Dinkes Maget Geriatri

You might also like

Download as ppt, pdf, or txt
Download as ppt, pdf, or txt
You are on page 1of 92

SYNDROME & PENYAKIT

GERIATRI
2019
Topik
• Pendahuluan

• Pengertian Sindrome dan Penyakit Geriatri

• Penyakit Geriatri

• Sindrome Geriatri

• Penanganan komprehensif
Indonesia
Indonesia 414
C o lo mb ia 349
Kenya 347
S ing ap o re 340
Thailanda 337
C o s t a R ica 327
321
Lib eria 303
295
M exico 290
279
Zimb ab we 271
257
B razil 255
254
M o ro cco 250
247
Ind ia 242
242
S ri Lanka 238
238
C hina 220
219
M alawi 194
146
C anad a 141
137
C ub a 130
129 Projected percentage increase
J amaica 126
121
in the elderly population
Is rael
101
120
1990-2025
New Zealand 100
97
Luxemb urg 96
82
Greece 66
66
F rance 65
63 Developing country
Hung ary 63
59
B elg ium 54 Developed country
50
Denmark 47

No rway 40
35
45
Kinsella & Taeuber, 1993
S wed en 33

0 50 100 150 200 250 300 350 400 450


Age group MALE FEMALE
80+
2002
70 – 74 2025
60 – 64
50 – 54
40 – 44
30 – 34
20 – 24
10 – 14
0 – 04
350000 150000 150000 350000
Population in thousands
As the propotion of children and young people declines and the proportion of people age 60 and
over increases, the triangular population pyramid of 2002 will be replaced with a more cylinder
– like structure in 2025
Figure 1. Global population pyramid in 2002 and 2025
Gerontology (Geros = old, logos ) :scientific discipline
concerning with problems of the elderly
(O’Connel, MS, 1987).
Medical Gerontology : that branch of gerontology
concerning with/studying medical aspects of aging process and
problems in the elderly
Social

Gerontology Psychology Health

Medical
Biology Medicine
Geront.

Deseases =
Geriatric
STEREOTYPES OF ELDERLY
(Brocklehurst & Allen, 1987)

Gerontology
 TIPE KONSTRUKTIF
CONSTRUCTIVE/PRODUCTIVE)
• Integritas baik, toleransi tinggi, tahu diri
• Luwes/humoristik
 TIPE KETERGANTUNGAN (DEPENDENT)
• Masih dapat diterima dalam masyarakat
• Pasif, ambisi , masih tahu diri
• Biasanya “PANTOFFEL HELD”
• Senang malas-malasan, dsb.
 TIPE DEFENSIF
• Selalu menolak bantuan, emosinya tak
terkontrol
• Memegang teguh pada kebiasaanya
• Bersifat kompulsif aktif
• Takut tua dan tak senang masa pensiun
 TIPE BERMUSUHAN (ANGRY MAN)
• Tidak mengakui kegagalannya
• Selalu mengeluh, agresif, curiga
•Iri hati pada yang muda
 TIPE “MEMBENCI DIRI” (SELF HATERS)
• Menyalahkan diri sendiri
• Ambisi tidak bahagia/depresif
• Kematian = pembebasan
Differences between diseases in the Elderly & younger patient
Medical gerontology
Parameter Elderly pats Younger pats

Etiology - Endogenic - Exogenic


- Occult - Clear
- Cummulative/ multiple - Specific, single
- Chronic - Recent

Onset - Insidious, chronic - Florid

Disease progression - chronic, progressive - self limiting


causing invalidity
- more vulnerable to
other diseases - cause immunity

Individual variety - great/ many varieties - small

Dari : Stieglitz (1954)


PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK
PASIEN GERIATRI
Geriatric
Topik
• Pendahuluan

• Pengertian Sindrome dan Penyakit Geriatri

• Penyakit Geriatri

• Sindrome Geriatri

• Penanganan komprehensif
Geriatri

GERIATRIC PENYAKIT
SYNDROMES GERIATRI
Pengertian Sindrom Geriatri
• Sindrom = kumpulan gejala
• Banyak dialami oleh pasien geriatri
• Berkaitan dengan proses menua dan multipatologi
• Tidak hanya berkaitan dengan masalah fisik
organobiologik tapi juga psikologik dan sosial
ekonomi

Kumpulan gejala dan atau tanda klinis, dari satu


atau lebih penyakit, yang sering dijumpai pada
pasien geriatri.

