Narasumber:

dr. Ronald Irwanto, Sp.PD-KPTI, FINASIM

Spesialis Penyakit Dalam (Internist)
Konsultan Penyakit Tropik & Infeksi
Internist – Infectious Disease (ID) Specialist)

dr. Ronald Irwanto – Internist Consultant

IG: @rasproindonesia
Personal Protective Equipment in the Era of
COVID-19

Ronald Irwanto
Internist-Infectious Disease (ID) Specialist
New Variant of COVID-19 : Delta Variant
 VACCINE Immune
Receptors Host

Endemicity
Transmission IPC
Virulence
Pathogen Agent Environment

Interaksi yang dinamis

Perubahan di salah satu komponen
Berpengaruh pada keseimbangan yang ada
Delta Variant B.1.617.2
Spike Protein Substitutions
Mode of Transmission : Droplet

Host Receptors
ACE-2 Receptors

Yufang Shi, Ying Wang, Changshun Shao , et al , COVID-

19 infection: the perspectives on immune responses Cell
Death & Differentiationhttps://doi.org/10.1038/s41418-
020-0530-3
HCWs Contact Tracing and Diagnostic
 FDA STATEMENT
Coronavirus (COVID-19) Update: FDA Authorizes First Antigen
Test to Help in the Rapid Detection of the Virus that Causes
COVID-19 in Patients
This latest FDA authorization is for an antigen test, which is a new
type of diagnostic test designed for rapid detection of the virus that
causes COVID-19. Each category of diagnostic test has its own
unique role in the fight against this virus. PCR tests can be
incredibly accurate, but running the tests and analyzing the results
can take time. One of the main advantages of an antigen test is the
speed of the test, which can provide results in minutes. However, Pada pemeriksaan Antigen test (+)
antigen tests may not detect all active infections, as they do not  Hasil Cukup Akurat untuk
work the same way as a PCR test. Antigen tests are very menyatakan terinfeksi COVID-19
specific for the virus, but are not as sensitive as molecular
PCR tests. This means that positive results from antigen Pada pemeriksaan Antigen test (-)
tests are highly accurate, but there is a higher chance of  Sebaiknya dikonfirmasi dengan
false negatives, so negative results do not rule out pemeriksaan PCR
infection. With this in mind, negative results from an
antigen test may need to be confirmed with a PCR test
prior to making treatment decisions or to prevent the
possible spread of the virus due to a false negative.
KASUS SUSPEK
Seseorang yang memiliki salah satu
dari kriteria berikut:
a. Orang dengan Infeksi Saluran
Pernapasan Akut (ISPA)* DANpada
14 hari terakhir sebelum timbul
gejala memiliki riwayatperjalanan
atau tinggal di negara/wilayah
Indonesia yangmelaporkan
transmisi lokal**.
b. Orang dengan salah satu
gejala/tanda ISPA* DAN pada 14
hariterakhir sebelum timbul gejala
memiliki riwayat kontak dengan
kasus konfirmasi/probable COVID-
19.
c. Orang dengan ISPA
berat/pneumonia berat***
yangmembutuhkan perawatan di
rumah sakit DAN tidak
adapenyebab lain berdasarkan
gambaran klinis yang meyakinkan
KASUS PROBABLE KASUS KONFIRMASI
Kasus suspek dengan ISPA Seseorang yang dinyatakan positif
Berat/ARDS***/meninggal terinfeksi virus COVID-19 yangdibuktikan
dengangambaran klinis yang meyakinkan dengan pemeriksaan laboratorium RT-
COVID-19 DAN belum ada PCR.Kasus konfirmasi dibagi menjadi 2:
hasilpemeriksaan laboratorium RT-PCR. a. Kasus konfirmasi dengan gejala
(simptomatik)
b. Kasus konfirmasi tanpa gejala
(asimptomatik)
Pada kasus konfirmasi yang tidak bergejala
(asimptomatik), untukmenemukan kontak
erat periode kontak dihitung dari 2 hari
sebelumdan 14 hari setelah tanggal
pengambilan spesimen kasus konfirmasi.
Sumber :Keputusan Menteri Kesehatan
RI HK. 01.07-MENKES-413-2020
Tentang Pedoman Pencegahan Dan
Pengendalian Covid-19 di INDONESIA
Confirmed Case melalui PCR,
bukan Antigent Test
Rational PPE for New Variant Era
Framework and Algorithm

