Professional Documents
Culture Documents
Bab 21
Bab 21
IMUNOLOGI ABBAS
PENDAHULUAN
• Defek pada pada 1 atau lebih komponen system imun Penyakit
Imunodefisiensi
• Dibedakan menjadi 2:
Primer atau kongenital defek genetic yg menyebabkan
peningkatan kerentanan thd infeksi yg seringkali bermanifestasi di
bayi dan kanak2 awal tetapi terkadang terdeteksi di kemudian hari
Sekunder atau didapat bukan penyakit keturunan tetapi
berkembang sebagai akibat dari malnutrisi, kanker diseminasi, tx dg
obat2 imunosupresif, atau infeksi pada sel2 system imun (misal HIV)
OVERVIEW
• Akibat utama dari imunodefisiensi ++ kerentanan thd infeksi
• Defisiensi imunitas humoral ++ infeksi oleh bakteri berkapsul,
pembentuk pus, beberapa virus
• Defisiensi CMI ++ infeksi virus dan mikroba intraseluler; reaktivasi
infeksi laten; mikroba oportunistik
• Kombinasi defek humoral + CMI ++ semua kelas organisme
• Defek imunitas bawaan ++ infeksi mikroba dg kategori berbeda
tergantung jalur atau sel yg terpengaruh
OVERVIEW
OVERVIEW
• Rentan thd kanker tipe2 tertentu yg disebabkan virus onkogenik
• EBV dan HPV
• ++ biasanya pd orang2 imunodefisiensi sel T sel T penting untuk
melawan tumor malignan
OVERVIEW
• Beberapa Imunodefisiensi berhubungan dg peningkatan insidensi autoimunitas
• Terlihat pada kehilangan yg tidak lengkap dari populasi atau fungsi imun
karena mutasi hipomorfik (mutasi dimana produk gen yg berubah memiliki
tingkat aktivitas yg berkurang) melemahkan mekanisme regulator
• Contoh: kehilangan sebagian komponen enzim aktivasi rekombinan RAG-1 atau
RAG-2 penurunan perkembangan limfosit (imunodefisiensi) & defek pada
receptor editing yg menyebabkan kegagalan mekanisme toleransi sel B
(autoimun)
• Infeksi persisten berhubungan dg imunodefisiensi menyebabkan aktivasi
imun bawaan dan jejas jaringan mendukung aktivasi limfosit autoreaktif
OVERVIEW
• Imunodefisiensi dapat disebabkan:
Defek perkembangan atau aktivasi limfosit
Defek pada mekanisme efektor imunitas bawaan dan adaptif
• Abnormalitas pd perkembangan imfosit akibat mutasi pada gen yg
mengkode enzim, adaptor, protein stransport, dan faktor transkripsi;
diturunkan
1. IMUNODEFISIENSI
PRIMER (KONGENITAL)
PENDAHULUAN
• Penyebab imunodefisiensi primer:
Abnormalitas pd komponen system imun bawaan
Abnormalitas pd stadium berbeda dari perkembangan limfosit
Abnormalitas pada respon limfosit matur thd stimulasi antigen
• Ketahuan dari riwayat klinis infeksi berulang
• Diagnosis: pengukuran kadar IG, flow cytometry sel2 imun, penilaian fungsi neutrophil in vitro
• Diagnosis imunodefisiensi sel T: ‘
Penurunan jumlah sel T perifer
Respons proliferasi limfosit darah yang rendah terhadap aktivator sel T poliklonal seperti
phytohemagglutinin
Defisiensi reaksi DTH kulit thd antigen mikroba yg ada dimana2 missal antigen Candida
PENDAHULUAN
• Di USA bayi2 baru lahir di skrining menggunakan assay TRECs (T cell
receptor excision circles) pd sel2 darah mencari DNA yg terdelesi
selama penyusunan gen2 TCR pada sel2 T yg berkembang gagal
menemukan DNA circle ketiadaan perkembangan sel T
