Sop EC MENIINGIOMA

You might also like

Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 42

Clinical Science Session (CSS)

SOP EC MENINGIOMA
Oleh :
, S.Ked

Pembimbing :
BAB I : Pendahuluan

SOP (Space Occupying Procces) merupakan generalisasi masalah


tentang adanya lesi pada ruang intracranial khususnya yang
mengenai otak

penyebab yang dapat menimbulkan lesi pada otak seperti kontusio


serebri, hematoma, infark, abses otak dan tumor intracrania

Meningioma merupakan tumor yang timbul dari meningen, lapisan


membran yang mengelilingi sistem saraf pusat
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA
Nama : Ny.A

Umur : 29tahun

Jenis kelamin : perempuan

Agama : Islam

Alamat : indragiri Riau

MRS : 15februari 2022


Identifikasi Anamnesis Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
ANAMNESIS

Keluhan Utama
Lemah anggota gerak kiri
sejak kurang lebih 1 tahun
SMRS

Identifikasi Anamnesis Pemeriksaan Fisik


Pemeriksaan Penunjang
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dibawa oleh suaminya kepoli klinik neurologi dengan
keluhan kelemahan tangan dan kaki sejak 1 tahun yang lalu.
±2 tahun yang lalu SMRS Pasien mengalami sakit kepala hebat,sakit terasa
sangat berat dan membuat pasien tidak bisa tidur dan beraktivitas,lalu pasien
dibawa oleh suaminya ke dokter umum dan diperiksa tekanan darahnya dan
pada wktu itu tekanan darah pasien tinggi,dan didiagnosa oleh dokter pasien
mengalami darah tinggi dan mengkonsumsi obat darah tinggi setiap pasien
mengalami sakit kepala
±1 tahun yang lalu pasien mengalami kelemahan pada tangan dan kaki
pasien,awalnya pasien merasakan sakit kepala yang hebat seperti tertusuk-
tusuk,pasien dibawa oleh suaminya kedokter dan diberikan obat darah
tinggi,saat itu tekanan darahya 160/100 tetapi pasien mengatakan sakit kepala
tidak berkurang dan membuat penglihatan kabur.
Riwayat Penyakit Sekarang
±9 bulan setelah berobat dari dokter, sakit tidak berkurang pasien
megatakan semakin hari pandangan semakin kabur dan sakit kepala
semakin memberat, disertai demam dan muntah,setelah itu pasien
dibawa lagi ke dokter mata di RS.Tungkal,untuk berobat mata,dokter
memberikan obat untuk obat mata,obat tablet dan obat tetes,pasien lupa
nama obatnya,setelah memakan obat mata semakin hari pandangan
semakin kabur dan gelap,dan membuat mata pasien tidak bisa melihat.
±8 bulan SMRS pasien mengalami kelemahan pada kaki dan tangan
dan membuat pasien tidak bisa berjalan lagi,sakit kepala pasien muncul
lagi, lalu tidak bisa melihat dan perlahan kaki dan tangan pasien
lemah,tidak bisa digerakkan,tetapi masih bisa duduk,pasien masih
merasakan ketika di beri rangsangan,masih terasa kalau di cubit,hanya
saja lemah dan nyeri,semakin hari pasien tidak bisa bergerak.suara pelo
(-) demam (+) nyeri kepala (+) muntah (+) BAK normal,dan BAB normal.
Riwayat penyakit sekarang

Pasien merupakan dari poli klinik neurologi RSUD


Raden Mattaher datang dengan keluhan aggota gerak
yang semakin melemah,dan kadang-kadang terasa
nyeri,tetapi masih bisa dirasakan rangsangan nyeri dan
juga pada saat di pegang,pasien juga mengeluhkan
sakit kepala,dan mata yang tidak bisa melihat,bicara
pelo (-) sakit kepala (+) demam (+) muntah terakhir 1
bulan yang lalu,BAK normal dan BAB 3 kali seminggu
Riwayat Penyakit

• Riwayat keluhan yang sama (-)


• Riwayat hipertensi (+) kurang
• Tidak terdapat • Pasien merupakan
lebih 2 tahun yll riwayat keluarga seorang pekerja
• Riwayat Trauma fisik (+)waktu
umur 5 tahun os pernah di dengan keluhan ibu rumah tangga
timpa kayu.
• Riwayat DM (-)
yang sama
• Riwayat kolesterol dan asam
urat (-)

