Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 21

Ground

Handling
IATA AIRPORT HANDLING MANUAL,
2020
• The AHM includes the only industry-recognized contract template, the Standard Ground
Handling Agreement (SGHA) and the suggested template for Service Level Agreement
(SLA).

• Chapter 1 – Passenger handling


• Chapter 2 – Baggage handling
• Chapter 3 – Cargo/mail handling
• Chapter 4 – Aircraft handling and loading
• Chapter 5 – Load control
• Chapter 6 – Management and safety
• Chapter 7 – Aircraft movement control
• Chapter 8 – Ground handling agreements
• Chapter 9 – Airport handling ground support equipment specifications
• Chapter 10 – Environmental specifications for ground handling operations
• Chapter 11 – Ground operations training program
IATA Ground Operations
Manual (IGOM)
• Chapter 1 – Passenger handling procedures (passenger departure, passenger
security, passenger arrival, transfer and transit)
• Chapter 2 – Baggage handling procedures (cabin baggage, checked baggage,
offloading of checked baggage, mishandled or unclaimed baggage)
• Chapter 3 – Aircraft general safety/servicing operations (ramp safety in aircraft
handling, safety during fueling/defueling, adverse weather conditions, hand
signals)
• Chapter 4 – Aircraft turn-around (aircraft arrival, aircraft doors, aircraft
departure, aircraft towing)
• Chapter 5 – Load control (load control principles, regulatory requirements,
qualification requirements, documentation)
• Chapter 6 – Airside safety operational oversight (turnaround
coordination/supervision requirements, reporting-incidents, accidents and near-
misses, airside safety investigation procedure, emergency response procedures)
Konsep Manajemen
• dalam konsep manajemen semua itu harus dikelola dengan baik.
• Ground handling harus dikelola dengan cara-cara yang modern.
Rangkaian aktivitas ground-handling harus direncanakan, diprogram,
dipersiapkan, diorganisasikan, diarahkan,dan dievaluasi dengan penuh
perhitungan dan disiplin.
• Sebaliknya semua kegiatan yang dilakukan, baik berupa masukan,
proses, maupun keluaran harus mampu memberikan umpan balik
(feed back) yang positif, meskipun dalam perjalanannya tidak
menutup kemungkinan akan mendapatkan tekanan-tekanan dari pihak
luar (environmental factors). Namun, hal itu haruslah menjadi
cambuk untuk tetap menghasilkan hal-hal sebagai berikut:
punctuality, comfortability, economy for company, dan efficiency
sebagai persembahan prestasi bagi para konsumen.
Tiga Tahap Utama Kegiatan Penerbangan
IN FLIGHT

PRE FLIGHT POST FLIGHT

TUJUAN GROUND HANDLING

1. FLIGHT SAFETY
2. ON TIME PERFORMANCE
3. CUSTOMER SATISFACTION
4. EFFICIENCY
Pembagian Perusahaan
Ground Handling

AIRLINE GROUND HANDLING

GROUND
HANDLING

GROUND HANDLING COMP ANY


(HANDLING AGENT)
Model Input-Process-Out Put
Pada Perusahaan Ground Handling
ENVIRONMENTAL
FACTORS

INPUT PROCESS OUTPUT

• AIRCRAFT
• AIRLINE • PASSENGER
• ON TIME PERFORMANCE
• AIRPORT HANDLING
• • PUNCTUALITY
• SDM BAGGAGE HANDLING
• • ECONOMY FOR COMPANY
• PAX AIRCRAFT HANDLING
• BAGGAGE DOCUMENTATION
• CARGO + POS
• GSE
• DLL

FEEDBACK
Keterkaitan Ground Handling Dengan
Bandar Udara
Mengacu kepada model input-process-output seperti telah
disinggung di muka, pada hakikatnya ada tiga komponen utama,
penyelenggaraaan bisnis penerbangan dapat berjalan, khususnya
ground handling. Ketiga komponen tersebut adalah
• Perusahaan penerbangan (airlines), berikut sarana angkutnya
berupa pesawat terbang (aircraft),
• Bandar udara (airport),
• Konsumen (dalam Hal ini passengers dan shipper/consignee).
Keterkaitan Ground Handling Dengan
Bandar Udara
Secara umum, sebuah bandar udara harus memiliki sarana dan
prasarana minimal, yaitu
• Landasan pacu pesawat yang memenuhi syarat (runway),
• Menara pengontrol lalu-lintas udara (air traffic control),
• Gedung terminal (terminal building),
• Area pergudangan (warehouse area). calon penumpang)
Keterkaitan Ground Handling dengan
Bandar Udara
Berdasarkan pembagian wilayah operasi, maka sistem bandara
dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, ialah :
• Sisi darat (land side)
• Sisi udara (air side)
• Lingkungan sekitar bandara.
Keterkaitan Ground Handling dengan
Bandar Udara
Khusus untuk gedung terminal bandara dapat dibagi ke dalam
tiga Wilayah yang disebut
• Public area.
• Restricted area
• Non public area.
Pembagian Area Di Gedung Terminal
Bandar Udara

