Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 9

1

DESAIN PENGEMBANGAN GREEN ARCHITECTURE


DI KAWASAN DAGO DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR
TRADISIONAL SUNDA
Hadi Yanuar Iswanto1), Adam Priyadi2), Ikhwan Nurtadril3) dan Luthfi Pratama4)

Pendidikan Teknik Arsitektur, Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan,


1,2,3,4)

Universitas Pendidikan Indonesia; Email: iswanto.hadiyanuar@gmail.com

Abstract
This PKM is come from global warming which to be seriously concern
issue around the world. Solution for it has been encourage with carbon emissions
reduction program. Another way to support the program is movement of green
architecture. This movement emerged as an awareness to create a building with
friendly to earth. This movement are to be trending topic around the world. In
Indonesia, particularly in Bandung, many developer and owner choose Dago area
to build green architecture. Dago is located at North of Bandung and surrounding
of hill topography. Dago also has beautiful view which made a reason to place
green architecture on there. But, Dago has a special regulation because it’s water
conservasion area. So, developed house with green architecture term are interesting
to research. Green architecture not only impact to living of humanities but also
contribute to preservation of environment. This research are to finding green
technology on architecture in Dago. Methods are used in this research is check list
system trhrough an interview and observation. Rating did based on GBCI rating
tools with appropriate to green building theory and government regulation in
North of Bandung, so made the output of research is appropriate with green
architecture theory. Minus point on rating component can be complete with
Sundanese architecture, because Sundanese architecture has natural
characteristics such as water, bamboo, and stone.

Keywords: green architecture, sundanese architecture, bandung

1. PENDAHULUAN Rencana Tata Ruang dan Wilayah


Bangunan dengan konsep Kota Bandung. Berdasarkan Perda
green sedang menjadi populer saat ini. tersebut, kawasan Dago merupakan
Para developer berlomba-lomba area yang pembangunannya diatur
untuk membangun kawasan secara khusus oleh pemerintah karena
perumahan bertemakan green untuk merupakan daerah resapan bagi
menarik investor. Di Bandung ada Bandung.
Kota Oleh karena
beberapa developer yang sedang itu pembangunan
membangun perumahan perumahan
yang mengusungmewah
konsep green di
konsep green architecture. Kawasan
dengan kawasan Dago menjadi menarik
Dago menjadi lokasi yang dipilih untuk diteliti. Green architecture
para developer. Alasan dipilihnya
oleh tidak hanya berdampak pada
kawasan Dago adalah karena kenyamanan penghuni bangunan,
menawarkan view alam yang menjadi tetapi juga memberikan kontribusi
daya tarik pembeli. terhadap pelestarian lingkungan di
Kawasan Dago sekitarnya.
merupakan kawasan yang dilindungi
oleh Perda
2

Perumusan Masalah perumahan di Kawasan


Dago dengan pendekatan
a. Bagaimana kondisi
Arsitektur
eksisting perumahan di
kawasan Dago? Tradisional Sunda.
b. Bagaimana penerapan
Kegunaan Program
konsep pada
green a. Dapat menjadi referensi
perumahan kawasan dalam pembangunan
peran perumahan yang
stakeholders
di Dago ? dalam mengusung konsep green
c. Bagaimana
mengembangkan kawasan architecture.
Dago dengan b. Sebagai sarana sosialisasi
bangunan yang ramah oleh pemeritah
d. Bagaimana
lingkungan ? potensi pembangunan
bagi berkonsep
pengembangan green green kepada masyarakat.
architecture pada
perumahan kawasan Peraturan pemerintah
di Dago? tentang Pembangunan di
e. Bagaimana model desain Kawasan Dago
Undang-undang Nomor
pengembangan green 32 tahun 2009 tentang Pengelolaan
architecture pada Perlindungan
dan Hidup
perumahan di Kawasan
Lingkungan (PPLH)
Dago dengan pendekatan pembangunan berkelanjutan bahwa
menyatakan
Arsitektur berwawasan lingkungan hidup adalah
yang
Sunda ? Tradisional upaya sadar dan terencana yang
memadukan lingkungan hidup,
Tujuan Program termasuk sumber daya ke dalam
a. Memperoleh data kondisi proses pembangunan untuk menjamin
eksisting perumahan di kemampuan, kesejahteraan, dan
kawasan Dago; mutu hidup generasi masa kini dan
b. Mengetahui penerapan generasi masa depan. Adapun
konsep green pada pembangunan
yang berkelanjutan (sustainable
perumahan di kawasan development) haruslah memiliki
Dago; konsep dalam melaksanakan kegiatan
c. Mengetahui peran pembangunannya, yaitu : (a) Konsep
stakeholders dalam pembangunan, (b) Konsep
mengembangkan kawasan lingkungan, (c) Konsep sosial budaya.
Dago dengan Dalam perkembangannya
bangunan yang ramah hingga saat ini, pertumbuhan dan
lingkungan; perkembangan penggunaan lahan di
d. Mengidentifikasikan
potensi pengembangan Kawasan Bandung Utara (KBU)
green architecture pada masih belum terkendali sehingga
perumahan di kawasan menimbulkan gangguan
Dago; lindung baik di kawasan itu sendiri
fungsi
e. Membuat model desain maupun kawasan di bawahnya yakni
pengembangan Bandung Selatan. Berdasarkan
architecture green Peraturan Daerah (Perda) Nomor 2
pada
3