• Untuk dx severe combined immunodeficiency segera setelah lahir
agar bisa dikoreski tepat waktu dg transplantasi sel punca
hematopoietic
1.1 DEFEK PADA IMUNITAS BAWAAN
• Defek fagosit infeksi kulit dan sal napas dg bakteri dan jamur
terutama Aspergillus dan Candida; abses yg dalam dan stomatitis oral
• Defisiensi sel NK
• Defek genetic pada jalur TLR (TLR dan IFN tipe 1) infeksi pyogenic
berulang dan infeksi virus)
• Defek genetic pada jalur IL-12 dan INF-y infeksi patogen
intraseluler khusunya infeksi mycobacteria
DEFEK AKTIVITAS MIKROBISIDAL
FAGOSIT: CGD
• Disebabkan mutasi pada komponen kompleks enzim phagocyte
oxidase (phox)
• 2/3 x-linked resesif, 1/3 autosomal resesif
• X-linked: mutasi pd gen yg mengkode 91-kD subunit alpha sitokrom
b558 (phox-91) defek pd produksi anion superoksida (ROS pd
mekanisme mikrobisidal terutama neutrophil)
DEFEK AKTIVITAS MIKROBISIDAL
FAGOSIT: CGD
• Infeksi fungi dan bakteri intraseluler (Kaplan: ekstraseluler), spt
Staphylococcus (?), pada anak2; infeksi oleh Aspergillus bisa
menyebabkan kematian
• Banyak organisme yg memproduksi katalase merusak H2O2
mikrobisidal yg diproduksi dari residual radikal oksigen reaktif
masalah bagi pasien CGD
• Terjadi stimulasi kronis CMI aktivasi makrofag yg dimediasi sel T &
formasi granuloma yg tersusun atas makrofag yg teraktivasi
DEFEK AKTIVITAS MIKROBISIDAL
FAGOSIT: CGD
• IFN-y dapat ++ transkripsi gen yg mengkode phox-91 dan stimulasi
komponen lain dari kompleks enzim phox
• IFN-y digunakan sbg terapi CGD x-linked di USA
DEFEK AKTIVITAS MIKROBISIDAL
FAGOSIT: LAD
• Kumpulan gangguan autosomal resesif
• Defek pd molekul adhesi leukosit dan endotel
• Kegagalan leukosit terutama neutrophil ke tempat infeksi
menyebabkan periodontitis parah dan infeksi berulang lain, early in
life, tidak mampu membuat pus
DEFEK AKTIVITAS MIKROBISIDAL
FAGOSIT: LAD-1
• Autosomal resesif
• Infeksi bakteri dan jamur berulang + mengganggu penyembuhan luka
• Delayed umbilical cord separation + leukositosis
• Fungsi adhesi yg terganggu: adhesi ke endotel; agregasi dan kemotaksis
neutrophil; fagositosis; sitotoksiksitas yg dimediasi neutrophil NK, dan sel T
• Molekular:
Ketiadaan atau berkurangnya ekspresi beta2 integrin (heterodimer CD18 dan
CD11) akibat berbagai mutasi pd gen CD18
LFA-1 (CD11aCD18), Mac-1 (CD11bCD18), p150,95 (CD11cCD18) berperan
dalam adhesi leukosit ke endotel dan pengikatan sel T ke APC
DEFEK AKTIVITAS MIKROBISIDAL
FAGOSIT: LAD-2
• Infeksi berulang dan leukositosis
• Retardasi mental dan pertumbuhan yg parah
• Ketiadaan sialyl Lewis X (ligan karbo tetrasakarida pd neutrophil dan leukosit
lain yg dibutuhkan untuk pengikatan ke E-selectin dan P-selectin pd endotel yg
teraktivasi)
• Mutasi GDP-fucose transporter yg bertanggung jawab untuk transport fucose
ke Golgi tidak mampu menyintesis sialyl Lewis X Defek pelekatan
leukosit ke endotel ketiadaan leukocyte rolling defek rekrutmen leukosit
ke tempat infeksi
• Berkontribusi untuk fenotipe grup darah Bombay kurangnya fucosylated H
