Professional Documents
Culture Documents
Kardiovaskular Hipertensi
Kardiovaskular Hipertensi
Kardiovaskular Hipertensi
HIPERTENSI
Sahrul Gafur 212FF05101
Salsabilla 212FF05102
Hipertensi
Aritmia
Dislipidemia
DEFINISI HIPERTENSI
Berdasarkan rumus tersebut, maka peningkatan tekanan darah secara logis dapat
terjadi karena peningkatan curah jantung dan atau peningkatan resistensi perifer.
Peningkatan curah jantung dapat melalui dua mekanisme yaitu peningkatan volume
cairan (preload) atau melalui peningkatan kontraktilitas karena rangsangan neural
jantung. Meskipun faktor peningkatan curah jantung terlibat dalam permulaan timbulnya
hipertensi, namun temuan-temuan pada penderita hipertensi kronis menunjukan adanya
hemodinamik yang khas yaitu adanya peningkatan resistensi perifer dengan curah
jantung yang normal. (Pikir, Budi, et all, 2015)
Klasifikasi Hipertensi
Berdasarkan Penyebab Jenis Hipertensi Lain
• Hipertensi Primer/Hipertensi Esensial • Hipertensi Pulmonal
Hipertensi yang penyebabnya tidak Hipertensi pulmonal dapat menjadi penyakit berat yang ditandai dengan
penurunan toleransi dalam melakukan aktivitas dan gagal jantung
diketahui (idiopatik), walaupun dikaitkan dengan
• Hipertensi Pada Kehamilan
kombinasi faktor gaya hidup seperti kurang 1. Preeklampsia-Eklampsia
bergerak (inaktivitas) dan pola makan. Terjadi Hipertensi yang diakibatkan kehamilan/keracunan kehamilan
pada sekitar 90% penderita hipertensi. (selain tekanan darah yang meninggi, juga didapatkan kelainan
pada air kencingnya).
• Hipertensi Sekunder/Hipertensi Non Esensial 2. Kronis
Hipertensi yang diketahui penyebabnya. Hipertensi yang sudah ada sejak sebelum ibu mengandung janin.
3. Preklampsia Kronik
Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi,
Gabungan preeklampsia dengan hipertensi kronik.
penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada 4. Gestasional
sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan Penyebab hipertensi dalam kehamilan sebenarnya belum jelas.
hormonal atau pemakaian obat tertentu Ada yang mengatakan bahwa hal tersebut diakibatkan oleh
(misalnya pil KB). kelainan pembuluh darah, ada yang mengatakan karena faktor diet,
tetapi ada juga yang mengatakan disebabkan faktor keturunan, dan
lain sebagainya.
Faktor Risiko Hipertensi
Tidak dapat dimodifikasi Dapat dimodifikasi
Dislipidemia
Manifestasi Klinis Hipertensi
Tidak ada gejala spesifik yang dirasakan penderita, hipertensi terdiagnosa jika dengan pemeriksaan
tekanan arteri
Gejala yang lazim meliputi nyeri kepala, pusing, lemes kelelahan, sesak nafas, gelisah, mata berkunang-
kunang, mual dan muntah.
Diagnosis Hipertensi
JNC 8, 2014
Terapi Hipertensi
1. Terapi Farmakologi
a. Pengobatan antihipertensi dengan terapi farmakologis dimulai saat seseorang
dengan hipertensi tingkat 1 tanpa faktor risiko, belum mencapai target TD yang
diinginkan dengan pendekatan nonfarmakologi.
b. Diawali dengan pemakaian obat antihipertensi tunggal. Pemilihan obat anti
hipertensi dapat didasari ada tidaknya kondisi khusus (komorbid maupun
komplikasi).
c. JNC 8, 2014 merekomendasikan ACE-inhibitor, ARB, diuretic thiazide dosis rendah
atau CCB untuk pasien yang bukan ras kulit hitam. Terapi awal untuk ras kulit hitam
yang direkomendasikan adalah diuretic thiazide dosis rendah atau CCB. Untuk
kombinasi obat antihipertensi direkomendasikan mengkombinasi ACE-inhibitor atau
ARB dengan CCB dan atau thiazid.
(ACC/AHA Guideline of Hypertension,2017).
