIKSAAN KONDISI CROWN BLOCK SECARA VISUAL

Bearing
Sheaves
Pin

Crown block beam

periksa apakah ukuran sheave cocok dengan ukuran dari wire rope yang digunakan
1) Periksa nameplate pada crown block apakah kapasitasnya memadai dengan beban yang akan diangkat
2) Periksa apakah terjadi keausan atau kerusakan pada sheave tersebut
3) Putar sheave dan amati apakah terjadi gerakan mengayun yang merupakan indikasi kerusakan pada
bearingnya
4) Periksa apakah pelumasan telah dilakukan dan grease fitting ada pada tempatnya
5) Periksa apakah terjadi kerusakan pada pin, pin retainer dan pads
6) Periksa crown block beam apakah terdapat kerusakan atau indikasi adanya deformasi
7) Periksa apakah ada kerusakan pada sambungan-sambungan lasnya

94
TRAVELING DAN HOOK BLOCK

 Hoisting equipment banyak menggunakan bahan alloy steel maupun cast steel yang memerlukan prosedur khusus
dalam perbaikannya. Oleh karena itu peralatan ini sebaiknya tidak diperbaiki sendiri dengan cara melakukan pengelasan.
 Keausan yang terjadi pada bagian-bagian dari peralatan seperti elevator ears, masih dapat ditolerir selama masih dalam
batas-batas tertentu, tetapi dapat menyebabkan derating
 Keausan yang berlebihan maupun kerusakan lainnya memerlukan penggantian.
95
PEMERIKSAAN VISUAL TERHADAP TRAVELING BLOCK

1. Periksa kondisi keausan dari sheave groove :


2. Periksa apakah sheavenya cocok untuk ukuran rope yang digunakan
3. Peiksa apakah terjadi kerusakan-kerusakan lain pada sheaves nya
4. Putar sheaves, amati apakah terjadi getrkan mengayun yang merupakan indikasi dari beaing yang
rusak
5. Periksa apakah bearing sudah dilumasi dan apakah grease fittings ada pada tempatnya
6. Periksa apakah tidak terdapat kerusakan pada badan traveling block
7. Periksa apakah semua fastener dalam keadaan terpasang dengan baik
8. Periksa kondisi block to hook adaptor dan pinnya apakah bebas dari crack dan deformasi

96
PEMERIKSAAN VISUAL TERHADAP HOOK BLOCK

Bail

Bail
pin
1. Periksa apakah terjadi crack atau kerusakan lainnya pada bail :
2. Periksa kondisi bail pin
3. Periksa kondisi tongue dan latch apakah masih dapat mengunci dengan
benar
4. Periksa kondisi pin pada link ears. Keausan sampai dengan ½” harus
diperbaiki. Keausan yang terjadi tidak boleh melebihi ¾”
5. Periksa ketebalan link ear apakah masih dalam batas toleransi
6. Periksa kondisi hook, apakah terdapat crack
7. Periksa pelumasan pada hook pin
Link ear

Hook Pin
pin

Tongue & Latch

97
Sheaves

Axial bearing
Pin Lubrication
Fittings
Bearings

Damper

Spring

Link ear

Latch
Hook

Untuk kapasitas angkat yang lebih rendah, traveling block dan hook block sering dijadikan sebagai satu kesatuan 98
DEADLINE ANCHOR

(a) Pivot type (b) Fixed type dengan clamping block (c) Fixed type dengan rope head
holder

Ini adalah salah satu dari bagian kritis pada peralatan pengangkat. Fungsi utamanya adalah untuk menahan ujung dari
rope. Jika alat ini gagal berfungsi, maka ujung rope tersebut akan terlepas dan traveling block akan meluncur kebawah
sehingga dapat mengakibatkan kecelakaan serius.

99
GAYA-GAYA YANG BEKERJA PADA DEADLINE ANCHOR
F

Drum

Clamping block

Jumlah lilitan minimum pada drum adalah 4 lilitan, fungsinya adalah untuk mengurangi gaya yang bekerja
pada clamping block. Jika lilitan pada drum terlalu sedikit, gaya yang bekerja pada rope end masih terlalu
besar dan mengakibatkan clamping block tidak dapat menahan rope end tersebut sehingga dapat
terlepas.

