Professional Documents
Culture Documents
Tani Berkelanjutan (2) X 29 3 21
Tani Berkelanjutan (2) X 29 3 21
BERKELANJUTAN
(Sustainable Agriculture)
1
Ruang
R5
R4
R3
R2
R1
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Waktu (Tahun)
ALIH
FUNGSI LAHAN
KERING
(87,65%)
OUT
PENDUDUK PERTANIAN
PUT
(+)
(-) LAHAN
SALAH SAWAH
KELOLA (12,35%)
(HEIA &
LINGKUNGAN LEIA
“Leave the world better than you found it,
take no more than you need, try not to
harm life or the environment, make
amends if you do.”
–Paul Hawken
4
What is sustainability?
5
What is sustainable agriculture?
A farm system that mimics as closely as possible the
complexity of a healthy and natural ecosystem.
Goals include:
Providing a more profitable farm income.
Promoting environmental stewardship.
Promoting stable, prosperous farm families and
communities.
6
Sustainable Agriculture:
Reduces inputs.
Uses ecological pest and weed management strategies.
Cycles nutrients back into the soil for fertility and
health.
Strengthens rural and urban communities.
Produces viable farm income.
Promotes healthy family and social values.
Brings the consumer back into agriculture
7
Sustainable Agriculture
Sustainable describes farming systems that are "capable of
maintaining their productivity and usefulness to society
indefinitely. Such systems must be resource-conserving,
socially supportive, commercially competitive, and
environmentally sound."
Pengertian Keberlanjutan
1. menjaga agar suatu upaya terus berlangsung
2. kemampuan untuk bertahan dan menjaga agar
tidak merosot
3. Kemampuan untuk tetap produktif sekaligus
tetap mempertahankan basis sumberdaya
(dalam konteks pertanian)
10
KONSEP PERTANIAN BERKELANJUTAN
PERTANIAN BERKELANJUTAN
Adalah pengelolaan sumberdaya yang berhasil untuk
usaha pertanian guna membantu kebutuhan manusia
yang berubah sekaligus mempertahankan atau
meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikan
sumberdaya alam (TAC/CGIAR, 1988)
11
CAKUPAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
12
SEGI TIGA BERKELANJUTAN
EKONOMI
SOSIAL EKOLOGI
PERTANIAN GLOBAL
Aspek Ekonomi
. Konsumsi pangan dunia terus meningkat
. Hasil tanaman pangan utama (padi, jagung, dan gandum)
meningkat
. Terjadi penurunan produksi persatuan luas lahan (dunia ketiga)
14
PERTANIAN GLOBAL
Aspek Ekologi
16
KECENDRUNGAN PERTANIAN
DI DAERAH TROPIS
1. HEIA
17
KECENDRUNGAN PERTANIAN
DI DARAH TROPIS
1. HEIA
Ditarapkan pada daerah dengan kondisi ekologinya
relatif seragam dan mudah dikendalikan (daerah
irigasi)
Pelayanan penyaluran, penyuluhan, dan pemasaran
dan transportasi baik
Ditemukan pada daerah “kaya sumberdaya alam”
18
KECENDRUNGAN PERTANIAN
DI DARAH TROPIS
2. LEIA (Low External Input Agriculture)
diterapkan di daerah beragam, dan rentan resiko, dan bersifat
kompleks.
lingkungan fisik dan/atau infrastruktur komersial (transportasi
desa dan sistem distribusi input kurang dikembangkan, institusi
simpan pinjam kurang memadai) tidak memungkinkan
pemanfaatan input luar secara luas
pestisida dan pupuk buatan hanya dalam jumlah yang rendah dan
secara sporadis, hanya untuk beberapa jenis tanaman, dan hanya
segelintir orang
19
KECENDRUNGAN PERTANIAN
DI DARAH TROPIS
2. LEIA
diterapkan di daerah tadah hujan dan
berlereng, lahan kering, dataran tinggi
banyak terdapat di Asia (1 milyar orang),
Afrika (300 juta orang), dan Amerika latin
(100 juta orang) (Wolf, 1986)
pertumbuhan produksi tertinggal
dibanding jumlah penduduk
20
DAMPAK HEIA
Positip
21
DAMPAK HEIA
Namun muncul masalah-masalah
1. luas lahan sawah meningkat, penurunan tingkat air tanah
(petani menambah biaya tambahan). akibat pembajakan
terus menerus, terbentuk lapisan kedap air yang mencegah
penyerapan air dan unsur hara pada lapisan yang lebih dalam
(sehingga pupuk buatan lebih banyak), selanjutnya
mengganggu keseimbangan hara, dan defisiensi unsur mikro.
