2 Jenis Jenis Penelitian

You might also like

Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 36

JENIS JENIS PENELITIAN

LAPANGAN
TEMPAT
PERPUSTAKAAN

CROS SECTIONAL
WAKTU
LONGITUDINA;

AKADEMIK
BIDANG PROFESIONAL
INSTITUSIONAL

JENIS DESKRIPTIF
TINGKAT
PENELITIAN EKPLANASI KOMPARARIF
ASOSIATIF
NEED TO KNOW 1. ACTION RESEACH
2. R & D
FUNGSI NEED TODO
3. OPERATION
NEED TO CHOOSE RESEARCH

KUANTITATIF
KUALITATIF SEQUENTIAL
METODE
KOMBINASI CONCURRENTI
Macam-macam Penelitian :
 Menurut Tujuan  Menurut Tempat
1. Penelitian Eksploratif 1. Penelitian Laboratorium
2. Penelitian Verifikatif 2. Penelitian Perpustakaan
3. Penelitian Development 3. Penelitian Lapangan
 Menurut Proses  Menurut Pemakaian
1. Penelitian Dokumenter 1. Penelitian Murni
2. Penelitian Eksperimen 2. Penelitian Terapan
 Menurut Taraf Kesimpulan  Menurut Metode Pendekatan
1. Penelitian Deskriptif 1. Penelitian Kuantitatif
2. Penelitian Inferensi 2. Penelitian Kualitatif
JENIS FUNGSI PENELTIAN
JENIS FUNGSI PENELTIAN

Need To Know Need To Do Need To Chose


Need To Know Need To Do Need To Chose

KUANTITAIF : 1. Action Research


KUANTITAIF : 1. Action Research
Survei; Eksperimen 2. R & D 1.
Evaluation
Survei; Eksperimen 2. R & D 1. Evaluation
3. Operation Research
3. Operation Research
Research 2. Formative
KUALITATIF : Research 2. Formative
KUALITATIF : Evaluation
Etnografi, Grounded, Studi Evaluation
Etnografi, Grounded, Studi 3. Summatif
Kasus. Fenomenologi 3. Summatif
Kasus. Fenomenologi Evaluation
Evaluation
KOMBINASI : KUANTITATIF, KUANTITATIF,
KOMBINASI : KUANTITATIF, KUANTITATIF,
Sequential; Concurrent KUALITATIF, KUALITATIF,
Sequential; Concurrent KUALITATIF, KUALITATIF,
KOMBINASI KOMBINASI
(8 model) KOMBINASI KOMBINASI
(8 model)
KLASIFIKASI PENELITIAN
Aplikasi: Jenis Informasi:
1. Penelitian Dasar 1. Penelitian Kuantitatif
2. Penelitian Terapan 2. Penelitian Kualitatif

Perlakuan Data: Maksud:


1. Penelitian Konfirmatori 1. Penelitian Deskripsi
2. Penelitian Eksploratori 2. Penelitian Korelasi
3. Penelitian Eksperimen
Penelitian Dasar dan
Terapan
Penelitian Konfirmatori
dan Eksploratori
Penelitian
Kuantitatif dan Kualitatif
Deduktif-Induktif
(Kuantitatif)
Deskripsi vs Eksperimen
vs Korelasi
EKSPERIMEN
EKSPERIMEN
KUANTITTAIF
KUANTITTAIF
SURVEI
SURVEI
Ethnography
Ethnography
Grounded theory
METODE PENELITIAN

Grounded theory
METODE PENELITIAN

Cased studies
KUALITATIF Cased studies
KUALITATIF
Phenomenological
Phenomenological
Narrative research
Narrative research
EXPLANATORY
EXPLANATORY
SEQUENTIAL
SEQUENTIAL EXPLORATORY
MIXED EXPLORATORY
MIXED
METHODS
METHODS
TRINGULALATION
TRINGULALATION
CONCURRENT
CONCURRENT
EMBEDDED
EMBEDDED
PENGGOLONGAN JENIS PENELITIAN
Berdasarkan paradigma/pendekatan :
- Penelitian kuantitatif
- Penelitian kualitatif

