yaitu sidik, amanah, tablig, dan fatanah. Sifat sidik menunjukkan kejujuran para rasul. Sifat amanah membuktikan bahwa para rasul dapat dipercaya. Sifat tablig artinya para rasul selalu menyampaikan ajaran dari Allah. Sifat fatanah berarti para rasul adalah manusia yang cerdas. Sebagai seorang muslim kita harus meneladani sifat-sifat mulia tersebut. Sifat-sifat yang baik lainnya pun harus kita teladani dalam kehidupan sehari-hari, seperti berani dan sederhana. Isi Materi A. Kisah Keteladanan Nabi Sulaiman A. S A. Kisah Keteladanan Nabi Sulaiman a.s.
1. Kehidupan Nabi Sulaiman a.s.
Sepeninggal Nabi Dawud a.s., Sulaiman menjadi raja meng- gantikan ayahnya. Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Bani Israil mencapai puncak kejayaan. Rakyat hidup tenang, tenteram, dan makmur. Allah juga mengangkat Sulaiman sebagai nabi. Nabi Sulaiman dibekali dengan beberapa mukjizat. Di antara mukjizat Nabi Sulaiman adalah dapat berbicara dengan binatang, dapat menaklukkan jin untuk menuruti perintahnya, dan dapat mengendarai angin. Ketika membangun Baitul Maqdis bersama ayahnya, Nabi Sulaiman mengerahkan pasukannya. Setelah berdiri, Baitul Maqdis menjadi tempat suci untuk berziarah bagi Bani Israil. 2. Nabi Sulaiman dan Burung Hudhud Suatu hari Nabi Sulaiman melakukan perjalanan bersama pasukannya. Dia ingin mengetahui keadaan rakyatnya secara langsung. Setelah melewati Lembah Asgalan, tempat tinggal jutaan semut, Nabi Sulaiman dan rombongan tiba di Padang Pasir Sanak. Nabi Sulaiman merasa kehausan. Para prajurit berusaha mencari air, tetapi tidak berhasil mendapatkannya. Nabi Sulaiman lantas mencari burung Hudhud yang pandai mencari sumber air. Namun, burung Hudhud tidak berada dalam pasukan. Nabi Sulaiman marah dan mengancam akan membunuh burung Hudhud jika pergi tanpa alasan yang jelas. Burung Hudhud pun datang dan langsung menghadap Nabi Sulaiman. Dia bercerita bahwa ada Kerajaan Saba’ yang dipimpin oleh seorang ratu bernama Balqis. Ratu dan rakyat Kerajaan Saba’ menyembah matahari. Nabi Sulaiman menyuruh burung Hudhud kembali ke Kerajaan Saba’ untuk mengantarkan surat. Dalam surat itu, Nabi Sulaiman mengajak Ratu Balqis dan rakyatnya untuk menyembah Allah. Ketika mendapat surat, Ratu Balqis bermusyawarah dengan para pembesar kerajaan. Mereka menyarankan untuk melawan Nabi Sulaiman, tetapi Ratu Balqis menolaknya. Perang hanya akan membawa korban, apalagi kekuatan pasukan Nabi Sulaiman sudah dikenal perkasa. Kemudian Ratu Balqis mengirimkan utusan dengan membawa hadiah yang mewah untuk Nabi Sulaiman. Rombongan utusan ini dipimpin oleh Mundzir bin Amir. Burung Hudhud terbang dan melaporkan peristiwa tersebut. Kemudian Nabi Sulaiman memerintahkan pasukannya untuk mendirikan istana di Sanak sebelum rombongan Kerajaan Saba’ tiba. Tak lama kemudian berdirilah istana tersebut. Lantainya terbuat dari kaca dengan kolam jernih di bawahnya. Rombongan utusan Kerajaan Saba’ pun tiba. Mereka menyerahkan hadiah dari Ratu Balqis kepada Nabi Sulaiman. Akan tetapi, Nabi Sulaiman menolak hadiah tersebut karena Kerajaan Bani Israil jauh lebih kaya daripada Kerajaan Saba. Nabi Sulaiman hanya menginginkan Ratu Balqis dan rakyat Saba’ menyembah Allah. Jika mereka tidak bersedia, pasukan Kerajaan Bani Israil akan menghancurkan Kerajaan Saba’. Akhirnya, Ratu Balqis dan rakyatnya memutuskan untuk menerima permintaan Nabi Sulaiman. Mereka pun berangkat menuju Sanak untuk menyatakan keimanannya. Sebelum rombongan datang, Nabi Sulaiman berkehendak untuk memin- dahkan singgasana Ratu Balqis ke istananya. Ashif bin Barkhia, sahabat Nabi Sulaiman yang saleh menyanggupi permintaan Nabi Sulaiman. Sebelum mata Nabi Sulaiman berkedip, singgasana Ratu Balqis sudah berada di istana Nabi Sulaiman. Ketika Ratu Balqis sampai, ia terkejut melihat singgasananya sudah berpindah. Setelah menyatakan keimanannya, Ratu Balqis dinikahi oleh Nabi Sulaiman. Kemudian Nabi Sulaiman menggabungkan Kerajaan Saba’ dan Kerajaan Bani Israil. Di usia tuanya, Nabi Sulaiman lebih banyak menghabiskan waktunya untuk beribadah. Dia duduk sambil memegangi tongkatnya. Suatu ketika Nabi Sulaiman terjatuh dari kursinya akibat tongkatnya rapuh dimakan rayap. Ternyata Nabi Sulaiman telah lama wafat tanpa diketahui siapa pun. 3. Keteladanan Nabi Sulaiman a.s. Sebagaimana ayahnya, Nabi Sulaiman a.s. juga banyak mempu- nyai sifat mulia yang dapat kita teladani. a. Bijaksana Memimpin Pemerintahan b. Bersikap Adil kepada Rakyat c. Taat kepada Allah Terima Kasih ... Semoga Ilmunya Bermanfaat, Aamiin.