100
KATEGORI PEMERIKSAAN TERHADAP HOISTING EQUIPMENT

 Kategori 1 : Pengamatan terhadap performance dari peralatan yang harus dilakukan setiap hari

 Kategori 2 : Kategori 1 ditambah dengan pemeriksaan terhadap indikasi korosi, deformasi, komponen
yang hilang atau terlepas, pelumasan yang tidak memadai, adjustment dan visible cracks

 Kategori 3 : Kategori 2 ditambah pemeriksaan dengan peralatan NDT terhadap lokasi-lokasi kritis.
Kalau perlu boleh membongkar peralatan untuk memeriksa kondisi bagian dalam dari peralatan tersebut.

 Kategori 4 : Kategori 3 ditambah pemeriksaan lebih lanjut terhadap semua bagian kritis dari peralatan
seperti yang dianjurkan oleh pabrik pembuatnya.

PERALATAN YANG DIGUNAKAN


o DPI – Untuk kerusakan pada surface
o MPI – Untuk kersuakan pada surface dan sub surface
o UT – Untuk pemeriksaan yang bersifat volumetris
o Radiography – Untuk pemeriksaan volumetris dengan record berupa foto

Hasil pemeriksaan NDT harus di review oleh seorang engineer yang akan menyimpulkan tentang kondisi dan
kelayakan peralatan secara keseluruhan

101
BEBERAPA JENIS WEIGHT INDICATOR
YANG SERING DIGUNAKAN

Frope
F

F
Frope

Compression load cell


F
Frope

F F

Deflection Load Cell

Tension Load Cell

102
PERAWATAN TERHADAP WEIGHT INDICATOR

 Sensor gaya harus dikalibrasi secara periodik oleh instansi yang berwenang
 Kalibrasi dilakukan terhadap perangkat weight indicator secara utuh, yang terdiri dari
sensor, hose dan indicatornya secara sekaligus
 Weight indicator yang mengukur gaya pada fast line, hasilnya harus dikoreksi untuk
menentukan besar gaya yang bekerja pada hook
 Weight indicator type deflection, dirancang untuk bekerja pada rope dengan ukuran tertentu.
Oleh karena itu weight indicator untuk 1” wire rope tidak dapat digunakan untuk wire rope ½ “
 Jangan melakukan modifikasi terhadap bagian-bagian dari weight indicator tersebut karena
akan mempengaruhi akurasi dan lineritasnya

103
WIRE ROPE

Wire rope terdiri dari beberapa kawat yang dipilin sehingga membentuk strand. Kemudian
beberapa strand dipilin membentuk sebuah wire rope. Dibagian tengah dari penampang wire rope
terdapat inti yang dapat terbuat dari fiber (Fiber Core) atau dari independent wire rope (IWRC)
104
BENTUK PENAMPANG DARI BEBERAPA KONSTRUKSI WIRE ROPE

105
VARIASI ARAH PEMINTALAN STRAND DAN WIRE

CARA MENGUKUR DIAMETER ROPE

BENAR SALAH

106
DESIGN FACTOR UNTUK WIRE ROPE
(API 9A)

Design Factor = B/W

Dimana :
B = Kekuatan tarik nominal dari rope (lb)
W = Gaya tarik pada fastline (lb)

107
PEMILIHAN DIAMETER SHEAVE (API RP9B)

DT = d x F

Catatan :
DT = Tread diameter dari sheave • Kondisi A adalah untuk desain optimum
d = diametre rope • Kondisi B dimana diperlukan ukuran sheave yang lebih kecil
F = dari tabel 4 • Kondisi C, gunakan grafik 9 dan table 5
108
MEMPERKIRAKAN UMUR WIRE ROPE
UNTUK KONDISI C

Contoh :
Rope 6 x 7 dengan diameter 1” digunakan dengan
sheave berukuran DT= 20”, maka :
Dari gambar 9, Bending Life = 8.3
Dari tabel 5, Factornya = 0.57
Jadi bending life timenya = 8.3 x 0.57 = 4.73 kali

