Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 71

PERTANIAN

BERKELANJUTAN
(Sustainable Agriculture)

1
Ruang
R5

R4

R3

R2

R1

0 5 10 15 20 25 30 35 40
Waktu (Tahun)

PANDANGAN MANUSIA TERHADAP RUANG DAN


WAKTU
KAITAN PENDUDUK, PERTANIAN, LINGKUNGAN, DAN
SUMBERDAYA LAHAN
TARGET OUTPUT SEKTOR USAHA SUMBERDAYA LAHAN

ALIH
FUNGSI LAHAN
KERING
(87,65%)

OUT
PENDUDUK PERTANIAN
PUT
(+)
(-) LAHAN
SALAH SAWAH
KELOLA (12,35%)
(HEIA &
LINGKUNGAN LEIA
“Leave the world better than you found it,
take no more than you need, try not to
harm life or the environment, make
amends if you do.”
–Paul Hawken

4
What is sustainability?

The word "sustain," from the Latin sustinere


(sus-, from below and tenere, to hold),
to keep in existence or maintain, implies long-term
support or permanence.

5
What is sustainable agriculture?
A farm system that mimics as closely as possible the
complexity of a healthy and natural ecosystem.

Goals include:
Providing a more profitable farm income.
Promoting environmental stewardship.
Promoting stable, prosperous farm families and
communities.

6
Sustainable Agriculture:
Reduces inputs.
 Uses ecological pest and weed management strategies.
 Cycles nutrients back into the soil for fertility and
health.
 Strengthens rural and urban communities.
 Produces viable farm income.
 Promotes healthy family and social values.
 Brings the consumer back into agriculture

7
Sustainable Agriculture
Sustainable describes farming systems that are "capable of
maintaining their productivity and usefulness to society
indefinitely. Such systems must be resource-conserving,
socially supportive, commercially competitive, and
environmentally sound."

[John Ikerd, as quoted by Richard Duesterhaus


in "Sustainability's Promise," Journal of
Soil and Water Conservation (Jan.-Feb.
1990) 45(1).
8
Sustainable Agriculure (Farm Bill, 1990)

(1) satisfy human food and fiber needs; (2) enhance


environmental quality and the natural resource
base upon which the agricultural economy depends,
(3) make the most efficient use of nonrenewable
resources and on-farm resources and integrate,
where appropriate, natural biological cycles and
controls, (4) sustain the economic viability of
farm operations, and (5) enhance the quality of
life for farmers and society as a whole.
KONSEP PERTANIAN
BERKELANJUTAN

Pengertian Keberlanjutan
1. menjaga agar suatu upaya terus berlangsung
2. kemampuan untuk bertahan dan menjaga agar
tidak merosot
3. Kemampuan untuk tetap produktif sekaligus
tetap mempertahankan basis sumberdaya
(dalam konteks pertanian)

10
KONSEP PERTANIAN BERKELANJUTAN
PERTANIAN BERKELANJUTAN
Adalah pengelolaan sumberdaya yang berhasil untuk
usaha pertanian guna membantu kebutuhan manusia
yang berubah sekaligus mempertahankan atau
meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikan
sumberdaya alam (TAC/CGIAR, 1988)

11
CAKUPAN PERTANIAN BERKELANJUTAN

1. Mantap secara ekologis


2. Berlanjut secara ekonomis
3. Adil
4. Manusiawi
5. Luwes

12
SEGI TIGA BERKELANJUTAN
EKONOMI

SOSIAL EKOLOGI
PERTANIAN GLOBAL
Aspek Ekonomi
. Konsumsi pangan dunia terus meningkat
. Hasil tanaman pangan utama (padi, jagung, dan gandum)
meningkat
. Terjadi penurunan produksi persatuan luas lahan (dunia ketiga)

karena penipisan dan degradasi lahan


. Gizi dan pendapatan petani rendah dibanyak negara.

14
PERTANIAN GLOBAL
Aspek Ekologi

. FAO, Masalah lingkungan dinegara-negara


berkembang sebagian besar karena eksploitasi
lahan yang berlebihan, perluasan penanaman,
dan penggundulan hutan (Alexandratos, 1988)
. Penggunaan pestisida dan pupuk (Reijntjes,1999)
. Penyumbang gas emisi (mis. N2O dan CO2) rumah
kaca menyebabkan pemanasan global. 15
KECENDRUNGAN PERTANIAN
DI DAERAH TROPIS
1. HEIA
(High External Input Agriculture)
 Pertanian Tinggi Input Luar
 Sangat tergantung pada input buatan seperti pupuk
kimia, pestisida, dan bahan bakar minyak, yang
berasal dari luar sistem (pertanian, desa, daerah,
negara) dan umumnya harus dibeli.

