Professional Documents
Culture Documents
Dinkes Maget Geriatri
Dinkes Maget Geriatri
Dinkes Maget Geriatri
GERIATRI
2019
Topik
• Pendahuluan
• Penyakit Geriatri
• Sindrome Geriatri
• Penanganan komprehensif
Indonesia
Indonesia 414
C o lo mb ia 349
Kenya 347
S ing ap o re 340
Thailanda 337
C o s t a R ica 327
321
Lib eria 303
295
M exico 290
279
Zimb ab we 271
257
B razil 255
254
M o ro cco 250
247
Ind ia 242
242
S ri Lanka 238
238
C hina 220
219
M alawi 194
146
C anad a 141
137
C ub a 130
129 Projected percentage increase
J amaica 126
121
in the elderly population
Is rael
101
120
1990-2025
New Zealand 100
97
Luxemb urg 96
82
Greece 66
66
F rance 65
63 Developing country
Hung ary 63
59
B elg ium 54 Developed country
50
Denmark 47
No rway 40
35
45
Kinsella & Taeuber, 1993
S wed en 33
Medical
Biology Medicine
Geront.
Deseases =
Geriatric
STEREOTYPES OF ELDERLY
(Brocklehurst & Allen, 1987)
Gerontology
TIPE KONSTRUKTIF
CONSTRUCTIVE/PRODUCTIVE)
• Integritas baik, toleransi tinggi, tahu diri
• Luwes/humoristik
TIPE KETERGANTUNGAN (DEPENDENT)
• Masih dapat diterima dalam masyarakat
• Pasif, ambisi , masih tahu diri
• Biasanya “PANTOFFEL HELD”
• Senang malas-malasan, dsb.
TIPE DEFENSIF
• Selalu menolak bantuan, emosinya tak
terkontrol
• Memegang teguh pada kebiasaanya
• Bersifat kompulsif aktif
• Takut tua dan tak senang masa pensiun
TIPE BERMUSUHAN (ANGRY MAN)
• Tidak mengakui kegagalannya
• Selalu mengeluh, agresif, curiga
•Iri hati pada yang muda
TIPE “MEMBENCI DIRI” (SELF HATERS)
• Menyalahkan diri sendiri
• Ambisi tidak bahagia/depresif
• Kematian = pembebasan
Differences between diseases in the Elderly & younger patient
Medical gerontology
Parameter Elderly pats Younger pats
• Penyakit Geriatri
• Sindrome Geriatri
• Penanganan komprehensif
Geriatri
GERIATRIC PENYAKIT
SYNDROMES GERIATRI
Pengertian Sindrom Geriatri
• Sindrom = kumpulan gejala
• Banyak dialami oleh pasien geriatri
• Berkaitan dengan proses menua dan multipatologi
• Tidak hanya berkaitan dengan masalah fisik
organobiologik tapi juga psikologik dan sosial
ekonomi
• Penyakit Geriatri
• Sindrome Geriatri
• Penanganan komprehensif
OSTEOARTRITIS (OA)
• “pengapuran sendi “
• Definisi
– Penyakit pada sendi yang diakibatkan menipisnya jaringan
tulang lunak sendi, berkurangnya cairan sendi, serta
menyempitnya celah sendi yang terjadi secara progresif dan
ireversibel.
Kriteria OA Lutut ACR’91
Klinik
Nyeri lutut dan sekurang-kurangnya 5 dari 9
1. Umur > 40 tahun
2. Kaku pagi hari kurang < 30 menit
3. Krepitasi
4. Nyeri tekan pada tulang
5. Pembesaran tulang
6. Tak teraba hangat pada kulit
7. Laju endap darah < 40 mm/jam
8. Faktor reumatoid (-)
9. Bisa unilateral atau bilateral
20
Diagnosis
• Gejala & tanda
Osteoartritis sendi
lutut
Gr.1-2
Gr. 3
Gr.4
Metacarpal trapezoid
22
Osteoartritis tulang belakang
23
Non Pharmacologic therapy
• Patient education:
• weigh loss ( if overweight )
• Physical therapy:
• ROM exercises
• Quadriceps strengthening exercises
• Assistive devices for ambulation
RENANG
SEPEDAAN
AYUN AYUN
24
Pharmacologic therapy
Oral
• Acetaminopen:should not exceed 4 g/day
• Cox-2 specific inhibitor
• Non selective NSAIDs plus misoprostol or
proton pump inhibitor
• Opiad analgesic
(eg, codein,propoxyphene,oxycodone)
Injection:
• Steroid intra articular
• Hyaluronan acid
Topical:
• Capsaicin
• Methyl salicylate cream
25
Role of glucosamine and
chondroitin sulfate
26
27
Osteoporosis
Definisi/ Batasan : Penyakit sistemik tulang yang disifati
oleh berkurangnya MASSA TULANG dan kelainan
MIKROARSITEKTUR jaringan tulang yang
mineralisasinya NORMAL, sehingga tulang menjadi
rapuh dengan akibat mudah PATAH dengan trauma
MINIMAL.
