REFERAT

MANAGEMENT ANESTESI
SEPSIS

DISUSUN OLEH: Pembimbing :

dr. Bambang Soekotjo,Msc.
Sugianto 20710091
Sp.An

SMF ILMU BEDAH

RSUD dr. M. SALEH KOTA PROBOLINGGO
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
2021/2022 p1
 MANAJEMEN SEPSIS

BOOK
REVIE
W
Pendahuluan

Sepsis merupakan respons sistemik terhadap infeksi dimana pathogen atau

toksin dilepaskan ke dalam sirkulasi darah sehingga terjadi aktivitas proses
infeksi dan inflamasi

Sepsis dapat mengalami perubahan menjadi disfungsi organ yang

mengancam jiwa yang disebabkan oleh kelainan regulasi respon host
terhadap infeksi.

Disfungsi organ dinyatakan sebagai perubahan akut pada total skor Sequential Organ Failure
Assessment (SOFA) >2 poin sebagai konsekuensi dari infeksi. Nilai SOFA dapat dianggap nol
pada pasien yang tidak diketahui memiliki disfungsi organ.
Jens
Martenssonp 3
Tinjauan Pustaka
Suhu >38◦C atau <36◦C
per oral

Ada infeksi nyata atau curiga Frekuensi nadi >90

infeksi dengan respon sistemik kali/menit
Sepsis yang disebut Systemic
Inflamantory Response Syndrome
(SIRS). RR > 20 x/m

Leukosit > 12.000 atau <

4000/mm3

Jens p4
Martensson
 Jens
Martenssonp 5
• Sepsis: keadaan klinis berkaitan dengan
infeksi dengan manifestasi SIRS.

• Sepsis Berat : Sepsis yang disertai dengan

disfungsi organ, hipoperfusi atau hipotensi
termasuk asidosis laktat, oliguria, dan
penurunan kesadaran.

• Syok Sepsis : Sepsis dengan hipotensi

meskipun telah diberikan resusitasi cairan
secara adekuat atau memerlukan vasopressor
untuk mempertahankan tekanan darah dan
perfusi organ

Jens
Martensson
 Jens p7
Martensson
 Jens p8
Martensson
KRITERIA KLINIS DAN DIAGNOSIS

Jens
Martenssonp 9
ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN
ANAMNESIS FISIK

► ADANYA DEMAM YANG

► SUHU YANG MENINGKAT
TIDAK TURUN TURUN (HIPERTERMI) 38C ATAU
BAHKAN DAPAT DITEMUKAN
► ADANYA RIWAYAT PENYAKIT HIPOTERMI 35.6C
BERAT SEBELUMNYA YANG ► TAKIKARDI > 90
DICURIGA AKAN ADANYA X/M
INFEKSI ► TAKIPNEU (RES
PIRASI 20X/M)
► TENSI YANG MEN
URUN
SAMPAI 40 MMHG DARI
BASELINE DALAM 1 JAM
SEBELUMNYA

Jens p 10
Martensson
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Jens p 11
Martensson
 DIAGNOSA
SEPSIS
ANAMNESIS PEM. FISIK PEM. PENUJANG

SKOR
SOFA SCORE QSOFA SCORE

Jens p 12
Martensson
 PENATALAKSAAN SEPSIS

RESUSITASI AWALTERAPI ANTIBIOTIK KONTROL SUMBERTERAPI CAIRAN VASOPRESOR TX STEROID

INFEKSI INOTROPIK

1. Drainase abses atau

focus infeksi lokal Norepinefrin
2. Debridement koloid atau
1.Tekanan vena sentral:
jaringan nekrotik kristaoid
8 – 12 mmHg
yang terinfeksi,
2.Tekanan arteri rata- 3. Pelepasan peralatan
rata: > 65 mmHg yang
3.Produksi Urine > 0,5 memungkinkan
mm/kgBB/jam terinfeksi atau
4.Saturasi oksigen > 70% control definitif
sumber kontaminasi
mikroba yang masih
ada

Jens p 13
Martensson
 Sepsis didefinisikan sebagai disfungsi organ yang mengancam
jiwa yang disebabkan oleh kelainan regulasi respon host
terhadap infeksi. Disfungsi organ dinyatakan sebagai perubahan
akut pada total skor Sequential Organ Failure Assessment
(SOFA) ≥2 poin sebagai konsekuensi dari infeksi. Berdasarkan
Third International Consensus Definitions for Sepsis and Septic
Shock (Sepsis-3) tahun 2016 derajat sepsis SIRS dan sepsis
berat telah dihilangkan sehingga hanya terdiri atas Sepsis dan
syok sepsis.

KESIMPULA
N
Penatalaksanaan sepsis menurut Surviving Sepsis Pengenalan dan penanganan terapi awal
Campaign: International Guidelines for untuk sepsis dan septik syok akan
Management of Severe Sepsis and Septic Shock meningkatkan prognosis yang baik
2012 yaitu insial resustasi, Early goal directed
therapy, terapi cairan, vasopressor, inotropic dan
pemberian antibiotic sesuai hasil kultur sesegera
mungkin.
Jens p 14
Martensson
DAFTAR PUSTAKA

► Diana S, dkk dalam jurnal biomedik : mekanisme

komplek sepsis dan syok sepsis. 2018
► Plevin, Rebecca. 2017. Update in sepsis guidelines:
what is really new?. BMJ Journals.
► Ahmad C, dalam Jurnal THT-KL.Vol.2, Sirs/Sepsis Dan
Syok Septik Pada Penderita Tumor Ganas Kepala Dan
Leher, 2009.
► The Third International Consensus Definitions for
Sepsis and Septic Shock (Sepsis-3). JAMA.
► Mayr, Florian B. 2014. Epidemiology of severe sepsis.
NCBI Journal.
► Saraswati D, dkk. Dalam jurnal “Faktor Risiko yang
Berperan pada Mortalitas Sepsis” 2014.
► Surviving Sepsis Campaign. 2012. Society of Critical
Care Medicine.
Jens p 15
Martensson
 TERIMAKA
SIH
Sugianto, 2021

e b oo k cove r BOOK
t o of t h
REVIE
p a p h o
g a nd Dro
r a
ns e rt o r D