Nami - Immunogenetics - Ni Nyoman Nami Arthisari

Immunogenetics
Ni Nyoman Nami Arthisari / 1971151004

PPDS-1 Mikrobiologi Klinik FK Unud/RSUP Sanglah
Pembimbing: Dr. dr. I Dewa Made Sukrama, M.Si, Sp.MK(K)
1
Overview
2
Definisi
Imunologi:
Ilmu yang mempelajari antigen, antibody, dan fungsi pertahanan tubuh host
yang diperantarai oleh sel, terutama yang berhubungan dengan imunitas
terhadap penyakit, reaksi biologis hipersensitifitas, alergi dan penolakan benda
asing
Imunogenetika:
- Lingkup umum pengetahuan yang memberikan perhatian atau konsen dengan
landasan genetik tentang imunitas
- Suatu konsep pendekatan genetik yang mengendalikan perbedaan
reaktivitas/respon imun dan kerentanan (susceptibility) tubuh terhadap suatu
kejadian sakit.
3
Abbas, A. K., Lichtman, A. H., dan Pillai, S. 2015. Cellular and Molecular Immunology. Eight Edition. Canada: Elsevier Saunders.
Sistem Imun
4
Sistem Imun Adaptif
5
• BIOKIMIA : Lisozim, SEL B :
Sebaseous, FAGOSIT : • IgG
Asam lambung, Sel MN, PMN
Laktoferin, Asam • Sel NK
• IgA
neuraminik • Sel MAST • IgM
• HUMORAL : • Basofil • IgD
Komplemen, Inter
feron, Crp • IgE
6
Antigen Presentation to T Lymphocyte
 T Lymphocytes functions:
 Eradicate infections by intracellular microbes
 Activate other cells, such as macrophages and B
lymphocytes
 The specialized cells that capture and display
antigens and activate T lymphocytes are called
antigen presenting cells (APCs).
 Dendritic cells (DC)  most effective APC for activating
naïve T cells and initiating T cell responses
 Macrophages
 B lymphocytes
7
Capture of Protein Antigens by APC
• Microbes enter through an epithelial barrier

and are capture by APC resident in the tissue
or lymphatic vessels or blood vessels  the
antigen are transported to peripheral
lymphoid organs :
- Lymph nodes (collect antigens from tissue)
- Spleen (collect antigens from blood-borne)
 Protein antigens are displayed for
recognition by T Lymphocytes
8
Cont’
• Most T lymphocyte recognize only short peptides B cells

can recognize peptides, intact folded proteins, nucleic
acids, carbohydrates, lipids, and small chemicals
• The antigen receptors of CD4+ and CD8+ T cells are specific
for peptide antigens that are displayed by MHC molecules
• MHC  Displaying host-cell associated antigens for
recognition by CD4+ and CD8+
• CD4+ helper T cells participate in production of
antibodies to defense against microbes in the circulation
• CD8+ cytotoxic T lymphocytes (CTLs)  kill the infected
cells (e.g. virus) and eliminate the reservoir of infection
9
Major Histocompatibility Complex (MHC)
10
Parham P. The Immune System. 4 ed. 2015. New York: Garland Science
th
Structure of MHC
11
th
MHC in Human
 Pada manusia  HLA  terletak

pada chromosome 6
 HLA kelas 1 (MHC Class I)  HLA-A ;
HLA-B ; HLA-C
 Berhubungan dengan sel T sitotoksik
(CD8+)
 HLA kelas 2 (MHC Class II)  HLA-D
 HLA-DP ; HLA-DQ ; HLA-DR
 Terlibat pada aktivasi sel T helper
(CD4+)
 HLA kelas 3  gen untuk system
komplemen, C4, dan C2  masih
kontroversi
12
th
MHC
13
th
MCH Class I and MHC Class II
14
th
Gene Structure of the Human MHC
15
th
MHC Class I
16
th
MHC Class I
 MHC kelas 1 pada manusia (HLA-A ; HLA-B ; HLA-C)  terdapat pada
sel-sel berinti dan platelet
 Rangkaian glikoprotein, berat molekul ± 45 kilodalton
 Protein rantai berat (alpha –α) yang transmembran  80% di
bagian luar membran, sisanya pada membran di dalam sel.
 Bagian luar membran (peptide/antigen binding region) : globus
α1 ; α 2 2m
 Bagian kedua: rantai α3 dan rantai ringan (β2 microglobulin), α3 terdiri
dari 90 asam amino. Fungsi biologik rantai α3 adalah tempat ikatan
dengan molekul CD8. dihubungkan oleh ikatan disulfida
 Bagian ke-3 (membran sel) adalah polipeptida yang tersusun dari 25
asam amino, merupakan perpanjangan dari rantai α3. Fungsi biologik
 jalur menuju sitoplasma, tempat tertanamnya molekul MHC
(membentuk formasi helix, menembus dinding sel  5 kelompok asam
amino serine dan lysine bermuatan postif, menempel pada bagian
dalam membran bermuatan negative
17
th
MHC Class I
• Globus α1 dan α2 membentuk suatu

celah polimorfik (tempat menempelnya
antigen)  menentukan spesifisitas
diantara allele
• Rantai ringan (β2) mempertahankan

bentuk struktur sekuens homolog
dengan sekuens bagian konstan dari
imunoglobulin
18
th
MHC Class I Isotypes
- Highly polymorphic - Oligomorphic