1
Consensus Development Conference. Am J Med. 1991.
Epidemiologi
• Perempuan lebih cepat mengalami osteoporosis
setelah menopause karena pembentukan jaringan tulang
dipengaruhi hormon estrogen yang tidak lagi diproduksi
setelah menopause
Homeostasis calcium dan pembentukan Tulang
Calcitriol
30
KLASIFIKASI & ETIOLOGI
OSTEOPOROSIS
• OSTEOPOROSIS PRIMER :
• OSTEOPOROSIS SEKUNDER :
- Gagal ginjal kronik
- Cushing sindrome/ tx steroid lama/GIO
- Hipertiroid
- D M tipe I
- imobilisasi
- alkoholisme, obat heparin
- Arthritis rheumatoid
- Multiple myeloma
31
Homeostasis
Patofisiologi Patofisiologi
calcium
osteoporosis post osteoporosis
dan menopause/
pembentukan Post
Tulang
Primer tipe I
CALCITRIOL
32
GEJALA / Manifestasi klinis
Osteoporosis umumnya
tanpa gejala sampai orang
tsb mengalami patah
tulang.
Gejala yang paling umum:
- Kelainan bentuk tulang
belakang/ Kyphosis.
- Sakit punggung/ nyeri
- Penurunan tinggi
badan
- PATAH TULANG
33
34
Ax :
- - Nyeri, kesemutan, Tambah bungkuk, Penurunan tinggi badan,
- patah tulang, minum obat corticosteroid yang lama, sakit ginjal
- sakit liver, merokok, alkohol,
Ph Dx :
- Kyphosis, nyeri tekan, krepitasi
Penunjang :
- Photo Rontgen Polos :
Penurunan densitas massatulang terutama dinding depan corpus
vertebrae,korteks menipis, trabekulae transversalis menghilang,
Lebar Disc meningkat, cortex bikonkaf
DIABETES =
Gula (glukosa) darah meningkat
Kekurangan
Insulin
Epidemiologi
chondrocytes
Blood
vessel osteoclast
Bone
A. Apa tanda-tanda diabetes?
Gejala khas
1. Klinis
poliuria
(sering poliphagia polidipsia
kencing) (cepat lapar)(sering haus) lemas
berat badan
turun
Gatal di
kemaluan
gatal-gatal mata kabur impotensia (wanita) kesemutan
Gejala lain
B. Laboratorium
• Bila ada gejala mudah diketahui
• Bila tidak ada gejala khas diperlukan pemeriksaan yang lebih
teliti
Penyuluhan
Epidemiologi
• Prevalensi pada usila > dewasa muda / Laki laki
• Peningkatan usia aterosklerosis yg diperberat
faktor risiko yang sering dijumpai pada usila
A NATOMI
UA/NSTEMI 9/00
UA/NSTEMI 9/00
UA/NSTEMI 9/00
HISTOLOGI & FISIOLOGI
UA/NSTEMI 9/00
HIPERTENSI
Definisi
• Tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan atau diastolik > 90 mmg Hg
Epidemiologi
• Prevalensi pada usila > dewasa muda
• Peningkatan usia aterosklerosis
Pengelolaan Hipertensi
PROMOTIF
• Melakukan penyuluhan mengenai :
– Hipertensi, gejala, faktor risiko, komplikasi
– Cara hidup sehat : diet yg sehat, aktivitas fisik
teratur, kurangi BB bagi yg gemuk, berhenti merokok
– Pentingnya pencegahan dan penatalaksanaan
Hipertensi menyeluruh dan terus menerus
– Upaya menjaga status kesehatan dan kemandirian
pd ps yang mengalami komplikasi
Topik
• Pendahuluan
• Penyakit Geriatri
• Sindrome Geriatri
• Penanganan komprehensif
GERIPAUSE
Definisi
• Periode pada usila setelah post menopause
Geripause
• Perempuan : menopause
• Laki-‐laki : andropause
• Rata-‐rata umur perempuan menopause di Indonesia : 48 +
5,3 tahun
• Fase ini :
Indung telur berhenti bereaksi thd Folicle Stimulating Homone (FSH) dan
Luteinizing Hormon (LH) yang berakibat :
– Produksi hormon estrogen dan progesteron dari indung telur mulai
berkurang
– Dinding rahim menipis perubahan pola haid
– Rahim dan indung telur mulai mengecil
• Gejala :
– Gejala psikologis : rasa lesu, sakit kepala, pusing, tidak bisa tidur,
cepat tersinggung, perasaan suram, sukar memusatkan pikiran, cemas dan
depresi
– Semburan atau rasa panas (hot flush) dan banyak berkeringat
– Jantung berdebar-‐debar
– Sukar menarik napas panjang
– Selera makan tidak menentu, sering mengeluh gangguan pencernaan
– Perubahan pola haid
– Mengeringnya vagina dan timbul rasa gatal
Andropause
Ketidakmampuan menahan
keluarnya urin atau keluarnya urin
secara tak terkendali pada saat
yang tidak tepat dan tidak diinginkan.