Tahun 2004 tentang Rencana Tata kota, mendinginkan udara sekitar


Ruang Wilayah (RTRW) Kota rumah, mendapatkan pemandangan
Bandung, kapasitas alam, dan ruang bermain. (Antar,
terbangun yang diizinkan di Bandung
wilayah 2009).
Utara tidak boleh melebihi 20%. Daniel (2009) mengatakan
bahwa bagi Indonesia dengan iklim
Teori Green Architecture tropis, perlu diterapkan pendekatan
Menurut Siregar (2012) green enam strategi rumah hijau, yaitu
mencakup pelapis bangunan,
architecture adalah gerakan untuk
pelestarian alam dan lingkungan penerangan, pemanasan, pendinginan,
dengan mengutamakan efisiensi konsumsi energi, dan pengolahan
energi (arsitektur ramah lingkungan). limbah.
Menurut Pradono (2008) Maka dari itu sangat beralasan
(hijau) dapat diinterpretasikan jika program green architecture ini
green
sebagai sustainable (berkelanjutan), dapat diterapkan di masyarakat luas,
earth friendly (ramah lingkungan), karena dengan menerapkan konsep
dan high performance building ini keuntungannya dari sisi ekonomi
(bangunan dengan performa sangat sangat nyata dan terukur. Penggunaan
pendingin ruangan dan penerangan
baik). Konsep green building yang
ruangan serta penghematan air hingga
telah lama berkembang di negara
26-40 % setiap bulan. Selain itu
maju dapat diterapkan untuk
mengurangi polusi udara di penerapan konsep ini pun sejalan
lingkungan perkotaan. dengan pengurangan emisi karbon
Di Indonesia, kampanye go 2020.
green ini sudah mulai digalakkan.
Banyak bangunan-bangunan seperti Teori Arsitektur Sunda
rumah tinggal atau Dalam naskah Sunda kuno,
lainnya yang mulai
bangunan komersial Sanghyang Siksakanda-ing Ka-resian
menyelaraskan konsep desainnya (SSK) ditemukan arsitektur maupun
dengan green architecture. Menurut ragam hias yang berkaitan dengan
Antar (2009) Pemahaman arsitektur bentuk serta hiasan rumah yang sudah
hijau sendiri di masyarakat ternyata tidak kita kenali lagi saat ini, seperti
bervariatif. Sebagian beranggapan anjung meru, yaitu bangunan yang
besaran volume bangunan (koefisien berbentuk lancip seperti gunung,
dasar bangunan/KDB) harus lebih lebih tinggi ke atas lebih kecil; Badak
kecil dari koefisien dasar hijau heuay, yaitu bentuk bangunan rumah
(KDH) dari total luas lahan. yang tidak memakai wuwung,
KDB (50%-70%) dan KDH (30%-
Perbandingan bersambungnya antara atap belakang
50%) yang seimbang diharapkan dan atap depan tampak seperti badak
mampu mewujudkan hunian ideal yang sedang menganga; Badawang
dan sehat secara konsisten. sarat, yaitu ragam hias pada rumah
Ketersediaan lahan hijau dengan hiasan ikan besar;
dikembangkan optimal di halaman Balandongan, yaitu
depan, samping, belakang, serta teras sementara untuk menerima tamu; bangunan
balkon depan, dan tengah/samping. tempat pertunjukan kesenian; Capit
Taman merupakan bagian dari gunting, yaitu bentuk
penghijauan rumah yang bertujuan rumah yang bagian pinggir
bangunan
memperbaiki kualitas lingkungan atap gentingnya memakai
bambu atau
4

