Professional Documents
Culture Documents
6 - Kesejahteraan Subjektif: Disarikan Oleh: Dr. Moordiningsih, M.Si, Psikolog
6 - Kesejahteraan Subjektif: Disarikan Oleh: Dr. Moordiningsih, M.Si, Psikolog
6 - Kesejahteraan Subjektif: Disarikan Oleh: Dr. Moordiningsih, M.Si, Psikolog
Disarikan oleh:
• Apakah Bahagia/terpenuhi rasa cukup itu tanpa tahu alasan untuk apa dia hidup?
• Apakah bisa merubah sesuatu dalam diri seseorang tanpa bergerak? Tanpa
menumbuhkannya sebagai seorang manusia?
• Filosof Yunani Aristippus meyakini bahwa tujuan hidup adalah untuk alami banyak kenikmatan >
gagasan hedonism
• Mencari banyak kenikmatan (afek positif) dan meminimalkan rasa sakit/penderitaan ( afek
negative).
• Namun ini ternyata hanyalah “sebagian kecil/satu sisi saja” dan bisa jadi kurang tepat
• The premise of humanistic psychology was that people have a free will and make choices
that influence their well-being. What also makes it very different from other perspectives in psychology is belief
in the actualizing tendency – a fundamental motivation towards growth. Rogers (1961: 351) .
• Usaha dalam kehidupan yang selaras dengan “daimon” yang dimiliki akan
membawa pada keadaan mengalami “EUDAIMONIA”.
Psychological well-being
Kesejahteraan PSIKOLOGIS
• PWB stands for psychological well-being, which is a model of wellbeing widely advocated by a psychology professor, Carol Ryff (Ryff & Keyes,
1995; Ryff & Singer, 1998; Ryff et al., 2004).
Ryff analysed many various approaches to happiness in different sub-fields of psychology and came to the conclusion that wellbeing should be seen
as consisting of six components. These components are: self-acceptance (positive evaluation of oneself and one’s life),
personal growth, purpose in life, positive relations with others, environmental
mastery (the capacity to effectively manage one’s life and the surrounding
environment) and autonomy.
• 1. Penerimaan Diri, evaluasi diri yang positif terhadap diri sendiri dan kehidupannya.
• 2. Pertumbuhan Diri,
• 3. Tujuan Hidup
• 1. Otonomi, kebutuhan untuk memilih apa yang dilakukan, menjadi penentu bagi kehidupannya
sendiri.
• 2. Kompeten, kubutuhan untuk merasa percaya diri dalam melakukan apa yang dilakukan,
• 3. Keterikatan relasi, kebutuhan untuk punya koneksi dengan sesama manusia yang dekat dan
aman, serta masih menghormati otonomi dan kompetensi masing-masing.
Other eudaimonic theories
Transenden
• Transcendence is related to dedication and commitment to something or somebody other than
oneself. It is about finding purpose in one’s life and acting in accordance with this purpose.