Public Area (dapat dipergunakan


untuk masyarakat umum)

GEDUNG
Restricted Area (dapat dipergunakan
TERMINAL
untuk umum segi terbatas)
BANDARA

Non Public Area (tidak dapat


dimasuki oleh masyarakat umum,
kecuali pax yang akan boarding atau
pax yang tiba harus menyelesaikan
dokumen perjalanannya dan akan
mengambil bagasinya) .
Keterkaitan Ground Handling dengan
Bandar Udara
Berdasarkan pembagian wilayah operasi, maka sistem bandara
dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian,
• Sisi darat (land side),
• Sisi udara (air side),
• dan lingkungan sekitar bandara.
Keterkaitan Ground Handling dengan
Bandar Udara
Diterminal keberangkatan tersedia counter sebagai berikut :
• Counter airlines, yang lebih dikenal dengan check in counter karena di
sinilah pelayanan diberikan kepada penumpang yang akan berangkat.
• Counter imigrasi untuk pemeriksaan dakumen perjalanan penumpang.
Dokumen perjalanan umumnya harus dimiliki oleh penumpang yang
akan melakukan perjalanan penerbangan internasional ke luar negeri
• Counter pemeriksaan bagasi penumpang oleh security pengelola
bandara. Sebelum memasuki wilayah restricted public area maupun non
public area, setiap barang/bagasi penumpang akan diperiksa dengan
melalui seperangkat alat yang disebut sinar X (X-Ray), sehingga isi
bagasi penumpang dapat terlihat pada monitor.
• Walk through (tempat/pintu untuk deteksi metal yang dibawa calon
penumpang)
Keterkaitan Ground Handling dengan
Bandar Udara
Ditinjau dari segi manfaat, setidaknya ada enam jenis bandar
udara yang dapat diuraikan berikut ini.
• Bandara khusus untuk keperluan militer. Biasanya bandara
semacam ini tertutup untuk penerbangan Sipil, seperti
Pangkalan Udara Iswahyudi, Madiun.
• Ada juga bandara yang dimanfaatkan untuk kepentingan
militer, sekaligus untuk keperluan bandara komersial,
contohnya bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta.
• Bandara untuk pesawat ringan dengan landasan yang terbuat
dari tanah liat berumput atau batu karang seperti Pangkalan
Udara Margahayu, Bandung.
Keterkaitan Ground Handling dengan
Bandar Udara
• Bandara di tepi sungai, pantai atau danau yang khusus
digunakan untuk pesawat yang mampu mendarat atau tinggal
landas dari/di atas permukaan air
• Bandara khusus untuk pesawat helikopter, seperti Pangkalan
Udara Atang Sanjaya, Bogor.
• Bandara yang digunakan untuk penerbangan domestik saja,
misalnya Bandar Udara Padang Kemiling, Bengkulu.
• Bandara untuk penerbangan domestik dan untuk penerbangan
internasional seperti Bandar Udara Ngurah Rai, Denpasar.
Prosedur Perjalanan dengan pesawat udara
selama Covid-19
https://www.youtube.com/watch?v=lbYyqWl26Q0
Alur Kedatangan
Contoh Airline Designator Codes

AA American Airlines BA British Airways


AC Air Canada BB British Midland
AE Mandarin Airlines BG Biman Bangladesh
AF Air France BI Royal Brunei Airline
AH Air Algeria BL Pasific Airline
AI Air India BM Air Sicilia
AJ Air Belgium BO Bouraq Airlines
AK Air Aria BR Eva Airways
AN Ansett Australia BS British International
AQ Aloha Airlines BT Air Batik
GA Garuda Indonesia JT Lion Air
KI Adam Air RI Mandala Airlines
IW Wings Air MZ Merpati Nusantara
QZ Indonesia Air Asia 7P Batavia Air
SJ Sriwijaya Air Dsb.
Contoh Kode-kode/sandi-sandi Kota / Bandara (Three
Letter Code)
LETTER CODE KOTA
AMQ Ambon
BPN Balikpapan
BTJ Banda Aceh
BDO Bandung
BDJ Banjarmasin
BTH Batam
BKS Bengkulu
BIK Biak
CGK Jakarta
DPS Denpasar
DJB Jambi
DJJ Jayapura
GTO Gorontalo
HLP Jakarta
JOG Yogyakarta
KDI Kendari
KOE Kupang
MDC Manado
MES Medan
MKQ Merauke
Daftar Pustaka :

• Suharto Abdul Majid, Eko Probo D. Warpani, 2010, Ground Handling,


Manajemen Pelayanan Darat Perusahaan Penerbangan, Jakarta, PT.
RajaGrafindo Persada.
• Agus Irianto, SE., MM., 2010, Managing Airline Reservation System,
Jakarta, Rajawali Pers

You might also like