109
WIRE CLIP DAN THIMBLE UNTUK MENGIKAT UJUNG WIRE ROPE

Thimble

Wire clips

110
PEMASANGAN WIRE CLIP UNTUK MENGIKAT UJUNG
WIRE ROPE (API RP 9B) :

Turn back length


Thimble U-bolt

Wire clips Bagian Saddle

1) Penggunaan wire clip yang benar akan menghasilkan sambungan dengan kekuatan 80% kekuatan tarik rope
2) Bersama-sama dengan rope harus digunakan thimble dengan ukuran yang sesuai
3) Turn back length tergantung pada ukuran rope dan besar beban yang bekerja
4) Penempatan wire clip harus sedemikian rupa sehingga bagian saddle menekan bagian panjang dari rope
sedangkan bagian U-bolt menekan bagian pendek rope.
5) Jumlah wire clips yang digunakan tergantung pada ukuran dari rope
6) Setelah wire clip pertama terpasang dan dikencangkan, baru wire clip kedua dan seterusnya dipasang dengan
posisi sama dengan wire clip pertama, tetapi wire clip tersebut jangan langsung dikencangkan
7) Pengencangan mur dari wire clip kedua dan seterusnya dilakukan satu persatu sambil menarik ujung pendek
dari rope sehingga dapat dihindarkan terjadinya tekukan diaantara wire clip

111
JUMLAH DAN JARAK PEMASANGAN WIRE CLIP (API RP9B)

112
CARA MENGIKAT UJUNG WIRE ROPE YANG AKAN DIPOTONG

Wire rope yang akan dipotong baik untukpemasangan socket atau maksud lain harus diikat terlebih dahulu untuk
mencegah agar lilitan strand tidak akan terurai. Lepasnya untaian rope secara tiba-tiba dapat menyebabkan
orang terluka

Prosedur pengikatan :

1) Gulung kawat dekat lokasi rope yang akan dipotong


2) Setelah itu puntir kedua ujung kawat dengan tangan
3) Gunakan alat untuk lebih mengencangkan puntiran kawat
tersebut
4) Tarik puntiran kawat untuk mengencangkan ikatan kawat
5) Potong ujung kawat yang belebih dan tekan puntiran kawat
sejajar dengan rope

113
MEMASANG SOCKET DENGAN MENGGUNAKAN ZINC POUR
(API 9B)

1) Ikat rope pada jarak tertentu dari ujungnya,


sedikit lebih panjang dari ukuran socket
2) Urai strand dan wire
3) Potong dan buang Fiber corenya
4) Bersihkan dengan SC-5 Methyl Chloroform,
gunakan sikat untuk menghilangjkan kotoran
dan gemuk
5) Balik dan keringkan
6) Celupkan kedalam Zinc-Ammonium Chloride
Flux yang bersuhu 82 – 93oC
7) Panaskan Socket sampai suhu 93 oC
kemudian geser sehingga seluruh ujung
rope yang terurai masuk kedalamnya
8) Tuangkan cairan logam Zinc pour ASTM B6
yang telah dipanaskan sampai suhu 510 –
524oC
9) Setelah dingin lumasi rope tersebut

Catatan : Thermo-set resin dapat juga digunakan sebagai pengganti Zinc pour (prosedurnya berbeda !)

114
BERMACAM-MACAM
KERUSAKAN PADA WIRE ROPE

(a) (b) (c)

(d) (e) (f)

(g) (h) (i)

115
TOLERANSI KERUSAKAN PADA WIRE ROPE

ESCAPE DAN GUYLINES :

1) Tiga kawat putus dalam satu lay length


2) Dua kawat putus pada satu strand
3) Adanya indikasi korosi dan kerusakan fisik lainnya

HOISTING ROPE :

1) Tiga kawat putus dari satu strand dalam satu lay length
2) Enam kawat putus dari beberapa strand dalam satu lay length

116
DRILLING EQUIPMENT

Ref :
API Spec 7K – Drilling Equipment
API Rp 7L – Inspection, Maintenance, Repair and Remanufacture of Drilling Equipment
117
• Link Elevator
• Elevator
• Tong
• Slip

118
TOLERANSI KEAUSAN DARI
ELEVATOR LINK

Lower eye
Upper eye

Rating B A
(Ton) (min) (min)
150 1-3/4” 3-1/2”
250 2-1/4” 5”
350 2-3/4” 5”
500 3-1/2” 6”
750 4-3/4” 7-1/4”
1000 7” 7”
119
ELEVATOR dan SLIPS

