05 Jasa Medik Veteriner

You might also like

Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 56

05

JASA MEDIK
VETERINER
Oleh : Arief Mardijanto, drh, MH.
Capaian Pembelajaran
 Setelah mengikuti perkuliahan diharapkan
mahasiswa mampu memahami Asas-asas Hukum,
Hierarki Peraturan perundangan, Legal drafting, dan
mengaplikasikan peran Otoritas Veteriner, Jasa
medik Veteriner serta mendiskusikan.

2
Indikator
 Menginterpretasikan regulasi pelayanan jasa
medik veteriner sesuai Permentan No.3
Th.2019
 Menjabarkan dasar hukum Malpraktik
 Menjelaskan perlindungan hukum bagi klien
dan dokter hewan praktek

3
Materi Pokok ;
Jasa Medik Veteriner (5)
 Ketentuan Regulasi Jasa Medik Veteriner
 Dasar hukum Malpraktik
 Perlindungan hukum bagi klien dokter hewan
praktik

4
Dasar Hukum
 PERATURAN MENTERI PERTANIAN 
Permentan No.3 Th.2019 TENTANG
PELAYANAN JASA MEDIK VETERINER
 Permentan ini disusun atas amanat Pasal 75
Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2017
tentang Otoritas Veteriner
 Isi : “Ketentuan lebih lanjut mengenai Pelayanan
Jasa Medik Veteriner sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 68 sampai dengan Pasal 74 diatur
dengan Peraturan Menteri”.
PP No.3 Th.2017 – Otoritas Veteriner

Latar belakang
Pasal 68
4. Tindak lanjut Pelayanan Jasa Medik
Veteriner dapat berupa:
a. konfirmasi kepada unit pelayanan Kesehatan ;
Hewan rujukan jika diperlukan; dan
b. penyampaian data Penyakit Hewan kepada
pejabat Otoritas Veteriner setempat
PP No.3 Th.2017 – Otoritas Veteriner

Latar belakang
Pasal 69
1. Dalam hal Pelayanan Jasa Medik Veteriner sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 68 -ditemukan hasil diagnosis
Penyakit Hewan Menular Strategis yang
mejngindikasikan Wabah dan/ atau Penyakit Hewan
menular eksotik, petugas Pelayanan Jasa Medik
Veteriner wajib melaporkan kepada pejabat Otoritas
Veteriner kabupaten/kota dalam waktu paling lama 1 x
24 (satu kali dua puluh empat) jam sejak indikasi
ditemukan.
PP No.3 Th.2017 – Otoritas Veteriner

Latar belakang
Pasal 70
1. Pelayanan jasa Medik Veteriner sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 68 ayat (1) dilakukan
pada unit pelayanan Kesehatan Hewan.
2. Uniit pelayanan Kesehatan Hewan sebagaimana
dimaksud pada ayat (i) terdiri atas tempat
praktik Dokter Hewan mandiri, ambulatori,
klinik Hewan, pusat Kesehatan Hewan, rumah
sakit Hewan, dan rumah potong Hewan. ,
Unit pelayanan Kesehatan Hewan
Praktik Dokter Hewan mandiri;

Ambulatori (House Call);

Klinik hewan;

Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan)

Rumah Sakit Hewan (RSH)

Rumah Potong Hewan.


PP No.3 Th.2017 – Otoritas Veteriner

Latar belakang
Pasal 74
Terhadap tenaga Kesehatan Hewan yang bertugas pada
kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang Kesehatan Hewan, kementerian/lembaga
pemerintah non-kementerian yang bidang tugasnya terkait
dengan Kesehatan Hewan, pemerintah provinsi, dan
pemerintah kabupaten/kota yang melaksanakan tugas
Pelayanan Jasa Medik Veteriner, keputusan mengenai
penugasan Pelayanan Jasa Medik Veteriner disamakan
sebagai izin praktik Pelayanan Jasa Medik Veteriner.
Permentan No.3 Th.2019 – Pelayanan Medik Veteriner

Diagnosis dan Prognosis


Pasal 4
1. Pemberian diagnosis dan prognosis Penyakit Hewan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a
dapat dilakukan secara klinis, patologis, laboratoris,
forensik, dan/ atau epidemiologik.
2. Tindakan transaksi terapetik sebagairnana dirnaksud
dalam Pasal 3 ayat (1) huruf b meliputi:
a. promotif;
b. preventif;
c. kuratif;
d. rehabilitatif; dan
e. pelayanan Medik Reproduksi
Permentan No.3 Th.2019 – Pelayanan Medik Veteriner