Sosial
RPD RPK
ekonomi
Pemeriksaan Fisik
Status Generalisata
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis (E4M6V5)
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 109x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36,1 ºC
SPO2 : 99%

Identifikasi Anamnesis Pemeriksaan Fisik


Pemeriksaan Penunjang
Status Generalisata
Kepala : Muka
Bentuk simetris, • Simetris
normocephal, deformitas • Ekspresi wajah normal
(-)
Mata
• Exothalmus (+/+)
• Kelopak mata edema (-/-)
• Konjungtiva anemis (-/-)
• Sklera ikterik (-/-)
Telinga, hidung, tenggorokan • Pupil bulat, isokor
dbn
• Refleks cahaya (+/+)
Leher
• Pembesaran tiroid dan
KGB leher (-) Jantung
• tidak diperiksa

Paru
• tidak diperiksa

Identifikasi Anamnesis Pemeriksaan Fisik


Pemeriksaan Penunjang
Status Generalisata
Abdomen
• tidak diperiksa

Ekstremitas superior
Dextra : Kekuatan 1
Sinistra : Kekuatan 5

Ekstremitas inferior
Dextra : Kekuatan 1
Sinistra : kekuatan 5 Genital
tidak diperiksa

Identifikasi Anamnesis Pemeriksaan Fisik


Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Khusus (Status Neurologis)

Refleks Fisiologis
Biseps ++ N. CRANIALIS :
++ Disfungsi N.II=1/
Triseps ++ takhingga
++
Motorik
Radius Kanan ++Kiri
Pergerakan terbatas Baik
++
Kekuatan 5 4
Ulna
Tonus hipotoni ++
Eutoni
Motorik Kanan Kiri
Trofi Eutrofi Eutrofi
++ Pergerakan terbatas Baik
Kekuatan 5 3
Refleks Patologis kanan kiri Tonus Eutoni Eutoni
Hoffman-Tromner - - Trofi Eutrofi Eutrofi

Refleks Patologis
Babinsky (-)
Refleks Fisiologis
Oppenheim (-)
Patella ++ ++ Chaddock (-)
Achilles ++ ++ Gordon (-)
Pemeriksaan Penunjang
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hematologi
WBC 7,74 10^9/L 3,70 – 10,1
RBC 5,22 10^12/L 4,06 – 4,69

HGB 15 g/dL 12,9 – 14.2


HCT 43,4 % 37,7 – 53,7
PLT 349 10^9/L 100 – 300
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Elektrolit
Natrium (Na) 134,7 mmol/L 135 – 148
Kalium (K) 3,24 mmol/L 3,5 – 5,3
Chlorida (Cl) 105,1 mmol/L 98 – 110
Kalsium (Ka) 1,15 mmol/L 1,10-1,35
CT Scan
Ditemukan massa padat besar
ekstraaksial diparasagital kanan
yang mendesak hemisfer cerebri
kanan kiri, menyebabkan midkine
shift ke kiri (+/- 2,5 cm) herniasi
tonsilar cerebelum, herniasi basal
lobus frontal kanan kiri ke sinus
ethmoidalis kanan kiri, scalloping
os parietal kanan, menginfasi falx
cerebri dan sedikit meluas ke
kontralateral, serta curiga
meninfasi sebagian segmen sinus
sagitalis superior kemungkinan
meningioma
Identifikasi Anamnesis Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
TATALAKSANA
Anamnesis

Pem. Fisik

Non Farmakologi
1. Tirah Baring
Pem. 2. Diet TKTP
Penunjang
Farmakologis:
1. IVFD NaCl 0,9% 20 tpm
2. Inj. Omeprazole 1x 40mg
3. Inj. dexamethason 3x1 amp
4. PO B Complex 1x1 tab
•Diagnosa Klinis : 1. Hemiparesis sinistra
2. Disfungsi NII Bilateral
•Diagnosa Topis : Hemisfer cerebri dextra,
lobus parietal dextra
•Diagnosa
- Etiologi : SOP cerebri ec
meningioma
Follow Up
Follow Up
SPACE OCCUPAYING PROCCES

Definis
• SOP (Space Occupying Procces) merupakan
generalisasi masalah tentang adanya lesi pada
ruang intracranial khususnya yang mengenai otak

i
• Tumor otak adalah sebuah lesi terletak pada
intrakranial yang menempati ruang di dalam
tengkorak
Etiologi SOP

Kimia dan
genetik Radiasi Trauma
virus
Klasifikasi SOP
•tumor jaringan glia ( jaringan penunjang dalam system saraf pusat (misalnya
Glioma euroligis), bertanggung jawab atas kira-kira 40 sampai 50 % tumor otak.