2. Beras (pangan lainnya) tercemar oleh pestisida
3. produksi meningkat namun fasilitas pasar belum mampu
menampung kelebihan produksi
4. harga mesin-mesin dan input lain meningkat tajam
dibanding dengan harga hasil (Singh, 1999)
22
DAMPAK HEIA
5. HEIA dengan bendera “revolusi hijau” telah
menyalurkan sumberdaya investasi yang langka ke
dalam sistem pertanian dengan modal besar dibeberapa
daerah yang menyebabkan daerah sangat bergantung
pada impor peralatan, benih, serta input lainnya
6. Sehingga tidak merata antar daerah dan perorangan
7. Penggantian fungsi-fungsi ekologis oleh manusia
berjalan lebih jauh daripada sistem LEIA. Keragaman
diganti dengan keseragaman karena alasan efisiensi
teknologi dan peluang pasar.
23
Keterbatasan Pupuk Buatan
Efisiensi pupuk buatan rendah
(Greenwood et al., 1980; Prasad & De Datta 1979; De Datta 1981, FAO 1990)
26
Dampak Benih Unggul
Varietas unggul terutama gandum, padi, dan jagung
Respons tinggi terhadap pupuk dan air. Jika tidak
tersedia (input luar rendah) dapat lebih rendah dari
varietas lokal
Promosi var unggul, berakibat banyak varietas lokal
hilang (erosi genetik) bencana bagi petani dengan
input luar rendah
Kurang tersebar, karena petani kurang mampu
membeli benih, pestisida, dan pupuk.
27
Dampak mekanisasi
Harga alat-alat mahal (dari luar daerah usaha tani
atau dari luar negeri)
Penggunaan mesin menghasil CO2 yang merupakan
gas utama dalam efek rumah kaca yang juga
menyebabkan meningkatnya pemanasan global
(Leggett, 1990)
28
Dampak input Luar pada petani HEIA
Bahayanya adalah
1. hilangnya keragaman dalam sistem (kestabilan dan
kerawanan ekologi dan ekonomi)
2. hilangnya sumberdaya genetik yang berorientasi
ekologi
3. desintegrasi sosisal budaya serta marginalisasi
petani yang lebih miskin
4. kerusakan lingkungan karena bahan kimia.
29
DAMPAK LEIA
1. Produksi jauh tetinggal dibanding jumlah
penduduk
2. Seringkali petani mengeksploitasi lahan
melampaui batas kemampuannya
3. LEIA yang berlebihan mengakibatkan
penggundulan hutan, degradasi tanah,
peningkatan kerentanan terhadap h/p
30
DAMPAK LEIA
4. Menurunnya kandungan unsur hara
5. Hilangnya vegetasi pelindung
6. Desintegrasi ekonomi, sosial dan budaya.
31
Dampak input Luar pada petani LEIA
1. Input tersebut tidak tesedia, atau tersedia dengan
harga mahal
2. Input tidak efisien dan tidak menguntungkan pada
ekologi beragam dan rentan (hujan tak teratur dan
tanah miring)
3. Teknologi yang sesuai dengan ekologi dan nilai
budaya belum tersedia
32
PRINSIP DASAR PENCIPTAAN SISTEM PERTANIAN
TERLANJUTKAN SECARA EKOLOGI DAN EKONOMI
33
PEMBANGUNAN PERTANIAN SEBAGAI
FUNGSI SIFAT AGROEKOSISTEM
TINGKAH LAKU AGROEKOSISTEM
(4 SIFAT AGROEKOSISTEM)
productivity (Produktivitas)
stability (Kestabilan)
sustainibility (Keberlanjutan)
Equitability (Kemerataan)
34
PRODUCTIVITY
Yield
Yield
Time Time
35
STABILITY
Ukuran sejauh mana produktivitas mantap dalam menghadapi gangguan kecil
yang disebabkan oleh gejolak normal iklim ataupun faktor lingkungan lainnya.