Obat Antihipertinsi
Angiotensin Reseptor Blocker Candesartan, Irbesartan, Valsartan, Telmisartan Menghambat ikatan angiotensin 2 dengan reseptornya D
Beta Bloker non selektif Propanolol, Nadolol Memblokade ikatan epineprin dengan reseptor beta 1 dan C
2, terutama pada AV node
Beta Bloker Selektif Beta 1 Atenolol, Bisoprolol, Metorolol, Labetalol Memblokade ikatan epineprin dengan reseptor beta 1 Atenolol D,
terutama pada AV node Labetalol B
CCB - Dihidropirodin Amlodipine, Nifedipine, Nicardaipine, Nimodipine Memblokade L-Type kalsium kanal dan sedikit C
memblokade T-Type Calcium Channel, sehingga
memberikan efek vasodilatasi ateriol
CCB – Non Dihidropirodin Verapamil, Diltiazem Memblokade T-Type calcium channel, sehingga C
menurunkan heart race
Loop Diuretik Furosemide, Bumetadine, Torsemide Menghambat reabsorbsi Na dan Cl ditubulus proximal dan C
distal, serta menghambat reabsorbsi Na, Cl, K, Ca, Mg
dan air lengkung henle
Antagonis Alfa 1 Prazosin, Terazosin, Doxazosin Mengantagonis reseptor Alfa-1 sehingga meberikan efek C
vasodilatasi
Antagonis Renin Aliskiren Mengantagonis renin, sehingga tidak terjadi perubahan D
angiotensin menjadi angiotensin 1
EFEK SAMPING
Golongan Obat Efek Samping Umum Catatan
ACEi Batuk kering, Hiperkalemia, Hipotensi, Abnormal fungsi ginjal • Konsumsi terbaik adalah saat perut kosong
• Pilihan terbaik pada pasien hiperlipidemia
ARB Hiperkalemia, Hipotensi, Kenaikan BUN (Valsartan), Hipoglikemi (Losartan • Menjadi pilihan jika pasien tidak dapat menggunakan ACEi
• Kombinasi ACEi + ARB tidak direkomendasikan
Β-Bloker Hipotensi, Bradiaritmia, Diare, Bronkospasme pada penyekat beta tak selektif, Faringitis, • Beta selektif lebih aman digunakan untuk penderita PPOK
Hiperlipidemia, Raynaud syndrome, mungkin menurunkan sensitifitas insulin atau asma
• Penghentian obat harus ditapering
CCB Edema, Gingival hyperplasia, Nyeri otot, Kram otot, Hipotensi • Hindari pengunaan CCB Non-dihydropyridine (Verapamil &
Diltiazem) pada pasien blok jantung derajat 2 atau 3
Agonis α-1 Dizzines, Nyeri kepala, Hipotensi, Hipotensi ortostatik, kelelahan dan edema • Untuk hipertensi dengan komplikasi BPH merupakan obat
pilihan
Agonis α-2 Sedasi, Gangguan emosional, hipotensi, konstipasi, Hypotensi ortostatik dan postural, • Untuk mencegah efek withdrawal saat penghentian obat
Lupus Like syndrome, kenaikan berat badan dan impotensi harus di tapering.
• Metildopa menjadi salah satu pilihan untuk ibu hamil
Diuretic Loop Hyperuricemia, hipokalemia, gangguan pendengaran, intoleransi glukosa, hipo elektrolit • Dapat memperpanjang durasi obat lain yang dieliminasi
dalam bentuk utuh melalui ginjal
• Efektif untuk menangani edema
Diuretic Tiazid Hiperkolesterolemia, Hiperglisemia, Hiperuricemia, Asidosis metabolic, Hipokalemia • Dikontraindikasikan pada pasien yang hipersensitif
sulfonamid
• Dapat memperpanjang durasi obat lain yang dieliminasi
melalui ginjal dalam bentuk utuh
Terapi Hipertensi
2. Terapi nonfarmakologi
Terapi non farmakologi untuk penanganan hipertensi berupa anjuran modifikasi gaya hidup.
Pola hidup sehat dapat menurunkan darah tinggi. Rekomendasi terkait gaya hidup adalah
sebagai berikut:
• Penurunan berat badan
• Mengurangi asupan garam
• Diet DASH.