Pemeriksaan visual terhadap slips :

1) Periksa kondisi grips. Menggunakan slip dengan gigi yang


sudah tumpul dapat mengaibatkan jatuhnya drill pipe ke
dalam lubang sumur
2) Periksa ketirusan badan slips. Ketirusan nominal adalah 4
in/Ft
3) Periksa indikasi deformasi pada badan slip akibat tekanan
dari grip element. Hal ini dapat menyebabkan grip tidak
dapat lagi mencengkeram drill pipe dengan optimal

Pemeriksaan visual terhadap elevator :

1) Periksa keausan dari bagian shoulder. Keausan ini terjadi


karena kontak terus menerus yang terjadi antara bagian
tersebut dengan drill pipe atau casing.
2) Periksa apakah terjadi crack pada hinge atau aus yang
berlebihan sehingga hinge menjadi longgar.
3) Periksa kondisi latch
4) Periksa kerusakan pada body dari elevator.

120
TONGS
Pemeriksaan visual terhadap Tong :
Counter
weight 1) Periksa body tongs terhadap indikasi kerusakan atau crack
2) Periksa kondisi jaws terhadap kerusakan atau crack
3) Periksa kondisi dari hinge
4) Periksa apakah latch masih berfungsi dengan baik

Kerusakan pada tongs dapat mengakibatkan kecelakaan pada


operator.

 Gunakan wire rope sling sebagai sebagai back up safety line.


 Jangan menggunakan kaki mast sebagai support untuk tong

121
MUD CONTROL EQUIPMENT

Ref. :
International Association of Drilling Contractors, Drilling Manual
122
123
MUD TANK
1. Periksa mud tank terhadap indikasi kebocoran, korosi atau kerusakan lainnya
2. Pastikan bahwa tangga, pagar dan pelat lantai dalam keadaan terpasang kuat
3. Pastikan bahwa semua katup dapat berfungsi dengan baik
4. Periksa kondisi screen dari shale shaker apakah masih baik atau sudah rusak
5. Periksa kondisi dari pegas-pegas penggetar dari shale shaker
6. Pastikan bahwa terminal listrik pada shale shaker terpasang dengan baik
7. Periksa kondisi kabel dan terminal listrik dari transfer pumps
8. Periksa apakah partisi yang ada didalam tangki masih dalam keadaan baik
9. Periksa apakah kondisi pipa-pipa dan sambungan flens pada desander, desilter
dan degasser dalam keadaan baik

MIXING TANK
1. Periksa terhadap indikasi kebocoran, korosi atau kerusakan lainnya
2. Pastikan bahwa tangga, pagar dan pelat lantai dalam keadaan terpasang kuat
3. Pastikan bahwa semua katup dapat berfungsi dengan baik
4. Periksa kondisi agitator dan mud gun
5. Periksa kondisi hoppers, dump valves dan barite surge tank
6. Periksa kondisi butterfly
7. Periksa kondisi caustic mixing tank
8. Periksa apakah partisi yang ada didalam tangki masih dalam keadaan baik
9. Periksa apakah kondisi dari peralatan eye wash dan body wash dalam keadaan
baik
124
MUD PUMP

