Kontrak Kuliah: Lintang Bismantara G.P.S

You might also like

Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 36

KONTRAK KULIAH

LINTANG BISMANTARA G.P.S


EVALUASI
KEHADIRAN : 10%
TUGAS DAN KUIS : 15%
UTS : 35%
UAS : 35%
KEAKTIFAN : 5%
TOTAL : 100%
PERATURAN PERKULIAHAN

 Memakai pakaian rapi sesuai peraturan Universitas Kadiri

 Terlambat maksimal 15 menit

 Boleh membawa makanan atau minuman ringan (bukan makanan berat)

 Selalu menjaga kebersihan di dalam kelas

 Boleh mencontek bila tidak ketahuan


FARMAKOKINETIKA

LINTANG BISMANTARA G.P.S


GOALS

Mahasiswa mampu mendefinisikan


farmakokinetika dan parameter
farmakokinetika
MATERI

1.Definisi Farmakokinetika

2.Parameter Farmakokinetik

3.Orde Reaksi Kinetika Obat

4.Waktu Paruh obat berdasarkan orde reaksi


PENGEMBANGAN OBAT

Regimen
Dosis (Dosis
dan Interval
Formulasi Dosis)
Bentuk Sediaan

Molekul Aktif
Secara
Farmakologis
Biofarmasetik

OBAT

Farmakokinetik
DEFINISI

“Biopharmaceutics is the study of the factors influencing the


bioavailability of a drug in man and animals and the use of this
information to optimize pharmacological and therapeutic
activity of drug products” (American Pharmaceutical Association,
1972).
chemical nature of a method of
drug (weak acid or manufacture (dry
weak granulation and/or
base) wet granulation)

inert excipients used physicochemical


in the formulation of properties of drugs
a (pKa, particle size
dosage form and size distribution,
(diluents, binding partition coefficient,
agents, disintegrating polymorphism, etc.)
agents, coloring
agents, etc.)
DEFINISI

“Pharmacokinetics is the study of kinetics of absorption,


distribution, metabolism and excretion(ADME) of drugs and
their corresponding pharmacologic, therapeutic, or toxic
responses in man and animals” (American Pharmaceutical
Association,
1972).
DEFINISI

ilmu yang mempelajari kinetika absorpsi, distribusi dan


eliminasi (yakni, ekskresi dan metabolisme) obat (Shargel
& Yu, 1988 ; Ganiswara, et al, 1995 ; Bauer, 2001) pada
manusia atau hewan dan menggunakan informasi ini untuk
meramalkan efek perubahan-perubahan dalam takaran,
rejimen takaran, rute pemberian, dan keadaan fisiologis
pada penimbunan dan disposisi obat (Lachman, et al, 1989).
Applications of pharmacokinetics studies
include:
1. bioavailability measurements
2. effects of physiological and pathological conditions on drug
disposition and absorption
3. dosage adjustment of drugs in disease states, if
and when necessary
4. correlation of pharmacological responses with administered doses
5. evaluation of drug interactions
6. clinical prediction: using pharmacokinetic parameters to individualize
the drug dosing regimen and thus provide the most effective drug
therapy.
KEGUNAAN FARMAKOKINETIKA

1. MERANCANG FORMULASI BARU/


MEMPERBAIKI FORMULASI
2. EVALUASI MUTU INVIVO
3. MERANCANG OBAT BARU
4. TERAPI :
• DOSIS
• PENYAKIT Vs KEBERADAAN OBAT
• KEAMANAN DAN KEEFEKTIFAN OBAT
• LADME OBAT BARU
BIOFARMASETIKA FARMAKOKINETIKA

PENGARUH LADME
Formulasi absorpsi Perjalanan/keberadaan
obat dalam tubuh
(invivo)  kinetik
Sifat Kimia Fisika

1. Bahan baku obat L : Lepasnya obat dari sediaan


2. Bentuk sediaan A : Absorpsi
3. Pabrikasi D : Distribusi
4. Rute pemakaian M : Metabolisme
5. Komposisi formula E : Eliminasi/Ekskresi
(buffer, pH)
ADMINISTRASI OBAT

INTRAVASCULAR EKSTRAVASCULAR
• INTRAVENA • PER ORAL
• INTRA-ARTERIAL • INTRAMUSKULAR
• SUBKUTAN
• SUBLINGUAL/BUCA
L
• REKTAL
• TRANSDERMAL
• INHALASI
INTRAVENA
CATATAN :
 Tidak ada fase absorbsi
 Onset of Action Cepat
 Seluruh dosis yang diberikan untuk memberikan efek
 Pada umumnya digunakan untuk keadaan yang
mengancam jiwa
 Efek samping terjadi sulit dikendalikan
 Keakuratan dalam perhitungan dan pemberian dosis
PER ORAL
ADME

METABOLISM
ABSORBSI DISTRIBUSI ELIMINASI
E
ABSORBSI

Proses dimana obat dari lokasi pemberian menuju


lokasi pengukuran (misalnya darah, serum, plasma)
DISTRIBUSI

Proses pemindahan reversible dari dan menuju ke lokasi


pengukuran tetapi tidak akan kembali bila sudah terjadi
eliminasi. Laju distribusi obat tergantung pada :

