Download as ppt, pdf, or txt
Download as ppt, pdf, or txt
You are on page 1of 30

Breaking

Bad News

Ratna F. Soenarto
R Besthadi Sukmono
Dept. Anestesiologi & Terapi Intensif
FKUI / RSCM
Apa yg. dimaksud dg. “bad news”

• Suatu konsep yg. relatif.

• Bergantung interpretasi pasien


mengenai informasi yg.
diterimanya dan bagaimana
mereka bereaksi.
Breaking bad news
• Salah satu hal yg. tidak menyenangkan di dlm. praktik
kedokteran.
• Keterbukaan & mendekatnya jarak antara dokter - pasien
mengharuskan dokter lebih menguasai cara menyampaikan bad
news.
• Pasien tidak lagi mengharapkan eufemisme & bahasa
“berbunga”.
• Penyampaian langsung & terlalu lugas juga dapat merugikan.
• Banyak penelitian mengedepankan aspek psikologis dlm.
menerima bad news, bukan bagaimana cara menyampaikannya.
Mengapa breaking bad news
sulit dilakukan?

• Aspek sosial, profesional dan personal.

• Rasa bertanggungjawab (karena keterbatasan ilmu kedokteran) & rasa


takut dipersalahkan & dianggap tidak kompeten.

• Tidak tahu cara terbaik utk. menyampaikan.

• Hambatan karena pengalaman pribadi akan “kehilangan”.

• Enggan mengubah pola hubungan dokter - pasien.

• Kekhawatiran dampaknya pd. pasien (kehidupan sosial, finansial,


peran fungsional di dalam keluarga).

• Khawatir akan reaksi pasien.

• Ketidakpastian apa yg. akan terjadi selanjutnya dan tidak mempunyai


Five Stages of Grief
• Denial and Isolation
• This can’t be happening to me.
• Anger
• Why is this happening? Who is to blame?
• Bargaining
• Make this not happen, and in return I will
• Depression
• I’m too sad to do anything.
• Acceptance
• I’m at peace with what happened
ABCDE
• A - Advance preparation
• B - Build a therapeutic
environment/relationship
• C - Communicate well
• D - Deal with patient and family
reactions
• E - Encourage and validate emotions
Rabow MW, McPhee SJ. Beyond breaking bad news: how to help patients that suffer. West J Med 1999;171:261
Advance preparation
• Arrange for adequate time, privacy
and no interruptions (turn pager off
or to silent mode).
• Review relevant clinical information.
• Mentally rehearse, identify words or
phrases to use and avoid.
• Prepare yourself emotionally.
Build a therapeutic environment/relationship
• Determine what and how much the patient
wants to know.
• Have family or support persons present.

• Introduce yourself to everyone.

• Warn the patient that bad news is coming.

• Use touch when appropriate.

• Schedule follow-up appointments.


Communicate well
• Ask what the patient or family already knows.
• Be frank but compassionate; avoid euphemisms and medical
jargon.
• Allow for silence and tears; proceed at the patient's pace.
• Have the patient describe his or her understanding of the news;
repeat this information at subsequent visits.

• Allow time to answer questions; write things down and provide


written information.
• Conclude each visit with a summary and follow-up plan.
Deal with patient and family reactions

• Assess and respond to the patient and


the family's emotional reaction; repeat
at each visit.
• Be empathetic.
• Do not argue with or criticize
colleagues.
Encourage and validate emotions
• Explore what the news means to the
patient.
• Offer realistic hope according to the
patient's goals.
• Use interdisciplinary resources.
• Take care of your own needs; be attuned
to the needs of involved house staff and
office or hospital personnel.
SPIKES

Rabow MW, McPhee SJ. Beyond breaking bad news: how to help patients that suffer. West J Med 1999;171:261
BREAKS
• B –Background

• R- Rapport

• E – Explore

• A –Announce

• K-Kindling

• S –Summarize
Proses menyampaikan bad news

Sampaikan informasi

Ketahui pemahaman pasien ttg. informasi


tsb.