Kebijakan Pemerintah mengenai Pengendalian Infeksi di

Institusi Kesehatan Terkait Pandemi COVID-19

Edukasi dalam Mengubah Pola Pikir dan Perilaku Nakes dalam Menghadapi Pandemi COVID-19

KENDALI HOST KENDALI LINGKUNGAN KENDALI ADMINISTRATIF

Penggunaan APD terkait Model Tata Kelola Ruang Rawat dan UGD di Era Pembuatan Triage dan Alur Pelayanan
Transmisi COVID-19 Pandemi COVID-19 Kesehatan di FKTP dan Rumah Sakit

Pemulasaraan dan Pemakaman Tata Kelola Ruang dan Tindakan Contact Tracing dan Grading Tenaga Kesehatan
Jenasah Pasien COVID-19 Aerosolized Generating Procedures terkait Infeksi COVID-19

Tata Kelola Ruang Operasi di Era Pandemi

COVID-19
Tata Kelola Ruang ICU di Era Pandemi
COVID-19

Tata Kelola Pengambilan Spesimen dan Ronald Irwanto, Diba Astrid, Mitha Misela
Laboratorium di Era Pandemi COVID-19 et al , 2020,
RS Pondok Indah - Bintaro Jaya
 Observasi Pasien dengan
Kendali Rumah Masker Bedah

Administratif APD Lengkap APD Lengkap

Pasien dengan Ruang
Masker Bedah Ruang Khusus Kohorting
Pasien dengan
APD Lengkap Masker Bedah
Pasien dengan N95
Ruang AGPs
Masker Bedah Pasien dengan
Masker Bedah + Masker Bedah
TRIAGE Face Shield Rawat
HH Non Covid
Tidak Kontak Salam
Masker Bedah +
Tidak Sentuh Wajah
APD Lengkap Face Shield
N95 HH
Ruang AGPs Poliklinik UGD Tidak Kontak Salam
Pasien dengan Tidak Sentuh Wajah
Masker Bedah
Ronald Irwanto et al, RSPI Puri Indah
Maret 2020
Close contact for healthcare exposures is defined as follows:

being within approximately 6 feet (2 meters), of a person with COVID-19 for a

prolonged period of time (such as caring for or visiting the patient; or sitting
within 6 feet of the patient in a healthcare waiting area or room);
or
having unprotected direct contact with infectious secretions or excretions of
the patient (e.g., being coughed on, touching used tissues with a bare hand).
For COVID-19, Not for regular patients

CDC. Interim U.S. Guidance for Risk Assessment and Public Health Management of
Healthcare Personnel with Potential Exposure in a Healthcare Setting to Patients with
Coronavirus Disease (COVID-19), 2020
Before COVID-19 on
the stage
 in ord e r to
teg y Cha nge a nt
o S tra 9 va r i
N
e w CO VID-1
n
deal with
Criteria for Releasing COVID-19 Patients from Isolation &
Return to Work for HCWs
Studi Korelasi
Ct Value > 34 ~ pertumbuhan 0
(R=0.8899)

Namun harus diingat secara teknis

bahwa yang diamplifikasi adalah
materi genetiknya, tidak dapat menilai
viabilitas virusnya

Sehingga WHO tidak pernah

mensyaratkan bahwa pasien lepas dari
isolasi harus dengan PCR NEGATIVE
 ICU Setting with Intubation
Patients (AGPs)

Hair Cap
Face Shield
N95
Gown
Gloves

Ronald Irwanto, RSPI Bintaro Jaya

 With Didier Pitet :
Father of Hand Hygiene
WISMA ATLIT, 22 April 2020,
Ronald Irwanto Today
 3 Kendali Rumah Sakit :
Kendali Host
Kendali Lingkungan
Kendali Administratif

PERSI Golden Award RSPI Bintaro Jaya

RS. Swasta Terbaik di Indonesia dalam menghadapi
Era Pandemi COVID-19
Dr. Ronald Irwanto (Ketua PPI), Zr. Mitha Misela (IPCN)
TERIMA KASIH