Konsultasi Kesehatan
Pasal 4
3. Konsultasi Kesehatan Hewan dan pendidikan klien
atau masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
ayat (1) huruf c meliputi:
a. penerapan manajemen Kesehatan Hewan;
b. penerapan kesehatan masyarakat veteriner;
c. penerapan kesejahteraan hewan;
d. penerapan sistem keamanan pakan;
e. penggunaan obat keras;
f. penggunaan obat bebas terbatas;
g. penerapan biosekuriti; dan/ atau
h. penerapan biosafety.
Permentan No.3 Th.2019 – Pelayanan Medik Veteriner

Tenaga Keswan
Pasal 5
1. Pelayanan Jasa Medik Veteriner sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 dilaksanakan oleh Tenaga Kesehatan
Hewan.
2. Tenaga Kesehatan Hewan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) terdiri atas:
a. Tenaga Medik Veteriner;
b. Tenaga Paramedik Veteriner; dan
c. Sarjana kedokteran hewan.
Permentan No.3 Th.2019 – Pelayanan Medik Veteriner

Tenaga Medik Veteriner


Pasal 6
1. Tenaga Medik Veteriner sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 ayat (2) huruf a terdiri atas Dokter Hewan dan
Dokter Hewan Spesialis.
2. Tenaga Paramedik Veteriner sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 ayat (2) huruf b terdiri atas;
a. Tenaga Paramedik Veteriner kesehatan hewan;
b. Tenaga Paramedik Veteriner inseminasi buatan;
c. Tenaga Paramedik Veteriner pemeriksaan
kebuntingan; dan
d. Tenaga Paramedik Veteriner asisten teknik
reproduksi.
Permentan No.3 Th.2019 – Pelayanan Medik Veteriner

Paramedik Keswan
Pasal 8
Tenaga Paramedik Veteriner kesehatan hewan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf a dalam
melaksanakan Pelayanan Jasa Medik Veteriner melakukan
tindakan berupa:
a. pemberian obat bebas terbatas dan obat bebas; dan
b. penyuluhan Kesehatan Hewan, kesehatan masyarakat
veteriner, danjatau kesejahteraan hewan.
Permentan No.3 Th.2019 – Pelayanan Medik Veteriner

Paramedik IB
Pasal 9
Tenaga Paramedik Veteriner inseminasi buatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2)
huruf b dalam melaksanakan Pelayanan Jasa
Medik Veteriner melakukan tindakan berupa
pelayanan inseminasi buatan dan penyuluhan
pelayanan inseminasi buatan.
Permentan No.3 Th.2019 – Pelayanan Medik Veteriner

Paramedik PKB
Pasal 10
Tenaga Paramedik Veteriner pemeriksaan kebuntingan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf c
dalam melaksanakan Pelayanan Jasa Medik Veteriner
melakukan tindakan berupa:·
a. inseminasi buatan;
b. diagnosa kebuntingan;
c. penentuan umur kebuntingan; dan
d. penyuluhan pelayanan inseminasi buatan.
Permentan No.3 Th.2019 – Pelayanan Medik Veteriner

Paramedik ATR
Pasal 11
Tenaga Paramedik Veteriner asistensi teknik reproduksi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf d dalam
melaksanakan Pelayanan Jasa Medik Veteriner melakukan
tindakan berupa:
a. inseminasi buatan;
b. diagnosa kebuntingan;
c. penentuan umur kebuntingan;
d. pertolongan kelahiran;
e. manajemen reproduksi; dan
f. penyuluhan pelayanan Inseminasi buatan dan reproduksi.
Permentan No.3 Th.2019 – Pelayanan Medik Veteriner

SKH  Tindakan Medik Vet


Pasal 12
Sarjana kedokteran hewan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 ayat (2) huruf c, dalam melaksanakan Pelayanan
Jasa Medik Veteriner melakukan tindakan berupa:
a. pemberian obat bebas terbatas dan obat bebas;
b. penyuluhan Kesehatan Hewan, kesehatan masyarakat
veteriner, dan/atau kesejahteraan hewan;
c. Manajemen …
Permentan No.3 Th.2019 – Pelayanan Medik Veteriner

