Professional Documents
Culture Documents
Anaphylaxis: Anphylactoid Anaphylaxis Shock Allergic Related Conditions
Anaphylaxis: Anphylactoid Anaphylaxis Shock Allergic Related Conditions
Anphylactoid
Anaphylaxis shock
Allergic related conditions
ANAPHYLAXIS
www.emnet-usa.org
Drugs :
– Antibiotika
– NSAID
– Kontras Radiologi
– Insulin : bovine > porcine > human
– Protamine
– Anestesi lokal
– Pelemas otot dan obat GA
• Manifestasi klinis
– Respirasi ;
• Upper : stridor ,hoarseness, wheezing insp,↑ insp t
Posisi
shock
naik
2. Sekunder
– Bila bronkhospasme tdk membaik stlh
adrenalin →
berikan salbutamol dg dosis
• Loading 250 microgram / iv
• Maintenance 5 – 20 microgram / mnt
Atau aminophyllin 6-8 mg/kgBB selama 20 mnt
– Bronkhospasme disertai shock
• Hidrocortisone 300 mg/iv atau
methylprednisolone 2 g/iv
– Bila msh shock , infus / grojok cairan
– Infusi inotropik / cathecolamine ; (dopamin,
norepinephrine)
• Adrenalin 5mg/500 cc cairan ( 10 mcg/ml ) berikan
10 – 85 cc/jam
• Noradrenalin 4mg/500 cc cairan ( 8 mcg/ml )
berikan 25 – 100 cc/jam
• Dopamine 5 – 15 mcg/KgBB/mnt
– Antihistamine ; chlorpheniramine 20 mg
encerkan/ iv pelan
– Obat2 an lain;
• H1 blocker diphenhydramine 50 mg / iv
• H2 blocker ranitidine 50 mg / iv
– Bila tlh lbh 20 mnt perbaikan tdk adequat
boleh diberikan Nabic 1 – 2 mEq/kgBB/bolus
Pencegahan
– hindari penggunaan agent penyebab sesuai
anamnesa
– Desentisasi
Desensitisasi alergi adalah suatu bentuk
terapi dimana allergen-alergen diinjeksikan
pada pasien dengan tujuan mengurangi atau
menghilangkan respon alergi. Ini juga disebut
imunoterapi allergen, hiposensitisasi atau
terapi injeksi alergi.
– Gunakan radiokontras dg osmolaritas rendah
PENCEGAHAN
Bila tidak mungkin dihindari berikan ;
Berikan korticosteroid dan H1 blocker
Bila perlu ephedrine
Test diagnostik
Komplikasi :
1. Respirasi : resp arrest, aspirasi, edema paru
2. CV : shock, MI, MOF.
3. Neuro : syncope, seizures,delirium
4. Kulit : sekunder infeksi
Anaphylaxis di anestesi
• Anaphylaxis selama anestesi adalah suatu
fenomena langka , tetapi dapat mengancam jiwa
bila terjadi dan bila tidak dikelola dengan benar .
• Angka Kejadian di dunia akibat reaksi alergi
selama anesthesia adalah 1 : 3500 ( Kanada ) ,
1 : 6000 ( Norwegia ) , 1 : 10000 sampai 1:
20000 ( Australia ) dan 1 : 34.000 8 ( pusat
tunggal , USA ) , dan memiliki tingkat kematian
3,5 % sampai 10 %
• Alergi bisa terjadi karena memakai muscle
relaxant, dan antibiotika
Pencegahan
• Anamnesa riwayat alergi atau riwayat
penyakit dahulu
• Bila didapatkan Riwayat alergi makanan,
asma, pasien atopik; pasien yang memiliki
allergu terhadap lateks dan neuromuscular
blocking agen (NMBAs)
• Sebaiknya dihindari
Penyebab di Anestesi
• NMBA (Neuromuscular Blocking Agent)
Succynilcholin (Paling
banyak),Benzylisoquinoliniums seperti
mivacurium and atracurium
• Antibiotika (terbanyak golongsn Peniccilin)
• Latex karet
• Anestesi lokal
• Opioids (Morphine)
Gejala klinis
Penatalaksanaan
manajemen terdiri dari tiga tindakan yang
berbeda:
i)Penghentian
substansi obat penyebab,
ii) meniadakan efek dari mediator terhadap
presentasi antigen, dan
iii) mencegah pelepasan mediator lanjutan
Penatalaksanaan
• Terima kasih