- Perlu penatalaksanaan segera


- Identifikasi penyebab
- Pengkajian Paripurna Pasien Geriatri
Kemenkes RI – Pelatihan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatrei
Jenis Sindrom Geriatri; (14-i)
• Immobility (imobilitas) • Isolation (isolasi diri 
• Instability (instabilitas) depresi)
• Incontinence • Inanition (malnutrisi)
(inkontinensia urine dan • Impecunity (kemiskinan atau
alvi) finansial yang berkurang)
• Intelectual impairment • Iatrogenesis (misalnya
(gangguan fungsi polifarmasi)
intelektual dan kognitif,
seperti demensia) • Insomnia (gangguan tidur)
• Infection (infeksi) • Immune deficiency (defisiensi
• Impairment of vision sistem imun)
and hearing (gangguan • Impotence (disfungsi ereksi)
penglihatan dan • Constipation
pendengaran)
• Iritable colon (iritasi usus
besar  perdarahan
saluran cerna atau diare)
Kemenkes RI – Pelatihan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatrei
Data Poliklinik Geriatri Terpadu RSCM
Penyakit Geriatri
Katarak 4.24%
Osteoporosis 5.01%
BPH 6.05%
CHF 6.41%
CAD 9.97%
CKD 11.47
%
Dislipid 16.11
%
Osteoartritis 26.43%
Diabetes 28.74%
Hipertensi 54.96%
0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00%
Topik
• Pendahuluan

• Pengertian Sindrome dan Penyakit Geriatri

• Penyakit Geriatri

• Sindrome Geriatri

• Penanganan komprehensif
OSTEOARTRITIS (OA)
• “pengapuran sendi “

• Definisi
– Penyakit pada sendi yang diakibatkan menipisnya jaringan
tulang lunak sendi, berkurangnya cairan sendi, serta
menyempitnya celah sendi yang terjadi secara progresif dan
ireversibel.
Kriteria OA Lutut ACR’91
Klinik
Nyeri lutut dan sekurang-kurangnya 5 dari 9
1. Umur > 40 tahun
2. Kaku pagi hari kurang < 30 menit
3. Krepitasi
4. Nyeri tekan pada tulang
5. Pembesaran tulang
6. Tak teraba hangat pada kulit
7. Laju endap darah < 40 mm/jam
8. Faktor reumatoid (-)
9. Bisa unilateral atau bilateral

20
Diagnosis
• Gejala & tanda
Osteoartritis sendi
lutut

Gr.1-2

Gr. 3

Gr.4

Metacarpal trapezoid

22
Osteoartritis tulang belakang

23
Non Pharmacologic therapy

• Patient education:
• weigh loss ( if overweight )
• Physical therapy:
• ROM exercises
• Quadriceps strengthening exercises
• Assistive devices for ambulation

RENANG
SEPEDAAN
AYUN AYUN
24
Pharmacologic therapy
Oral
• Acetaminopen:should not exceed 4 g/day
• Cox-2 specific inhibitor
• Non selective NSAIDs plus misoprostol or
proton pump inhibitor
• Opiad analgesic
(eg, codein,propoxyphene,oxycodone)
Injection:
• Steroid intra articular
• Hyaluronan acid
Topical:
• Capsaicin
• Methyl salicylate cream

