Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 10

P R O D U K S I D A N P E N Y I M PA N A N B E N I H

Teknologi Ekstraksi Benih Ortodok dan


Rekalsitran
Kelompok IV B

Ivana Rizkya Putri 23020219120018


Jelly Sinaga 23020219120010
Lilis Ananda 23020219130108
Muhammad Rizki Aji Pangestu 23020219130073 Septi Indah
Rahmawati 23020219130048

UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2021
BENIH
ORTODOK
- Benih ortodok merupakan benih yang berhubungan dengan penurunan kadar air (kurang dari 10%) dan
penyimpanan pada suhu rendah, relatif lebih tahan disimpan dalam jangka waktu lama.

- Cara penyimpanan benih ortodok, yaitu benih dikeringkan sampai kadar air mencapai 5-8%, kemudian
dimasukkan ke dalam wadah kedap udara untuk menghindari penyerapan kelembaban udara dari luar.
EKSTRAKSI
BENIH
Ekstraksi benih merupakan peroses Buah dan polong dapat digolongkan menurut
pengeluaran benih dari buah, polong, cara mengekstraksi :
kerucut, kapsul atau bahan pembungkus 1. Cone dan polong
benih lainnya.
2. Buah kering
Caranya dapat dibagi menjadi dua :
3. Buah dengan daging yang berair
- Ektraksi benih basah
- Ekstraksi benih kering
TEKNOLOGI
BENIH ORTODOK

1.Teknologi Dry Heat Treatment

DHT merupakan teknologi dengan memberikan perlakuan suhu tinggi pada benih sebelum dikecambahkan
yang bertujuan untuk menginaktifasi penyakit dan meningkatkan viabilitas benih.

Contoh:
Aplikasi dry heat treatment pada suhu 70oC selama 72 jam dianggap sudah cukup efektif untuk
diaplikasikan pada benih pada cabai untuk menginaktifasi kontaminasi TMV.
TEKNOLOGI
BENIH ORTODOK
2.Teknologi Pengokeran

Teknologi pengokeran merupakan suatu teknologi yang sangat berpengaruh terhadap tegakan benih sebelum benih ditanam di lapangan serta memberikan dampak pengerasan benih (seeds hardening) sebelum benih ditanam pada lingkungan lapang.

- Proses pengokeran sampai benih ditanam di lapangan bisa berlangsung antara 2 – 4 minggu.
- Selama proses pengokeran, pemeliharaan benih pada tempat pembibitan kedap serangga harus dilakukan
untuk menghindari serangan vektor pembawa virus.
- Benih selama proses pengokeran mengalami pengerasan (hardening off) yang menyebabkan menebalnya
dinding sel dan jaringan menjadi lebih kuat.
BENIH
REKALSITRAN

Benih rekalsitran merupakan benih yang tidak toleran dan cepat rusak terhadap perlakuan pengeringan
sehingga tidak dapat bertahan lama dalam penyimpanannya. Kebanyakan tanaman dengan benih rekalsitran
umumnya tersebar pada tempat panas dan lembab sampai iklim sedang. Kadar air benih rekalsitran saat
panen adalah berkisar antara 40%–60% (Yuniarti et al., 2016).

-
EKSTRAKSI
BENIH

Metoda ekstraksi benih akan mempengaruhi mutu fisik dan fisiologis benih yang dihasilkan.
Selain itu, mutu fisik dan fisiologis benih juga dapat dipengaruhi oleh faktor ukuran benih
(Yuniarti et al., 2013). Daging yang menyelimuti benih merupakan media yang baik bagi
perkembangbiakan mikroorganisme seperti tumbuhnya jamur dan serangan semut. Jika
daging buah tidak dibersihkan akan menjadi tempat yang baik bagi perkembangan
mikroorganisme dan mempercepat kerusakan serta kemunduran viabilitas benih (Syarifah et
al., 2018).
TEKNOLOGI
BENIH REKALSITRAN
TEKNOLOGI
KIMIAWI
Teknik ekstraksi benih secara kimiawi dapat dilakukan secara pencucian benih dengan air sebelum
proses ekstraksi dilakukan. Proses ekstraksi diawali dengan memisahkan buah dengan daging buah
secara manual kemudian dilakukan perendalam benih dengan menggunakan larutan kimia dengan
konsentrasi yang tepat selama 2 jam, setelah benih direndam kemudian dilakukan pengeringan.
Pengeringan dilakukan apabila benih akan disimpan selama beberapa lama, pengeringan dilakukan
dengan penjemuran benih di bawah sinar matahari dengan menggunakan wadah dalam rumah plastik
yang suhunya sekitar 25 - 30 C selama beberapa hari 6-7 hari.
TEKNOLOGI
BENIH REKALSITRAN
TEKNOLOGI
FERMENTASI
Teknologi lain yang dapat dilakukan untuk penanganan benih rekalsitran adalah dengan fermentasi
benih. Fermentasi bertujuan untuk menghentikan daya hidup benih, memudahkan hilangnya selaput
daging (pulp) dari kulit benih dan memberikan kesempatan proses menuju kepada pembentukan warna,
aroma dan rasa (Baihaqi dan Hayati, 2016). Untuk melakukan fermentasi, benih diberi perlakuan
dengan menggunakan metode tumpukan atau menggunakan kotak fermentasi, tergantung pada kondisi
benih. Proses ini terjadi secara alami oleh mikroorganisme yang ada di atmosfer dan berlangsung selama
5 sampai dengan 7 hari, dengan pembalikan pada 48 jam pertama dan seterusnya setiap 12 jam.
TERIMAKASIH

You might also like