Professional Documents
Culture Documents
Neurotrauma: Diagnosis Dan Manajemen: Emmy Endang Sulastri SMF Neurologi RS DR - Soepraoen
Neurotrauma: Diagnosis Dan Manajemen: Emmy Endang Sulastri SMF Neurologi RS DR - Soepraoen
Neurotrauma: Diagnosis Dan Manajemen: Emmy Endang Sulastri SMF Neurologi RS DR - Soepraoen
LOGO
Pendahuluan
Neurotrauma: trauma yang terjadi pada sistem
saraf pusat
Traumatic Brain Injury (TBI) > Spinal Cord Injury
(SCI)
Amerika: Di Amerika, TBI penyebab utama
MORTALITAS dan MORBIDITAS trauma
350,000-500,000 orang MRS per tahunnya
Kematian = 50,000 (10%)
Cacat berat = 50,000 (10%)
LOGO
Jenis Brain Injury
Primer: deselerasi mendadak (contusio,SDH),
akselerasi rotational,
Sekunder
hiperglikemia
hipertermia
Anemia **Double mortality**
Hipotensi **dapat dicegah**
Hipoksia
LOGO
Traumatic Brain Injury Ischemic
Stroke
Hemorrhagic
Etiologi
Etiologi berbeda,
berbeda, Stroke
mekanisme
mekanisme sama
sama
Hypoxic Ischemic
Encephalopathy
Neurodegenerative
Cardiac Arrest Disease
Hypovolemic Epilepsy
Shock
LOGO
Lipid
Exitotoxic Changes Peroxidation NECROSIS
Ischemia
Ischemia
Trauma
Trauma Membrane
Seizures
Seizures AMPAr damage
proteinsCa
2+
Toxic
Toxic proteins PROTEASE
PROTEASE
LIPASE
LIPASE Free
Free cyclase
Adenylyl
Glutamate Radicals
Radicals
NMDAr
iNOS Protein
Glu Ca 2+
Ca2+ KINASES cAMP kinase
Cytoskeleton
ENDO-
ENDO- A/C
damage
Glutamate
NUCLEASE
NUCLEASE
Ca2+ Protein
DNA
DNA Synthesis
Pro-Apoptotic
Pro-Apoptotic
DAMAGE
DAMAGE proteins:
proteins:
Synaptogenesis CytochromeC
CytochromeC
Bax,
Bax, Bad
Bad
NUCLEUS
APOPTOSIS
LOGO
TRAUMATIC BRAIN INJURY
GLOBAL FOCAL
(Diffuse)
INJURY
Primary Secondary
Immediate
Seconds-minutes Delayed
hours-days-weeks-months
TIME FRAME LOGO
Mekanisme Secondary Brain Injury
LOGO
Secondary Brain Injury
LOGO
Diffuse Axonal Injury
Klinis Cerebral
Sympathetic
overdrive Hipertermia
Hipertension
Spastisitas
Batang otak
koma
Posturing (batang otak)
Radiologi CT scan -
normal MRI – lesi jelas
LOGO
Hematoma Intrakranial
LOGO
Hematoma Subdural
LOGO
Hematoma Epidural
LOGO
Subdural vs. Epidural Hematoma
LOGO
Subarachnoid Hemorrhage
LOGO
Herniasi
Pembengkakan atau hematom
Supratentorial
Tipe
Herniasi Subfalcine
• Gaduh gelisah, lebih cepat koma
Herniasi Transteritotial
• Kompresi otak tengah-ipsilateral,
pupil dilatasi dan fixed dengan
hemiparesis kontralateral
Herniasi cerebellar
• Kompresi medulla - bradipnea dan
respiratory distress
Herniasi tanpa kraniotomi = poor
outcome!!!