25
Role of glucosamine and
chondroitin sulfate

glucosamine:source crab,lobster,shrimp shell:


 stimulate chondrocyte production collagen
and proteoglicans
 stimulate synoviocytes
 mild anti inflammation
chondroitin sulfate:source bovine trachea
 inhibit degradatative enzymes
 add to GAG pool
 prevention of synovial thrombusi

26
27
Osteoporosis
Definisi/ Batasan : Penyakit sistemik tulang yang disifati
oleh berkurangnya MASSA TULANG dan kelainan
MIKROARSITEKTUR jaringan tulang yang
mineralisasinya NORMAL, sehingga tulang menjadi
rapuh dengan akibat mudah PATAH dengan trauma
MINIMAL.
1
Consensus Development Conference. Am J Med. 1991.

Epidemiologi
• Perempuan lebih cepat mengalami osteoporosis
setelah menopause karena pembentukan jaringan tulang
dipengaruhi hormon estrogen yang tidak lagi diproduksi
setelah menopause
Homeostasis calcium dan pembentukan Tulang

Bone Resorption : Osteoclast Bone formation : osteoblast.


-Paratiroid hormon
Calcium -Steroid
-Estrogen
-I G F
-Tiroid Hormon
-Calcitriol
-Calcitonin
-Insulin,growth hormon

Calcitriol

Catatan :Bone Remodelling Adalah bone formation dan bone Absorption. 29


Bone Turn Over Adalah kecepatan Bone formation dan Bone Absorption
Normal Bone Osteoporotic Bone

Reproduced from J Bone Miner Res. 1986;1:15-21


with permission of the American Society for Bone and Mineral Research

30
KLASIFIKASI & ETIOLOGI
OSTEOPOROSIS
• OSTEOPOROSIS PRIMER :

- Post menopause/ Tipe cepat/ tipe I


- Senilis/ tipe lambat/ Tipe II

• OSTEOPOROSIS SEKUNDER :
- Gagal ginjal kronik
- Cushing sindrome/ tx steroid lama/GIO
- Hipertiroid
- D M tipe I
- imobilisasi
- alkoholisme, obat heparin
- Arthritis rheumatoid
- Multiple myeloma

31
Homeostasis
Patofisiologi Patofisiologi
calcium
osteoporosis post osteoporosis
dan menopause/
pembentukan Post
Tulang
Primer tipe I

Bone Resorption : Osteoclast


Bone formation : osteoblast.
-Paratiroid hormon
Calcium -Steroid
-Estrogen :R
-I G F endah
-Tiroid Hormon
-Calcitriol
-Calcitonin
-Insulin,growth hormon

CALCITRIOL

32
GEJALA / Manifestasi klinis

Osteoporosis umumnya
tanpa gejala sampai orang
tsb mengalami patah
tulang.
Gejala yang paling umum:
- Kelainan bentuk tulang
belakang/ Kyphosis.
- Sakit punggung/ nyeri
- Penurunan tinggi
badan
- PATAH TULANG

33
34
 Ax :
- - Nyeri, kesemutan, Tambah bungkuk, Penurunan tinggi badan,
- patah tulang, minum obat corticosteroid yang lama, sakit ginjal
- sakit liver, merokok, alkohol,
 Ph Dx :
- Kyphosis, nyeri tekan, krepitasi
 Penunjang :
- Photo Rontgen Polos :
Penurunan densitas massatulang terutama dinding depan corpus
vertebrae,korteks menipis, trabekulae transversalis menghilang,
Lebar Disc meningkat, cortex bikonkaf