Berdasarkan fungsi dan tujuan :


- Penelitian dasar
- Penelitian terapan
- Penelitian evaluasi
- Penelitian pengembangan

Berdasarkan jenis metode :


- Survei korelasional
- Survei komparatif
- Eksperimen
- Action research
- Grounded research
PERBEDAAN KUANTITATIF & KUALITATIF

Kuantitatif Kualitatif

Inferensial Kasus

Variabel Fokus Masalah

Eksplanatif Eksploratif

Mengukur data Mengungkap fakta

Inst. Baku Peneliti sbg Instrumen

Analisis Data Pemaknaan Data/Informasi

Tema Umum Tema Khas


Penelitian menurut Pendekatan
1. Penelitian Survey
Kerlinger, penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun
kecil, data diambil dari sampel untuk generalisasi.

2. Penelitian Ex Post Facto


Untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut
ke belakang melalui data tsb. untuk menemukan faktor-faktor yang
mendahului atau menentukan sebab-sebab atas peristiwa yang
diteliti.

3. Penelitian Eksperiment
Penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu
terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara
ketat. Metode eksperiment yaitu, pre experimental, true
experimental, factorial, dan quasi experimental (Tuckman). Pada
umumnya dilakukan di laboratorium.
4. Penelitian Naturalistik
Metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi
obyek yang alami. Teknik pengumpulan data dilakukan secara
triangulasi (gabungan), data yang dihasilkan bersifat deskriptif
dan analisis data dilakukan secara induktif. Penelitian ini
menekankan makna (kualitatif).

5. Policy Research (Penelitian kebijakan)


Dilakukan terhadap masalah-masalah sosial yang mendasar
sehingga temuannya dapat direkomendasikan kepada pembuat
keputusan untuk bertindak secara praktis dalam menyelesaikan
masalah. Tepat untuk perencana dan perencanaan.

6. Action Research
Tujuan utama penelitian ini untuk mengubah situasi, perilaku,
organisasi termasuk struktur mekanisme kerja, iklim kerja dan
pranata.
7. Penelitian Evaluasi
Evaluasi sebagai penelitian berarti berfungsi untuk
menjelaskan fenomena. Penelitian evaluasi formatif
menekankan pada proses untuk meningkatkan program atau
produk, dan evaluasi sumatif menekankan pada efektivitas
pencapaian program yang berupa produk tertentu. (Kidder)

8. Penelitian Sejarah
Berkenaan dengan analisis yang logis terhadap kejadian-
kejadian yang telah berlangsung di masa lalu. Penelitian
sejarah terutama digunakan untuk menjawab pertanyaan
tentang kapan kejadian berlangsung, siapa pelakunya dan
bagaimana prosesnya.

Menurut Tingkat Eksplanasi:


Deskriptif, komparatif, dan Asosiatif.

Menurut jenis data:


Kuantitatif dan kualitatif.
PENELITIAN DESKRIPTIF

Jenis penelitian yang memberi gambaran atau uraian


atas suatu keadaan sejernih mungkin, tanpa ada
perlakuan terhadap obyek yang diteliti

Ciri-ciri Penelitian deskriptif:


• Berhubungan dengan keadaan yang terjadi saat itu
• Menguraikan satu variabel, jika ada beberapa variabel, maka
dilakukan satu persatu
• Variabel yang diteliti tidak dimanipulasi atau tidak ada perlakuan
(treatment)

Metode: Survey
1. Cross-sectional survey
2. Longitudinal survey
PENELITIAN MEMBANDINGKAN (EKSPERIMENT)
Jenis penelitian yang memberikan penjelasan tentang “alasan
mengapa”. Hubungan sebab akibat dapat diketahui karena
peneliti dimungkinkan untuk melakukan perlakuan (treatment)
terhadap obyek penelitian.