LOGO
Diagnosis Trauma Kepala
Pemeriksaan fisik
Tingkat kesadaran (biasanya berubah)
Associated injuries
• Trauma tulang leher
– 6% dari trauma kepala
– 26% trauma tulang belakang menyertai trauma kepala
Evaluasi Neurologis
Glascow coma score (GCS)
Pemeriksaan pupil
• Untuk pemeriksaan yang adekuat harus dalam keadaan
oksigenasi dan perfusi yang cukup
• Ukuran, bentuk, dan reaktiviasnya
– Hati-hati - dilatasi unilateral tetapi pupil reaktif, merupakan
tanda awal dari tekanan massa di lobus temporal atau
epidural hematoma pada fossa media
Motorik dan sensorik
• Gerakan terarah – korteks ke bawah intak
• Postur flexor atau extensor – cedera otak berat
LOGO
Glasgow Coma Score
LOGO
Pola Pernafasan
LOGO
Pemeriksaan Penunjang
LOGO
Manajemen
Sine qua non
Cegah secondary injury
• Cegah hipotensi !!!!
• Cegah hipoksia !!!!
Periksa ulang dan intervensi berkala
Intubasi
Distress nafas
motor posturing atau tidak adanya respons
motorik thd nyeri
Meningkatnya TIK
Proteksi jalan nafas
Kejang berulang (?)
LOGO
Manajemen
Ventilatory support
Pertahankan PO2 > 80 mm Hg
Pertahankan PCO2 35-40 mm Hg
(Positive end-expiratory pressure) PEEP < 10 ok, tidak ada
tanda peningkatan TIK bila elevasi kepala >30 derajat
Sedasi atau (neuromuscular blocker) NMB kadang diperlukan
Obat-obatan untuk Intubasi
rapid sequence dengan vecuronium atau succinylcholine
fentanyl efektif pada HR/BP yang bandel
lidocaine dapat mencegah peningkatan TIK
barbiturates menurunkan TIK , tapi juga menurunkan TD
LOGO
Manajemen
Pemberian cairan
Hipotensi = BURUK!
Paling baik melalui IVFD, walaupun ada peningkatan TIK
Mannitol men-dehidrasi otak, tidak berarti mengurangi
volume darah
Dopamine diperlukan untuk menjaga MAP
Antibiotik pada fraktur depresi terbuka atau penetrating
brain injuries
Cegah hipertermia
Steroid tidak memberikan efek yang menguntungkan
LOGO
Cedera Kepala Berat
GCS < 8
Tindakan diagnostik
darurat ~ indikasi ATLS
Manajemen awal
Intubasi endotrakea
Resusitasi cairan
Ventilasi (PaCO2>35mmHg)
Oksigenasi
Sedasi
NMB
Herniasi? Hiperventilasi
ya
Memburuk? Manitol (1g/kgBB)
CT scan ya Membaik?
Surgical ya Tida
Lesion? k
Tida
k
ICU Ruang OK
Monitor ICP
Terapi hipertensi
intrakranial
LOGO
Hipotermia
Definisi
Hipotermia Sedang – core temperature 32-34 oC
Hipotermia Dalam – core temperature 25-30 oC
Risiko
Gangguan jantung dengan kolaps kardiovaskular
Predisposisi infeksi dan sepsis
Outcomes
Hipotermia dalam – mulai ditinggalkan
Hipotermia sedang – “injury” still out
LOGO
Hypothermia and
Trauma
LOGO
Aliran Darah Otak
Normal 55 ml/100 g/min
Perubahan EEG < 25 ml/100g/min
Infarction < 18 ml/100g/min
Regulasi
PaCO2
PaO2
BP
cerebral vascular resistance
LOGO
Aliran Darah Otak vs Tekanan Darah
LOGO
Aliran darah otak
PaCO2
1 mmHg PaCO2 = 2-3% aliran darah menurun
PaCO2 < 20-25 mm Hg mengakibatkan 1/2 aliran darah
Hipoksia sedikit berpengaruh kecuali PaO2 < 50 mmHg
Banyak penelitian menyatakan cedera otak mengakibatkan
penurunan aliran darah
LOGO
Peningkatan Tekanan Intrakranial
Edema serebri
vasogenik
sitotoksik
Volume Intrakranial 1.6 -1.8 L
80-90% otak
5-10% darah
5-10% CSF
Normal ICP 5-10 mm Hg ( > 20-25 harus segera diterapi)
Tidak dapat menurunkan ICP < 20 , prognosis buruk