SKH  Tindakan Medik Vet


Pasal 12
b. Penyuluhan …
c. Manajemen Reproduksi
d. Penyuluhan Inseminasi Buatan dan Reproduksi
e. Inseminasi Buatan
f. Diagnosa Kebuntingan
g. Penentuan umur kebuntingan dan
h. Pertolongan kelahiran
Permentan No.3 Th.2019 – Pelayanan Medik Veteriner

Penyeliaan drh
Pasal 14
1. Penyeliaan Dokter Hewan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 13 ayat (3) merupakan pengawasan Dokter
Hewan secara berkelanjutan kepada kinerja Tenaga
Paramedik Veteriner danjatau sarJana kedokteran
hewan dalam melaksanakan urusan Kesehatan Hewan.
2. Pengawasan Dokter Hewan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan berdasarkan:
a. acuan Otoritas Veteriner; dan/ atau
b. kesepakatan antara kedua belah pihak
Permentan No.3 Th.2019 – Pelayanan Medik Veteriner

Tempat pelayanan
Pasal 15
3. Selain unit pelayanan Kesehatan Hewan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2),untuk Pelayanan Jasa Medik
Veteriner yang dilakukan oleh Tenaga Paramedik
Veteriner dan sarjana kedokteran hewan secara mandiri
dilakukan pada Tempat Pelayanan Paramedik Veteriner.
Pasal 16
4. Dalam hal tertentu Pelayanan Jasa Medik Veteriner
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 dapat
dilakukan di luar unit pelayanan Kesehatan Hewan
Permentan No.3 Th.2019 – Pelayanan Medik Veteriner

SIP  drh
Pasal 17
1. Tenaga Medik Veteriner dlm melaksana kan
Pelayanan Jasa Medik Veteriner sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 wajib memiliki SIP DRH
sesuai dengan Format-2.
2. SIP DRH sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berlaku pada 1(satu) tempat unit pelayanan
Kesehatan Hewan
Permentan No.3 Th.2019 – Pelayanan Medik Veteriner

Tenaga Asing
Pasal 18
2. Tenaga Medik Veteriner dengan status Warga Negara
Indonesia dimaksud pada ayat (1) huruf a untuk Dokter
Hewan dan Dokter Hewan Spesialis.
3. Tenaga Medik Veteriner dengan status warga negara
asing sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
untuk Dokter Hewan Spesialis
Permentan No.3 Th.2019 – Pelayanan Medik Veteriner

Masa berlaku SIP


Pasal 21
SIP DRH sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 berlaku
5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang masa berlakunya.
Pasal 22
Syarat dan tata cara Permohonan SIP DRH sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 17 sampai dengan Pasal 20 berlaku
mutatis mutandis terhadap permohonan perpanjangan
SIP DRH.
Permentan No.3 Th.2019 – Pelayanan Medik Veteriner

SIPP  Paramedik
Pasal 24
1. Tenaga Paramedik Veteriner atau sarjana kedokteran
hewan dalam memperoleh SIPP Keswan, SIPP
Inseminator, SIPP PKb, atau SIPP ATR sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 23, mengajukan permohonan
kepada bupati/wali kota melalui PTSP secara daring.
2. Tenaga Paramedik Veteriner dan sarjana kedokteran
hewan dalam mengajukan permohonan SIPP Keswan,
SIPP Inseminator, SIPP PKb, atau SIPP ATR
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi
persyaratan administrasi
Jenis Perijinan
• Izin praktik dokter hewan  SIP
1

• Izin praktik dokter hewan asing  SIP


2

• Izin praktik tenaga paramedik veteriner dan


3 Sarjana kedokteran hewan  SIPP

• Izin Unit pelayanan kesehatan hewan  Sivet


4
Permentan No.3 Th.2019 – Pelayanan Medik Veteriner

Izin  Puskeswan & RPH


Pasal 31
Unit pelayanan Kesehatan Hewan berupa
Puskeswan dan rumah potong hewan (RPH)
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2)
huruf d dan huruf f perizinannya diatur sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Permentan No.3 Th.2019 – Pelayanan Medik Veteriner

Surat izin usaha vet  Sivet


Pasal 34
1. Setiap Orang dalam memperoleh Sivet sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 33 ayat (3), mengajukan
permohonan kepada bupati/wali kota melalui PTSP
secara daring.
2. Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
memenuhi persyaratan:
a. administrasi; dan
b. teknis
Permentan No.3 Th.2019 – Pelayanan Medik Veteriner