125
PENAMPANG MUD PUMP

126
BAGIAN-BAGIAN DARI MUD PUMP YANG
SERING MENGALAMI KERUSAKAN

Liner packing Chain & sprocket

Packing

Piston rod
Valve & seat Piston

127
PEMERIKSAAN VISUAL KONDISI MUD PUMP

1. Pastikan bahwa mud pump menggunakan dampener untuk mengurangi besarnya


fluktuasi tekanan pada discharge pipe
2. Periksa kondisi dari dampener dan pastikan bahwa precharge pressurenya sesuai
dengan rekomendasi dari pabrik pembuat
3. Periksa pressure setting dari relief valve
4. Periksa kondisi dari sprocket dan chain apakah terdapat indikasi kerusakan,
misalignment atau keausan yang berlebihan
5. Buka tutup atas, periksa apakah apakah terdapat goresan-goresan pada piston rod
6. Periksa apakah terdapat pelumas dalam jumlah yang cukup dan apakah sistim
pelumasan bekerja dengan baik
7. Periksa apakah supercharging pump dapat bekerja dengan normal
8. Periksa apakah posisi inlet pipe ke mixing tank tidak terlalu dekat dengan dasar tanki
tersebut yang dapat mengakibatkan tersedotnya lumpur kedalam mud pump
9. Jika tidak menggunakan supercharging pump, Periksa apakah mud pump posisinya tidak
terlalu tinggi relatif terhadap permukaan cairan pada mixing tank
10. Pastikan apakah inlet pipe tidak terlalu panjang, dan memiliki banyak belokan sehingga
mengakibatkan pressure loss yang berlebihan pada aliran fluida
11. Apakah inlet pipe pada mixing tank terletak didekat return pipe sehingga dapat
menyebabkan kavitasi

128
MUD LINES
Mud lines terdiri dari pipa bertekanan rendah pada sisi hisap mud pump dan pipa bertekanan tinggi pada sisi
tekannya. Pipa yang naik keatas dan berdiri tegak disebut stand pipe kemudian yang bersifat elastis yang
menghubungkan stand pipe dengan swivel disebut rotary hose.
Jika mud pump tidak menggunakan dampener atau jika dampener yang digunakan tidak dapat bekerja dengan
baik maka tekanan yang bekerja pada stand pipe dan rotary hose dapat berfluktuasi sehingga menyebabkan
kerusakan dalam bentuk fatigue. Selain itu rotary hose dapat juga akan berayun-ayun dan berakhir dengan
sobeknya rotary hose terebut. Oleh karena itu ujung dari rotary hose harus selalu diikat untuk menjaga jika putus
tidak akan mencederai orang yang bekerja dibawahnya

129
WELL CONTROL EQUIPMENT

Ref. :
API Spec 16D – Control System for Drilling Well Equipment
API Spec 16C – Choke and Kill Systems

130
Peralatan pengendali sumur berfungsi untuk mengendalikan kondisi sumur pada saat pengeboran berlangsung,
terutama kalau ada indikasi terjadinya kick pada formasi subsurface.
131
KERUSAKAN AKIBAT SUMUR YANG
TERBAKAR

132
BLOW OUT PREVENTER

BOP Annular

BOP rams

Choke valve Kill line

133
BOP ANNULAR

Sealing device dari annular BOP yang sering disebut juga “packing element” berbentuk donut yang terbuat dari
bahan elastomeric yang diperkuat oleh rangka baja. Packing ini dapat dibuat mengkerut sehingga menutup
lubang annular dengan memberikan tekanan untuk menggerakkan piston yang berada dibawahnya. Karena
packing ini dalam operasinya bersentuhan langsung dengan cairan pengeboran maka packing tersebut harus
dirancang khusus sehingga tidak mudah rusak.

134
CARA KERJA BOP ANNULAR

(a) Pada saat pekerjaan pengeboran berlangsung


packing biasanya selalu dalam posisi terbuka

(c) Kalau diperlukan, packing dapat


digunakan untuk untuk menutup lubang
annular walaupun tidak ada drill pipe
didalamnya

(b) Untuk mencegah atau mengurangi


cairan yang keluar, packing dapat
dibuat menutup lubang antara annular
dengan pipa
135
PEMERIKSAAN VISUAL TERHADAP ANNULAR BOP
Periksa lubang ulir dan sealing
Periksa Body area

Periksa Rubber

Periksa Bolts

Periksa Cylinder
Liner

Periksa Piston and


Seals

Periksa lubang ulir dan sealing area


Periksa bore condition
136
BOP RAMS

BOP rams dapat digunakan untuk menutup sumur dengan atau tanpa drill pipe didalamnya. Jika di
perlukan BOP rams juga dapat memotong pipa dan sekaligus menutup sumur.