LOGO
Monitoring TIK
Indikasi
GCS 3 - 8 dan CT scan abnormal
GCS 3-8, CT scan normal, kecuali 2 dari berikut:
• Usia > 40
• Unilateral atau bilateral posturing
• SBP < 90 mmHg
Terapi dilakukan bila TIK meningkat
Operasi bedah
LOGO
Monitoring TIK
Pada TD saat itu, meningkatnya TIK = menurunkan CPP
CPP harus dijaga = > 70 mmHg (N = 70 – 90 mmHg)
Cushing response untuk meningkatkan TIK =
meningkatkan TD
LOGO
Alat Monitoring TIK
LOGO
Controlling TIK
Kepala ditinggikan
Diuretik
mannitol (0.25 sampai 1.0 g/kg) tiap 4-6 jam
? Lasix
hiperventilasi
• Hanya efek sementara
• Digunakan pada ancaman herniasi
• Menjaga PCO2 kisaran 35 mmHg
Dilantin
Adanya darah yang terlihat pada pemeriksaan CT scan kepala atau
bila terdapat kejang
Lanjutkan hingga 7 hari dan hentikan bila tidak ada kejang
Tidak ada untungnya penggunaan profilaksis untuk mencegah kejang
post-trauma
LOGO
Tatalaksana Hipertensi IntraKranial yang
Tidak Terkendali
LOGO
Koma Barbiturate
Pada penelitian, merupakan terapi terbaik untuk hipertensi
intrakranial
Efek
Menurunnya metabolisme dan aliran darah otak
Memicu supresi EEG
Merupakan Oxygen free-radical scavengers
Menurunkan TIK
Indikasi
Bila manajemen TIK rutin gagal dilakukan
TIK > 35
Kerugian
Depresi jantung
Hipotensi
Hampir semua membutuhkan vasopresor dan kardiostimulan
LOGO
Koma Barbiturate
Dosis
Loading: 10 mg/kg lebih dari 30 menit
Maintenance: 1 mg/kg/h
Monitoring efektivitas
Ikuti TIK
(?) Titrasi bila terjadi depresi miokard
Serum level tidak berhubungan dengan efek
Outcome
TIK rendah, mortalitas turun daripada non-responder
LOGO
Manajemen Bedah
Laserasi scalp
Hati-hati dalam mengeksplorasi, irrigasi, dan tutup
Fraktur Tulang tengkorak
Bila ringan tidak perlu intervensi
Bila ada fraktur depresi signifikan, pertimbangkan untuk elevasi
fraktur
Kompresi pada nervus optikus atau Nervus Fasialis harus
dilakukan dekompresi
Kebocoran CSF
Antibiotik (kontroversial)
• Sebaiknya tidak diberikan untuk mencegah virulensi patogen
SSP
Elevasi kepala > 60 derajat
> 3-4 hari, trial Pungsi Lumbal
> 7-10 hari, repair melalui dural patch
LOGO
Manajemen Bedah
Hematoma Intrakranial
Pada 13% pasien tidak sadar
dekompresi bila ada lesi massa
• Meningkatkan disfungsi neurologis
• TIK > 25 mmHg menetap
• midline shift > 5 mm
“Sooner the better”
Misal: SDH < 4 jam di-drainase, mortalitas 30%
> 4 jam di-drainase, mortalitas 90%
LOGO
Tempat Trepanasi Darurat
LOGO
Komplikasi
Diabetes insipidus (fraktur tulang basilar)
Singkirkan adanya cairan infus yang terlalu banyak,
diuretik, atau hiperglikemia
Cairan hipotonik
SIADH
Baiknya diterapi dengan dehidrasi
Malnutrisi
Status hipermetabolik berlangsung hingga 1 minggu
Mungkin melebihi balans negatif nitrogen 30g/hari
Segera lakukan suport nutrisi sedini mungkin
Koagulopati
Pneumonia
Rasio resiko = 4x lebih besar
LOGO
Komplikasi
Neurogenic Pulmonary Edema (NPE)
Peningkatan air paru neurogenik
Rangsangan simpatis masiv dapat meningkatkan resistensi vaskuler
perifer
overload cairan cenderung mennyebabkan NPE
ARDS
Sulit dibedakan dengan NPE
Embolism lemak
Menyebabkan hipoksemia dan perubahan SSP pada fraktur multipel
ekstremitas
12-26 jam setelah trauma
Suspicion: bila hitung trombosit < normal (???)