16
KECENDRUNGAN PERTANIAN
DI DAERAH TROPIS
1. HEIA

 Tergantung pada input kimia buatan (pupuk, pestisida)


 Benih hibrida
 Mekanisasi dengan memanfaatkan bahan bakar minyak
 Irigasi
 berorientasi pasar
 Membutuhkan banyak modal

17
KECENDRUNGAN PERTANIAN
DI DARAH TROPIS
1. HEIA
 Ditarapkan pada daerah dengan kondisi ekologinya
relatif seragam dan mudah dikendalikan (daerah
irigasi)
 Pelayanan penyaluran, penyuluhan, dan pemasaran
dan transportasi baik
 Ditemukan pada daerah “kaya sumberdaya alam”

18
KECENDRUNGAN PERTANIAN
DI DARAH TROPIS
2. LEIA (Low External Input Agriculture)
 diterapkan di daerah beragam, dan rentan resiko, dan bersifat
kompleks.
 lingkungan fisik dan/atau infrastruktur komersial (transportasi
desa dan sistem distribusi input kurang dikembangkan, institusi
simpan pinjam kurang memadai) tidak memungkinkan
pemanfaatan input luar secara luas
 pestisida dan pupuk buatan hanya dalam jumlah yang rendah dan
secara sporadis, hanya untuk beberapa jenis tanaman, dan hanya
segelintir orang

19
KECENDRUNGAN PERTANIAN
DI DARAH TROPIS
2. LEIA
 diterapkan di daerah tadah hujan dan
berlereng, lahan kering, dataran tinggi
 banyak terdapat di Asia (1 milyar orang),
Afrika (300 juta orang), dan Amerika latin
(100 juta orang) (Wolf, 1986)
 pertumbuhan produksi tertinggal
dibanding jumlah penduduk
20
DAMPAK HEIA
Positip

Pemanfaatan varietas hibrida, irigasi, pupuk, dan


mesin pertanian mengakibatkan pertumbuhan
pertanian dinamis

21
DAMPAK HEIA
Namun muncul masalah-masalah
1. luas lahan sawah meningkat, penurunan tingkat air tanah
(petani menambah biaya tambahan). akibat pembajakan
terus menerus, terbentuk lapisan kedap air yang mencegah
penyerapan air dan unsur hara pada lapisan yang lebih dalam
(sehingga pupuk buatan lebih banyak), selanjutnya
mengganggu keseimbangan hara, dan defisiensi unsur mikro.
2. Beras (pangan lainnya) tercemar oleh pestisida
3. produksi meningkat namun fasilitas pasar belum mampu
menampung kelebihan produksi
4. harga mesin-mesin dan input lain meningkat tajam
dibanding dengan harga hasil (Singh, 1999)

22
DAMPAK HEIA
5. HEIA dengan bendera “revolusi hijau” telah
menyalurkan sumberdaya investasi yang langka ke
dalam sistem pertanian dengan modal besar dibeberapa
daerah yang menyebabkan daerah sangat bergantung
pada impor peralatan, benih, serta input lainnya
6. Sehingga tidak merata antar daerah dan perorangan
7. Penggantian fungsi-fungsi ekologis oleh manusia
berjalan lebih jauh daripada sistem LEIA. Keragaman
diganti dengan keseragaman karena alasan efisiensi
teknologi dan peluang pasar.

23
Keterbatasan Pupuk Buatan
Efisiensi pupuk buatan rendah
 (Greenwood et al., 1980; Prasad & De Datta 1979; De Datta 1981, FAO 1990)

lahan kering 40-50 %


padi sawah kurang dari 60-70%
(dapat lebih besar jika kemarau panjang atau curah
hujan tinggi/erosi, BO rendah)
Dampak pupuk buatan
.mengganggu kehidupan dan keseimbangan tanah
.dekomposisi BO meningkat
.degradasi sturktur tanah
.rentan terhadap kekeringan
.kefektifan rendah menghasilkan panen
24
Keterbatasan Pupuk Buatan
 NPK terus menerus, berakibat penipisan unsur-unsur
mikro (Zn, Fe, Cu, Mn, Mg, Mo, Bo), sehingga
serangan h/p meningkat (Sharma 1985; Tandon 1990)