• Olahraga secara teratur
• Mengurangi konsumsi alkohol
• Berhenti merokok
PELAYANAN FARMASI KLINIS DALAM PENATALAKSANAAN HIPERTENSI
Masalah terkait Obat : merupakan suatu kejadian atau keadaan yang melibatkan
dalam terapi obat yang dapat mengganggu atau berpotensi mengganggu hasil
outcome kesehatan yang diinginkan.
Monitoring Efek Samping Obat : merupakan kegiatan pemantauan setiap respon
terhadap obat yang tidak dikehendaki. Efek samping obat adalah reaksi obat yang
tidak dikehendaki yang terkait dengan kerja farmakologi.
Interaksi Obat Antihipertensi : modifikasi efek suatu obat akibat obat lainyang
diberikan pada awalnya atau diberikan bersamaan, sehingga keefektifan/toksisitas
suatu obat atau leih dapat berubah.
PELAYANAN FARMASI KLINIS DALAM
PENATALAKSANAAN HIPERTENSI
Apoteker dapat bekerjasama dengan dokter dalam :
○ memberi edukasi ke pasien mengenai penggunaan hipertensi
○ memonitor respons pasien terhadap terapi obat
○ mendukung kepatuhan terhadap terapi obat dan non-obat
○ mendeteksi dan mengurangi reaksi efek samping
○ merujuk pasien ke dokter bila setelah dievaluasi tidak menunjukkan
perbaikan kondisi
(Kemenkes RI, 2019)
STUDY KASUS
KASUS
Captopril Menghambat Hipertensi Dosis awal sehari - Pemberian Hipotensi, Hipersensitif, wanita
perubahan 2x12,5 mg. bersamaan diuretic gangguan hamil (bersifat
Angiotensin 1 Pemeliharaan : hemat kalium dapat fungsi ginjal, teratogenik)
menjadi Sehari 2x25 mg menimbulkan batuk kering, ( ketegori C; D pada
Angiotensi 2 dapat ditingkatkan hyperkalemia neutropenia trimester 2 dan 3),
sehingga terjadi setelah 2-4 - Pemberian dan hiperkalemia,
vasodilatasi dan minggu. Dosis bersamaan dengan agranulosit, stenosis arteri
penurunan maksimal : Sehari antasida proteinuria. renalis bilateral atau
sekresi 3x50 mg mengurangi unilateral pada
aldosteron absorpsi ACE keadaan ginjal
inhibitor tunggal.
- Pemberiaan
Bersama NSAID
akan mengurangi
efek anti hipertensi
ACE inhibitor dan
menambah resikio
Hiperkalemia.
Nama Obat Mekanisme Kerja Indikasi Dosis Interaksi Efek Samping Kontraindikasi
Obat
Ibuprofen Meghambat sintesis Nyeri ringan Dewasa :3-4 - Menurunkan efek Gangguan Ulkus peptikum,
prostaglandin dengan sampai sedang, x200-400 diuretic dan beta Gastrointestinal, riwayat
hambatan pada enzim demam. mg/hari bloker ruam kulit dan hipersensitif
siklooksigenase Anak: 20-30 - Mengurangi efek gangguan terhadap
sehingga konversi mg/kgBB/hari antihipertensi, pendarahan ibuprofen atau
asam arakidonat dalam 3-4 obat beta bloker, NSAID lain,
menjadi PGG2 dosis terbagi prazosin dan kehamilan
terganggu captopril trimester terakhir
- Meningkatkan (Kat kehamilan B,
kadar warfarin D pada kehamilan
dalam plasma, trimester 3 atau
dapat menjelang
memperpanjang persalinan)
masa
pendarahan.