Tumor meningen • asal meningen, sel-sel mesofel dan sel-sel jaringan


(meningioma) penyambung araknoid dan dura

• berasal dari sel-sel kromofob, eosinofil atau basofil dari


Tumor hipofisis hipofisis anterior

Tumor saraf pendengaran • berasal dari sel schawan selubung saraf


(neurilemoma

Tumor metastatis • berasal dari sembarang tempat primer.

Tumor congenital • kondoma, terdiri atas sel-sel yang berasal dari sisa-sisa horokoida embrional
• berasal dari sembarang tempat primer.
(gangguan perkembangan).
Patofisiologi

Gangguan fokal Peningkatan TIK

• apabila terdapat penekanan • bertambahnya massa dalam


pada jaringan otak dan tengkorak, terbentuknya
infiltrasi atau invasi langsung oedema sekitar tumor dan
pada parekim otak perubahan sirkulasi cairan
serebrospinal
Manifestasi Klinis

1.Sakit Kepala
2.Nausea
3.Papiledema
4.Gejala Fokal
5.Somnolensia
6.Gangguan kepribadian
Pemeriksaan Penunjang

1.CT scan
2.MRI
3.Biopsi stereotaktik
4.Angiografi serebral
5.EEG
6.Sitologi CSF
7.Ventriculogram
Penatalaksanaan

Pembedaha Radiosurger
Radioterapi Kemoterapi
n y stereotatic
Komplikasi
• Gangguan Fungsi Luhur

• Ganguan Wicara

• Gangguan Pola Makan

• Kelemahan Otot

• Ganguan Penglihatan Dan Pendengaran

• Stroke

• Epilepsi
Meningioma

• tumor meningen jinak, yang biasanya


Meningiom terjadi dekat dengan duramater,
a kemungkinan dari sel yang
berhubungan dengan vili arakhnoid.
Klasifikasi
Grade I: benign • Meningothelial meningioma
meningioma (85-90%) • Fibrous (fibroblastic) meningioma Transitional
(mixed) meningioma
• Psammomatous meningioma
• Angiomatous meningioma
• Mycrocystic meningioma
• Lymphoplasmacyte-rich meningioma
• Metaplastic meningioma
• Secretory meningioma
Grade II: atypical • Atypical meningioma
meningioma (5-10%) • Clear cell meningioma
• Chordoid meningioma
Grade III: malignant • Rhabdoid meningioma
meningioma (3-5%) •  Papillary meningioma
• Anaplastic meningioma
Klasifikasi berdasarkan lokasi

• Meningioma falks dan parasagital


• Meningioma convexitas (20%):
• Meningioma sphenoid (20%)
• Meningioma olfactorius (10%)
• Meningioma fossa posterior (10%)
• Meningioma suprasella (10%):

Berdasarkan • Spinal meningioma (kurang dari


10%)

Lokasi
• Meningioma intraorbital (kurang
dari 10%):
• Meningioma intraventrikular (2%):
epidemiologi
• Kasus meningioma ditemukan kurang lebih 15%
dari seluruh tumor otak.
• meningioma terjadi sebanyak 20% dari tumor
intrakranial pada pria, dan 38% pada wanita.
• Perbandingan angka kejadian pada wanita dan
pria adalah 2:1 dengan usia terbanyak pada
dekade keenam dan ketujuh kehidupan.
• Di beberapa rumah sakit di Amerika Serikat,
didapatkan meningioma sebagai kasus tumor
primer sebanyak 20% dengan angka insiden 2
per 100.000 orang
Faktor resiko

