Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 13

PENGERTIAN FILSAFAT DAN RUANG

LINGKUPNYA

Dosen: Pandapotan Simatupang, SE. Msi

Kelompok 1
Darman Darius Halawa_215000105
Kornelius Setiawan Laia_215000108
Derman Serius Laia_215000106
Nasrani Warae_215000107
A. Pengertian Filsafat

Berfilsafat adalah berpikir tanpa perlu melakukan


eksperimen dan uji validitas dilaboratorium, tetapi
dengan mengutarakan berbagai persoalan, mencari
solusinya, memberikan argumentasi dan alasan yang
rasional dan logis, serta berpikir dialektis.
Beberapa filsuf dan para pemikir lainnya
mendefinisikan filsafat, salah satunya yaitu:
Aristoteles berpendapat bahwa filsafat adalah ilmu
pengetahuan tentang kebenaran yang meliputi logika,
fisika, metafisika, dan pengetahuan praktis.
Filsafat merupakan pengetahuan tentang cara
berpikir kritis; pengetahuan tentang kritik yang
radikal, artinya sampai akar akarnya, sampai pada
konsekuensinya yang terakhir. Radik (dari kata
radikal, ed) artinya akar, yang juga disebut arche
sebagai ciri khas berpikir filosofis. Perbedaannya
dengan pengetahuan adalah adanya asumsi sebagai
titik tolak yang disebut sebagai keyakinan filsafati
(philosophical belief). Radikal adalah asumsi yang
tidak hanya dibicarakan, tetapi digunakan. Dengan
demikian, filsafat adalah pengetahuan tentang berpikir
kritis sistematis; pengetahuan tentang pemahaman
universal terhadap semua persoalan; dan pengetahuan
tentang kebenaran pemikiran yang tanpa batas dan
masalah yang tidak pernah tuntas.
B. Objek Material dan Objek Forma Filsafat
Filsafat Berbicara tentang yang ada dan yang
mungkin ada. Pencarian terhadap yang ada dan yang
mungkin ada dilakukan secara kontemplatif, radikal,
sistematis, logis, kritis, dan spekulatif, terutama
permasalahan yang tidak dapat dijangkau oleh
pendekatan empiris dan observatif yang merupakan
pendekatan saintis.
Segala sesuatu yang ada artinya adalah segala yang
ada dengan sendirinya dan keberadaannya disebabkan
oleh keberadaan yang lain. Dari segala sesuatu yang
ada, ada yang wajib adanya tanpa ada kemungkinan
lain dan ada yang tidak wajib adanya dan wajib
bergantung pada berbagai kemungkinan.
Sesuatu yang wajib ada secara filosofis adalah
wujud dari keberadaan yang ada dengan sendirinya
dan tidak berada dengan sendirinya. Ada kalanya ada
itu tergambar oleh pancaindra, seperti langit, burhi,
bulan, bintang, manusia, dan gunung-gunung, dan ada
kalanya tidak tampak menurut keterbatasan
pancaindra manusia, misalnya Sang Pencipta alam ini.
Realitas yang dapat dijumpai manusia ada dua macam,
yaitu:
1. realitas yang disepakati (agreement reality), yaitu
segala sesuatu yang dianggap nyata karena kita
mengatakan sebagai kenyataan;
2. realitas yang didasarkan pada pengalaman
(experimental reality),yaitu pengalaman manusia
sendiri.
Secara epistemologis, kebenaran tidak berujung,
dan setiap jawaban mengandung kebenaran, tetapi
bersifat logis spekulatif. Pembagian utama filsafat
dapat dilihat dari tiga segi:
1. objeknya, yaitu objek materia dan objek forma;
2. cara kerjanya, yaitu berpikir mendalam, radikal,
sistematis, rasional, dan logis;
3. kebenarannya, yaitu spekulatif.
C. Struktur dan Pembagian Filsafat
Struktur filsafat adalah cara kerja filsafat dalam mencari
kebenaran. Cara kerja filsafat adalah sebagai berikut:
1. menjadikan rasio sebagai alat utama untuk menemukan
kebenaran;
2. merasionalisasi segala sesuatu yang ada dan yang mungkin
ada dengan cara berpikir yang mendalam, logis, dan
rasional;
3. menjadikan semua objek ilmu pengetahuan sebagai objek
materia filsafat, tetapi cara kerjanya tidak mengenal kata
akhir sebuah kebenaran karena kebenaran telah terbukti
kebenaran yang bersifat observatif dan empiris bagi filsafat
baru langkah awal menuju pencarian kebenaran yang
hakiki;
4. menjadikan cara kerja rasio yang sistematis, radikal, dan
spekulatif.
Secara epistemologis, kebenaran tidak berujung,
dan setiap jawaban mengandung kebenaran, tetapi
bersifat logis spekulatif.Pembagian utama filsafat
dapat dilihat dari tiga segi:
1. objeknya, yaitu objek materia dan objek forma;
2. cara kerjanya, yaitu berpikir mendalam, radikal,
sistematis, rasional, dan logis;
3. kebenarannya, yaitu spekulatif.
D. Metodologi Filsafat
Metode mempelajari filsafat ada tiga, yaitu:
1. Metode sistematis
2. Metode historis
3. Metode kritis
Belajar dengan metode sistematis dimulai dengan
banyak membaca buku filsafat, memahami
pengertiannya, memahami objek yang dikaji,
sistematika filsafat, makna ontologi, epistomologi, dan
aksiologi.sistematis artinya tersusun secara normatif,
yang didalamnya terdapat sub-bahasan atau submateri
yang saling berkaitan atau integral.
Pada umunya, metodologi filsaft dapat dipahami
menjadi dua maksud.
1. Cara kerja filsafat dalam memikirkan objek materia
dan objek forma dengan tiga pendekatan utama yang
telah diuraikan sebelumnya, yaitu ontologi,
epistomologi, dan aksiologi.
2. Cara kerja filsuf dalam menggunkan filsafat sebagai
metode berfikir sistematis, logis, kontemplatif, dan
radikal. Para filsuf memiliki caranya masing-masing.
Ada tiga pendekatan dalam berfilsafat, yaitu:
3. Pendekatan naturalistik
4. Pendekatan supranatural
5. Pendekatan relativistik.
Pandangan baik dan buruk, dan hakikat nilai dalam
kehidupan manusia sangat bergantung pada tiga hal
mendasar, yaitu;
1. Cara berfikir yang melandasi manusia dalam
berperilaku
2. Cara berbudaya yang menjadi sendi berlakunya
norma sosial
3. Cara merujuk pada sumber-sumber nilai yang
menjadi tujuan pokok dalam bertindak.
Kesimpulan
Dari berbagai pembahasan diatas dapat
disimpulkan bahwa filsafat adalah suatu ilmu atau
metode berfikir untuk memecahkan gejala-gejala
alam dan masyarakat. Dengan kita berfilsafat,
semua menjadi terang benderang, masalah
terpecahkan, dan teori dapat digali secara
mendalam.
Saran
Setelah kami telah menyajikan isi materi ini kami
harap agar pendengar dapat memahami mengenai
pengertian filsafat dan ruang lingkupnya untuk
menunjang matakuliah filsafat manajemen
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

You might also like