- To preset antigens to CD8 T cell - Form ligands for NK Cell receptor
19
th
MHC Class I
Pathway
TAP
Peptides
Tapasin
20
MHC Class II
 Terdapat 5 jenis MHC class II isotypes, namely

HLA-DM, HLA-DO, HLA-DP, HLA-DQ, and HLA-
DR
 HLA-DP, HLA-DQ, HLA-DR  highly
polymorphic  present peptide antigen to
CD4 T cell
 HLA-DM, HLA-DO  oligomorphic supervise
peptide loading of HLA-DP, HLA-DQ, and HLA-
DR.
21
th
MHC CLASS II
 Pada manusia (HLA –DR) terutama terdapat pada sel B dan
makrofag
 Terdiri dari 2 rantai:
 Rantai berat (heavy alpha chain), berat molekul 35kDa
 Rantai ringan beta (light beta chain), berat molekul 28 kDa
 Pada kedua ujungnya diakhiri dengan NH2 dan COOH
 Tiap rantai terbagi menjadi 4 segmen:

 Peptida binding region: α1, β1, masing-masing tersusun atas 90
asam amino, fungsi biologik: berinteraksi secara selektif dengan
peptida antigen, membentuk 8 stranded helix
 Bagian imunoglobulin like region terdapat rantai a2 dan b2 yang
masing-masing tersusun dari 90 asam amino dan pada dasarnya
bersifat non polimorfik
 b2 domain tempat berikatan dengan CD4+
 Pondasi, celah polimorfik seperti pada MHC Kelas I.

 Spesifisitas MHC kelas II didominasi oleh rantai beta 
kemampuan lebih banyak atau luas
22
th
MHC Class II Pathway
23
CLIP: Class II-associated Invariant chain polypeptide
Comparative Features of Class I MHC & Class II MHC
24
T Cell Receptor
25
T Cell Receptor
26
th
TCR αβ
 Terdiri dari 2 polipeptida:

 α chain (49kDa) : terdapat region variable
(Vα) dan region constant (Cα)
 β chain (43kDa) : terdapat region variable
(Vβ) dan region constant (Cβ)
 Setiap domain distabilisasi oleh ikatan
disulfide
 Molekul TCR terdapat pada hampir semua
sel T baik sel T helper (CD4 Cells) maupun
CTL (CD8 Cells)
27
th
Genetika Molekuler TCR
 Molekul TCR pada manusia dikendalikan

oleh tiga kompleks gen yaitu TCR, TCR
dan TCR.
 Kompleks gen:
 TCR  pada kromosom 14;
 TCR  gen pada lengan panjang (7q3.1)
kromosom 7
 TCR  gen pada lengan pendek (7p1.2)
kromosom nomor 7.
28
Parham P. The Immune System. 4th ed. 2015. New York: Garland Science
Organization and rearrangement of the T-cell
receptor genes
 Elemen genetik kompleks TCRα terdiri dari
tiga regio yaitu regio V (variabel), J
(joinning) dan C (constan).
 Regio V terdiri dari 16 famili dan tiap individu
terdiri dari 1 sampai 8 gen V, yang akan
ditranskripsi oleh RNA dan ditranslasi menjadi
molekul protein.
 Setiap gen V terdiri dari dua exons dipisahkan
oleh satu intron. DNA pada exon dapat
ditranslasi menjadi protein sedangkan DNA
pada intron hanya ditranskripsikan ke dalam
RNA.
 Elemen genetik pada TCR selain terdapat
V, C, J juga terdapat segmen gen
diversity (D)
29
th
T Cell Receptor Complex
• Setelah antigen dikenali oleh TCR, maka sinyal harus

diteruskan ke nukelus sel T untuk aktivasi sel T
• Namun tidak bisa dilakukan sendiri karena cytoplasmic
tail pendek (3 asam amino)
• Maka TCR bergabung secara nonkovalen dengan 4
protein (,δ,ε,ζ) membentuk TCR Complex
• Protein complex:
- CD3 yang dibentuk 2 heterodimer δε dan γε
- Satu homodimer rantai ζζ
Jika salah satu protein tidak ada makaTCR tidak bisa
diekspresikan.
30
th
Manfaat Biologik TCR
31
th
Antibodi (Imunoglobulin)
 Substansi pertama yang diifentifikasi sebagai molekul