Identifikasi concern utama pasien

Elicit the patient’s coping strategies,


personal resources, and give realistic hopes
Cara menyampaikan bad news

• Personal preparation

• Physical setting

• Talking to the patients & responding to their


concerns.
• Arranging follow up & referral.

• Feedback & handover to professional


coleagues.
Personal preparation

• Apakah pasien sudah menyangka akan mendapat bad


news?
• Apakah pasien sudah memahami penyakitnya?
• Apakah ada penjamin?
• Apakah perlu ada orang lain mendampingi dari pihak
pasien?
• Di Indonesia: disarankan ada saksi dari pihak RS.
• Apakah tersedia cukup waktu utk. penjelasan ini?
Pertimbangan sebelum menyampaikan bad
news

• Siapa yg. akan menerima bad news ini?


• Siapa yg. akan menyampaikan?
• Kapan bad news sebaiknya disampaikan?
• Haruskah diberikan harapan yg menentramkan hati?
Rasional atau harapan kosong?
Physical Setting
• Sampaikan bad news dlm. suatu ruangan dg. privasi terjamin.

• Suasana ruangan nyaman, tidak bising.

• Bila ruangan tersendiri tidak memungkinkan, usahakan tabir/ tirai untuk


memisahkan dg. lingkungan.

• Bila mungkin, pasang tanda “do not disturb”.

• Sampaikan dg. suara pelan namun jelas. Usahakan tidak terdengar orang lain.

• Posisi duduk memungkinkan mata dokter & pasien pd. level yg. sama.

• Penyampaian dlm. posisi duduk lebih mencerminkan dokter ingin


meluangkan waktu utk. menyampaikan tanpa tergesa-gesa.

• Bila pasien berbaring, hindari duduk di tepi tempat tidur. Gunakan kursi &
bicara di samping tempat tidur.

• Bersandar pd. dinding di dekat tempat tidur memberikan rasa rileks dan
mengesankan dokter tidak buru-buru ingin meninggalkan ruangan.
The “Don’t”

• Menyampaikannya ketika pasien masih berbaring


di meja periksa dg. pakaian yg. belum lengkap.

• Menyampaikannya di koridor.

• Jangan menyampaikannya dg. sikap tubuh yg.


tidak memperlihatkan “keprihatinan”.

• Menyampaikannya dg. bahasa kedokteran yg. tidak


dipahami pasien/ keluarganya.

• Tidak menatap pasien, berkali-kali menginterupsi


dg. aktivitas/ komunikasi lain.
The “Don’t”

• Menyampaikannya sambil melakukan


pekerjaan (menulis status, mengatur tetesan
cairan).

• Membiarkan distraksi (TV menyala dg. suara


keras, telepon/ HP berdering terus, perawat
menyela dg. laporan-laporan).

• Menyampaikannya dg. sikap “dokter sekali”


(jas lab, berkalung stetoskop, dll). Melepas
atribut “kedokteran” mengesankan sikap lebih
personal & lebih manusiawi.
Talk to the patient & responding concerns

• Empati
• Dimulai dg. hal yg. sudah dipahami oleh pasien/ keluarganya.
• Mencoba mengetahui apa yg. ingin diketahui pasien/
keluarga.
• Mendengarkan & memberikan info dg. aktif.
• Hanya memberikan harapan yg. masuk akal.
• Mengetahui bagaimana cara pasien utk. dapat mengatasi
masalahnya dan kekuatan utk. menghadapi masalahnya.
Empati
• Luangkan waktu beberapa detik/ menit utk. membayangkan andai kitalah
yg duduk di kursi pasien.

• Kadang bermanfaat membuka percakapan dg. sedikit basa-basi, terutama


pd. pasien yg. sangat awam.

• Kepada tenaga kesehatan/ kolega, hindari basa-basi terlalu lama.