glycan core pada antigen grup darah A,B,O
DEFEK AKTIVITAS MIKROBISIDAL
FAGOSIT: LAD-3
• Infeksi berulang dan delayed umbilical separation
• Butuh transfuse darah juga defek pada agregasi platelet meskipun
hitung platelet normal
• Defek pada jalur inside-out signalling yg memediasi aktivasi integrin
yg dibutuhkan leukosit untuk mengikat erat ke endotel + defek
agregasi platelet
• Pada subset pasien, disebabkan mutasi pada gen yg mengkode
KINDLIN-3 (protein yg berikatan ke ekor sitoplasmik dari beberapa
integrin dan terlibat dalam signaling)
DEFEK PADA SEL NK
• Mutasi autosomal dominan pada gen yg mengkode faktor transkripsi
GATA-2 -- populasi precursor kehilangan sel NK, juga monosit, DC,
sel B
• Mutasi autosomal resesif pada sebuah DNA helicase MCM4
(minichromosome maintenance complex component) kehilangan sel
NK diikuti oleh insufisiensi adrenal + retardasi pertumbuhan
• Mutasi autosomal resesif pada CD16 (FcyRIIIa) (reseptor yg memediasi
antibody-dependent cell mediated [ADCC]) kehilangan fungsi NK yg
melampaui kehilangan fungsi ADCC tapi dungsi CD16 pada sel NK
masih GJ infeksi parah virus terutama herpesviridae dan
papilomaviridae
SINDROMA CHEDIAK-HIGASHI
• Autosomal resesif
• Infeksi berulang bakteri pyogenic, albinisme oculocutaneous parsial, infiltrasi berbagai
organ oleh limfosit non neoplastic
• Neutrofil, monosit, dan limfosit mengandung giant lysosomes
• Mutasi pada gen yg mengkode protein LYST yg meregulasi intracellular trafickking
lisosom defek fusi fagosom-lisosom (++ kerentanan infeksi), defek formasi
melanosome pada melanosit (albinisme), abnormalitas lisosomal pada sel saraf (defek
saraf), defek platelet (perdarahan)
• Giant cell terbentuk di neutrophil selama maturasi beberapa neutrophil mati secara
premature leukopenia moderat
• Neutrofil yg bertahan hidup penurunan kadar enzim lisosomal; defek pada
kemotaksis dan fagositosis
SINDROMA CHEDIAK-HIGASHI
• Fungsi NK sel terganggu akibat abnormalitas pada granula sitoplasmik
yg menyimpan protein yg memediasi sitotoksisitas
• Fungsi CTL bervariasi antar pasien
DEFEK PADA JALUR TLR, NF-KAPPA_B, &
IFN TIPE 1
• Mutasi TLR3 encephalitis herpes simplex
• Hampir smeua virus DNA membuat dsRNA yg dikenali TLR3
• Downstream (hilir) jalur sinyal sebagian besar TLR dan IL-1R melibatkan adaptor
MyD88, IRAK-4 dan IRAK-1 kinase induksi proinflamasi tergantung NK-kappa_B
• Mutasi MyD88 dan IRAK-4 infeksi bacterial invasive pd early in life terutama
pneumococcal pneumonia (kalau di kemudian hari lebih ringan)
• TLR3 signalling menggunakan protein adaptor TRIF (sebagai ganti MyD88 dan
TBKI) downstream (hilir) dari TRIF untuk mengaktifkan IRF3 dan NF-kappa_B
dengan jalur non kanonik
• Mutasi autosomal resesif TRIF atau autosomal dominan TRAF3 E3 ligase, atau
autosomal dominan gen yg mengkode TBKI kerentanan encephalitis HSV
DEFEK PADA JALUR TLR, NF-KAPPA_B, &
IFN TIPE 1
• Mutasi UNC93B (protein yg berinteraksi dg TLR3,7,8, dan 9 endosomal
ketika mereka disintesis di RE dan membentu TLR tsb untuk dikirim ke