Paracetamol Menghambat sintesis Nyeri ringn Dewasa : - Kolestiramin Reaksi alergi, Gangguan hati,
prostaglandin sampai sedang, 500mg- menurunkan ruam kulit berupa hipersensitif
sehingga dapat demam 1000mg per- absorpsi eritema atau
mengurangi nyeri kali diberikan paracetamol urtikaria, kelainan
ringan-sedang. tiap 4-6 jam. - Paracetamol darah, hipotensi,
meningkatkan kerusakan hati
kada warfarin
- Metoclopramid
dan domperidone
meningkatkan
efek paracetamol
Asuhan Kefarmasian
Masalah Terapi Obat Identifikasi Penyelesaian Pencegahan
Riwayat Alergi Penggalian ke pasien - -
Rute pemberian Penggalian ke pasien kemampuan Pasien Ny. Pika sudah 48 tahun KIE
menelan dan mengkonsumsi dapat diarahkan menelan sediaan
sediaan tablet tablet
Interaksi Adanya interaksi antara Captopril Ibuprofen diganti Paracetamol Konfirmasi dengan dokter
dan Ibuprofen (Medscape) dengan dosis : 500 mg sehari 3-4
kali 1- 2 tablet (ISO vol 51, tahun
2017, 40)
Permintaan dosis Captopril
Dosis: - KIE
Dosis awal sehari 2 x12,5 mg.
Pemeliharaan : Sehari 2 x 25 mg
dapat ditingkatkan setelah 2-4
minggu. Dosis maksimal : Sehari
3x50 mg (ISO vol 51, tahun 2017
hal 290)
Ibuprofen Ibuprofen diganti dengan obat konfirmasi dengan dokter
Dosis : parasetamol
Dewasa tab 3-4 kali 400 mg,
sirup: sehari 3-4 x 2 sd takar (ISO
vol 51, tahun 2017 hal 53
Kasus Hipertensi :
Assesment Plan
Problem
Subjektif Objektif
Medik Analisis DRPs Rekomendasi Monitoring
Pusing dan Tekanan darah Hipertensi Terapi: Adanya interaksi obat Terapi farmakologi : - Tekanan darah
nyeri badan 160/90 mmHg Captopril 12,5 mg (3x1 tablet) antara captopril dengan Mengganti obat pasien (Target
Ibuprofen 400 mg (3x1 tablet) ibuprofen. ibuprofen dengan tekanan darah
parasetamol sesuai dengan usia 49
Pada resep Ny.Pika, untuk mengatasi Pemberiaan Bersamaan dengan persetujuan tahun yaitu < 140/90
hipertensi diberikan Captopril 12,5 mg ibuprofen akan dokters dengan dosis : mmHg
sehari 3x1 tablet dimana dosis tersebut mengurangi efek anti 500 mg sehari 3-4 kali
sudah sesuai untuk mengobati hipertensi ACE inhibitor 1- 2 tablet. - Pusing dan Nyeri
Hipertensi pasien dengan mekanisme dan menambah resikio badan
kerja captopril menghambat enzim ACE Hiperkalemia dan dapat Terapi non
sehingga dapat menghambat perubahan menyebabkan penurunan farmakologi:
angiotensin 1 menjadi angiotensin 2. fungsi ginjal yang Mengurangi konsumsi
signifikan. (Stockley makanan yang
Untuk mengatasi keluran pusing dan 2010, hal 32) mengandung kadar
nyeri badan diresepkan Ibuprofen 400 garam yang tinggi,
mg sehari 3x1 tablet dengan mekanisme menjaga gaya hidup
kerja Meghambat sintesis prostaglandin dan rajin berolahraga.
dengan hambatan pada enzim
siklooksigenase sehingga konversi
asam arakidonat menjadi PGG2
terganggu
sehingga nyeri dapat berkurang.
INTERAKSI OBAT
Dennison-himmelfarb C., Handler J. and Lackland D.T., 2014 Evidence Based Guideline for the
Management of High Blood Pressure in Adults Report From the Panel Members
Appointed to the Eighth Joint National Committee (JNC 8)
Redhono, D. (2018) ‘Pemeriksaan tanda vital’, Kementrian Riset, Teknologi, dan pendidikan
tinggi Universitas Sebelas Maret Fakultas Kedokteran, (0271), pp. 1–25.
Rian, Erni (2020) Expert Pharmacist Modul Beljar 2020-2021 Manajemen Farmasi :
Rawamangun
Riskesdas (2013) ‘Laporan Riset Kesehatan Dasar 2013’, Science, 127(3309), pp. 1275–1279.
doi: 10.1126/science.127.3309.1275.
Riskesdas (2018) ‘Laporan Riskesdas 2018’, Journal of Chemical Information and Modeling,
53(9), pp. 181–222. Available at:
http://www.yankes.kemkes.go.id/assets/downloads/PMK No. 57 Tahun 2013 tentang
PTRM.pdf.