Nabi Sulaiman A.S

You might also like

Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 8

Rasul Allah Idolaku

Rasulullah memiliki empat sifat mulia,


yaitu sidik, amanah, tablig, dan
fatanah. Sifat sidik menunjukkan
kejujuran para rasul. Sifat amanah
membuktikan bahwa para rasul dapat
dipercaya. Sifat tablig artinya para
rasul selalu menyampaikan ajaran dari
Allah.
Sifat fatanah berarti para rasul adalah manusia yang cerdas. Sebagai
seorang muslim kita harus meneladani sifat-sifat mulia tersebut. Sifat-sifat
yang baik lainnya pun harus kita teladani dalam kehidupan sehari-hari, seperti
berani dan sederhana.
Isi Materi
A. Kisah Keteladanan Nabi Sulaiman A. S
A. Kisah Keteladanan Nabi Sulaiman a.s.

1. Kehidupan Nabi Sulaiman a.s.


Sepeninggal Nabi Dawud a.s., Sulaiman menjadi raja meng-
gantikan ayahnya. Pada masa pemerintahannya, Kerajaan
Bani Israil mencapai puncak kejayaan. Rakyat hidup tenang,
tenteram, dan makmur. Allah juga mengangkat Sulaiman
sebagai nabi. Nabi Sulaiman dibekali dengan beberapa
mukjizat. Di antara mukjizat Nabi Sulaiman adalah dapat
berbicara dengan binatang, dapat menaklukkan jin untuk
menuruti perintahnya, dan dapat mengendarai angin.
Ketika membangun Baitul Maqdis bersama ayahnya, Nabi
Sulaiman mengerahkan pasukannya. Setelah berdiri, Baitul
Maqdis menjadi tempat suci untuk berziarah bagi Bani Israil.
2. Nabi Sulaiman dan Burung Hudhud
Suatu hari Nabi Sulaiman melakukan perjalanan bersama
pasukannya. Dia ingin mengetahui keadaan rakyatnya secara
langsung. Setelah melewati Lembah Asgalan, tempat tinggal
jutaan semut, Nabi Sulaiman dan rombongan tiba di Padang
Pasir Sanak. Nabi Sulaiman merasa kehausan. Para prajurit
berusaha mencari air, tetapi tidak berhasil mendapatkannya.
Nabi Sulaiman lantas mencari burung Hudhud yang pandai
mencari sumber air. Namun, burung Hudhud tidak berada
dalam pasukan. Nabi Sulaiman marah dan mengancam akan
membunuh burung Hudhud jika pergi tanpa alasan yang jelas.
Burung Hudhud pun datang dan langsung menghadap Nabi
Sulaiman. Dia bercerita bahwa ada Kerajaan Saba’ yang
dipimpin oleh seorang ratu bernama Balqis. Ratu dan rakyat
Kerajaan Saba’ menyembah matahari. Nabi Sulaiman
menyuruh burung Hudhud kembali ke Kerajaan Saba’ untuk
mengantarkan surat. Dalam surat itu, Nabi Sulaiman mengajak
Ratu Balqis dan rakyatnya untuk menyembah Allah.
Ketika mendapat surat, Ratu Balqis bermusyawarah dengan para
pembesar kerajaan. Mereka menyarankan untuk melawan Nabi
Sulaiman, tetapi Ratu Balqis menolaknya. Perang hanya akan
membawa korban, apalagi kekuatan pasukan Nabi Sulaiman
sudah dikenal perkasa. Kemudian Ratu Balqis mengirimkan utusan
dengan membawa hadiah yang mewah untuk Nabi Sulaiman.
Rombongan utusan ini dipimpin oleh Mundzir bin Amir.
Burung Hudhud terbang dan melaporkan peristiwa tersebut.
Kemudian Nabi Sulaiman memerintahkan pasukannya untuk
mendirikan istana di Sanak sebelum rombongan Kerajaan Saba’
tiba. Tak lama kemudian berdirilah istana tersebut. Lantainya
terbuat dari kaca dengan kolam jernih di bawahnya. Rombongan
utusan Kerajaan Saba’ pun tiba. Mereka menyerahkan hadiah dari
Ratu Balqis kepada Nabi Sulaiman. Akan tetapi, Nabi Sulaiman
menolak hadiah tersebut karena Kerajaan Bani Israil jauh lebih
kaya daripada Kerajaan Saba. Nabi Sulaiman hanya menginginkan
Ratu Balqis dan rakyat Saba’ menyembah Allah. Jika mereka tidak
bersedia, pasukan Kerajaan Bani Israil akan menghancurkan
Kerajaan Saba’.
Akhirnya, Ratu Balqis dan rakyatnya memutuskan untuk
menerima permintaan Nabi Sulaiman. Mereka pun berangkat
menuju Sanak untuk menyatakan keimanannya. Sebelum
rombongan datang, Nabi Sulaiman berkehendak untuk memin-
dahkan singgasana Ratu Balqis ke istananya. Ashif bin Barkhia,
sahabat Nabi Sulaiman yang saleh menyanggupi permintaan
Nabi Sulaiman. Sebelum mata Nabi Sulaiman berkedip,
singgasana Ratu Balqis sudah berada di istana Nabi Sulaiman.
Ketika Ratu Balqis sampai, ia terkejut melihat singgasananya
sudah berpindah. Setelah menyatakan keimanannya, Ratu
Balqis dinikahi oleh Nabi Sulaiman. Kemudian Nabi Sulaiman
menggabungkan Kerajaan Saba’ dan Kerajaan Bani Israil. Di
usia tuanya, Nabi Sulaiman lebih banyak menghabiskan
waktunya untuk beribadah. Dia duduk sambil memegangi
tongkatnya. Suatu ketika Nabi Sulaiman terjatuh dari kursinya
akibat tongkatnya rapuh dimakan rayap. Ternyata Nabi
Sulaiman telah lama wafat tanpa diketahui siapa pun.
3. Keteladanan Nabi Sulaiman a.s.
Sebagaimana ayahnya, Nabi Sulaiman a.s. juga banyak mempu-
nyai sifat mulia yang dapat kita teladani.
a. Bijaksana Memimpin Pemerintahan
b. Bersikap Adil kepada Rakyat
c. Taat kepada Allah
Terima Kasih ...
Semoga Ilmunya Bermanfaat,
Aamiin.

You might also like