endosome) penurunan pembuatan IFN tipe 1 ++ encephalitis
HSV
• TLR Sekresi IFN tipe I menagktifkan faktor transkripsi STAT1
• Mutasi STAT1 infeksi virus yg parah (encephalitis HSV)
• Kesimpulan: Mutasi pd gen2 yg mengkode TLR3/ gen yg
mempengaruhi lokalisasi dan signalling TLR3 ++ kerentanan
encephalitis HSV
DEFEK PADA JALUR TLR, NF-KAPPA_B, &
IFN TIPE 1
• Mutasi titik x-linked resesif kappa_B kinase y (IKKy) (a.k.a NF-kappa_B
essential modulator [NEMO]) yg diperlukan untuk aktivasi NF-
kappa_B) anhidrotic ectodermal dysplasia with immunodeficiency
(EDA-ID)
• Diferensiasi struktur yg berasal dari ectoderm tidak normal; fungsi
ikun terganggu dalam beberapa cara; sinyal2 TLR dan CD40 tertekan
• Pasien menderita infeksi bakteri pyogenic berkapsul, patogen bakteri
intraseluler (mycobacteria), virus, dan jamur (Pneumocystis jiroveci)
DEFEK PADA JALUR IL-12/ IFN-y
• IL-12 disekresikan oleh DC dan makrofag
• Signaling IL-12R menstimulasi sintesis IFN-y oleh sel T (helper &
sitotoksik), sel NK
• Mutasi gen yg mengkode IL-12p40, IL-12Rβ, STAT1, dan IKKy/NEMO
++ kerentanan spesies Mycobacterium (M. avium, M. kansasii, M.
fortuitum)
• Terminology MSMD (Mendelian Supceptibility to Mycobacterial
Disease) digunakan untuk gangguan ini
DEFEK PADA PERKEMBANGAN LIEN
• Autosomal Dominan (dan kadang sporadic) disebut dg Asplenia
kongenital mutasi missense heterozigot NBX2.5 yg mengkode
sebuah faktor transkripsi
• Asplenia juga bisa disbebakan oleh mutasi pd gen2 yg mengendalikan
left-right laterality yg juga mempengaruhi organ2 lain
• Pasien asplenic congenital infeksi bakteri berkapsul spt
Streptococcus pneumonia
DEFEK PADA PERKEMBANGAN LIEN
• Autosomal Dominan (dan kadang sporadic) disebut dg Asplenia
kongenital mutasi missense heterozigot NBX2.5 yg mengkode
sebuah faktor transkripsi
• Asplenia juga bisa disbebakan oleh mutasi pd gen2 yg mengendalikan
left-right laterality yg juga mempengaruhi organ2 lain
• Pasien asplenic congenital infeksi bakteri berkapsul spt
Streptococcus pneumonia
1.2 SEVERE COMBINED IMMUNODEFICIES
(SCID)
• SCID Imunodefisiensi yg mempengaruhi baik imunitas humoral
maupun CMI
PENDAHULUAN
• SCID disebbakan oleh gangguan perkembangan limfosit T dg atau tanpa defek maturasi sel B;
Ketika tidak ada blockade pada perkembangan sel B maka defek humoral berasal dari ketiadaan
sel Th
• ++ infeksi pneumonia (Pneumocycstis jiroveci), meningitis, bakteremia)
• Pasien SCID:
Chickenpox paru, liver, otak
CMV reaktivasi dan menyebabkan pneumonia fatal
Anak2 diare persisten dan malabsorpsi krn infeksi rotavirus, CMV, Cryptosporidium, dan Giardia
lamblia; kena penyakit dari vaksin virus hidup yg (chickenpox, measles, mumps, rubella, rotavirus)
Ruam kronis yg dikelirukan sbg infeksi graft-versus-host reaction sel T maternal masuk ke
fetus tetapi tidak di rejek & beraksi melawan jaringan bayi
50% autosomal resesif, sisanya x-linked
• Mutasi2 pada gen yg terlibat dalam
langkah2 perkembangan limfosit
dapat menyebabkan SCID
DEFEK PADA PERKEMBANGAN EPITEL
TIMUS: SINDROMA DiGEORGE
• Kegagalan komplit atau parsial thymic anlage defek maturasi sel T