(Hal ini paling mudah diukur sebagai kebalikan koefisien ragam
dari hasil atau pendapatan)
HIGH LOW
Yield
Yield
Time
Time
36
SUSTAINABILITY (a)
Kemampuan sistem untuk mempertahankan produktivitas meskipun mengalami
gangguan besar (Keberlanjutan rendah = produktivitas yang menurun terus)
HIGH LOW
Petturbation
Petturbation
Yield
Yield
Time Time
37
SUSTAINABILITY (b)
Kemampuan sistem untuk mempertahankan produktivitas meskipun mengalami
gangguan besar (Keberlanjutan rendah = produktivitas yang menurun terus)
HIGH LOW
stress stress
Yield
Time
Time
38
EQUITABILITY
sejauh mana hasil suatu agroekosistem terbagi rata diantara
orang-orang yang menjadi anggota sistem tersebut
HIGH LOW
Proportion of
population
Income Income
40
HYPOTHETICAL EVOLUTION OF AN
UPLAND AGROECOSYSTEM (Kepas, 1985)
UPLAND PRODUCTIVITY STABILITY SUSTAINABILITY EQUITABILITY
AGROECOSYSTEM
a. Traditional Low Medium High High
cultivation
(Low population)
b. Traditional Very Low Very Low Low Medium
cultivation (high (erosion) (erosion)
population)
c. Reforestation Low High High Low
41
PERTANIAN ALTERNATIF
Batasan Pertanian alternatif : Berkisar dari pertanian
Organic farming
Biodynamic
Permaculture
Agroecological Systems
Low-input
43
45
PERTANIAN ALTERNATIF
DENGAN LEISA
(low-external-input sustainable agriculture)
46
LEISA
LEISA mengacu pada bentuk-bentuk pertanian sebagai berikut:
1. Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya lokal
dengan mengkombinasikan berbagai komponen (tanaman,
hewan, air, iklim, dan manusia) sistem usaha tani untuk
memberikan efek sinergi
2. Memanfaatkan input luar hanya bila diperlukan untuk
unsur-unsur yang kurang dalam ekosistem dan
meningkatkan sumberdaya biologi, fisik dan manusia.
(pemanfaatan input luar, perhatian utama pada
maksimalisasi daur ulang dan minimalisasi kerusakan
lingkungan)
47
TUJUAN LEISA
Bukan memaksimalkan produksi jangka pendek
Tetapi untuk mencapai tingkat produksi yang stabil
dan memadai dalam jangka panjang
48
Pertimbangan Ekologi LEISA
49
Pertimbangan Ekologi LEISA
3. Meminimalkan kerugian sebagai akibat radiasi
matahari, udara, dan air, dengan cara pengelolaan
iklim mikro, pengelolaan air, dan pengendalian erosi
4. Meminimalkan serangan H/P terhadap tanaman dan
hewan melalui pencegahan dan perlakuan yang aman
50
Pertimbangan Ekologi LEISA
5. Saling melengkapi dan sinergi dalam penggunaan
sumber daya genetik yang mencakup pengabungan
dalam sistem pertanian terpadu dengan tingkat
keanekaragaman fungsional yang tinggi.
51
1. Menjamin Kondisi Tanah yg Mendukung Pertumbuhan
52
(1). Pengolaan Bahan Organik
Lima Dasar Penanganan Bahan Organik
54
(3). Mengolah Kesehatan Tanah
Tanah sehat adalah pra kondisi bagi kesehatan tanaman
Kesehatan tanah dipengaruhi sec. Langsung oleh
penyerapan BO yang dibentuk ketika organisme tanah
memineralisasi BO.
Mis. Asam fenol carbozylic dihasilkan ketika aktinomiset
merombak tanaman kayu, senyawa tersebut
meningktkan kekebalan terhadap serangan fusarium
dan jamur lain
Secara tidak langsung
Ketika suatu organisme tanah menekan perkembangan
organisme lain yang bisa mengganggu pertumbuhan tanaman
55
(3). Mengolah Kesehatan Tanah
Kunci kesehatan tanah adalah pemupukan yang
seimbang
Kelebihan atau kekurangan pupuk tanaman rentan
terhadap serangan h/p
56
2. Mengoptimalkan Ketersediaan dan
Daur Unsur Hara
(1). Membatasi Kehilangan Unsur Hara
57
(1). Membatasi Kehilangan Unsur Hara
61
2. Mengelola Radiasi, Air, dan Udara
Pengelolaan Iklim Mikro
1. Menggabungkan tanaman (penanaman bertingkat,
tumpangsari, pagar hidup) yang masing-masing dengan ciri
tajuk yang saling melengkapi, sehingga satu jenis tanaman
menciptakan kondisi yang mendukung (dalam hal naungan,
perlindungan dari angin, kelembaban, dan sebagainya)
tanaman lain
2. Pemulsaan
3. Pengairan untuk mengurangi suhu dan meningkatkan
kelembaban tanah dan udara di sekitar tanaman.
62
2. Mengelola Radiasi, Air, dan Udara
Pengelolaan Air
64
2. Mengelola Radiasi, Air, dan Udara
Cara Mengurangi erosi
1. Vegetasi (sistem tertutup)
2. Memberi naungan
3. mulsa
4. mekanik (teras)
65
3. Perlindungan Tanaman
1. Tindakan sanitasi (benih atau bibit yang sehat, alat-
alat yang bersih, dan membersihkan sumber infeksi),
67
4. Memanfaatkan Keterpaduan dan Sinergi
Sumberdaya genetik
(bandingkan dengan sistem terpadu?)
68
SPT DAN LEISA
69
Agropastoral
70
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH
71