Penyebab :delirium, imobilisasi,
poliuria, infeksi, obat, skibala,
inflamasi, impaksi feses
PENYEBAB KRONIK
Tipe stres
INKONTINENSIA URIN Tipe urgensi
Tipe overflow
Tipe fungsional
Tipe campuran
Instabilitas
• Rasa Nyeri
• Imobilisasi
• Gangguan asupan
Falls Fraktur makanan dan cairan
PREVALENSI
• 1/3 orang usia lanjut di masyarakat jatuh / tahun
• 50 % usia lanjut di rumah – rumah perawatan
• 10 – 25 %, patah tulang / perawatan di rumah sakit
FALL (s)
“a true Geriatric Giant”
Peristiwa jatuh tampak pada skema di bawah ini
Faktor Intrinsik Faktor Ekstrinsik
Perubahan neuro
muskuler, Lingkungan yang
Gaya berjalan & reflek tidak mendukung
postural karena menua (berbahaya)
PENATALAKSANAAN
INDIVIDUAL
HIPOTENSI ORTOSTATIK
Hipotensi postural
Penurunan tekanan sistolik 20 mmHg
dari sikap berbaring ke sikap tegak, 2
menit
Prevalensi 20 – 30 % pada usia > 65 th
ETIOLOGI
1. Perubahan fisiologik pada lansia :
gangguan fungsi otonom
gangguan elastisitas dinding pembuluh darah
2. Patologik
hipovolemia, demam dll.
gangguan neurologik :
• polineuropati, stroke
3. Obat :
diuretik, anti hipertensif, anti psikotik / anti depresan
GAMBARAN KLINIK
1. Dapat asimtomatik
(kompensasi oto-regulasi)
2. Simtomatik
pusing, berputar, pandangan kabur
lemah, cepat lelah, sukar konsentrasi
keluhan saluran cerna
keluhan sistim kardiovaskuler
gangguan regulasi panas
PENGOBATAN
Menghindari faktor presipitasi
Menghindari penyakit yang mendasari
a). Non farmakologik
tidur dengan bantal ( 30 cm )
diit tinggi garam
hindarkan tirah baring yang lama
b). Farmakologik
obat pilihan : fludrokortison ekspansi volume
darah
efek samping : hipertensi, edema, gagal jantung
vasokonstriktor
caffein ( 2 cangkir kopi = 200 – 250 mg )
IMOBILISASI
IMOBILISASI
• Berkurangnya kemampuan gerak atau ketidakmampuan untuk
bergerak
• Tirah baring lebih dari 3 hari
• Penyebab harus dicari karena imobilitas sering menjadi gejala
pertama yang dikeluhkan oleh pasien atau keluarga
kunci untuk mengetahui masalah atau penyakit
Misalnya : strok / CVD, pneumonia, Penyakit Paru Obstruktif
Kronik, gagal jantung, osteoartritis, osteoporosis, depresi,
malnutrisi, Peripheral Arterial Disease / PAD, keganasan / kanker,
anemia, efek obat, dan lain lain
• Akibat atau dampak juga fatal, seperti tromboemboli paru,
pneumonia orthostatik, infeksi saluran kemih, ulkus dekubitus,
atrofi otot, gangguan metabolik seperti balans nitrogen negatif,
toleransi glukosa terganggu inkontinensia, dan lain - lain
Malnutrisi
Dehidrasi
• Delirium • Anxietas Inkontinensia urin & alvi
Dekubitus
• Depresi • Demensia Kontraktur
Infeksi jaringan kulit
• Penyakit Geriatri
• Sindrome Geriatri
• Penanganan komprehensif
Paradisiplin
INTERNIST
NEUROLOGI
PSIKIATRI
Ilmu
NEUROLOGI Saraf
Ilmu
PSIKIATRI Kesehatan
Jiwa
INT
ER NIS
T
NEUROLOGI PASIEN
IAT RI
PSIK