- Quantitative ultrasound Densitometry


- Dual energy X Ray Absorbsiometry
- Bone marker ( Bone remodelling ) : ALP, osteokalsin
Hidroxyproline, Piridinoline
35
- Histomorphometry
• Calcium
• H R T : Premarin
• S E R M : Kompetitif Bone formation:
Anti resorption :
inhibisi pada uterus dan Calcium
payudara, Agonis estrogen Bisphosphonate
pada tulang (Tamoxifen) Sodium fluoride Estrogen
• Biphosphonat: Calcitriol
Anabolic steroid
Risedronate : ACTONEL Calcitonin
• Kalsitonin SERM (Tamoxifen
Calcitriol HRT ( Premarin )
• Kalsitriol: Calcit
• Flouride Estrogen
• Steroid anabolik :
Menurunkan bone turn over
( Nandrolon, Stanozolol )
Apakah Diabetes itu ?
Gaya hidup
Faktor Faktor berisiko:
Makan berlebihan
keturunan lingkungan Kurang sport
Stres

Insulin kurang jumlahnya


Insulin kurang baik kerjanya

DIABETES =
Gula (glukosa) darah meningkat
Kekurangan
Insulin
Epidemiologi

chondrocytes

Blood
vessel osteoclast
Bone
A. Apa tanda-tanda diabetes?
Gejala khas
1. Klinis

poliuria
(sering poliphagia polidipsia
kencing) (cepat lapar)(sering haus) lemas
berat badan
turun

Gatal di
kemaluan
gatal-gatal mata kabur impotensia (wanita) kesemutan

Gejala lain
B. Laboratorium
• Bila ada gejala mudah diketahui
• Bila tidak ada gejala khas diperlukan pemeriksaan yang lebih
teliti

Kadar glukosa darah puasa


• >126 mg/dl
Kadar glukosa darah sewaktu
• > 200 mg/dl
Kejadian Komplikasi DM

Dibandingkan dengan non DM


• Penyakit Jantung Koroner : 2-4x
• Stroke : 2-5x
• Luka Gangren : 5x
• Gagal Ginjal : 7x
• Buta : 25 x
Cara Mencapai Tujuan
Mengatur makan

Penyuluhan

Gerak badan Obat-obatan


PENYAKIT JANTUNG KORONER
(PJK)
Definisi
• Penyakit penyempitan pembuluh darah koroner

Epidemiologi
• Prevalensi pada usila > dewasa muda / Laki laki
• Peningkatan usia  aterosklerosis yg diperberat
faktor risiko yang sering dijumpai pada usila
A NATOMI
UA/NSTEMI 9/00
UA/NSTEMI 9/00
UA/NSTEMI 9/00
HISTOLOGI & FISIOLOGI
UA/NSTEMI 9/00
HIPERTENSI
Definisi
• Tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan atau diastolik > 90 mmg Hg

Epidemiologi
• Prevalensi pada usila > dewasa muda
• Peningkatan usia  aterosklerosis
Pengelolaan Hipertensi
PROMOTIF
• Melakukan penyuluhan mengenai :
– Hipertensi, gejala, faktor risiko, komplikasi
– Cara hidup sehat : diet yg sehat, aktivitas fisik
teratur, kurangi BB bagi yg gemuk, berhenti merokok
– Pentingnya pencegahan dan penatalaksanaan
Hipertensi menyeluruh dan terus menerus
– Upaya menjaga status kesehatan dan kemandirian
pd ps yang mengalami komplikasi
Topik
• Pendahuluan

• Pengertian Sindrome dan Penyakit Geriatri

• Penyakit Geriatri

• Sindrome Geriatri

• Penanganan komprehensif
GERIPAUSE
Definisi
• Periode pada usila setelah post menopause
Geripause
• Perempuan : menopause
• Laki-­‐laki : andropause
• Rata-­‐rata umur perempuan menopause di Indonesia : 48 +
5,3 tahun
• Fase ini :
Indung telur berhenti bereaksi thd Folicle Stimulating Homone (FSH) dan
Luteinizing Hormon (LH) yang berakibat :
– Produksi hormon estrogen dan progesteron dari indung telur mulai
berkurang
– Dinding rahim menipis  perubahan pola haid
– Rahim dan indung telur mulai mengecil
• Gejala :
– Gejala psikologis : rasa lesu, sakit kepala, pusing, tidak bisa tidur,
cepat tersinggung, perasaan suram, sukar memusatkan pikiran, cemas dan
depresi
– Semburan atau rasa panas (hot flush) dan banyak berkeringat
– Jantung berdebar-­‐debar
– Sukar menarik napas panjang
– Selera makan tidak menentu, sering mengeluh gangguan pencernaan
– Perubahan pola haid
– Mengeringnya vagina dan timbul rasa gatal
Andropause

