Professional Documents
Culture Documents
Journal Reading Mata - NABILA NUR FIDIYAH 1102015153
Journal Reading Mata - NABILA NUR FIDIYAH 1102015153
Journal Reading Mata - NABILA NUR FIDIYAH 1102015153
Purpose: To compare outcomes of intralesional triamcinolone acetonide (TA) injection and incision and curettage
(I&C) in the treatment of chronic chalazion.
Methods: Patients with chronic chalazion were randomized in two groups. The patients in the TA received an
intralesional injection of TA and patients in the I&C underwent I&C. The patients were followed up 3, 7, 14, 21,
28, and 45 days after the procedures. We defined success as 90% regression in the size of the lesion.
Results: There were 26 patients in the TA and 25 patients in the I&C enrolled in this study. Complete resolution
was achieved in 16 patients (61.5%) in the TA group and 21 patients (84%) in the I&C (P 0.072). Sex, initial size,
and chalazion location did not influence treatment success in either group (P > 0.05). Lesion recurrence occurred
in 9 patients (34.61%) in the TA group and 2 (8%) in the I&C (P 0.04). The average times to resolution were 8.8 ±
5.6 and 5.1 ± 4.5 days in the first and second groups, respectively (P 0.03). Drug deposition occurred in 24
(92.3%) patients in the TA group, and ecchymosis occurred in 14 (56%) patients in the I&C (P 0.004) group.
Intraocular pressure (IOP) in the TA group and visual acuity (VA) in both groups remained unchanged.
Conclusions: Both TA injection and I&C modalities are effective in the treatment of chronic chalazia. Advantages
of I&C in comparison to TA include less recurrence, shorter duration of complications, and a higher success rate.
Copyright © 2019, Iranian Society of Ophthalmology. Production and hosting by Elsevier B.V. This is an open
access article under the CC BY- NC-ND license (http://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0/).
Keywords: Chalazion; Triamcinolone; Curettage
PENDAHULUAN
sampel
Semua pasien kalazion yang Kriteria inklusi : Kriteria eksklusi :
berada di rumah sakit • Pasien yang memiliki kalazion > 1 • Kalazion yang memiliki gejala
Nikookari Eye Hospital dari bulan yang tidak responsif dengan atipikal
September 2015 hingga konservatif • Multipel lesi atau pada kedua
• Kalazion pada satu sisi kelopak kelopak mata
Maret 2017. Pasien mata • Terdapat infeksi secara bersamaan
dimasukan secara double • Tidak memiliki infeksi mata secara • Sudah pernah dilakukan tindakan
blind randomization bersamaan
kedalam 2 kategori yaitu • Belum pernah dilakukan tindakan
• Injeksi Triamcinolone acetonide
4mg
• Inisis dan kuretase
Metode
Pendataan
Pada grup TA, tekanan
intraokular (IOP) dicatat, Semua pasien
dan pada kedua kelompok, jenis kelamin dan distribusi ditindaklanjuti selama
ketajaman visual (VA), usia, kekambuhan lesi,
setidaknya 45 hari, dan
ukuran chalazion (oleh tingkat keberhasilan (lebih
penggaris), durasi dan dari 90% regresi ukuran kunjungan rutin
lokasi, kejadian dan waktu lesi), dan waktu untuk dijadwalkan pada hari 1, 3,
untuk penyelesaian resolusi dicatat 7, 14, 21, 28, dan 45
komplikasi (deposisi obat
dan ekimosis.
METODE
Kriteria outcome
Kalazion dibagi lagi dalam Resolusi yang Inkomplit
2 grup berdasarkan Tatalaksana yang berhasil ditentukan berdasarkan
ukuran ditentukan berdasarkan pengurangan lesi <90%
• Besar : 8 mm setidaknya 90% dan terjadi kekambuhan
• Kecil : <8 mm pengurangan ukuran dari dan dianggap gagal.
lesi disertai tidak terjadi • Pasien yang mengalami
kekambuhan setelah inkomplit resolusi atau
kekambuhan, di berikan
tindakan pertama dalam tindakan injeksi ulang (>5mm)
masing-masingmetode dan konservatif (<5mm)
Metode
Tindakan
Pada kelompok I&C, setelah anestesi lokal
kelopak mata dengan menyuntikkan 1 ml
lidokain 2% dilakukan di ruang operasi
Pada grup TA, diberikan topikal anestesi
rawat jalan dan dalam kondisi steril,
dengan tets mata tetracaine. Selanjutnya,
kelopak mata dibalik menggunakan
injeksi intralesi o,1 ml TA konsentrasi
penjepit chalazion, dan sayatan vertikal
40mg/ml, transkutan,dengan
dibuat melalui lesi. Setelah kuretase yang
menggunakan spuit dengan jarum 27
hati-hati, klem dibuka, salep kortikosteroid
dan antibiotik diberikan, dan mata dibalut
selama 24 jam
Metode
• Normal distribution of data was analyzed by Kolmogorov-
Smirnov test. Independent samples t-test was used to
analyze data with normal distribution, and non-normal
distributed data were analyzed by Mann-Whitney.
Qualitative variables were analyzed using chi-squared test
(by method Monte Carlo), and the two groups were
compared by independent samples t-test. A P-value of
<0.05 was considered statistically significant.
• Statistical analysis was performed using Microsoft Excel
and Statistical Package for the Social Sciences (SPSS)
Version 17 (IBM).
HASIL
82 pasien
17 pasien
65 pasien
32 TA 33 I&C
Number 26 25
0.27
Age (year) (mean ± SD) 25.5 ± 9.1 29.6 ± 16.6
Gender N (percent)
Male 8 (30.7) 5 (20) 0.28
(TA) (I&C)
Time to resolution (days) (mean ± SD) 8.8 ± 5.6 5.1 ± 4.5 0.03
Incomplete resolution N (percent) 1 (3.85%) 2 (8%) >0.05
Recurrence N (percent) 11 (34.61) 2 (8) 0.04
Overall success N (percent) 16 (61.5) 21 (84) 0.07
Follow-up (month) (mean ± SD) 3.73 ± 1.3 2.8 ± 0.8 0.003
TA: Intralesional triamcinolone
acetonide.
I&C: Incision and curettage.
SD: Standard deviation.
validity
• Apakah lokasi subjek penelitian kelompok
terapi atau kontrol betul-betul secara acak
(random) atau tidak ?
• Adakah penyertaan semua pasien dalam
perimbangan pembuatan kesimpulan?
• A. Identifikasi lengkap atau tidaknya
follow-up
• B. Identifikasi ada tidaknya analisis pasien
pada kelompok randomisasi semula.
• 3. Identifikasi ada tidaknya blinding pada
pasien, klinisi dan peneliti.
• Not Clear