Download as ppt, pdf, or txt
Download as ppt, pdf, or txt
You are on page 1of 38

1.

PENGATURAN :
hukum waris diatur dalam buku II BW
(Pasal 830-1130)
2. PENGERTIAN :
yaitu semua kaidah hukum yang mengatur
perihal peralihan harta kekayaan seseorang
yang meninggal dunia.
I. PENGERTIAN HUKUM WARIS

 Hukum waris adalah hukum yang mengatur mengenai apa yang harus
terjadi dengan harta kekayaan seseorang yang meninggal dunia,
dengan lain perkataan mengatur peralihan harta kekayaan yang
ditinggalkan seseorang yang meninggal serta akibat-akibatnya bagi
ahli waris.

 PADA ASASNYA, yang dapat diwariskan “hanya hak-hak dan


kewajiban dibidang hukum kekayaan saja”

 KECUALI (hak dan kewajiban dibidang hukum kekayaan yang tidak


dapat diwariskan);
Perjanjian kerja, hubungan kerja, keanggotaan perseroan,
pemberian kuasa.

 Hak-hak dan kewajiban dibidang hukum keluarga yang dapat


diwariskan;
Hak suami menyangkal keabsahan seorang anak
II. PENEMPATAN HUKUM WARIS DAN PENGATURAN ALASAN PEMBENTUK
UNDANG-UNDANG
 Alasan Menempatkan Hukum Waris dalam Buku II , lihat Pasal 528 dan 584 KUHPerdata
 Hk waris diatur dalam Pasal 530 s.d. 1130 ,Bab XII s.d XVIII KUHPerdata

III. SUBJEK HUKUM WARIS


 Pewaris
 Meninggalkan harta
 Meninggal dengan meninggalkan harta
 Ahli waris
 Sudah lahir pada saat warisan terbuka (pasal 836 KUHPerdata)

IV. SYARAT PEWARISAN


 Pewaris meninggal dengan meninggalkan harta
 Antara pewaris dan ahli waris harus ada hubungan darah (untuk mewaris berdasarkan UU)
 Ahli waris harus patut mewaris →onwaardig (pasal 838 KUHPerdata)
 Ahli waris harus hidup pada saat warisan terbuka

V. MENINGGAL BERSAMA-SAMA ANTARA PEWARIS DAN AHLI WARIS


 Pasal 831 KUHPerdata: malapetaka yang sama;
 Jika tidak diketahui siapa yang meninggal terlebih dahulu → tidak saling mewaris
 Harus dibuktikan: selisih 1 detik dianggap tidak meninggal bersama-sama.
VI. PRINSIP UMUM DALAM KEWARISAN
a. Pewarisan terjadi karena meninggalnya pewaris dengan sejumlah harta
b. Hak-hak dan kewajiban dibidang harta kekayaan “beralih” demi hukum.
Pasal 833 KUHPerdata (Saisine) → menimbulkan hak menuntut →
Heriditatis Petitio
c. Yang berhak mewaris menurut UU mereka yang mempunyai hubungan
darah → pasal 832 KUHPerdata
d. Harta tidak boleh dibiarkan tidak terbagi
e. Setiap orang cakap mewaris kecuali pasal 838 KUHPerdata
(onwaardig)