• Laki-­‐laki usia > 55 tahun  penurunan


hormon testosteron, dehidroepiandrosteron
(DHEA), Growth hormone (GH), melatonin,
insulin like growth factors (IGF)
10 kriteria ADAM
(Androgen Deficiency in Aging Male)
• 10 kriteria menilai andropause atau belum :
1. Penurunan keinginan seksual (libido)
2. Kekurangan energi / tenaga
3. Penurunan kekuatan atau ketahanan otot
4. Penurunan tinggi badan
5. Berkurangnya kenyamanan dan kesenangan hidup
6. Sedih dan atau sering marah tanpa sebab yang jelas
7. Berkurangnya kemampuan ereksi
8. Kemunduran kemampuan olahraga
9. Tertidur setelah makan malam
10. Penurunan kemampuan bekerja
Andropause : keluhan nomor 1 s/d 7 atau berbagai kombinasi dari >4
keluhan
• Tatalaksana
– Pengobatan dgn suplementasi hormon  konsultasi dg
dokter spesialis obsgin
– Masalah psikologis  tdk perlu pengobatan krn sewaktu-­‐
waktu bisa hilang
– Bila gangguan sangat berat pertimbangan pemberian obat
anti depresi / anti cemas
– Pengaturan diet
– Bila hubungan seksual terganggu krn vagina kering 
penggunaan krim / minyak pelumas
– Dpt ditambah vitamin D3 mencegah osteoporosis
– Pemberian kalsium 800 – 1000 mg per hari dpt bermanfaat
utk osteoporosis
INKONTINENSIA URIN

 Ketidakmampuan menahan
keluarnya urin atau keluarnya urin
secara tak terkendali pada saat
yang tidak tepat dan tidak diinginkan.
 Penyebab :delirium, imobilisasi,
poliuria, infeksi, obat, skibala,
inflamasi, impaksi feses

Kemenkes RI – Pelatihan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatrei


PENYEBAB AKUT Perubahan proses menua :
D elirium, • Kapasitas kk 
R estricted mobility, retension • Otot dasar panggul 
I nfection, inflammation, • Kontraksi otot kk abnormal
impaction • Residu urin kk banyak
P olyuria, pharmaceutic • Hipertrofi prostat
• Produksi urin malam 

PENYEBAB KRONIK
Tipe stres
INKONTINENSIA URIN Tipe urgensi
Tipe overflow
Tipe fungsional
Tipe campuran

Dehidrasi, jatuh, fraktur, dekubitus, depresi


Kemenkes RI – Pelatihan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatrei
IU persisten
Tipe Definisi Penyebab yang sering
Stress Keluarnya urin involunter 1. Kelemahan otot dasar
(biasanya jumlah sedikit) jika panggul dan hipermobilitas
terdapat peningkatan tekanan uretra
intraabdomen (batuk, tertawa, 2. Kelemahan sfingter uretra
olahraga, dll) atau pintu keluar kandung
kemih
3. Kelemahan sfingter uretra
pasca protatektomi

Urgensi Keluarnya urin (jumlah Hiperaktivitas detrusor, sendiri


bervariasi) akibat atau berkaitan dengan salah
ketidakmampuan menunda satu dari:
berkemih jika timbul sensasi 1.Kondisi genitourinarius lokal
keinginan untuk berkemih (tumor, batu, divertikel,
obstruksi aliran keluar)
2.Gangguan SSP (strok,
demensia, dll)

Kemenkes RI – Pelatihan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatrei


IU persisten
Tipe Definisi Penyebab yang sering

Overflow Keluarnya urin (biasanya 1. Obstruksi anatomik akibat


jumlah sedikit) akibat kekuatan prostat, striktur, sistokel
mekanik pada kandung kemih 2. Kandung kemih yang tidak
yang overdistensi atau faktor berkontraksi (akontraktilitas)
lain yang berefek pada retensi pada DM atau trauma medula
urin dan fungsi sfingter spinalis
3. Neurogenik (disinergi detrusor-
sfingter) terkait dengan sklerosis
multipel dan lesi medula spinalis
suprasakral lainnya
4. Efek samping obat

Fungsional Keluarnya urin yang berkaitan 1. Demensia berat dan kelainan


dengan ketidakmampuan untuk neurologis lain
ke toilet akibat gangguan 2. Faktor psikologis seperti depresi
kognitif dan/atau fungsi fisik,
ketidakmampuan psikologis,
atau hambatan lingkungan

Kemenkes RI – Pelatihan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatrei


Tatalaksana
• Tergantung penyebab
• Evaluasi dengan diary / catatan berkemih
• Tatalaksana kondisi akut  DRIP
• Latihan otot dasar panggul
• Mengatur jadwal berkemih
• Cukup minum
• Hindari minuman yang merangsang berkemih
(kopi, air gula)
• Hindari sembelit
• Konsultasi dg dokter ttg obat yang dikonsumsi

Kemenkes RI – Pelatihan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatrei


INSTABILITAS
• Instabilitas dan jatuh
• Penyebab harus dicari karena sering menjadi gejala
pertama yang dikeluhkan oleh pasien atau keluarga
 kunci untuk mengetahui masalah atau penyakit
Misalnya : strok / CVD, pneumonia, Penyakit Paru
Obstruktif Kronik, gagal jantung, osteoartritis,
osteoporosis, depresi, malnutrisi, Peripheral Arterial
Disease / PAD, keganasan / kanker, anemia, efek
obat dll
• Akibat atau dampak adalah cedera seperti fraktur
dan imobilitas

Kemenkes RI – Pelatihan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatrei


INSTABILITAS, JATUH DAN PATAH TULANG
Perubahan proses menua :
• panjang langkah (step) 
• lingkup sendi ankle
• keterbatasan muskuloskeletal
• rotasi spinal  Kardiovaskular, artritis,
• input sensorik  kondisi medis lain
• respon motorik melambat
• ayunan lengan 

Instabilitas
• Rasa Nyeri
• Imobilisasi
• Gangguan asupan
Falls Fraktur makanan dan cairan

Kemenkes RI – Pelatihan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatrei


Penyebab gangguan keseimbangan
• Gangguan visual
• Gangguan organ keseimbangan (vestibuler)
• Gangguan sensori motor
• Gangguan otak

Kemenkes RI – Pelatihan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatrei


JATUH
 Mendadak terbaring / terduduk
 Di lantai / tempat yang lebih rendah
 Dengan / tanpa kehilangan kesadaran / luka
( Reuben, 1996 )

PREVALENSI
•  1/3 orang usia lanjut di masyarakat jatuh / tahun
•  50 % usia lanjut di rumah – rumah perawatan
•  10 – 25 %, patah tulang / perawatan di rumah sakit
FALL (s)
 “a true Geriatric Giant”
 Peristiwa jatuh tampak pada skema di bawah ini
Faktor Intrinsik Faktor Ekstrinsik

Kondisi fisik & Obat – obatan


neuropsikiatrik Yang diminum
FALLS
Penurunan Visus ( jatuh ) Alat – alat bantu
& Pendengaran jalan

Perubahan neuro
muskuler, Lingkungan yang
Gaya berjalan & reflek tidak mendukung
postural karena menua (berbahaya)
PENATALAKSANAAN