kayu disilangkan (menyilang) seperti tidak boleh terletak langsung di atas


gunting hendak mencapit; Julang tanah, oleh karena itu harus di beri
yaitu bentuk alas yang berfungsi memisahkannya
ngapak, yang di bagian depan
bangunan dari tanah yaitu berupa batu yang
belakangnya
rumah memakai disebut umpak (Adimihardja dalam
seperti sayap julang yang sedang
sorondoy Nuryanto, 2006).
terbang atau mengepakkan sayapnya,
dan lain sebagainya. 2. METODE
Dalam pandangan Orang
Sunda, rumah merupakan lambang Pendekatan penelitian ini
wanita, karena seluruh aktivitas di adalah deskriptif-kualitatif, dengan
dalamnya dilakukan oleh wanita. cara mendeskripsikan
Bentuk rumah (menggambarkan/menceritakan)
adalah panggung,
masyarakat Sunda kembali secara tertulis dari hasil
berkolong
yaitu dengan menggunakan survey lapangan tentang kondisi
pondasi umpak. Di samping itu,rumah perumahan yang memiliki konsep
panggung merupakan bentuk yang green architecture yang dapat
paling penting bagi masyarakat dikembangkan dengan basis
Sunda, dengan suhunan panjang dan arsitektur tradisionalnya. Sedangkan
jure. Bentuk panggung yang metode penelitian yang digunakan
mendominasi sistem bangunan di dalam penelitian ini adalah metode
Tatar Sunda fungsi teknik
mempunyai analisa data sekunder
dan simbolik. Secara teknik diperoleh dari instansi terkait seperti
yang
panggung memiliki tiga fungsi, yaitu:
rumah Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya
tidak mengganggu bidang resapan air, (Distarcip) Kota Bandung, Badan
kolong sebagai media pengkondisian Pengelola Lingkungan Hidup Daerah
ruang dengan mengalirnya udara (BPLHD) Kota Bandung dan Badan
secara silang baik untuk kehangatan Perencanaan dan Pembangunan
dan kesejukan, serta kolong juga Daerah (Bappeda) Kota Bandung,
dipakai untuk menyimpan persediaan serta menggunakan metode survey
kayu bakar dan lain sebagainya (observasi) ke objek analisis yaitu
(Adimihardja dalam Nuryanto, 2006). perumahan Citra Green Dago.
Fungsi secara simbolik Selanjutnya, untuk
didasarkan pada kepercayaan Orang mengetahui potensi pengembangan
Sunda, bahwa dunia terbagi tiga: green architecture dengan pendekatan
ambu handap, ambu luhur, arsitektur tradisional Sunda dapat
dan tengah. Tengah dilakukan melalui identifikasi analisis
alam
merupakan semesta pusat
dan manusia SWOT (Strenght, Weakness,
menempatkan diri sebagai pusat alam Opportunity, Threat). Atas
semesta, karena itulah tempat dasar analisis SWOT tersebut,
manusia harus terletak di tengah-
tinggal dirumuskan strategi pengembangan
kemudian
tengah, tidak ke ambu handap (dunia perumahan green architecture
bawah/bumi) dan ambu luhur (dunia berbasis arsitektur tradisional, dengan
atas/langit). Dengan demikian, rumah contoh kasus model desain dan
tersebut harus memakai tiang yang pola
pengembangan pada daerah
berfungsi sebagai pemisah rumah penelitian.
secara keseluruhan dengan dunia Untuk mengetahui sejauh
bawah dan atas. Tiang rumah juga mana konsep green yang diterapkan
5

pada rumah tersebut, digunakan yang diterbitkan oleh lembaga Green


instrumen penelitian berupa Building Council Indonesia (GBCI).
perangkat penilaian bangunan hijau

Gambar 1. Kerangka Berpikir

3. HASIL DAN morfologi kawasan Bandung Utara.


PEMBAHASAN Kerusakan lingkungan yang terjadi
tidak terkendali, sehingga
Hasil dan Temuan Penelitian menimbulkan dampak negatif
Wilayah Bandung Utara terhadap iklim mikro di Kota
merupakan wilayah yang terintegrasi Bandung dan meningkatnya erosi dan
dalam kesatuan wilayah Kota banjir di wilayah Bandung Selatan.
Bandung. Wilayah ini merupakan Adapun kriteria pengelolaan
bagian dari potensi perekonomian lingkungannnya seperti yang tercakup
Kota Bandung. Sebagai suatu dalam KA-Andal adalah sebagai
wilayah yang terletak di cekungan berikut.
wilayah
Bandung, ini banyak menarik a. Kawasan Punclut (Bandung
kepemilikan individu dan Utara) tetap dipertahankan
investor/developer untuk bermukim fungsinya sebagai kawasan
serta membuat sarana permukiman yang berfungsi lindung.
dan layanan wisata. Karakteristik b. Efisiensi pemanfaatan
wilayah Bandung Utara adalah sumber daya air baik air
udaranya yang sejuk serta memiliki permukaan maupun mata air.
pemandangan yang indah ke arah c. Dalam menyediakan dan
Kota Bandung. membangun kebutuhan
Berdasarkan sejarahnya, prasarana sarana
kepemilikan tanah di Bandung Utara infrastruktur
dan lingkungan akan
terjadi secara terbuka, dimana memenuhi kaidah-kaidah
pemukim dan petani penggarap telah fungsi konservasi lingkungan
menetap lebih dari 20 tahun, antara lain :
kemudian diperjualbelikan lahan  Pembangunan
mereka kepada kepemilikan baru. dan penggunaan
Akibatnya terjadi tekanan terhadap prasarana jalan akan
6