Masa berlaku Sivet


Pasal 37
Sivet sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat
(3) berlaku 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang
masa berlakunya.
Pasal 38
Syarat dan tata cara permohonan Sivet
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 sampai
dengan Pasal 36 berlaku mutatis mutandis
terhadap permohonan perpanjangan Sivet.
Permentan No.3 Th.2019 – Pelayanan Medik Veteriner

Srt Tugas  sebagai SIP


Pasal 40
Terhadap Tenaga Kesehatan Hewan yang bertugas pada
kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang Kesehatan Hewan, kementerianflembaga
pemerintah nonkementerian yang bidang tugasnya terkait
dengan Kesehatan Hewan, pemerintah provmst, dan
pemerintah kabupaten/kota yang melaksanakan tugas
Pelayanan Jasa Medik Veteriner, keputusan mengenai
penugasan Pelayanan Jasa Medik Veteriner disamakan
sebagai izin praktik Pelayanan Jasa Medik Veteriner
Permentan No.3 Th.2019 – Pelayanan Medik Veteriner

Penempatan Srt Tugas


Pasal 43
1. SIP DRH, SIPP Keswan, SIPP Inseminator, SIPP PKb,
SIPP ATR, keputusan penugasan Tenaga Medik
Veteriner, atau keputusan penugasan Tenaga Paramedik
Veteriner, harus ditempatkan pada dinding ruang
praktik atau pelayanan.
2. Penempatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
mudah dilihat oleh klien atau pengguna jasa
Permentan No.3 Th.2019 – Pelayanan Medik Veteriner

Temuan wabah & PHMS


Pasal 45
1. Dalam hal Tenaga Kesehatan Hewan melaksanakan
Pelayanan Jasa Medik Veteriner sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ditemukan hasil diagnosis
Penyakit Hewan menular strategis yang mengindikasikan
wabah dan/ atau Penyakit Hewan menular eksotik,
Tenaga Kesehatan Hewan wajib melaporkart kepada
pejabat Otoritas Veteriner kabupaten/kota paling lama
24 (dua puluh empat) jam sejak indikasi ditemukan.
Permentan No.3 Th.2019 – Pelayanan Medik Veteriner

Rekam medik
Pasal 46
Tenaga Kesehatan Hewan yang melakukan
Pelayanan Jasa Medik Veteriner melakukan rekam
medik pasien dengan menggunakan sistem
informasi rekam Medik Veteriner.
Permentan No.3 Th.2019 – Pelayanan Medik Veteriner

Pembinaan pengawasan
Pasal 47
Pejabat Otoritas Veteriner kabupaten/kota
bersama dengan orgamsasi profesi kedokteran
hewan melakukan pembinaan dan pengawasan atas
Pelayanan Jasa Medik Veteriner sesuai dengan
kewenangannya.
Permentan No.3 Th.2019 – Pelayanan Medik Veteriner

Pembinaan
Pasal 48
2. Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:
a. pelaksanaan pemberantasan strategis; program Penyakit
pencegahan dan Hewan menular
b. Peningkatan kualitas sumber daya Tenaga Kesehatan
Hewan;
c. pelaporan kasus Penyakit Hewan menular strategis
yang mengindikasikan wabah dan/ atau Penyakit
Hewan menular eksotik kepada pejabat Otoritas
Veteriner setempat; dan
d. praktik kedokteran hewan.
Permentan No.3 Th.2019 – Pelayanan Medik Veteriner

Pengawasan
Pasal 49
2. Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berupa:
a. masa berlaku SIP DRH, SIPP Keswan, SIPP Inseminator, SIPP
PKb, SIPP ATR, dan keputusan penugasan Tenaga Kesehatan
Hewan;
b. pemenuhan persyaratan terhadap penerbitan SIP
DRH, SIPP Keswan, SIPP Inseminator, SIPP PKb,
SIPP ATR, Sivet, dan keputusan penugasan Tenaga
Kesehatan Hewan; dan
c. praktik kedokteran hewan.
Permentan No.3 Th.2019 – Pelayanan Medik Veteriner

Penutup
Pasal 58
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan
Menteri Pertanian Nomor 02/PermentanjOT.140/1/2010
tentang Pedoman Pelayanan Jasa Medik Veteriner (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 51), dicabut
dan dinyatakan tidak berlaku.
TERIMA KASIH

You might also like