Presentasi Jurnal Kel 1

You might also like

Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 20

PRESENTASI JURNAL

TEHNIK NAPAS DALAM

Kelompok 1:
ALIMUDDIN
ARDIYAN ALFIAN A
ENDANG KRISNAWATI
RAMLAH
SUYATMI
SITI HUSNUL HARIROH
SYARIFAH YULIA R

Institut Tekhnologi Kesehatan & Sains


WIYATA HUSADA SAMARINDA
Program Profesi Ners 2021
Judul : Pengaruh Latihan Slowdeep Breathing terhadap
Respiration Rate pada Pasien ISPA
Tahun : 2020
Nama Penulis : Tika Sari Dewy
Penerbit : Jurnal Darul Azhar
Tempat : Stikes Darul Azhar
DOI :
ISSN : 2502-0536
SINTA :4
ABSTRAK
Upper respiratory tract infections (ARI) are infections caused by viruses or bacteria. This infection is acute which causes an
increase in respiration rate. One of the non-pharmacological therapies that can be applied to sufferers of ISPA is slow deep
breathing exercises. The purpose of this study was to determine the effect of Slowdeep breathing exercise on respiration rate in
ARI patients in Manunggal Village, Karang Bintang Subdistrict, Tanah Bumbu Regency in 2019. This type of research is a
quantitative study using Quasy Experimetal with a PreTest and Post-Test Nonequivalent Control Group research design. The
sample in this study was 30 people using purposive sampling technique. This type of research is a quantitative study using Quasy
Experimetal with a Pre-Test and Post-Test Nonequivalent Control Group research design. The sample in this study was 30 people
using purposive sampling technique. The results showed that the respiration rate in the intervention group was given deep
breathing exercises almost entirely (87%) experienced a normal respiration rate. Then in the control group only given breath in the
ordinary most (67%) experienced a moderate respiration rate. The results of statistical tests using the man whitney test showed a
P-value of 0,000 <(0.05). The conclusion of this study is that there is an effect of slow-breathing breathing exercises on respiration
rate in ARI patients in Manunggal Village, Karang Bintang Subdistrict, Tanah Bumbu District. It is recommended that the
provision of slow deep breathing exercises can be used as an alternative therapy that can be done to reduce tightness in ARI
patients.
Keywords: Upper Respiratory Infection (ARI), SlowDeep Breathing Exercise, Respiration Rate
Latihan napas dalam adalah bernapas dengan perlahan dan
menggunakan diafragma, sehingga memungkinkan abdomen
terangkat perlahan dan dada mengembang penuh (Parsudi, dkk.,
2002).