GI Bleeding
sering, hingga 30 % dari kasus cedera kepala berat
Klasik - Cushing ulcer
LOGO
Outcome
LOGO
Kesalahan yang Sering Terjadi
Kurangnya perhatian terhadap trauma lainnya
Terlambat dalam mempertahankan tekanan darah dan hipoksia
Terlambat dalam intubasi
Anggapan tidak ada atau hanya sedikit defek saraf pada trauma
kepala ringan
Fokus pada TIK, bukan CPP
Gagalnya memeriksakan CT scan ulang untuk mengetahui
adanya kelainan saraf
Pemeriksaan fisik yang tidak adekuat, khususnya pada pasien
intoksikasi
Gagalnya respon terhadap perubahan pupil
Gagalnya menyingkirkan adanya kemungkinan trauma tulang
belakang
Koreksi hipertensi tanpa memperhatikan penyebabnya
LOGO
Spinal Cord Injury
LOGO
Spinal Cord Injury
patofisiologi
Primary injury
Trauma langsung
Deformitas lokal
Transformasi
energi
LOGO
Spinal Cord Injury
patofisiologi
Secondary injury
Cascade biokimia
Proses seluler
LOGO
Teori-teori
Secondary Injury
1990/2000’s: apoptosis
sintesis protein intraseluler
mekanisme glutaminergik
LOGO
Secondary Injury
Cascade
LOGO
Definisi
Neurologis level
kebanyakan segmen kaudal dg fungsi
motorik & sensorik normal pd kedua
sisi tubuh
Motor level
kebanyakan segmen kaudal dg fungsi
motorik normal pada kedua sisi
(motor grade 3)
LOGO
Definisi
Spinal shock:
transient flaccid paralysis
areflexia (termasuk refleks bulbocavernosus)
Bila ada (biasanya <48 jam), sulit memprediksi
recovery
Neurogenic Shock:
Hilangnya sympathetic tone, regulasi
vasomotor/jantung
Hipotensi tanpa takikardia
LOGO
Klasifikasi
Complete
Hilangnya fungsi motorik & sensorik pada
segmen bawahnya
Incomplete
Masih ada fungsi motorik dan sensorik
pada segmen bawahnya (menandakan
adanya fungsi dari segmen dibawahnya)
LOGO
ASIA Score
Berdasar pemeriksaan kekuatan otot dan
sensorik
LOGO
ASIA Score
LOGO
Klasifikasi
incomplete SCI syndromes
LOGO
Klasifikasi
incomplete SCI syndromes
Brown Sequard
Ipsilat motor, hilangnya
proprioseptif
Nyeri kontralat,
hilangnya sensasi
suhu
Penetrating injuries
Prognosis baik
LOGO
Klasifikasi
incomplete SCI syndromes
LOGO
Klasifikasi
incomplete SCI syndromes
LOGO
Harapan Sembuh
Mayoritas
perbaikan pd
6-9 bulan
LOGO
Strategi Terapi
pre-hospital care:
Imobilisasi
• Mencegah cedera lebih lanjut
• Harus mencakup seluruh tulang belakang
• Komplikasi: mobilitas dada terganggu, aspirasi,
peningkatan TIK
LOGO
Strategi terapi
Airway management
menjaga patensi jalan nafas
Indikasi intubasi:
• Airway compromise
• Gagal nafas
• TBI dengan:
– GCS < 8
– Peningkatan TIK
– Herniasi
Teknik:
• Blind nasotracheal intubation
• Direct laryngoscopy dan intubasi endotracheal dengan