Tiga jenis variabel pada eksperiment:


1. Variabel independen (bebas) yang memberikan perlakuan
2. Variabel dependent yang dipengaruhi variabel independent
3. Variabel confounding (Variabel yang tidak diharapkan
mempengaruhi variabel dependen tetapi dapat
mempengaruhi variabel dependen. Variabel ini perlu
dikendalikan.
Dua macam variabel confounding:
* Variabel intervening (yang tidak dapat diukur secara
langsung, misal: kegugupan, kelelahan, motivasi, dll)
* Variabel ekstraneous (yang dapat diukur secara langsung,
seperti umur, tingkat pendidikan, dll)
PENELITIAN KORELASI
Jenis penelitian mencoba melihat hubungan antara
beberapa variabel sebagaimana adanya tanpa ada
perlakuan. Melihat apakah mungkin perubahan satu
variabel berhubungan dengan perubahan vaiabel
lainnya.
Dua macam variabel:
• Varibel Prediksi. Variabel yang digunakan untuk memprediksi
perubahan pada variabel yang satu
• Variabel Kriteria. Variabel yang berubah sesuai dengan
perubahan pada variabel prediksi. Setiap ada perubahan pada
variabel prediksi, variabel kriteria juga diharapkan berubah.

Kelemahan: Tidak bisa menjawab “mengapa demikian”. Dengan


kata lain,tidak bisa menunjukkan hubungan sebab akibat.
Metodologi Penelitian Kualitatif

1. Metodologi Penelitian dan Positivisme


2. Metodologi Penelitian dan Rasionalisme
3. Metodologi Penelitian dan Postpositivisme
Phenomenologi Interpretif

Penelitian kualitatif lebih mengarah ke penelitian proses daripada


produk dan membatasi pada satu kasus.

Data dalam kualitatif disajikan dalam bentuk kata verbal .


Olahan data kata verbal dimulai dengan menuliskan hasil obser-
vasi, wawancara, atau rekaman, mengedit, mengklasifikasi,
mereduksi, dan menyajikan.

Pada penelitian kualitatif, pekerjaan pengumpulan data harus


langsung diikuti dengan pekerjaan menuliskan, mengedit, meng-
klasifikasi, mereduksi, dan menyajikan yang disebut sebagai
analisis selama pengumpulan data (Miles dan Huberman, 1984).
Positivisme (Korespondensi) Paradigma
kuantitatif
Ontologi:
Realitas dapat dipecah-pecah, dapat dipelajari independen,
dieliminasikan dari obyek yang lain, dan dapat dikontrol.
Kerangka teori dirumuskan spesifik dan menuntut pembuatan
kerangka teori.

Epistemologi:
Menuntut pilahnya subyek peneliti dengan obyek penelitian.
Tujuan penelitian adalah menyusun bangunan ilmu nomo-
thetik (ilmu yang berupaya membuat hukum dari generali- sasi).
Kebenaran dicari lewat hubungan kausal-linier, tiada akibat tanpa
sebab, dan tiada sebab tanpa akibat.
Teori kebenaran yang dibangun termasuk teori korespondensi
(ada realita empirik sensual/indriawi)

Aksiologi:
Dituntut penelitian bebas nilai (Value free). Dapat ditampilkan
prediksi atau hukum yang bebas waktu dan tempat.
Rasionalisme (Koherensi)
Secara ontologi dan aksiologi terdapat perbedaan yang mendasar antara
positivisme dengan rasionalisme.

Positivisme secara ontologi lemah dalam membangun konsep teoritik (tidak


jelas), tiada teori baru, kecuali pembenahan-pembenahan, dan tetap
menampilkan kontroversi yang tak terselesaikan.

Positivisme secara aksiologi, kebenaran empirik (sensual) hanya diukur


dengan kebenaran indriawi, tanpa empirik logik dengan ketajaman
pemikiran.

Dalam rasionalisme proses berpikir tidak terbatas pada proses linier antara
sebab dan akibat atau bukan dalam makna deduksi induksi saja,
tetapi proses ada dalam tata pikir logik lainnya, misalnya konver- gensi-
divergensi (pertemuan pada suatu titik – perbedaan/
penyimpangan), instrumental-substansial ( berkenaan dengan -
berjumlah besar) sentral-perifer (terpusat – terendah) dan lain-lain.