VII. CARA MEWARIS


1. Mewaris berdasarkan UU (ab intestato)
a) Atas dasar kedudukan sendiri
b) Atas dasar penggantian
2. Mewaris berdasarkan testament
1. Harta peninggalan (warisan) :
yaitu harta kekayaan yang ditinggalkan.
2. Ahli waris :
yaitu orang yang menerima warisan (yang
berhak warisan)
3. Pewaris :
yaitu orang yang meninggal dunia dan
meninggalkan warisan.
1. UNSUR INDIVIDUAL (Menyangkut diri pribadi
seseorang) :
Seseorang mempunyai kebebasan untuk menghibahkan atau
memberikan harta kekayaannya kepada orang lain menurut
kehendaknya.
2. UNSUR SOSIAL ( menyangkut kepentingan bersama):
undang-undang memberikan pembatasan terhadap kebebasan
yang bertujuan untuk melindungi kepentingan mereka.
Pembatasan tersebut dalam bentuk bagian tertentu /bagian
mutlak bagi ahli waris tertentu yang tidak dapat
dikesampingkan oleh pewaris yang dikenal Legitieme Portie.
1. MEWARIS BERDASARKAN UNDANG-UNDANG (AB
INTESTATO) :
2. MEWARIS BERDASARKAN TESTAMENT .
Testament atau surat wasiat adalah :
pernyataan kehendak pewaris mengenai apa yang
dikehendaki agar terjadi dengan hartanya sesudah seseorang
itu meninggal dunia.
Erfstelling : adalah penunjukan ahli waris sebagai ahli waris
Legaat : adalah pemberian melalaui testament kepada orang
tertentu.
Legataris : si penerima legaat.
FIDEI COMMIS :
Ialah Suatu pemberian warisan kepada seorang
waris dengan ketentuan, ia wajib menyimpan
warisan itu dan setelah lewat suatu waktu atau
apabila si waris itu sendiri telah meninggal,
warisan itu harus diserahkan kepada seorang
lain yang sudah ditetapkan dalam testament.
LEGITIEME PORTIE :
Ialah bagian tertentu bagi ahli waris tertentu yang
tidak boleh dikesampingkan oleh pewaris.
Oleh karena bagian mutlak tersebut erat kaitannya
dengan pemberian atau hibah yang diberikan oleh
pewaris yaitu pembatasan atas kebebasan pewaris
dalam membuat wasiat maka legitieme portie diatur
dalam bagian yang mengatur mengenai
wasiat/testamen
1. Yang dapat beralih kepada ahli waris ialah hak
dan kewajiban pewaris yang terletak dibidang
hukum harta benda atau harta kekayaan.
2. Dengan meninggalnya seseorang maka seketika
itu juga beralihlah semua hak dan kewajiban
pewaris kepada ahli warisnya (Pasal 833 ayat 1
BW)
Hak saisine :
adalah hak ahli waris untuk tanpa berbuat sesuatu
apa, otomatis demi hukum menggantikan
kedudukan pewaris dalam lapangan hukum
kekayaan.
Heriditatis Petitio :
yaitu hak tuntut para ahli waris yang khusus
berhubungan dengan warisan (Pasal 834 BW).
Heriditatis Petitio ini gugur karena daluarsa
dengan tenggang waktu 30 tahun (Pasal 835 BW)
3. Yang berhak untuk mewaris :
ialah keluarga atau ahli waris yang mempunyai
hubungan darah dengan pewaris yang hidup
terlama. (Pasal 832 BW)
4. Harta peninggalan tidak boleh dibiarkan dalam
keadaan tidak terbagi, kecuali jika hal tersebut
terjadi, dengan persetujuan para ahli waris.
Penundaan dapat dilaksanakan selama 5 tahun,
dan apabila selama 5 tahun harta tidak dalam
keadaan terbagi maka penundaan dapat
diperbarui. (Pasal 1066 BW)
5. Setiap orang sekalipun bayi yang baru dilahirkan
adalah cakap untuk mewaris, kecuali mereka
yang dinyatakan tidak patut untuk mewaris
(Pasal 836, 838 BW)