Keterbatasan sumberdaya khususnya Fospat

Pupuk N menghasilkan N2O pada atmosfer, akan


menipiskan lapisan ozon, menyerap Infra Merah,
sehingga meningkatkan suhu global (efek rumah
kaca), meningkatkan permukaan air laut.
25
Dampak Pestisida
Keracunan pestisida. Mis 1983, kira-kira 2juta manusia keracuan, dan
40.000 fatal (Schoubroeck et al, 1990)
Hama menjadi kebal, sehingga perlu dosis tinggi, atau pestisida baru
Tahun 1984, beberapa hama menjadi kebal yakni: 447 jenis serangga
dan tungau, 100 patogen, 55 jenis gulma, 2 jenis nematoda, dan 5 jenis
hewan pengerat (Gips, 1987)
Membunuh musuh alami
Polusi air, udara, tanah sehingga membahayakan organisme,
terutama organisme air.
Tidak mudah terurai sehingga masuk dalam rantai makanan,
serangga, pemakan serangga, burung pemangsa, dan manusia
(Reintjes,1999)

26
Dampak Benih Unggul
Varietas unggul terutama gandum, padi, dan jagung
Respons tinggi terhadap pupuk dan air. Jika tidak
tersedia (input luar rendah) dapat lebih rendah dari
varietas lokal
Promosi var unggul, berakibat banyak varietas lokal
hilang (erosi genetik) bencana bagi petani dengan
input luar rendah
Kurang tersebar, karena petani kurang mampu
membeli benih, pestisida, dan pupuk.

27
Dampak mekanisasi
Harga alat-alat mahal (dari luar daerah usaha tani
atau dari luar negeri)
Penggunaan mesin menghasil CO2 yang merupakan
gas utama dalam efek rumah kaca yang juga
menyebabkan meningkatnya pemanasan global
(Leggett, 1990)

28
Dampak input Luar pada petani HEIA
Bahayanya adalah
1. hilangnya keragaman dalam sistem (kestabilan dan
kerawanan ekologi dan ekonomi)
2. hilangnya sumberdaya genetik yang berorientasi
ekologi
3. desintegrasi sosisal budaya serta marginalisasi
petani yang lebih miskin
4. kerusakan lingkungan karena bahan kimia.

29
DAMPAK LEIA
1. Produksi jauh tetinggal dibanding jumlah
penduduk
2. Seringkali petani mengeksploitasi lahan
melampaui batas kemampuannya
3. LEIA yang berlebihan mengakibatkan
penggundulan hutan, degradasi tanah,
peningkatan kerentanan terhadap h/p

30
DAMPAK LEIA
4. Menurunnya kandungan unsur hara
5. Hilangnya vegetasi pelindung
6. Desintegrasi ekonomi, sosial dan budaya.

31
Dampak input Luar pada petani LEIA
1. Input tersebut tidak tesedia, atau tersedia dengan
harga mahal
2. Input tidak efisien dan tidak menguntungkan pada
ekologi beragam dan rentan (hujan tak teratur dan
tanah miring)
3. Teknologi yang sesuai dengan ekologi dan nilai
budaya belum tersedia

32
PRINSIP DASAR PENCIPTAAN SISTEM PERTANIAN
TERLANJUTKAN SECARA EKOLOGI DAN EKONOMI

1. Penutupan permukaan tanah


2. Pembentukan bahan organik tanah yang tinggi
3. Keseimbangan nutrisi yang semakin baik.

33
PEMBANGUNAN PERTANIAN SEBAGAI
FUNGSI SIFAT AGROEKOSISTEM
TINGKAH LAKU AGROEKOSISTEM
(4 SIFAT AGROEKOSISTEM)

productivity (Produktivitas)
stability (Kestabilan)
sustainibility (Keberlanjutan)
Equitability (Kemerataan)

34
PRODUCTIVITY

Hasil atau pendapatan bersih setiap satuan sumberdaya (mis. t/ha)


HIGH LOW

Yield
Yield

Time Time

Figure. The system properties of agroecosystems


(Conways, 1985a)

35
STABILITY
Ukuran sejauh mana produktivitas mantap dalam menghadapi gangguan kecil
yang disebabkan oleh gejolak normal iklim ataupun faktor lingkungan lainnya.
(Hal ini paling mudah diukur sebagai kebalikan koefisien ragam
dari hasil atau pendapatan)