Persamaan positivisme dan rasionalisme yaitu berusaha memilahkan antara


subyek peneliti dengan obyeknya.
Dalam rasionalisme, ada dua tahap generalisasi yaitu generalisasi dari obyek
spesifik atas hasil uji-makna-empirik, dan pemaknaan hasil uji
reflektif kerangka teoritik dengan pemaknaan indikasi empirik.
Postpositivisme Phenomenologi
Interpretatif
Ontologi:
Menuntut pendekatan holistik, mendudukkan obyeknya dalam
suatu konstruksi ganda, melihat obyeknya dalam satu
konteks natural bukan parsial.

Epistemologi:
Menolak penggunaan kerangka teori sebagai langkah persiap-
an penelitian. Obyek dilihat dalam konteksnya dan mengguna-
kan tata pikir logik. Subyek peneliti bersatu dengan subyek
pendukung obyek peneliti.

Aksiologi:
Mengakui kebenaran etik (akal budi/moral), ada value bound
(Egon G. Guba).
Phenomenologi mengakui kebenaran sensual, empirik logik,
empirik etik, dan empirik transendental (maha tinggi).
Paradigma Naturalistik
 Egon G. Guba mengatakan ada 14 karakteristik dalam penelitian
kualitatif naturalistik yang saling berkaitan jika digunakan.
1. Konteks natural, yaitu suatu konteks kebulatan menyeluruh.
Suatu phenomena hanya dapat dimaknai dalam keseluruhan dan
merupakan hasil peran timbal balik.
2. Instrumen human, yaitu hanya dapat dilakukan oleh peneliti itu
sendiri sebagai instrumen.
3. Pemanfaatan pengetahuan tak terkatakan yang memperkaya
hal-hal yang diekspresikan.
4. Metoda kualitatif
5. Pengambilan sampel secara purposive, yaitu dipilih pada kasus- kasus
ekstrim untuk dicari maknanya. Hasilnya bukan untuk generalisasi,
Guba mengatakan satu kasus mungkin dapat transferabel pada kasus
lain. Dengan konsep positivistik, hasil penelitian dapat
digeneralisasikan pada parent population-nya, yaitu pada populasi
yang memiliki ciri kasus tersebut. Konsep generalisasi pada positivistik
diganti konsep transferabilitas.
6. Analisis data induktif.
7. Grounded theory (penyusunan teori yang diangkat dari empiri).
8. Desain sementara.
9. Hasil yang disepakati, yaitu menyepakatkan makna dan tafsir
atas data yang diperoleh dengan sumbernya.
10. Modus laporan studi kasus.
11. Penafsiran idiographik (keberlakuan khusus)
12. Aplikasi tentatif (interaksi antara peneliti dengan responden
itu bersifat khusus dan tak dapat dipublikasikan).
13. Ikatan konteks terfokus. Dengan pengambilan fokus, ikatan
keseluruhan tidak dihilangkan, tidak dilepaskan dari sistem
nilai lokalnya.
14. Kriteria kepercayaan. Guba mengistilahkan kredibilitas, trans-
ferabilitas, dependabilitas, dan konfirmabilitas.
Paradigma naturalistik memperoses data secara induksi murni.
Guba menunjuk cara kerja Glasser dan Strauss dalam men-
deskripsikan tahap-tahap kerja metoda konstan komparatif yang
sesuai dengan jiwa naturalistik.
Tahap-tahap kerja tersebut adalah:
1. Memperbandingkan kejadian yang cocok dengan kategorinya.
2. Mengintegrasikan kategori dengan ciri-cirinya.
3. Merumuskan teori.
4. Menuliskan teori.

Grounded Theory, yaitu teori berdasarkan data, seperti teori


birokrasi dari Weber dan teori bunuh diri dari Durkheim.
Pedoman untuk melahirkan suatu teori antara lain adalah:
1. Digunakan logika yang konsisten
2. Kejelasan masalah
3. Efisiensi
4. Integrasi
5. Ruang lingkup, dll. yang prosesnya didasarkan data empirik
bukan hasil berpikir deduktif.
Model Ethnographik