Hak dan kewajiban dalam lapangan hukum


kekeluargaan pada umumnya tidak dapat
diwariskan kecuali :
- Penyangkalan anak sah dari bapak
- menuntut menjadi anak sah dari
bapak/ibunya
1. DITINJAU DARI PEWARIS :
harus dipenuhi syarat :
a. harus ada yang meninggal (pasl
830 BW) termasuk pewarisan
dengan testamen.
b. harus ada harta peninggalan
2. Ditinjau dari ahli waris :
a. ahli waris harus sudah ada pada waktu
warisan terbuka (Psl 2 & Psl 899 BW)
b. ahli waris harus tetap cakap atau
mampu untuk menerima warisan (psl 838
BW)
c. harus dipanggil oleh undang-undang atau
testament
d. ahli waris tidak menolak warisan
 Dianggap sebagai cara memperoleh hak milik (psl 584 BW)
 Dianggap sebagai hukum kebendaan (psl 528 BW)
Penempatan tersebut tidak tepat karena Hukum Waris
menyangkut :
- aspek hukum keluarga
- aspek hukum kebendaan
- aspek hukum perikatan
1. Kedudukan sendiri : karena antara pewaris dengan
ahli waris tidak ada penghubungnya
2. Karena penggantian : pewaris memperoleh warisan
karena menggantikan kedudukan ahli waris yang
meninggal lebih dulu dari pewaris.
1. Dalam golongan pertama : anak-anak beserta
turunan-turunan dalam garis lencang ke bawah,
dengan tidak membedakan laki-laki atau perempuan
dan dengan tidak membedakan urutan kelahiran
2. Dalam golongan kedua : orang tua dan saudara-
saudara dari si meninggal. Pada asasnya orang tua
itu dipersamakan dengan saudara, tetapi bagi orang
tua di-
adakan peraturan-peraturan yang menjamin
bahwa ia pasti mendapat bagian yang tidak
kurang dari seperempat harta peninggalan.
Jika tidak terdapat sama sekali anggota keluarga
dari golongan pertama dan kedua, harta
peninggalan itu dipecah menjadi dua bagian
yang sama. Satu untuk para anggota keluarga
pihak ayah dan yang lainnya untuk para
anggota keluarga pihak ibu
Si meninggal.
Bagi seorang anak yang lahir diluar
perkawinan, tetapi diakui itu bergantung pada
berapa adanya anggota keluarga yang sah.jika
ada ahli waris dari golongan pertama, maka
bagian anak yang lahir di luar perkawinan
tersebut, sepertiga dari bagian yang akan
diperolehnya seandainya ia dilahirkan dari
perkawinan yang sah.
Dan jikalau ia bersama-sama mewaris dengan
anggota-anggota keluarga dari golongan
kedua, bagiannya menjadi separuh dari
bagian yang akan diperolehnya seandainya ia
dilahirkan dari perkawinan sah.
Pembagian warisan, harus dilakukan sedemikian
rupa, sehingga bagian anak yang lahir di luar
perkawinan itu, harus dihitung dan
dikeluarkan lebih dahulu, barulah sisanya
dibagi antara
Antara ahli waris yang lainnya, seolah-olah sisa
itu warisan yang masih utuh.
Contoh : jika ada 2 orang anak yang lahir diluar
perkawinan, disamping 3 orang anak yang
sah, maka yang pertama itu akan menerima
masing-masing : 1/3 x 1/5 =1/15, atau
bersama-sama 2/15. bagian itu harus
diambilkan lebih dahulu dan sisanya 13/15
dibagi antara anak-anak yang sah.
Juga terhadap anak yang lahir diluar
perkawinan, uu memuat pasal-pasal perihal
penggantian, sehingga apabila ia meninggal
lebih dahulu ia dapat digantikan oleh anak-
anaknya sendiri.
1. Penggantian dalam garis lencang ke bawah. Ini dapat
terjadi dengan tiada batasnya.tiap anak yang
meninggal lebih dahulu, digantikan oleh semua
anak-anaknya, begitu pula jika dari pengganti-
pengganti ini ada salah satu yang meninggal lebih
dahulu lagi, ia juga digantikan oleh anak-anaknya
dan begitu seterusnya
2. Penggantian dalam garis samping, dimana
tiap saudara si meninggal, baik sekandung
maupun saudara tiri, jika meninggal lebih
dahulu, digantikan oleh anak-anaknya. Juga
penggantian ini dapat dilakukan dengan tiada
batasnya.
3. Penggantian dalam garis samping, dalam hal
yang tampil ke muka sebagai ahli waris