137
BAGIAN DALAM DARI BOP RAMS

138
CARA KERJA DARI SHEAR RAM

139
BOP RAM’S
LOCKING DEVICE

(a) Manual (b) Poslock


140
PEMERIKSAAN SECARA VISUALTERHADAP BOP RAMS

1) Periksa badan BOP apakah ada indikasi kerusakan


2) Periksa bore apakah terdapat goresan atau kerusakan
lainnya
3) Periksa kondisi permukaan seat
4) Buka pintu BOP ram, periksa apakah seal dan door
sealing area masih dalam keadaan baik
5) Periksa keausan dan kerusakan pada skid dan side
pads
6) Periksa indikasi kerusakan pada inside ram cavity
7) Periksa apakah locking device masih berfungsi dengan
baik
8) Periksa apakah tidak ada kerusakan atau crack pada
ram shaft
9) Periksa apakah ram shaft telah terhubung dengan
benar dengan ram block
10) Periksa hinge bracket, hinge maifold dan hinge pin
11) Periksa kondisi cylinder head dan piston
12) Tutup kembali pintu BOP dan pastikan bahwa semua
baut-baut telah terpasang pada tempatnya dan
dikencangkan dengan benar

Catatan :
Jika diperlukan dapat dilakukan hydraulic pressure test
dan function test untuk menguji kekedapan BOP terhadap
tekanan kerja dan kemampuannya untuk menutup atau
memotong pipa.

141
PEMERIKSAAN RAM BLOCK SECARA VISUAL
Block

Holder

Blade

Rubber

1) Periksa kondisi rubber apakah sudah tidak elastis lagi atau terdapat kerusakan-kerusakan
2) Periksa kondisi block dan holder apakah keausan dan kerusakan yang terjadi masih dapat ditolerir
3) Periksa apakah blade dari shear ram dalam keadaan masih baik, tidak ada indikasi rusak
4) Periksa apakah hubungan antara holder dan ram shaft tidak mengalami kerusakan
5) Pastikan bahwa rubber, block dan holder telah terpasang degan benar

142
ACCUMULATOR UNIT
Accumulator bottles

Air pumps

Electric pump
143
BOP STACK
 Closing dan opening volume
 Closing dan opening pressure

ACCUMULATOR UNIT
Periksa kapasitas volumetric botol accumulator
 Periksa kelengkapan peralatan penunjang
 Periksa spesifikasi peralatan

eet)
m i n. 75 f
tor (
c c umul a
e a
OP k
Ja r ak B
144
BAGIAN-BAGIAN DARI ACCUMULATOR UNIT

1) Accumulators
2) Isolation valve
3) Bleed valve
4) Relief valve
5) Air filter
6) Air lubricator
8) Air-pump Pressure switch
12) Air pump(s)
13) Periksa valve
14) Electric pump
17) Pressure switch
24) Manifold pressure
regulator
25) Override valve
26) Four way valves
28,29,31) Pressure gauge for
accumulator, manifold
and annular
30) Annular pressure
regulator
35) Air junction box
36) Reservoir

145
Diapraghm dan Air motor type Regulator

(a) Diapraghm type (b) Air motor type


146
PERLENGKAPAN PENUNJANG LAINNYA

Remote panel Air junction terminal

Hose bundle

Pipe rack

147
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN MENGENAI
SPESIFIKASI DARI ACCUMULATOR UNIT (API 16D)
1) Volume dari botol-botol akumulator harus cukup besar ( minimum 1,5 kali volume yang diperlukan untuk
menutup rangkaian BOP dan hydraulic choke valves) dan tekanan akhirnya masih lebih besar daripada
precharge pressure
2) Accumulator unit harus dapat menutup tiap BOP ram dan dalam waktu kurang dari 30 detik
3) Accumulator harus dapat menutup BOP annular dalam waktu kurang dari 30 detik sedangkan untuk ukuran
18-3/4” atau lebih, BOP annular harus dapat ditutup dalam waktu kurang dari 45 detik
4) Accumulator unit harus memiliki sedikitnya dua jenis pompa yang menggunakan dua power source yang
berlainan, misalnya pompa yang digerakkan oleh tenaga listrik dan pompa yang digerakkan oleh tekanan
udara
5) Pompa yang digerakkan oleh udara harus dapat bekerja walaupun tekanan udara yang tersedia mencapai
75 psig
6) Tanpa bantuan dari accumulator, sistim pompa yang terdapat pada pada accumulator unit tersebut harus
mampu menutup BOP annular dan membuka choke valves dalam waktu kurang dari satu menit
7) Pompa-pompa harus dapat mengisi botol-botol accumulator dari tekanan precharge ke tekanan kerja dalam
waktu kurang dari 15 menit
8) Pompa-pompa harus dilengkapi dengan pressure switch, sehingga dapat hidup jika tekanan turun 10% dari
tekanan kerja dan akan berhenti sendiri jika telah mencapai tekanan kerja dengan toleransi + 100 psi
9) Limit switch dari electric pump harus diset sesuai dengan tekanan kerja
10) Reflief valve harus diset 10% lebih tinggi dari tekanan kerja
11) Volume reservoir minimum harus dua kali volume cairan yang dibutuhkan, dan harus dilengkapi dengan air
vent
12) Rangkaian akkumulator unit harus dirancang sedemikian rupa sehingga jika salah satu botol akumulator atau
satu baris botol accumulator tidak berfungsi, kapasitas akumulator secara keseluruhan hanya akan
berkurang tidak lebih dari 25%

