Professional Documents
Culture Documents
Putro Wahyudi D
Putro Wahyudi D
Merupakan peradangan local atau luas pada laring karna iritasi akut maupun kronis yang
dapat disebabkan oleh bahan mekanik, kimia, alergi atau agen infeksi. Iritasi pada laring
biasanya menyebabkan kemerahan (erythema) dan pembengkakan (edema), dan biasanya
kemerahan dan pembengkakan ini akan hilang ketika agen iritan dihilangkan dari laring.
Duatype utama dari laryngitis yaitu yang bersifat akut dan kronis
ANAMNESA
Pada anamnesis biasanya didapatkan gejala demam, malaise, batuk, nyeri telan, ngorok saat
tidur, yang dapat berlangsung selama 3 minggu, dan dapat keadaan berat didapatkan sesak
nafas, dan anak dapat biru-biru.
PEMERIKSAAN FISIK
Pada pemeriksaan fisik akan tampak mukosa laring yang hiperemis, membengkak terutama
dibagian atas dan bawah pita suara dan juga didapatkan tanda radang akut dihidung atau
sinus paranasal atau paru
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Foto rontgen leher AP : bisa tampak pembengkakan jaringan subglotis (Steeple sign). Tanda ini
ditemukan pada 50% kasus.
2. Pemeriksaan laboratorium : gambaran darah dapat normal. Jika disertai infeksi sekunder, leukosit
dapat meningkat.
3. Pada pemeriksaan laringoskopi indirek akan ditemukan mukosa laring yang sangat sembab,
hiperemis dan tanpa membran serta tampak pembengkakan subglotis yaitu pembengkakan jaringan
ikat pada konus elastikus yang akan tampak dibawah pita suara.
dr. Putro Wahyudi D
SIP: 16700050
SURABAYA
• S 3 dd tab 1 A
• S 1 dd tab 1 A
• S 3 dd tab 1 p.r.n A
• Umur : 30 Tahun
DOSIS OBAT
1. Amoxycillin
2. Dexamethason
3. Paraceamol
- Bersifat bakterisida
Efek samping : - Kadang-kadang dapat menyebabkan reaksi alergi : gatal-gatal (urtikaria), kemerahan (rash), erupsi obat bahkan syok anafilaktik (reaksi
alergi berat)
Kontra indikasi : - Hipersensitivitas terhadap golongan penicillin (Amoksisilin, ampisilin) atau sefalosporin
2. Dexamethason
Mekanisme kerja : - Interaksi dengan protein reseptor spesifik, mengatur suatu ekspresi genetik selanjutnya menghasilkan perubahan dalam sintesis protein lain.
Protein terakhir akan mengubah fungsi seluler organ target sehingga diperoleh efek.
-Kontra indikasi : - Pasien sensitive terhadap kortikosteroid, pasien diabetes, dan osteoporosis
3. Paracetamol
Mekanisme kerja : - Menghambat kerja enzim siklo-oksigenase yang terlibat dalam pembentukan prostaglandin, substansi yang bertindak
mengatur rasa sakit dan sebagai regulator pada hipotalamus. Dengan berkurangnya produksi prostaglandin di otak maka
efek rasa sakit dan demam dapat berkurang.
Efek samping : - Hepatotoksik, toksisitas terhadap ginjal dan perdarahan GI (pemakaian jangka Panjang), reaksi alergi berupa kemerahan
pada kulit, gatal, gangguan kerusakan hati, keringat berlebihan (hyperhidrosis).
Kontra indikasi : - Pasien hipersensitivitas terhadap paracetamol, pasien yang mengalami gangguan pada fungsi hati, gangguan
ketergantungan alcohol, gangguan fungsi ginjal.
TERIMA KASIH