dalam serum
 Mampu menetralkan sejumlah mikroorganisme
penyebab infeksi
 Molekul ini dibentuk oleh sel Limfosit B, ke dalam 2
bentuk :
 Sebagai reseptor permukaan untuk Antigen
 Sebagai Antibodi yang disekresikan ke cairan ekstraseluler
Abbas, A. K., Lichtman, A. H., dan Pillai, S. 2015. Cellular and Molecular Immunology. Eight Edition. Canada: Elsevier Saunders. 32
Parham P. The Immune System. 4th ed. 2015. New York: Garland Science
Antibodi (Imunoglobulin)
Fungsi dalam respon imun:
• Mengikat dan menghancurkan Antigen
• Aktivasi komplemen
• Opsonisasi antigen  memudahkan APC memproses Antigen
• Meningkatkan fungsi Natural Killer Cell (NK)
Spesivisitas Antibodi:
• Terbentuk Antibodi sebagai reaksi terhadap Antigen
• Antibodi yang terbentuk berbeda untuk setiap antigen 
mempunyai susunan asam amino yang berbeda satu sama lainnya
• Masing-masing hanya dapat berikatan dengan Antigen yang
relevan  bereaksi spesifik dengan antigen
33
Struktur Antibodi
 Molekul Antibodi terdiri dari:
 2 rantai berat/panjang yang identik (Heavy chain)
 2 rantai ringan/pendek yang identik (Light chain)
Keempatnya bergabung melalui ikatan disulfide
 Pada masing-masing rantai panjang dan rantai pendek terdiri bagian variable
(V) dan konstan (C)
 VH  variable rantai panjang  memiliki spesifitas yang tinggi,
berikatan dengan antigen
 VL  variable rantai pendek
 CH  konstan rantai panjang  menyatakan kelas imunoglobulin
 CL  konstan rantai pendek
 Antara CH1 dan CH2  hinge (engsel)  memudahkan pergerakan atau

fleksibilitas dari lengan Fab (Fragmen antigen binding)
 Fc  binding serum ptotein and cell surface receptors
34
Struktur Antibodi
35
th
Immunoglobulin Gene
Chromosome 14
*setiap segmen C pada heavy chain mengandung 5-6 exon, dimana 3-4 exon awal mengkode
constant domain dari heavy chain dan 2 sub exon  transmembrane
36
D-diversity, J-joining, V-variability, C- Parham P. The Immune System. 4 ed. 2015. New York: Garland Science
th
Class of Immunoglobulins
IgM the largest and first antibody produced when an invading microorganism
 Dikenal 5 kelas IgG production of the most abundant antibody

Imunoglobulin  IgA secreted in various body fluids (e.g., saliva and tears) and primarily protects body
klasifikasi surfaces lined with mucous membranes.
berdasarkan struktur
IgE parasitic infections and allergies.
kimia, perbedaan
IgD attached to the surface of specific immune system cells and is involved in the
sifat biologic dan regulation of antibody production
fisika
Talaro KP. Foundations In Microbiology. 8th edition. New York: McGraw-Hill. 2012 37
V(D)J Recombination
 Terdapat 4 proses:
1. Somatic recombination: secara random,
segmen V dan J bergabung (light chain),
segmen D dan J bergabung (heavy chain).
2. Transcription: segmen yang sudah
bergabung pada tahap 1 mengalami
proses transkripsi  pre-mRNA 
primary transcript RNA
3. RNA Splicing: pelepasan intron, dan
penggabungan segmen gen C dan AAA
mRNA
4. Translation : mRNA dikode menjadi light
chain dan heavy chain
38
th
Perkembangan Sel Limfosit B
39
th
40
Referensi
 Abbas, A. K., Lichtman, A. H., dan Pillai, S. 2015. Cellular and Molecular
Immunology. Eight Edition. Canada: Elsevier Saunders.
 Parham P. The Immune System. 4th ed. 2015. New York: Garland Science
 Talaro KP. Foundations In Microbiology. 8th edition. New York: McGraw-Hill.
2012
41

Nami - Immunogenetics - Ni Nyoman Nami Arthisari

Uploaded by

Document Information

Copyright

Available Formats

Share this document

Share or Embed Document

Sharing Options

Did you find this document useful?

Is this content inappropriate?

Copyright:

Available Formats

Nami - Immunogenetics - Ni Nyoman Nami Arthisari

Uploaded by

Copyright:

Available Formats

Immunogenetics

Ni Nyoman Nami Arthisari / 1971151004

• Microbes enter through an epithelial barrier

• Most T lymphocyte recognize only short peptides B cells

 Pada manusia  HLA  terletak

• Globus α1 dan α2 membentuk suatu

• Rantai ringan (β2) mempertahankan

- Highly polymorphic - Oligomorphic

 Terdapat 5 jenis MHC class II isotypes, namely

 Tiap rantai terbagi menjadi 4 segmen:

 Pondasi, celah polimorfik seperti pada MHC Kelas I.

 Terdiri dari 2 polipeptida:

 Molekul TCR pada manusia dikendalikan

• Setelah antigen dikenali oleh TCR, maka sinyal harus

 Substansi pertama yang diifentifikasi sebagai molekul

 Antara CH1 dan CH2  hinge (engsel)  memudahkan pergerakan atau

 Dikenal 5 kelas IgG production of the most abundant antibody

You might also like