ANALGESIA & H2 BLOCKER IN

PRE/POST OPERATIVE MANAGEMENT

dr. Retno arun winastuti
dr. Mirza Nuchalida
dr. Christian Sihite
dr. Dimas harendra soeharto
 BACKGROUND

2016 cross-sectional observational study of over 15 000 UK

patients undergoing surgery:
11% Severe pain
37% Moderate pain in the first 24hour

German prospective cohort study of 50.523 patients

reported that up to 47.2% of patients experienced severe
pain severe pain in the first 24 h after surgery; however,
this varied depending on the type of surgery performe

• https://bjssjournals.onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1002/bjs.11477
 WHY?

The effective relief of pain is one of

the most importance to anyone
treating patients undergoing surgery.
Pain relief has significant physiological
benefits; hence, monitoring of pain
relief is increasingly becoming an
important postoperative quality
measure. The goal for postoperative
pain management is to reduce or
eliminate pain and discomfort with a
minimum of side effects.

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3747287/
 WHY?

https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/2442588/
Why Analgesic?
Patofisiologi Nyeri
Bruno Georg Oertel1,2 and Jörn Lötsch2 British Journal of Pharmacology, 2013,Clinical pharmacology of analgesics assessed with human experimental pain
models: bridging basic and clinical research
 Efficacy of analgesics and co-
analgesics in clinical pain
conditions according to the
systematic reviews published
in The Cochrane Library

Bruno Georg Oertel1,2 and Jörn Lötsch2 British Journal of

Pharmacology, 2013,Clinical pharmacology of analgesics
assessed with human experimental pain models: bridging basic
and clinical research
Bagaimana H2 Blocker bekerja
Pemberian H2 blocker

pengobatan
 ulkus duodenum yang berkaitan dengan hipersekresi ion hidrogen lambung.
Saat
 preoperatif antagonis reseptor H2 diadministrasikan dengan tujuan sebagai kemoprofilaksis untuk meningkatkan pH cairan lambung sebelum induksi anestesi
Pemberian cimetidine sebanyak 300 mg secara oral (3-4mg/kg) saat 1,5 hingga 2 jam sebelum induksi anestesi


 rofilaksis untuk meningkatkan pH cairan lambung sebelum induksi anestesi

 Persiapan preoperatif pada pasien  EFEK SAMPING
dengan riwayat alergi profilaksis
oral berupa
 Interaksi dengan reseptor H2 di
 Antagonis reseptor H1
(dypenhidramine, 0.5 hingga 1.0 serebral
mg/kg)  Interaksi dengan reseptor H2 di
 Antagonis reseptor H2 (cimetidine jantung
4g/kg) setiap 6 jam selama 12  Artitmia
hingga 24 jam sebelum tindakan
dilakukan.  Av Block
 Pemberian kortikosteroid  Gangguan fungsi hepar
sebaiknya dilakukan 24 jam
sebelum pemberian regimen ini.
 Pemberian analgetics diberikan bertahap dari yg paling ringan hingga yang
berat.
 Untuk pasien Post Operasi diberikan obat analgetic mengadung Opioid untuk
mengurangi rasa nyeri yang dirasakan oleh pasien
 Setelah beberapa hari setelah operasi, dapat diberikan analgetics non opioid,
secara bertahap.
 Pemberian H2 blocker sesuai indikasi, karna efeknya yang bersinggunngan
dengan reseptor di tubuh ( jantung, otot polos dll)