memperhatikan adanya imbuhan


kestabilan tanah, buatan air
batasan volume dengan tanah
kendaraan sumur membangun
dan
mengurangi untuk resapan pari
sejenisnya. t
dan kebisingan. resiko
pencemaran d. Mengembangkan peran aktif atau
 Dalam penyediaan udara
air masyarakat setempat
bersih faktor secara baik
langsung (dalam
ketersediaan pengelolaan kawasan)
air baku sumber maupun tidak
dijadikan akan (dalam pengawasan).langsung
untuk menentukan Pada objek analisis
semua besaranbatasan
dan menggunakan
yang konsep green
jenis kegiatan. architecture dilakukan penilaian
 Terjaganya kualitas dengan menggunakan sistem check
badan air penerima list. Aspek yang dinilai adalah :
(sungai) akan ketepatan guna lahan, efisiensi dan
diperhatikan dalam konversi energi, konservasi
dan sumber dan siklus material, serta
air,
perencanaan menilai kesehatan dan kenyamanan
pembuatan sistem dalam ruang. Aspek penilaian
pengolahan air mengacu kepada perangkat penilaian
limbah. yang diterbitkan oleh GBCI (Green
 Pengelolaan
persampahan akan Building Council Indonesia). Dari
memperhatikan aspek sistem check list tersebut didapat
estetika dan sanitasi. hasil sebagai berikut :
 Sistem drainase akan
mempertimbangkan

Tabel 1. Hasil Analisis


Aspek yang Dinilai Sesuai Tidak

Sesuai
Tepat Guna Lahan 5 3
Efisiensi dan Konservasi Energi 6 1
`Konservasi Air 5 2
Sumber dan Siklus Material 6 1
Kesehatan dan Kenyamanan dalam 6 2
Ruang
JUMLAH 28 9
Pembahasan dan mempertemukan seluruh aspek-aspek
Rekomendasi Desain kekuatan (strength), kelemahan
Untuk menganalisis data hasil (weakness), peluang (opportunity),
dan ancaman (threat), yang ada pada
observasi dan wawancara digunakan
objek analisis. Analisis tersebut
metode analisis SWOT, yaitu suatu
disajikan pada diagram berikut ini.
metodeyang berusaha
7

Strength Weakness Opportunity Threat

• efisiensi dan • tata guna lahan • desain dapat • terjadi kerusakan


konservasi energi yang kurang disempurnakan lingkungan
• konsep tepat dengan : • erosi
bangunan yang • AMDAL yang • penerapan • banjir di
menerapkan digunakan belum material Bandung Selatan
green update karakteristik
architecture • kurang tanggap Sunda
• model desain terhada • penerapan
minimalis peraturan model rumah
daerah yang panggung
menganjurkan
rumah panggung

Gambar 2. Analisis SWOT

Berdasarkan analisis yang pemenuhan persyaratan tersebut


dilakukan maka perumahan dapat disempurnakan dengan
pada objek penelitian mengembangkan desain
memenuhi persyaratan
dapat dikatakan sebagai tersebut kepada arsitektur tradisional
model
bangunan yang “hijau”. Sunda.
kekurangan-kekurangan Namun
dalam
Tabel 2. Desain sebelum (kiri) dan sesudah dikembangkan dengan arsitektur Sunda (kanan)
Before Condition After Condition