1. Perfusi darah pada jaringan atau organ

2. Ikatan plasma protein dan jaringan

3. Permeabilitas jaringan
METABOLISME

Proses peruabahan satu jenis kimia menjadi kimia lain, yang


disebut metabolit. Metabolit dapat berupa tidak aktif
(inactive), atau aktif (active).
ELIMINASI
Hilangnya obat dari lokasi pengukuran (missal darah, serum
dan plasma) yang bersifat irreversible.
 Metabolisme
 Ekskresi
 Onset of Action : waktu dimana pemberian obat mencapai area
terapetik dan mulai memberikan efek

 Duration of Action : Lama waktu obat memberikan efek terapetik

 Terminal of Action : waktu dimana kosentrasi obat di bawah


minimum kosentrasi efektif (MEC)
Beberapa parameter farmakokinetik pada
sediaan oral, yaitu:
1.Tetapan Laju Absorpsi (Ka) dan Waktu Paruh Absorpsi (t½a)
Tetapan laju absorpsi (Ka) adalah tetapan laju absorpsi order kesatu
dengan satuan waktu-1. Ka diperoleh dengan membuat kurva antara
waktu absorpsi dengan log Cpdiff kemudian diregresikan sehingga
diperoleh persamaan regresi. Harga Ka dapat dihitung dengan rumus:
Ka (waktu-1) = 2, 303 x (-slope) atau
Ka (waktu-1) = 2,303 x (-b)
Sedangkan t½a ddihitung dengan menggunakan rumus:
t½a = 0, 693/Ka
2. Tetapan kecepatan eliminasi (Ke) dan waktu paruh eliminasi (t½e)
Tetapan laju eliminasi (Ke) adalah tetapan laju eliminasi order
kesatu dengan satuan waktu-1. Harga Ke diperoleh dengan
membuat kurva antara waktu eliminasi dengan log Cp kemudian
diregresikan sehingga diperoleh persamaan regresi. Harga Ke
diperoleh dengan rumus:
Ke (waktu-1) = 2,303 x (-slope) atau
Ke (waktu-1) = 2,303 x (-b)
t½e = 0,693/Ke
3. Waktu yang diperlukan untuk mencapai kadar maksimum (tmaks)

tmaks adalah waktu konsentrasi plasma mencapai puncak dapat disamakan


dengan waktu yang diperlukan untuk mencapai konsentrasi obat
maksimum setelah pemberian obat.

Waktu yang diperlukan untuk mencapai konsentrasi maksimum tidak


tergantung pada dosis tetapi tergantung pada tetapan laju absorpsi (Ka) dan
eliminasi (Ke). Harga tmaks dapat dihitung sebagai berikut:
In (Ka/Ke)
Tmaks =
Ka – Ke
4. Kadar maksimum dalam darah (Cpmaks)

Cpmaks adalah konsentrasi plasma puncak menunjukkan


konsentrasi obat maksimum dalam plasma setelah pemberian
obat secara oral

Pada konsentrasi maksimum, laju absorpsi obat sama dengan


laju eliminasi, sehingga harga Cpmaks dapat dihitung dengan
rumus di bawah ini:

Cpmaks = Cpo (e-Ke.tmaks – e-Ka.tmaks)


5. Volume distribusi (Vd)

Volume distribusi dipengaruhi oleh keseluruhan laju


eliminasi dan jumlah perubahan klirens total obat di dalam
tubuh.
Do x F x Ka
Vd =
Cpo (Ka – Ke)
6. Area di bawah kurva (AUC)
AUC mencerminkan jumlah total obat aktif yang mencapai sirkulasi
sistemik. AUC merupakan area di bawah kurva kadar obat dalam plasma –
waktu dari t = 0 sampai t = ~ (lihat gambar 2). Harga AUC dapat diperoleh
dengan cara:
a. AUC dari 0 - n jam, dapat dihitung dengan rumus luas segitiga yaitu ½
x alas x tinggi
b. AUC dari waktu n1 – nx dihitung dengan rumus
Cn-1 + Cn (tn – tn-1)
2
c. AUC dari waktu nx - ~ dihitung dengan rumus
Cpnx
  Ke
7. Klirens total (Cltot)
Klirens adalah volume plasma yang dibersihkan dari obat
persatuan waktu oleh seluruh tubuh (ml/menit). Klirens obat
merupakan ukuran eliminasi obat dari tubuh tanpa
mempermasalahkan mekanisme prosesnya. Klirens total adalah
jumlah total seluruh jalur klirens di dalam tubuh termasuk klirens
melalui ginjal dan hepar.
Cltot = Vd . Ke
8. Volume kompartemen sentral (Vp)
Volume kompartemen sentral berguna untuk menggambarkan perubahan
konsentrasi obat karena merupakan kompartemen yang diambil sebagai
kompartemen cuplikan. Vp berguna dalam menentukan klirens obat.
Besaran Vp memberikan petunjuk adanya distribusi obat di dalam tubuh.
Harga Vp dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Do
Vp =
Ke x [AUC]~
9. Jumlah obat terabsorpsi, persen obat terabsorpsi dan persen obat tidak
terabsorpsi
a. Jumlah obat terabsorpsi menurut waktu dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
Ab Cp + Ke [AUC]t
=
Ab~ Ke [AUC]o
  b. Persen obat terabsorpsi dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Ab
% terabsorpsi = x 100%
Ab~
c. Persen obat tidak terabsorpsi :
% obat tidak terabsorpsi = 100% - % obat terabsorpsi
TERIMA KASIH

You might also like