Tujuan untuk mencapai ventilasi yang lebih terkontrol dan efisien serta
untuk mengurangi kerja bernafas, meningkatkan inflasi alveolar maksimal,
meningkatkan relaksasi otot, menghilangkan ansietas, menyingkirkan pola
aktifitas otot-otot pernafasan yang tidak berguna, tidak terkoordinasi,
melambatkan frekuensi pernafasan, mengurangi udara yang terperangkap
serta mengurangi kerja bernapas
(Suddarth & Brunner, 2013).
Latihan napas dalam bukanlah bentuk dari latihan fisik,
ini merupakan teknik jiwa dan tubuh yang bisa
ditambahkan dalam berbagai rutinitas
guna mendapatkan efek relaks. Praktik jangka panjang
dari latihan pernafasan dalam akan memperbaiki
kesehatan. Bernafas pelan adalah bentuk paling sehat
dari pernafasan dalam (Brunner & Suddarth, 2013).
Tehnik Latihan Napas Dalam
1. Pernapasan Diafragma
 Pemberian oksigen bila penderita mendapat terapi oksigen di rumah.
 Posisi penderita bisa duduk, telentang, setengah duduk, tidur miring
ke kiri atau ke kanan, mendatar atau setengah duduk.
 Penderita meletakkan salah satu tangannya di atas perut bagian
tengah, tangan yang lain di atas dada. Akan dirasakan perut bagian
atas mengembang dan tulang rusuk bagian bawah membuka.
 Penderita menarik napas melalui hidung dan saat ekspirasi pelan-
pelan melalui mulut (pursed lips breathing), selama inspirasi,
diafragma sengaja dibuat aktif dan memaksimalkan protrusi
(pengembangan) perut. Otot perut bagian depan dibuat berkontraksi
selama inspirasi untuk memudahkan gerakan diafragma dan
meningkatkan ekspansi sangkar toraks bagian bawah.
 Selama ekspirasi penderita dapat menggunakan kontraksi otot perut
untuk menggerakkan diafragma lebih tinggi. Beban seberat 0,5­1 kg
dapat diletakkan di atas dinding perut untuk membantu aktivitas ini.
2. Pursed Lips Breathing
 menarik napas (inspirasi) secara biasa beberapa detik melalui
hidung (bukan menarik napas dalam) dengan mulut tertutup
 kemudian mengeluarkan napas (ekspirasi) pelan-pelan melalui
mulut dengan posisi seperti bersiul
 PLB dilakukan dengan atau tanpa kontraksi otot abdomen
selama ekspirasi.
 Selama PLB tidak ada udara ekspirasi yang mengalir melalui
hidung
 Dengan pursed lips breathing (PLB) akan terjadi peningkatan
tekanan pada rongga mulut, kemudian tekanan ini akan
diteruskan melalui cabang-cabang bronkus sehingga dapat
mencegah air trapping dan kolaps saluran napas kecil pada
waktu ekspirasi
Proses pernafasan terdiri dari 3 bagian yaitu :

1. Ventilasi Pulmonar
Ventilasi merupakan proses inspirasi dan ekspirasi. Inspirasi
merupakan proses aktif dan pasif yang mana otot-otot
interkosta interna berkontraksi dan mendorong dinding
dada sedikit ke arah luar, akibatnya diafragma turun dan
otot diafragma berkontraksi. Pada saat ekspirasi, diafragma
dan otot-otot interkosta eksterna relaksasi dengan demikian
rongga dada menjadi kecil kembali, maka udara terdorong
keluar.
Lanjutan…

2. Difusi Gas
Difusi gas adalah bergeraknya gas CO2 dan CO3 atau partikel lain
dari area yang bertekanan tinggi kearah yang bertekanan rendah.
Difusi gas melalui membran pernafasan yang dipengaruhi oleh
faktor ketebalan membran, luas permukaan membran, komposisi
membran, koefisien difusi O2 dan CO2 serta perbedaan tekanan

gas O2 dan CO2. Dalam difusi gas ini pernafasan yang berperan
penting yaitu alveoli dan darah.
Lanjutan…