Dalam penyempurnaan desain, dapat memaksimalkan sirkulasi udara


kami mempertimbangkan aspek dan pencahayaan ke dalam ruangan.
green architecture dengan aspek Penggunaan jendela kaca
tradisional Sunda. Kedua aspek itu yang terbuka lebar pada bangunan
tercermin dari atas sampai ke bawah. dimaksudkan ntuk memaksimalkan
Pada bagian atap dibuat tinggi untuk pencahayaan yang masuk ke dalam
memaksimalkan pengkondisian udara. ruangan. Ciri khas rumah sunda
Atap yang tinggi dapat menyimpan adalah rumah dengan bentuk
udara kemudian dengan bertahap panggung. Maka pada desain ini,
menyalurkannya ke dalam bangunan. kesan bentuk panggung akan
Sehingga hawa dalam bangunan akan tercermin pada bagian terasnya yang
terasa sejuk. Selain itu di bagian diangkat ke atas. Di bawah teras
atapnya pun diberi ventlasi sehingga terdapat kolam ikan.
Sehingga
8

penghuni rumah dapat bersantai


bersama keluarga di teras tersebut
sambil menikmati alam buatan.

Gambar 3. Konsep Desain Pengembangan Green Architecture dengan Arsitektur Sunda


Sumber : hasil analisis

4. KESIMPULAN menggabungkan konsep green


Berdasarkan hasil penelitian architecture dengan arsitektur
diperoleh suatu kesimpulan yaitu tradisional Sunda.
penerapan konsep green architecture
pada objek penelitian dapat SARAN
dikatakan telah memenuhi
persyaratan sebagai bangunan yang Kepada pihak pemerintah agar
ramah lingkungan. Hal ini dapat lebih memperketat perizinan
dilihat dari penggunaan material pembangunan di Kawasan Bandung
bangunan yang baru dan ramah Utara. Kemudia kepada pengembang
energi
lingkungan matahari sebagai
serta penggunaan agar lebih memperhatikan kembali
alternatif pada lampu penerangan
energi kriteria pengelolaan lingkungan dan
jalan umum di kawasan tersebut. tata guna lahan di Kota Bandung
Namun masih terdapat beberapa berdasarkan peraturan yang berlaku.
kekurangan dan kelemahan pada Konsep green architecture tidak
desain tersebut. Salah satunya adalah hanya berorientasi pada pembaharuan
pemilihan lokasi yang kurang tepat material dan tata desain, tetapi juga
karena kawasan Dago merupakan harus memperhatikan lingkungan
area konservasi air bagi Kota sekitar agar dapat memberikan
Bandung. Kekurangan tersebut dapat kebaikan di masa sekarang dan di
diminimalisir masa yang akan datang. Selain itu,
dengan
9

arsitektur tradisional dalam konteks Arsitektur, SAPPK-ITB. Tidak


ini adalah arsitektur Sunda dapat diterbitkan
menjadi alternatif desain bangunan [10] Pradono, B. 2008. Green Design
yang berkonsep green architecture. dalam Perspektif Arsitek Muda.
Selain itu disarankan agar dilakukan Good Business With
penelitian lanjutan yang serupa yang Design. 8 November 2008.
Green
mengangkat potensi kearifan lokal Universitas Brawijaya, Malang,
terhadap desain green architecture Indonesia.
menurut perspektif masing-masing [11] Hindarto, P. 2008. Konsep
daerah di Indonesia. Green Architecture/Arsitektur
Hijau oleh Budi Pradono.

5. REFERENSI http://www.astudioarchitect.c
om
[1] Peraturan daerah (Perda) Kota /2008/11/konsep-green-
Bandung No.2 Tahun 2004
Tentang Rencana Tata Ruang dan architecture-arsitektur_10.html
Wilayah Kota Bandung.
2 Peraturan Gubernur (Pergub) diakses pada Oktober 2012
Jawa Barat No.21 Tahun 2009
Tentang Pembangunan Kawasan
Bandung Utara.
3 KA Andal PT DAM
UTAMASAKTI PRIMA
4 Antar, Y. 2009. Bahasa Pohon
Selamatkan Bumi. Jakarta :
Gramedia.
5 Anwar, H, Nugraha, AH. 2013.
Rumah Etnik Sunda. Edisi ke-1.
Griya Kreasi. Jakarta
6 Daniel, V. 2009. Easy Green
Living. Mizan. Jakarta
7 Handayani, S. 2009. Arsitektur &
Lingkungan. Edisi ke-1. UPI.
Bandung
8 Siregar, HH.
2012. Pengembangan Kawasan
Pasar Sei Sikambing Medan.
Jurnal Arsitektur dan Perkotaan
“Koridor”. 3 (1) : 70-76
9 Nuryanto. 2006. Kontinuitas dan
Perubahan Pola Kampung dan
Rumah
Tinggal dari Kasepuhan
Ciptarasa ke Ciptagelar di
Kab.Sukabumi-Jawa Barat.
Laporan Tesis Magister

You might also like