HIGH LOW

Yield
Yield

Time
Time

Figure. The system properties of agroecosystems


(Conways, 1985a)

36
SUSTAINABILITY (a)
Kemampuan sistem untuk mempertahankan produktivitas meskipun mengalami
gangguan besar (Keberlanjutan rendah = produktivitas yang menurun terus)

HIGH LOW

Petturbation
Petturbation
Yield

Yield
Time Time

Figure. The system properties of agroecosystems


(Conways, 1985a)

37
SUSTAINABILITY (b)
Kemampuan sistem untuk mempertahankan produktivitas meskipun mengalami
gangguan besar (Keberlanjutan rendah = produktivitas yang menurun terus)

HIGH LOW

stress stress

Yield

Time
Time

Figure. The system properties of agroecosystems


(Conways, 1985a)

38
EQUITABILITY
sejauh mana hasil suatu agroekosistem terbagi rata diantara
orang-orang yang menjadi anggota sistem tersebut
HIGH LOW

Proportion of
population

Income Income

Figure. The system properties of agroecosystems


(Conways, 1985a)
39
AGRICULTURE DEVELOPMENT AS A FUNCTION OF
AGROECOSYSTEM PROPERTIES (Conway, 1984)
AGRICULTURE PRODUCTIVITY STABILITY SUSTAINABILITY EQUITABILITY
DEVELOPMENT
a. Swidden Low Low High High
cultivation
b. Traditional Medium Medium High Medium
cropping
(sedentary
cropping system)
c. Improved High Low Low Low
(new tecnology)
d. Improved High High Low High
(new tecnology; (ex. pest and
variety) disease attack)
e. ? Ideal (ideal goal) High Medium High High
f. ? Ideal (may be Medium High High High
more appropriate on
)
marginal land

40
HYPOTHETICAL EVOLUTION OF AN
UPLAND AGROECOSYSTEM (Kepas, 1985)
UPLAND PRODUCTIVITY STABILITY SUSTAINABILITY EQUITABILITY
AGROECOSYSTEM
a. Traditional Low Medium High High
cultivation
(Low population)
b. Traditional Very Low Very Low Low Medium
cultivation (high (erosion) (erosion)
population)
c. Reforestation Low High High Low

d. Cash cropping High Low Low Low


(ex. Potato) (pest and (pesticide
disease) resistance ;
erosion)

e. Tree Gardens and Medium Medium Medium Medium


Cash cropping
f. Integrated Tree High Medium High High
and Home
Gardens

41
PERTANIAN ALTERNATIF
Batasan Pertanian alternatif : Berkisar dari pertanian

organik yang sama sekali tidak menggunakan masukan kimia


(produksi pabrik) sampai teknologi yang masih mengijinkan
sedikit bahan kimia dari luar lahan usaha tani.

Pertanian alternatif tidak “mengharamkan” masukan input

luar, dapat dilakukan secara terbatas jika input dalam (bahan


yang didaur ulang dari lahan usahatani) masih kurang.
42
Types of Sustainable Farming ?

Organic farming
Biodynamic
Permaculture
 Agroecological Systems
 Low-input

43
45
PERTANIAN ALTERNATIF

DENGAN LEISA
(low-external-input sustainable agriculture)

46
LEISA
LEISA mengacu pada bentuk-bentuk pertanian sebagai berikut:
1. Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya lokal
dengan mengkombinasikan berbagai komponen (tanaman,
hewan, air, iklim, dan manusia) sistem usaha tani untuk
memberikan efek sinergi
2. Memanfaatkan input luar hanya bila diperlukan untuk
unsur-unsur yang kurang dalam ekosistem dan
meningkatkan sumberdaya biologi, fisik dan manusia.
(pemanfaatan input luar, perhatian utama pada
maksimalisasi daur ulang dan minimalisasi kerusakan
lingkungan)

47
TUJUAN LEISA
Bukan memaksimalkan produksi jangka pendek
Tetapi untuk mencapai tingkat produksi yang stabil
dan memadai dalam jangka panjang

Mempertahankan dan meningkatkan sumberdaya


alam serta memanfaatkan secara maksimal proses-
proses alami.