• Radiasi pengion
• Hormon
• Trauma kepala
• Genetik
• Sakit kepala
• Perubahan mental
atau perilaku
• Kejang
Manifestas • Mual muntah
• Gangguan visual
i klinis
Pemeriksaan penunjang
• CT-Scan kontras, MRI, dan
arteriografi, yang menunjukkan
kecenderungan tumor untuk
kalsifikasi danvaskularisasi yang
meningkat, perubahan tercermin
dari peningkatan kontras homogen
pada CT-Scan dan MRI atau “tumor
blush” pada angiografi
• Tumor ini khas berupa massa
berkontur halus, terkadang
berlobulasi, dengan satu sisi
berbatasan dengan permukaan
dalam tengkorak atau falcine atau
tentorial dura.
Penatalaksanaan
Tergantung Pembedahan
Secara Umum lokasi dan masih menjadi
ukuran tumor pilihan pertama

Antikejang
Medikamentosa Kortikosteroid
profilaksis
Antiulcer

operasi reseksi
Operatif total

Adjuvant Radioterapi Kemoterapi


Prognosis
BAB III: Analisis Masalah
Pada kasus ini dilaporkan Ny.A 29 tahun datang dengan
keluhan anggota gerak kiri lemah secara perlahan sejak kurang
lebih satu tahun SMRS. Dari hasil anamnesis diketahui bahwa
pada pasien ini mengalami defisit neurologis yang terjadi secara
bertahap, yaitu gejala muncul perlahan dan terasa semakin
memburuk, diantaranya:
• Nyeri kepala hebat
• Muntah proyektil
• Kelemahan anggota gerak kiri (hemiparesis)
• Mata kabur
BAB III: Analisis Masalah
Hasil ini sesuai dengan gejala peningkatan TIK (tekanan
intrakranial), dimana terdapat trias peningkatan TIK yaitu nyeri
kepala, muntah proyektil, dan papiledema. Selain itu terdapat
gejala klinis lain yang mendukung peningkatan tekanan
intrakranial yaitu perubahan motorik menjadi lemah.Tekanan
intrakranial ini diperngaruhi oleh 3 faktor yaitu: volume jaringan
otak, volume darah dan cairan serebrospianal. Apabila terdapat
peningkatan salah satu faktor tersebut, makan akan
meningkatkan tekanan intrakranial. Kelemahan anggota gerak
sebelah kiri merupakan suatu hemiparesis sisnistra.
BAB III: Analisis Masalah
Hasil anamnesis ini didukung dengan hasil pemeriksaan fisik
yang menunjukkan adanya defisit neurologis pada pasien ini
seperti kedua mata terdapat penurunan visus menjadi 1 per tak
hingga, dan hemiparesis sinistra.
Sehingga pada pasien ini terdapat tanda-tanda red flag nyeri
kepala, yaitu:
• Mendadak
• Semakin lama semakin berat dan frekuensi dan intensitasnya
• Nyeri terus menerus selam 72 jam
• Terdapat defisit neurologis seperti kelemahan anggota gerak
, penurunan kesadaran
BAB III: Analisis Masalah
Setelah dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk
memastikan diagnosis maka dilakukan pemeriksaan penunjang
berupa CT Scan Kepala dan didapatkan hasil adanya SOL dengan
kecurigaan meningioma. Dan disarankan untuk operasi
penggangkatan sel tumor terebut.
Tatalaksana awal yang diberikan adalah IVFD NaCl 0,9% 20
tpm, Inj. Omeprazole 1x 40mg, Inj. dexamethason 3x1 amp, PO B
Complex 1x1 tab. Infus dilakukan atas darsar untuk
mempertahankan keadaan euvolumik, pemberian dexametasin
untuk mengurangi udem pada otak karena terjadinya kebocooran
sawar darah otak, pemberian omeprazole dengan alasan intake
pasien kurang karena pasien sering muntah.
KESIMPULAN
SOP (Space Occupying Procces) merupakan generalisasi masalah tentang
adanya lesi pada ruang intracranial khususnya yang mengenai otak.

Meningioma merupakan tumor meningen jinak, yang biasanya terjadi


dekat dengan duramater, kemungkinan dari sel yang berhubungan
dengan vili arakhnoid

Terapi meningioma masih menempatkan reseksi operatif sebagai pilihan


pertama.
TERIMAKASIH

You might also like