 Ethnographik merupakan salah satu model penelitian yang


banyak terkait dengan anthropologi, yang mempelajari peristiwa
kultural, dan menyajikan pandangan hidup subyek yang menjadi
obyek studi.
 Ethnographik menyajikan deskripsi tentang cara mereka (obyek
studi ilmu-ilmu sosial) berpikir, hidup, dan berperilaku.
 Peneliti ethnographik dituntut memahami lebih dalam konteks
yang diteliti tanpa membawa prakonsep atau praduga atau teori
yang dimiliki.
 Peneliti harus mengkonstruksi konsepnya berdasar proses
induktif atas empiri, dikonstruksi sesuai dengan cara memandang
atau pola perilaku masyarakat yang menjadi obyek penelitiannya.
 Peneliti ethnographik berupaya memasuki kawasan yang tak di-
kenalnya tanpa membuat generalisasi berdasarkan pengalaman-
nya sendiri.
 Peneliti mempelajari phenomena sebagai kejadian wajarnya.
 Contoh antropologi adalah “masyarakat petani”, “organisasi
kekerabatan”, “masyarakat kota”, “kepercayaan rakyat”, atau
“kolonialisme”.
 Desain penelitian ethnographik memerlukan waktu partisipasi
antara 6 bulan sampai 3 tahun.
 Bogdan menyarankan:
1. Jadilah praktisi (tidak terlalu luas/kompleks)
2. Pilihlah tempat di mana anda agak asing.
3. Jangan terlalu berpegang kaku pada rencana anda, sebaiknya
lakukan penjajagan dahulu di lapangan.
4. Sejumlah topik sulit untuk dijadikan penelitian, seperti “spesi-
fikasi anggaran dan belanja instansi”, “kebijakan personalia”,
dsb. yang diperkirakan sulit menembus tembok kerahasiaan.

Dua macam desain ethnographik yaitu studi kasus/multi-case


studies (lebih dari satu subyek) dan multiple site and subject
studies (diarahkan pada pengembangan teori, dan memerlukan
banyak lokasi dan subyek, pendekatannya adalah induksi analitik)
SPRADLEY (1980), mengemukakan
langkah-langkah dalam penelitian:
(merupakan siklus)
a. Menentukan objek penelitian
b. Menanyakan pertanyaan
ethnographik
c. Mengumpulkan data ethnographik
d. Membuat catatan ethnographik
e. Melakukan analisis data
f. Menulis laporan.
 
METODE
KUANTITATIF DAN
KUALITATIF

METODE
METODE KUALITATIF
KUANTITATIF
(BARU)
(TRADISIONAL)

POSITIVISTIK POSTPOSITIVISTIK

SCIENTIFIC ARTISTIC

CONFIRMATORY DISCOVERY

EMPIRIC ENTERPRETIVE
METODE
PENELITIAN SURVEI

METODE
KUANTITATIF

METODE
PENELITIAN
EKSPERIMEN
MENGUJI TEORI YANG
TELAH ADA
(Application)

MENGUJI SEBAGIAN TEORI


METODE
yg TELAH ADA DAN
KUANTITATIF PEMIKIRAN BARU (innovation)

MENGUJI PEMIKIRAN BARU


SEMUA (invention)
TEMUAN
TEMUAN
KUANTITATIF
KUANTITATIF

PEMIKIRAN BARU MODEL HUBUNGAN


PEMIKIRAN BARU MODEL HUBUNGAN
YANG TERBUKTI BARU DG VARIABEL
YANG TERBUKTI BARU DG VARIABEL
YANG SUDAH ADA
YANG SUDAH ADA
TIME ORDER

CONCURRENT SEQUENTIAL
CONCURRENT SEQUENTIAL

II
I II
EQUAL

I
EQUAL

QUAL QUAN
QUAL + QUAN QUAL QUAN
QUAL + QUAN QUAN QUAL
QUAN QUAL
PARADIGM EMPHASIS

IV III
IV III
DOMINAT STATUS

QUAL quan
DOMINAT STATUS

QUAL quan
DECISSION

QUAL + quan Qual QUAN


QUAL + quan Qual QUAN

QUAN + QuaL QUAN qual


QUAN + QuaL QUAN qual
Quan QUAL
Quan QUAL

VARIAN METODE KOMBINASI

You might also like