Membutuhkan kerja tim terpadu


 Tujuan
 Mencegah terjadinya jatuh berulang
 Mengobati komplikasi yang terjadi
 Mengembalikan fungsi AKS yang terbaik
 Mengembalikan kepercayaan diri

INDIVIDUAL
HIPOTENSI ORTOSTATIK

 Hipotensi postural
 Penurunan tekanan sistolik  20 mmHg
dari sikap berbaring ke sikap tegak, 2
menit
 Prevalensi 20 – 30 % pada usia > 65 th
ETIOLOGI
1. Perubahan fisiologik pada lansia :
 gangguan fungsi otonom
 gangguan elastisitas dinding pembuluh darah
2. Patologik
 hipovolemia, demam dll.
 gangguan neurologik :
• polineuropati, stroke
3. Obat :
 diuretik, anti hipertensif, anti psikotik / anti depresan
GAMBARAN KLINIK
1. Dapat asimtomatik
(kompensasi oto-regulasi)
2. Simtomatik
 pusing, berputar, pandangan kabur
 lemah, cepat lelah, sukar konsentrasi
 keluhan saluran cerna
 keluhan sistim kardiovaskuler
 gangguan regulasi panas
PENGOBATAN
 Menghindari faktor presipitasi
 Menghindari penyakit yang mendasari
a). Non farmakologik
 tidur dengan bantal ( 30 cm )
 diit tinggi garam
 hindarkan tirah baring yang lama

b). Farmakologik
 obat pilihan : fludrokortison  ekspansi volume
darah
efek samping : hipertensi, edema, gagal jantung
 vasokonstriktor
 caffein ( 2 cangkir kopi = 200 – 250 mg )
IMOBILISASI
IMOBILISASI
• Berkurangnya kemampuan gerak atau ketidakmampuan untuk
bergerak
• Tirah baring lebih dari 3 hari
• Penyebab harus dicari karena imobilitas sering menjadi gejala
pertama yang dikeluhkan oleh pasien atau keluarga
 kunci untuk mengetahui masalah atau penyakit
Misalnya : strok / CVD, pneumonia, Penyakit Paru Obstruktif
Kronik, gagal jantung, osteoartritis, osteoporosis, depresi,
malnutrisi, Peripheral Arterial Disease / PAD, keganasan / kanker,
anemia, efek obat, dan lain lain
• Akibat atau dampak juga fatal, seperti tromboemboli paru,
pneumonia orthostatik, infeksi saluran kemih, ulkus dekubitus,
atrofi otot, gangguan metabolik seperti balans nitrogen negatif,
toleransi glukosa terganggu inkontinensia, dan lain - lain

Kemenkes RI – Pelatihan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatrei


Kemenkes RI – Pelatihan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatrei
TATALAKSANA IMOBILISASI

• Talaksana penyakit atau masalah yang menjadi


penyebab
• Rehabilitasi dengan fisioterapi
• Pencegahan terjadinya komplikasi atau dampak
Misalnya ; sekarang sudah rutin diberikan
antikoagulan pada pasien rawat yang mengalami
imobilitas lebih dari 3 hari.

Kemenkes RI – Pelatihan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatrei


IMOBILISASI DAN ULKUS DEKUBITUS

Fraktur dan nyeri


Imobilisasi Penurunan kesadaran

• Ulkus dekubitus • Kekakuan & kontraktur sendi


• Trombosis vena • Atrofi otot
• Hipotensi ortostatik • ISK
• Pneumonia

Kemenkes RI – Pelatihan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatrei


Beberapa tatalaksana
• Ulkus dekubitus
– Perubahan posisi lateral 30 derajat
– Penggunaan kasur anti dekubitus
– Mika-miki per 1 jam atau 2 jam
– Rawat luka dekubitus
• Konstipasi dan skibala
– Evaluasi dan kebiasaan BAB
– Asupan cairan dan serat cukup

Kemenkes RI – Pelatihan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatrei


PERUBAHAN STATUS MENTAL
•Obat-obatan
• Proses menua : •Jaringan struktural (tumor, abses,
Lapisan sel di korteks hemorogik, iskemia)
prefrontal • Epilepsi
• Defisiensi vit. Folat, thiamin, B12
memendek • Infeksi
• Ganguan basal ganglia
•Stresor psikologis

Malnutrisi
Dehidrasi
• Delirium • Anxietas Inkontinensia urin & alvi
Dekubitus
• Depresi • Demensia Kontraktur
Infeksi jaringan kulit

Kemenkes RI – Pelatihan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatrei


Gangguan Kognitif

• Gangguan kognitif bukan proses menua normal


• Demensia Alzheimer, demensia vaskular, demensia
fronto temporal, lewi bodies, trauma, keganasan,
infeksi susunan saraf pusat, alkohol dan lain – lain
• Gejala dan tanda antara lain: gangguan memori,
gangguan fungsi eksekusi, afasia, agnosia, apraksia,
dan lain - lain

Kemenkes RI – Pelatihan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatrei


DEMENSIA
Alzheimer
Demensia vaskular
Demensia reversibel

• Asupan kurang (malnutrisi) Gejala perilaku


• Dehidrasi 1. Wandering
• Dekubitus 2. Agitasi
• Gangguan kulit 3. Agresivitas fisik
• ISK, pneumonia 4. Restlesness
• Imobilisasi, bbg komplikasi 5. Menangis yang tak jelas
• Instabilitas  jatuh alasannya, atau tertawa
• Penggunaan obat neuroleptik keras-keras
Kemenkes RI – Pelatihan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatrei
Topik
• Pendahuluan

• Pengertian Sindrome dan Penyakit Geriatri

• Penyakit Geriatri

• Sindrome Geriatri

• Penanganan komprehensif
Paradisiplin

INTERNIST

NEUROLOGI

PSIKIATRI

Kemenkes RI – Pelatihan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri


Multidisiplin
Ilmu
INTERNIST Penyakit
Dalam

Ilmu
NEUROLOGI Saraf

Ilmu
PSIKIATRI Kesehatan
Jiwa

Kemenkes RI – Pelatihan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri


Interdisiplin

INT
ER NIS
T

NEUROLOGI PASIEN

IAT RI
PSIK

Kemenkes RI – Pelatihan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri


PENGKAJIAN MULTIDIMENSI PADA P3G
DI PUSKESMAS DAN DI RUMAH

Kemenkes RI – Pelatihan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri


10 KEBUTUHAN ORANG LANJUT USIA
10 NEEDS OF THE ELDERLY
1. Makanan cukup dan sehat ( Healthy food)
2. Pakaian dan kelengkapannya ( Cloth and common accessories)
3. Perumahan/tempat tinggal/tempat berteduh ( Homes, place to stay)
4. Perawatan dan pengawasan kesehatan ( Health care & facilities)
5. Bantuan teknis praktis sehari-hari/ bantuan hukum( Technical, judicial ass.)
6. Transportasi umum bagi lansia ( Facilities for public transportations, etc)
7. Kunjungan/teman bicara/informasi ( Visits, companies, informations,etc)
8. Rekreasi dan hiburan sehat lainnya ( Recreational activities, picnics,etc)
9. Rasa aman dan tenteram (Safety feeling)
10. Bantuan alat-alat panca indera ( Kacamata, hearing aid)
( Other assistance/aids, kesinambungan bantuan dana dan fasilitas ( continuation of subsidies
and facilities)

MINIMAL, MERUPAKAN HAL SANGAT PENTING :


MENDAPATKAN CUKUP PERHATIAN ( “DI-ORANG-KAN”)
(=REGARDED AS STILL EXISTING IN COMMUNITY)
Sumber/Source : R. Boedhi Darmojo, Oration, 2001
Be a Good Doctor’s with Active Learning and Share Knowledge Each Other
Think Globally but Act Locally (WHO Statement)

You might also like