manual in-line stabilization
• Awake fiberoptic-guided intubation
LOGO
Strategi terapi
Respiratory management
Pasien SCI resiko tinggi gagal nafas
Hati-hati edema paru singkirkan penyebab
lainya
Pola gangguan nafas berhubungan erat
dengan tingkat kerusakan tulang belakang
Terapi: ventilator
LOGO
Strategi terapi
Manajemen bedah
Untuk dekompresi jaringan saraf
Realignment dan stabilisasi tulang belakang
Indikasi:
• Irreducible bilateral facet dislocation dan
incomplete tetraplegia
• Rapidly deteriorating neurologic deficits
LOGO
Strategi terapi
Manajemen kardiovaskuler
Hati-hati syok neurogenik (beda dgn spinal
shock) anggap sebagai sindrom
hemodinamik: hipotensi dgn nadi normal /
turun
Pendekatan terapi:
• Pertimbangkan semua kemungkinan: perdarahan,
tension pneumothorax, sepsis, dll
• Resusitasi cairan dgn monitoring ketat (invasif)
• Bila perlu, gunakan inotropik, vasopressor
LOGO
Strategi terapi
Tromboemboli vena
Pasien SCI resiko tinggi tromboemboli
DVT:
• Tinggi (36 – 100%) pada pasien SCI tanpa
profilaksis
• SCI adalah prediktor kuat terjadinya DVT
Emboli paru: 4 – 10% pasien tanpa profilaksis
Profilaksis:
• LMWH
• Unfractioned heparin
• Filter vena cava
LOGO
Strategi terapi
Diduga mempunyai
mekanisme
neuroprotektif
LOGO
Neuroproteksi dg MPSS
Memelihara
Spinal Cord
Blood Flow
Mempertahankan Memelihara metabolisme
homeostasis Aerob
Kalsium
Menghambat peroksidasi
lipid
Menghambat pelepasan
Glutamat
Menghambat kerusakan
Calpain-mediated
Cytoskeletal
Mempertahankan
homeostasis Na, K
LOGO
MPSS
Terapi standar?
LOGO
National Acute
Spinal Cord Injury
Study (NASCIS)
NASCIS II
10 rumah sakit, 487 pasien
Perbandingan :
MPSS (30 mg/kg bolus + 5.4 mg/kg x 23 jam)
Naloxone (5.4 mg/kg bolus + 4.5mg/kg x 23
jam)
Placebo Bracken, N Engl J Med, 1990
Bracken, N Engl J Med, 1992
LOGO
NASCIS II
LOGO
NASCIS III
16 rumah sakit, 499 pasien
LOGO
NASCIS III
Protokol 48 jam lebih baik daripada
protokol 24 jam (bila diterapi antara 3 dan
8 jam)
LOGO
NASCIS III
MPSS harus segera diberikan dalam waktu 48
jam:
methylprednisolone 30 mg/kg bolus selama15 mnt
Dilanjutkakn infus methylprednisolone dgn dosis 5.4
mg/kg/jam selama 23 jam dimulai 45 mnt stlh bolus.
Schreiber, MedScape 2012
LOGO
Methylprednisolone
Penggunaan secara rutin belum dapat diterima
sepenuhnya
Permasalahan Medico-legal
LOGO
Other agents
Tirilazad mesylate (21-aminosteroid)
efek belum jelas, sedang diteliti
GM-1 ganglioside sedang diteliti,
diduga menimbulkan GBS
Naloxone sedang diteliti dosis, dan
waktu pemberian optimal
Lin et al, Spinal Cord Medicine: Principle and Practice. 2003
LOGO