• Penyebab paling banyak pada anak: Sindroma DiGeorge
• Malformasi kongenital yg menyebabkan defek perkembangan timus
dan glandula parathyroid hypoplasia atau agenesis timus
(defisiensi maturase sel T imunodefisiensi); ketiadaan parathyroid
(abnormalitas homeostasis kalsium dan kedutan otot [tetani]);
abnormalitas perkembangan PD besar; deformitas wajah
• Paling banyak adalah delesi di regio kromosomal 22q11, pd tikus di
gen2 yg mengkode faktor transkripsi T-box-1 (TBX1)
DEFEK PADA PERKEMBANGAN EPITEL
TIMUS: SINDROMA DiGEORGE
• Sel T perifer tidak ada atau berkurang
• Sel2 tidak merespon activator sel T polyclonal atau reaksi MLR (Mixed
Leukocyte Reaction)
• Kadar antibodi biasanya normal, tetapi menurun pada pasien yg parah
• ++ infeksi mycobacteria, virus, dan jamur
• Dapat dikoreksi dengan transplantasi timus fetal atau sumsum tulang
tx tersebut biasanya tidak diperlukan karena fungsi sel T akan
membaik dengan usia pada sebagian besar pasien (biasanya usia 5
tahun) jaringan timus residual atau situs ekstratimus yg melakukan
fungsi maturasi sel T
DEFEK PADA PERKEMBANGAN EPITEL TIMUS:
DEFEK JALAN KELUAR SEL T DARI TIMUS
• Mutasi pada CORONIN1A yg mengkode protein yg meregulasi
sitoskeleton aktin defek egress sel T matur dari timus
• Mutasi homozigot gen MST1 yg mengkode serine/threonine protein
kinase kegagalan sel T untuk emigrasi dari timus dan kehilangan sel
T naif di sirkulasi
Infeksi bakteri dan virus berulang; limfoma akibat EBV
Beberapa pasien: epidermodysplasia verruciformis (penyakit manusia
pohon) akibat infeksi HPV (kutil dan Ca kulit) + defek imun humoral pd
pasien dg penurunan jumlah sel B dan hipogammaglobulinemia
DEFEK PADA METABOLISME NUKLEOTIDA:
Defisiensi Adenosine Deaminase (ADA)
• Penyebab SCID autosomal resesif paling banyak; akibat mutasi gen
ADA
• ADA berfungsi pada jalur sintesis purin dan katalisis ireversibel
deaminasi dari adenosin menjadi inosine dan 2’-deoxyadenosine
menjadi 2’deoxyinosine
• Akumulasi deoxyadenosine dan deoxyadenosine triphosphate (dATP)
efek toksik menghambat sintesis DNA
• Limfosit kurang efisien dalam mendegradasi dATP sehingga
maturasinya sensitive thd defisiensi ADA
DEFEK PADA METABOLISME NUKLEOTIDA:
Defisiensi Purine Nucleoside Phosphorylase (PNP)
• PNP adalah enzim yg terlibat dalam katabolisme purine
• Katalisasi inosine – hypoxantine dan guanosine – guanin
• Defisiensi PNP akumulasi deoxyguanosine dan deoxyguanosine
triphosphate efek toksik pd limfosit imatur terutama sel T
• Anemia hemolitik autoimun dan penurunan neurologis progresif
DEFEK PADA METABOLISME
NUKLEOTIDA: RETICULAR DYSGENESIS
• Mutasi autosomal resesif pada gen AK2 yg mergulasi kadar ADP
peningkatan precursor limfoid dan myeloid
• Ketiadaan sel T, sel B, dan kebanyakan sel myeloid termasuk
granulosit
SCID X-Linked
• Mutasi pd gen2 yg mengkode common γ (γ ) chain yang dimiliki
c
bersama oleh reseptor untuk IL-2, IL-4, IL-7, IL-19, dan IL-15
• Ketidakmampuan IL-7 yg menggunakan rantai γ untuk signaling
c
ini