Saya percaya ibu sudah mengetahui bahwa Penyakit Jantung Bawaan yang diidap anak ibu termasuk yg. sulit dan
jarang. Seperti sedah kami duga dan sampaikan, operasinya akan susah dan memakan waktu lama. Kemungkinan
komplikasi juga banyak. Dan memang, ternyata yang terjadi sesuai dg. kekhawatiran kita sebelumnya.
Operasinya sulit sekali, Bu. Meskipun akhirnya dapat diselesaikan, ternyata jantung anak ibu tidak cukup kuat
untuk bisa berfungsi lagi. Kami masih mencoba sekuat tenaga utk. menolong dia di ICU, sekarang. Tapi rasanya
tipis kemungkinan dia bisa selamat. Jika hingga 45 menit ternyata jantungnya tidak bisa memompa kembali,
rasanya kita harus ikhlas kehilangan dia.....

OK, ini sudah keluar hasil potong beku contoh jaringan tadi. Tadinya saya berharap ini peradangan biasa karena
infeksi. Ternyata hasilnya tidak terlalu menggembirakan. Kita menemukan sel-sel keganasan . Berita baiknya, sel-sel
ini belum keluar dari jaringan asalnya. Mudah-mudahan kita bisa angkat semuanya dan melanjutkan terapi
berikutnya.
Dimulai dg. hal yang sudah dipahami pasien

• Ajukan pertanyaan utk. mengetahui sejauh mana pemahaman pasien


akan diagnosis penyakitnya.
• Bapak dikasih tahu oleh dr. Lily kenapa dianjurkan pergi ke RS ini?

• Apakah ibu tahu apa sebenarnya penyakit anak ibu ini? Apa yg. dr. Tono sampaikan
kemarin?

• Ajukan pertanyaan apakah pasien sudah tahu mengenai prognosis


penyakitnya.
• Apakah ibu tahu tentang orang-orang yg. mempunyai penyakit seperti ibu dan
bagaimana mereka menjalaninya?

• Apakah bapak pernah tahu sebelumnya, berapa tahun kemungkinan anak dg.
penyakit ini dapat bertahan?
Jika pasien menangis

• Sentuh pasien (bahu atau


tangan). Jangan berlebihan.

• Teruslah bicara.

• Terimalah kesedihan pasien


sbg. hak mereka. (Jangan
meminta utk. berhenti
menangis, tersenyum dan
“bangkit”.)
Jika pasien marah/ mengamuk

• Pertahankan mata pd. level yg. sama.


Jika pasien berdiri, dokter juga berdiri.

• Jaga jarak.

• Tetap tenang. Coba sampaikan bahwa


kita paham jika bad news ini
membuatnya tidak senang.

• Setiap ancaman harus diwaspadai secara


serius.

• Jika merasa tidak aman, buka pintu atau


keluar ruangan. Kehadiran seseorang
utk. menemani mungkin dpt.
mengurangi ketegangan.
Sebelum menyerahkan kasus kpd.sejawat

• Informasikan apa saja yg. telah disampaikan


kepada pasien.
• Ceritakan bagaimana respon pasien.
• Sampaikan juga apa atau kepada siapa pasien
akan berpaling dalam menghadapi situasi sulit.
• Sampaikan semua saran yg. ditawarkan kpd.
pasien (utk konsultasi psikologi, terapi paliatif,
dll).
Intisari
• Menyampaikan bad news adalah salah satu tantangan.
• Cara menyampaikan bad news dapat mempengaruhi
bagaimana pasien menghadapi kenyataan buruk tsb.
• Batasan bad news dapat berbeda utk. orang yg. berbeda.
• Selalu lakukan pertimbangan sebelum menyampaikannya.
• Pastikan waktu utk. melakukan ini ada & tidak terbatas.
• Berusaha mengetahui kepada siapa atau bagaimana pasien akan
menghadapi masalah ini.
• Sejawat yg. lain perlu tahu apa yg. sudah disampaikan.
TERIMA KASIH

You might also like