48
Pertimbangan Ekologi LEISA

1. Menjamin kondisi tanah yang mendukung bagi


pertumbuhan tanaman, khususnya dengan mengelolah
BO dan meningkatkan kehidupan dalam tanah.
2. Mengoptimalkan ketersediaan unsur hara dan
menyeimbangkan arus hara, khususnya melalui
peningkatan nitrogen, pemompaan unsur hara, daur
ulang dan pemanfaatan pupuk luar sebagai pelengkap.

49
Pertimbangan Ekologi LEISA
3. Meminimalkan kerugian sebagai akibat radiasi
matahari, udara, dan air, dengan cara pengelolaan
iklim mikro, pengelolaan air, dan pengendalian erosi
4. Meminimalkan serangan H/P terhadap tanaman dan
hewan melalui pencegahan dan perlakuan yang aman

50
Pertimbangan Ekologi LEISA
5. Saling melengkapi dan sinergi dalam penggunaan
sumber daya genetik yang mencakup pengabungan
dalam sistem pertanian terpadu dengan tingkat
keanekaragaman fungsional yang tinggi.

51
1. Menjamin Kondisi Tanah yg Mendukung Pertumbuhan

1. pengelolaan bahan organik


2. pengolahan tanah,
3. mengolah kesehatan tanah,

52
(1). Pengolaan Bahan Organik
Lima Dasar Penanganan Bahan Organik

1. Memberikan langsung ke tanah, baik itu sebagai


mulsa pada permukaan tanah maupun dipendam
dalam tanah;
2. Membakarnya (mineralisasi);?
3. Mengomposnya;
4. Menjadikannya sebagai pakan ternak;
5. Memfermentasikannya dalam instalasi biogas
53
(2). Mengolah Tanah
Pengolahan tanah berpengaruh terhadap
1. Struktur
2. Kemampuan menahan air
3. Aerasi
4. Infiltrasi
5. Suhu
6. Evaporasi
Efek negatif
1. Mineralisasi BO
2. Erosi
Cara Pengolahan
1. TOT,
2. Minimum
3. sempurna

54
(3). Mengolah Kesehatan Tanah
Tanah sehat adalah pra kondisi bagi kesehatan tanaman
Kesehatan tanah dipengaruhi sec. Langsung oleh
penyerapan BO yang dibentuk ketika organisme tanah
memineralisasi BO.
Mis. Asam fenol carbozylic dihasilkan ketika aktinomiset
merombak tanaman kayu, senyawa tersebut
meningktkan kekebalan terhadap serangan fusarium
dan jamur lain
 Secara tidak langsung
Ketika suatu organisme tanah menekan perkembangan
organisme lain yang bisa mengganggu pertumbuhan tanaman

55
(3). Mengolah Kesehatan Tanah
Kunci kesehatan tanah adalah pemupukan yang
seimbang
Kelebihan atau kekurangan pupuk tanaman rentan
terhadap serangan h/p

56
2. Mengoptimalkan Ketersediaan dan
Daur Unsur Hara
(1). Membatasi Kehilangan Unsur Hara

1. mendaur ulang limbah organik-misalnya pupuk kandang,


kotoran manusia, sisa tanaman, sisa pengolahan tanaman dengan
mengembalikan ke lahan baik secara langsung atau dengan
perlakuan (dibuat kompos, difermentasikan dan sebagainya)

2. menangani pupuk buatan atau pupuk organik


sedemikian rupa agar tidak merembes oleh karena hujan
deras atau menguap karena suhu tinggi. Misalnya urine yang
dikeluarkan oleh ternak dikonversikan dengan memanfaatkan
alas jerami yang mempunyai C/N yang tinggi.

57
(1). Membatasi Kehilangan Unsur Hara

3. mengurangi erosi dan hanyutnya tanah, yang


menghilangkan unsur hara dan BO
4. mengurangi pembakaran vegetasi
5. Mengurangi penguapan N dengan denitrifikasi
dalam kondisi tanah basah
6. Menghindari perembesan dengan memanfaatkan
pupuk organik dan pupuk buatan yang membebaskan
hara secara perlahan, mempertahankan humus,
membudidayakan tanaman ganda (kedalaman akar
berbeda)
58
(1). Membatasi Kehilangan Unsur Hara
7. memompakan unsur hara yang sebagian merembes
ke lapisan tanah yang lebih dalam dan mengembalikan
pada lapisan tanah bagian atas dengan menggunakan
seresah dari pohon atau tanaman lain berakar dalam
atau pupuk hijau.