148
CHOKE MANIFOLD

Pemeriksaan visual :

 Pastikan bahwa pressure rating dari valves dan pipes sama dengan pressure rating dari BOP yang
digunakan
 Periksa kondisi dari tiap valve apakah masih dapat berfungsi dengan baik dan tidak terdapat
kerusakan
 periksa kondisi dari adjustable choke valve(s) apakah masih dapat berfungsi dengan baik dan tidak
terdapat kerusakan
 Pastikan bahwa baut-baut yang terdapat pada sambungan flens sudah terpasang semua dan telah
dikencangkan dengan benar
 Periksa apakah ada indikasi kerusakan pada sambungan las dan badan pipa

Catatan :
IADC memberikan rekomendasi mengenai rangkaian choke manifold untuk tiap kelas tekanan
tertentu

149
KILL LINE

Pemeriksaan visual :

 Pastikan bahwa pressure rating dari valves apakah sesuai dengan pressure rating dari BOP yang digunakan
 Periksa kondisi dari valves, apakah masih dapat berfungsi dengan baik dan tidak terdapat kerusakan
 periksa kondisi dari check valve apakah terdapat indikasi kerusakan
 Pastikan bahwa baut-baut yang terdapat pada sambungan flens sudah terpasang semua dan telah
dikencangkan dengan benar
 Periksa apakah ada indikasi kerusakan pada sambungan las

Catatan :
IADC memberikan rekomendasi mengenai rangkaian kill line untuk tiap kelas tekanan tertentu

150
PERALATAN LISTRIK

Ref. :
API RP 500, Recommended Practice for Classification of Locations for Electrical Installations at Petroleum Facilities
Classified as Class I, Division 1 and Division 2

API RP 505, Recommended Practice for Classification of Locations for Electrical Installations at Petroleum Facilities
Classified as Class I, Zone 0, Zone 1 and Zone 2

151
GENERATOR LISTRIK

 Generator listrik yang digerakkan oleh mesin tanpa spark arrestor diletakkan pada jarak min. 100 ft dari sumur
 Genset harus dilindungi dari air hujan, karena genset yang basah dapat menimbulkan bahaya bagi manusia
 Rumah dan badan generator yang terbuat dari metal harus dihubungkan ke tanah (earthing)
152
PEMERIKSAAN KONDISI PERALATAN LISTRIK
SECARA VISUAL

 Periksa sambungan kabel-kabel listrik ke terminalnya


 Periksa kondisi isolator pembungkus kabel
 Periksa adanya indikasi overheating pada kabel-kabel
 Periksa adanya indikasi sambungan kabel yang longgar
 Pastikan tidak ada bagian kabel yang telanjang
 Pastikan bahwa kabel groundin terpasang dengan benar
 Pastikan bahwa sambungan kabel terlindungi dari hujan
 Housing harus explosion proof
 Periksa transformator terhadap indikasi overheating
 Periksa apakah genset dalam keadaan kotor, berdebu
 Periksa apakah SCR bay dalam keadaan bersih
 Periksa kondisi indicator-indicator (voltmeter, ammeter dll)
 Periksa kondisi circuit board, module dll

153
Prime Mover
(Internal Combustion Engines)

Ref. :
•API Spec 7b-11C, Internal Combustion Reciprocating Engine for Oil Field services
•API Rp 7C-11F, Installation, Maintenance and Operation of Internal Combustion Engines
•International Association of Drilling Contractors, Drilling Manual
•US Department of Labour

154
PERSYARATAN INTERNAL COMBUSTION ENGINES

US Department of Labour :

155
156
Timing system
• Camshafts
• Rocker arms Air supply system
• Push rods • Air filter
• Springs Electrical equipment
• Turbocharger
• Starter
• Valves & Seats
• Alternator
Fuel supply system
• Wiring
• Fuel pump
• Fuel filter
• Fuel injectors
• Pre-heater Power Transmission System
• Fuel lines • Pistons & rings
• Cylinder liners
• Connecting rods
• Crankshaft
• Bearings
• Clutch assy.