• Mutasi pada rantai IL-7Ralpa defek pada perkembangan sel T tetapi
sel NK normal karena signaling IL-15 tidak terpengaruh; jumlah sel B
normal
SCID AKIBAT DEFEK PADA REKOMBINASI V(D)J
DAN PRE-TCR CHECKPOINT SIGNALING
• Ketiadaan rekombinasi V(D)J kegagalan eskpresi pre TCR dan pre
BCR + blockade perkembangan sel T dan sel B
• Mutasi gen RAG1 atau RAG2 (mengkode protein yg memediasi
cleavage step selama rekombinasi V(D)J
• Mutasi gen ARTEMIS (mengkode endonuclease yg menyelesaikan
coding-end hairpins selama rekombinasi V(D)J)
• Mutasi2 tersebut pada anak dapat menyebabkan ketiadaan sel T dan
sel B + imunitas tertekan sangat parah
SCID AKIBAT DEFEK PADA REKOMBINASI V(D)J
DAN PRE-TCR CHECKPOINT SIGNALING
• Mutasi pada gen yg mengkode DNA-dependent protein kinase (DNA-
PK) dan DNA LIGASE 4 (protein yg terlibat pada double-stranded
break repair atau nonhomologous end joining DNA)
• Defek genetic pada proses end-joing ++ sensitivitas seluler thd
radiasi; microcephaly, dismorfisme wajah, defek perkembangan gigi
SCID AKIBAT DEFEK PADA REKOMBINASI V(D)J
DAN PRE-TCR CHECKPOINT SIGNALING
• Autosomal resesif lain:
• Mutasi gen yg mengkode CD45 fosfatase (regulator posititf Src family
kinase seperti Fyn, Lck, dan Lyn)
• Mutasi pada rantai δ atau ε CD3; pada rantai CD3-associated ζ
• defek signaling pre-TCR dan menyebabkan blockade pada
perkembangan sel T αβ
SCID AKIBAT DEFEK PADA REKOMBINASI V(D)J
DAN PRE-TCR CHECKPOINT SIGNALING
• Mutasi homozigot pada gen yg mengkode regio konstan rantai alpha
TCR (TCRα) ++ rentan infeksi VZV dan EBV, autoimun dan fitur2
atopi
• Fitur klinis: eosinophilia, vitiligo, eczema, alopecia areata, anemia
hemolitik autoimun, dan adanya autoantibodi lainnya
• Disregulasi imun mencerminkan ketiadaan sel Treg; satu2nya jenis sel
T yg ada pd bayi dg penyakit ini adalah sel γδ
SCID AKIBAT DEFEK PADA REKOMBINASI V(D)J
DAN PRE-TCR CHECKPOINT SIGNALING
• Mutasi autosomal resesif LCK (tyrosine kinase penting yg terlibat pada
signaling pre-TCR dan TCR) SCID dengan defisiensi sel T, Treg
rendah, infeksi berulang, fitur2 disregulasi imun
SCID AKIBAT DEFEK PADA REKOMBINASI V(D)J
DAN PRE-TCR CHECKPOINT SIGNALING
• Mutasi hipomorfik gen RAG atau ARTEMIS Omenn syndrome
Penurunan pembuatan sel T dan B; imunodefisiensi; autoimun;
manifestasi alergi
• Secara fenotip erbeda dg SCID abnormalitas rasio rendah Treg dan
sel T efektor imunodefisiensi pd sindroma ini disertai dg aktivasi
imun yg berlebihan dan autoimunitas
DEFEK PADA SELEKSI POSITIF SEL T: BARE
LYMPHOCYTE SYNDROME
• Defisiensi molekul MHC kelas II bare lymphocyte syndrome/
sindroma limfosit telanjang eskspres sedikit atau tidak ada samsek
dari HLA-DP, HLA-DQ, atau HLA-DR pada sel B, makrofag, DC & gagal
mengekspresikan molekul MHC pada respon thd IFN-y
• Autosomal resesif
• Molekul MHC kelas I dan beta-2 mikroglobulin normal atau sedikit
menurun
• Mutasi pada gen yg mengkode protein yg meregulasi transkripsi gen
MHC kelas II: RFX5 atau CIITA penurunan ekspresi molekul MHC
kelas II dan kegagalan APC untuk mengaktifkan sel T CD4+