8. membatasi pengeluaran unsur hara melalui produk


pertanian dengan membudidayakan tanaman
dengan nilai ekonomi relatif tinggi dibandingkan
kandungan unsur haranya, seperti buah-buahan,
kacang-kacangan, bumbu.
59
(2). Memperoleh dan Mengelola Unsur Hara
Dari Lahan Usaha Tani
1. Pengikatan nitrogen melalui organisme mikro yang
hidup dalam simbiosa dengan pohon-pohon
leguminosa, belukar atau tanaman pelindung, atau
degan pakis azolla, atau dengan bakteri yang hidup
bebas, misalnya Azotobakter atau ganggang biru.
mikoriza
2. memanfaatkan ternak untuk menyediakan unsur
hara (lewat pupuk kandang)
3. Pengumpulan unsur hara dengan menangkap
sedimen air angin atau air dari luar lahan pertanian
60
(3). Menambah Unsur Hara
Dari Luar Lahan Usaha
1. BO (sampah kota, kotoran manusia, pupuk kandang, limbah
agroindustri )dari tempat lain
2. Pakan dan konsentrat yang dibeli
3. Pupuk mineral (debu batuan, kapur, batu fospat,
biosufer/campuran debu batuan dan MO yang membantu
memobilisasi mineral) dan pupuk buatan.

61
2. Mengelola Radiasi, Air, dan Udara
Pengelolaan Iklim Mikro
1. Menggabungkan tanaman (penanaman bertingkat,
tumpangsari, pagar hidup) yang masing-masing dengan ciri
tajuk yang saling melengkapi, sehingga satu jenis tanaman
menciptakan kondisi yang mendukung (dalam hal naungan,
perlindungan dari angin, kelembaban, dan sebagainya)
tanaman lain
2. Pemulsaan
3. Pengairan untuk mengurangi suhu dan meningkatkan
kelembaban tanah dan udara di sekitar tanaman.
62
2. Mengelola Radiasi, Air, dan Udara
Pengelolaan Air

1. memperbaiki struktur tanah dan kapasitas


penyimpanan (misalnya melalui pengelolaan bahan
organik dan pegolahan tanah),
2. meningkatkan kemampuan infiltrasi dan menurunkan
penguapan (misalnya pemulsaan dan pengolahan tanah,
pengumpulan air)
3. irigasi skala kecil atau irigasi tetes.
63
2.Mengelola Radiasi, Air, dan Udara
Pengendalian erosi

Erosi dapat terjadi akibat aliran air (erosi percikan, erosi


kulit, erosi alur, erosi parit), angin (terutama tanah berpasir)
atau radiasi (lahan terbuka dan kering), dan seringkali
karena kombinasi ketiga-tiganya.

64
2. Mengelola Radiasi, Air, dan Udara
Cara Mengurangi erosi
1. Vegetasi (sistem tertutup)
2. Memberi naungan
3. mulsa
4. mekanik (teras)

65
3. Perlindungan Tanaman
1. Tindakan sanitasi (benih atau bibit yang sehat, alat-
alat yang bersih, dan membersihkan sumber infeksi),

2. penanaman ganda (budidaya ganda, rotasi, tanaman


perangkap, tanaman umpan, pohon naungan),

3. Praktek budidaya (pupuk kandang, pemulsaan,


pengolahan, pengairan, jadwal menabur benih, jarak
tanam)
66
3. Perlindungan Tanaman
4. Tindakan mekanis (pencabutan, pemetikan,
pengolahan tanah, pearngkap mekanis, pembakaran,
pemuata suara-suara)

5. Tindakan biologis (introduksi atau pelestarian musuh


alami, seperti burung, serangga, mikroba, tumbuhan)

6. Eksploitasi ketahanan inang

7. Tindakan kimia (alami dari tumbuhan, dan buatan).

67
4. Memanfaatkan Keterpaduan dan Sinergi
Sumberdaya genetik
(bandingkan dengan sistem terpadu?)

mengusahakan lebih dari satu spesies tanaman pada

sebidang lahan baik pada waktu yang sama, bersamaan atau


berbeda dengan interval waktu yang singkat
mengusahakan tanaman pertanian atau kehutanan

bersamaan dengan usaha ternak

68
SPT DAN LEISA

Pengelolaan LEISA memanfaatkan keterpaduan dan


sinergi sumberdaya genetik yang dicapai melalui
Sistem Pertanian Terpadu dengan
tingkat keanekaragaman fungsional yang tinggi.

69
Agropastoral

70
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH

71

You might also like