anggota-anggota
Keluarga yang lebih jauh tingkat hubungannya
daripada seorang saudara, misalnya seorang
paman atau keponakan. Disini ditetapkan,
bahwa saudara dari seorang yang tampil ke
muka sebagai ahli waris itu, jika meninggal
lebih dahulu, dapat juga digantikan oleh
turunnya.
Contoh :
A yang meninggal dengan tidak meninggalkan
testament, mempunyai
1 orang istri, 3 orang anak (X, Y, Z) masing-
masing X mempunyai seorang anak X1, Y
mempunyai 2 orang anak Y1 dan Y2, dan Z
mempunyai 3 orang anak Z1, Z2 dan Z3, dan
lagi 2 orang saudara dari A yaitu B dan C
1. Jika istri dan anak-anaknya masih hidup
semuanya, maka istri mendapat ¼ seperti
juga masing-masing anak mendapat ¼ dari
bagian warisan
2. Jika Y sudah meninggal lebih dahulu, istri
mendapat ¼ , X dapat ¼ , Y1 dan Y2
masing-masing 1/8, Z dapat 1/4 . (Y1 dan
Y2 merupakan suatu cabang)
3. Jika istri, maupun semua anak telah meninggal
lebih dahulu, maka X1 mendapat 1/3, Y1 dan Y2
masing-masing 1/6 dan Z1, Z2 dan Z3 masing-
masing 1/9.
4. Jika isrti sudah meninggal, sedangkan Z menolak
warisannya, maka X dan Y masing-masing
mendapatseparuh dari bagian warisan. Anak-
anak Z tidak mendapat apa-apa sebab dengan
menolak waris dan tidak digantikan oleh anak-
anaknya, karena ia masih hidup.
5. Jika istri sudah meninggal dan semua anaknya
menolak warisannya, maka semua cucu mewaris
atas dasar kedudukannya sendiri-sendiri, jadi
karena ada 6 orang masing-masing mendapat 1/6
6. Jika istri, semua anakdan semua cucu telah
meninggal, maka harta peninggalan akan diwarisi
oleh B dan C masing-masing separuh.
Diperingatkan bahwa seorang lelaki bagiannya
sama saja dengan seorang perempuan dan
diantara orang-orang dari satu golongan atau dari
satu cabang, warisan itu selalu dibagi sama rata.
a. Orang yang telah dipidana karena telah membunuh
atau mencoba membunuh pewaris
b. Orang yang karena putusan hakim telah terbukti
bahwa ia telah memfitnah si mati dalam perkara
berbuat kejahatan yang dinacam dengan hukuman 5
tahun /lebih (pasal 838 BW)
c. Orang yang dengan jalan paksa atau dengan
tindakan lain, menyuruh membuat wasiat atau
menggugurkan wasiat
d. Orang yang telah menggelapkan, merusakkan
atau memalsukan surat wasiat orang yang
meninggal
1. Openbaar testament
2. Oligraphis testament
3. Testament tertutup atau rahasia
1. Disini pewaris menghadap pada notaris dan
menyatakan kehendaknya, yang dihadiri
oleh 2 orang saksi.
2. Testament ini dimana pewaris menulis
dengan ditulis tangan sendiri dan diserahkan
sendiri ke notaris untuk disimpan.
Penyerahan tersebut harus dihadiri 2 orang
saksi.
3. Testament rahasia, dibuat oleh pewaris tetapi
tidak diharuskan ia menulis dengan tangan
sendiri, testamen diserahkan harus selalu
tertutup dan disegel. penyerahannya kepada
notaris harus dihadiri oleh 4 orang saksi.
Telah dikatakan bahwa hak dan kewajiban pewaris
menurut hukum berpindah kepada ahli warisnya
setelah ia meninggal, tetapi selama belum ada orang
yang menyatakan diri sebagai ahli waris, maka hal
ini masih diragu-ragukan.
Oleh sebab itu dalam hubungan ini dapat timbul
kemungkinan-kemungkinan, antara lain :
1. Penerimaan sepenuhnya
2. Penolakan
3. Penerimaan dengan syarat hak terdahulu untuk
mendaftarkan harta warisan
Adalah apabila setelah dibukanya warisan tidak seorangpun
bertindak sebagai ahli waris. Maka yang berhak menerima
warisan yang tak bertuan ini yaitu :
1. Para kreditur
2. Para legataris
3. Ahli waris yang ketika dibuka warisan sedang bepergian,
atau karena suatu hal belum dapat bertindak
4. Jika tidak ada semua yang disebut diatas, atau tidak
seorangpun yang menyatakan sebagai ahli waris , maka
yang berhak adalah negara

You might also like