3. Transportasi Gas
Transportasi gas adalah perpindahan gas dari paru ke
jaringan dan dari jaringan ke paru dengan bantuan darah
(aliran darah). Masuknya O2 ke dalam sel darah yang
bergabung dengan hemoglobin yang kemudian membentuk
oksihemoglobin sebanyak 97% dan sisa 3% yang
ditransportasikan ke dalam cairan plasma dan sel.
Analisa SWOT
Kekuatan
(Strength)
1. RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo adalah rumah sakit rujukan yang merupakantipe B
dengan standar akreditasi paripurna oleh KARS, sehingga mempunyai sarana dan
prasarana yang lengkap untuk mendukung proses perawatan.
2. Dukungan dari manajemen rumah sakit dalam pelaksanaan inovasi terhadap
pembaharuan yang tepat dapat meningkatkan kualitas asuhan pelayanan
keperawatan dan pengembangan diisi sebagai seorang klinisi.
3. RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo telah mempunyai regulasi mengenai jenjang karir
yang jelas bagi perawat klinis (PK) yaitu PK I, PK II, PK III, dan PK IV dengan
kewenangan klinis yang berbeda pada setiap tingkatan.
4. RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo mempunyai antusias dan perhatian cukup tinggi
untuk mengembangkan ilmu keperawatan terbaru
5. Teknik nafas dalam mudah dilakukan oleh pasien secara mandiri, tanpa harus di
dampingi
6. Alat ukur yang digunakan berupa penghitungan Saturasi Oksige dan frekuensi nafas
dalam waktu satu menit, sangat mudah untuk dilakukan
Analisa SWOT
Kelemahan (Weakness)
1. RSUD dr. Kanujoso perbandingan jumlah perawat dg pasien
belum sesuai.
2. Keterbatasan waktu yang dimiliki perawat dalam
melaksanakan Asuhan Keperawatan secara tepat.
3. Tidak semua perawat memiliki kompetensi dalam menerapkan
tindakan Teknik Nafas Dalam kepada pasien.
4. SPO Teknik Nafas Dalam belum ada di RSUD dr. Kanujoso
Djatiwibowo Balikpapan
5. Lingkungan sekitar pasien yang tidak mendukung
pelaksanaan tindakan.
Analisa SWOT
Peluang (Opportunities)
1. RSUD dr. Kanujoso Djatowibowo Balikpapan merupakan lahan
praktik mahasiswa sehingga dapat memberikan masukan dalam
pengembangan sistem pelayanan rumah sakit.
2. RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan mengikuti program
akreditasi rumah sakit seperti KARS, sehingga menuntut rumah
sakit dalam meningkatkan pelayanan dengan meningkatkan
kualitas asuhan keperawatan.
3. Banyaknya kasus – kasus yang tidak hanya kasus sistem
pernafasan yang mebutuhkan implementasi nafas dalam
Analisa SWOT

Ancaman (Threat)
1. Pelaksanaan Latihan ini harus disesuaikan dengan
kondisi pasien dan toleransi pasien saat itu.
2. Perawat harus memiliki literatur yang Valid dan
tindakan sesuai dengan SPO yang ada di RSUD dr.
Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan.
3. Pembuatan SPO baru akan berhubungan pada
perubahan kebijakan dan melibatkan banyak pihak
serta waktu yang cukup lama.
SPO Deep Breathing
STANDAR SPO
PROSEDUR OPERASIONAL DEEP BREATHING
No DOKUMEN No REVISI HALAMAN

Pengertian Deep breathing exercise merupakan latihan pernapasan dengan tehnik bernapas
secara perlahan dan dalam, menggunakan otot diafragma, sehingga
memungkinkan abdomen terangkat perlahan dan dada mengembang penuh.

Manfaat Deep Breathing bermanfaat mencegah pola aktifitas otot pernapasan yang tidak
berguna, melambatkan frekuensi pernapasan, mengurangi udara yang
terperangkap serta mengurangi kerja bernafas

Indikasi Deep breathing dapat diberikan kepada siapa saja dengan status pasien yang
hemodinamik stabil
Kontra Indikasi Klien mengalami perubahan kondisi nyeri , sesak nafas dan
emergency
Persiapan Pasien 1. Berikan salam, perkenalkan diri, dan identifikasi responden dengan
memeriksa identitas responden
2. Menanyakan keluhan responden atau perasaan responden
3. Jelaskan tujuan, prosedur yang akan dilakukan dan lamanya tindakan
4. Beri kesempatan klien untuk bertanya

Persiapan Perawat 1. Lakukan pengkajian pada pasien


2. Identifikasi masalah kesehatan klien
3. Buat perencanaan tindakan
4. Kaji kebutuhan perawat, minta bantuan perawat lain jika perlu
5. Siapkan alat

Persiapan Alat 1. Tempat tidur dengan pengaturan sesuai kenyamanan klien


2. Bantal sesuai kebutuhan dan kenyamanan klien
3. Alat Pengukur Saturasi Oksigen
4. Jam Tangan
Cara Kerja
Cek This Video……

Evaluasi 1. Evaluasi hasil yang dicapai


2. Beri reinforcement positif pada pasien
3. Kontrak pertemuan selanjutnya
4. Mengakhiri pertemuan dengan baik
5. Bereskan peralatan
6. Cuci tangan
Aplikasi ke Pasien
Terima Kasih

You might also like