Cooling system
• Water pump
• Radiator
• Fan blades & Lubrication system
belt • Oil pump
• Hoses • Oil cooler
• Gaskets & seals • Oil filter
157
MOTOR BAKAR

Udara masuk
Turbocharger

Gas buang

Pada instalasi pengeboran motor bakar sering digunakan, antara lain sebagai penggerak drawwork,
mud pump, generator, carrier dll

158
TRANSMISSION

Power Transmission
• Gears
• Shafts
• Bearings
• Clutches

Body, Gaskets, Seals

Lubrication System
• Oil pump
• Oil Filter
• Oil level

159
TORQMATIC ENGINE
TRANSMISSION CONVERTER

160
161
Spark Arrestor
Pipa
Pipa
exhaust
exhaust
sekunder
primer

Air

Pembakaran yang tidak sempurna dan endapan arang pada mesin akan menghasilkan bunga api yang disemburkan
oleh pipa pembuangan. Bunga api ini kalau bertemu dengan udara yang mengandung gas atau uap bahan bakar
dapat mengakibatkan kebakaran.
Oleh karena itu sebagai pencegahan, dilakukan hal-hal sebagai berikut :

 Menggunakan spark arrestor untuk mencegah keluarnya bunga api dari pipa exhaust
 Meletakkan mesin pada jarak yang aman dari sumur ( min. 100 feet tanpa spark arrestor)

162
KILL ENGINE / EMERGENCY STOP

Ke turbocharger

Dari Filter udara

SHUT DOWN VALVE

Dalam keadaan darurat dimana mesin harus dihentikan secara tiba-tiba, ada dua cara untuk
melakukan hal tersebut yaitu :

 Menutup supply bahan bakar kemesin


 Menutup supply udara ke mesin

163
WIRELINE LOGGING AND PERFORATING UNIT

(a) Wireline logging truck (b) Drum & Logging Cable

1. All load supporting members must be


inspected periodically for indication of
corrosion, crack, deformation, missing
parts or other defect
2. High pressure hoses, pipings and tubings
must be inspected periodically
3. Insulation and resistance of logging cable
must be inspected periodically
4. All rotating part must be shielded
5. Electrical earthing device must work
properly
(c) Emergency Stop Engine 164
165
166
WELL LOGGING TOOLS

167
DOWNHOLE LOGGING TOOLS

 Weight indicator system must be


calibrated periodically
 Tools must have tags to show its status
( Ready, need service or damage)

168
PENGGUNAAN BAHAN RADIO AKTIF

169
170
PENGGUNAAN BAHAN PELEDAK

171
172
EXPLOSIVE AND RADIOACTIVE STORAGE

1. Explosive and Radioactive Sources must have Certificates


2. Explosive and radio active material must be kept in a save and remote location, far away from drilling
and residence area
3. Storage room and Cabinets must be inspected regularly

173
COILED TUBING

174
COILED TUBING UNIT

1. All load supporting structures must be inspected periodically for indication


of corrosion, crack, deformation, missing parts or other defect
2. High pressure hoses, pipings and tubings must be inspected periodically
3. Raising device / Wire ropes must be well lubricated and inspected regularly
4. All rotating part must be shielded

175
COILED TUBING EQUIPMENT

(b) Coiled Tubing Injector Head

(a) Coiled Tubing Reel

1. All load supporting structures must be inspected


periodically for indication of corrosion, crack, deformation,
missing parts or other defect
2. High pressure hoses, pipings and tubings must be inspected
periodically
3. All rotating part must be shielded
4. Design must conform to API-RP8C )*

(c) Hydraulic Power Unit

* API SP8C - Specification for Drilling and Production Hoisting Equipment 176
177

You might also like