P 01 Metode Numerik

You might also like

Download as ppt, pdf, or txt
Download as ppt, pdf, or txt
You are on page 1of 24

TEKNIK INFORMATIKA

UMUM

Metode Numerik:
Numerik teknik yang digunakan untuk menyelesaikan
permasalahan-permasalahan yang diformulasikan
secara matematis dengan cara operasi hitungan
(arithmetic).

Permasalahan
di Bidang IPTEK

Persamaan Penyelesaian:
Matematis 1.Secara analitis (untuk pers. sederhana)
2.Secara numerik (untuk pers. sulit)

Page  2
UMUM

Hasil penyelesaian numerik merupakan nilai perkiraan atau


pendekatan dari penyelesaian analitis atau eksak.

METODE Hasil:pendekatan dari penyelesaian


NUMERIK Analitis (eksak)
Terdapat kesalahan (error) terhadap
nilai eksak

ER
UT
Dalam proses perhitungannya (algoritma)
MP
dilakukan dengan iterasi dalam jumlah KO TI
yang sangat banyak dan berulang-ulang

Page  3
UMUM

Metode numerik banyak digunakan di berbagai bidang, seperti bidang


teknik (sipil, elektro, kimia, dsb), kedokteran, ekonomi, sosial, dan
bidang ilmu lainnya.Dimana ujung tombaknya adalah bidang
Informatika.

Berbagai masalah yang ada di berbagai displin ilmu dapat


digambarkan dalam bentuk matematik dari berbagai fenomena yang
berpengaruh. Misalnya gerak air dan polutan di saluran, sungai dan
laut,aliran udara, perambatan panas, dsb dapat digambarkan dalam
bentuk matematik.

Untuk itu diperlukan METODE NUMERIK untuk menyelesaikan


persamaan permasalahan di atas.

Page  4
Pendekatan dan Kesalahan
 Pengantar
 Angka Signifikan (Penting)
 Akurasi dan Presisi
 Definisi Kesalahan
 Kesalahan Pembulatan
 Kesalahan Pemotongan
 Kesalahan Numerik Total
(Kekeliruan, Kesalahan Formulasi, dan
Ketidakpastian Data)

Page  5
Pengantar

 T. Numerik  Solusi analitis yg pasti


 T. Numerik  Melibatkan aproksimasi?
 T. Numerik  Ada kesalahan/tdk cocok
 Kesalahan  karena aproksimasi
 Pertanyaan:
“Sampai berapa besar kesalahan itu dapat ditolerir?

Page  6
KESALAHAN (ERROR)

Penyelesaian secara numeris memberikan nilai perkiraan yang


mendekati nilai eksak (yang benar), artinya dalam penyelesaian
numeris terdapat kesalahan terhadap nilai eksak.

Terdapat tiga macam kesalahan:


1.Kesalahan bawaan: merupakan kesalahan dari nilai data.
Misal kekeliruan dalam menyalin data, salah membaca skala
atau kesalahan karena kurangnya pengertian mengenai hukum-hukum
fisik dari data yang diukur.

2.Kesalahan pembulatan: terjadi karena tidak diperhitungkannya


beberapa angka terakhir dari suatu bilangan, artinya nilai perkiraan
digunakan untuk menggantikan bilangan eksak.
contoh, nilai:
8632574 dapat dibulatkan menjadi 8633000
3,1415926 dapat dibulatkan menjadi 3,14
Page  7
KESALAHAN (ERROR)

3. Kesalahan pemotongan: terjadi karena tidak dilakukan hitungan


sesuai dengan prosedur matematik yang benar. Sebagai contoh
suatu proses tak berhingga diganti dengan proses berhingga.
Contoh fungsi dalam matematika yang dapat direpresentasikan
dalam bentuk deret tak terhingga yaitu:
2 3 4
x x x
ex  1 x     ..........
2! 3! 4!
x
Nilai eksak dari e diperoleh apabila semua suku dari deret
tersebut diperhitungkan. Namun dalam prakteknya,sulit untuk
menghitung semua suku sampai tak terhingga. Apabila hanya
diperhitungkan beberapa suku pertama saja, maka hasilnya tidak
sama dengan nilai eksak. Kesalahan karena hanya
memperhitungkan beberapa suku pertama disebut dengan
kesalahan pemotongan.
Page  8
KESALAHAN ABSOLUT DAN RELATIF

Hubungan antara nilai eksak, nilai perkiraan dan kesalahan dapat


dirumuskan sebagai berikut:
Harga Sebenarnya =
p = p* + Ee pendekatan + Kesalahan
dengan:
p : nilai eksak
p* : nilai perkiraan
Ee : kesalahan terhadap nilai eksak

Sehingga dapat dicari besarnya kesalahan adalah sebagai perbedaan


antara nilai eksak dan nilai perkiraan, yaitu:
Ee = p – p*
Pada kesalahan
absolut,tidak
menunjukkan besarnya
Kesalahan Absolut tingkat kesalahan
Page  9
KESALAHAN ABSOLUT DAN RELATIF

Kesalahan relatif: besarnya tingkat kesalahan ditentukan dengan


cara membandingkan kesalahan yang terjadi dengan nilai eksak.
Ee
e 
p

Kesalahan Relatif
terhadap nilai eksak

Kesalahan relatif sering diberikan dalam bentuk persen.


Ee
e   100%
p

Page  10
KESALAHAN ABSOLUT DAN RELATIF

Dalam metode numerik, besarnya kesalahan dinyatakan berdasarkan


nilai perkiraan terbaik dari nilai eksak,sehingga kesalahan mempunyai
bentuk sebagai berikut:
Ea
a   100%
p

dengan:
Ea : kesalahan terhadap nilai perkiraan terbaik
p* : nilai perkiraan terbaik
Indeks a menunjukkan bahwa kesalahan dibandingkan terhadap nilai
perkiraan (approximate value).

Page  11
KESALAHAN ABSOLUT DAN RELATIF

Dalam metode numerik, sering dilakukan pendekatan secara iteraktif,


dimana pada pendekatan tersebut perkiraan sekarang dibuat berdasarkan
perkiraan sebelumnya.
Dalam hal ini, kesalahan adalah perbedaan antara perkiraan sebelumnya
dan perkiraan sekarang.
p*n 1  p*n
a   100%
p*n 1

dengan:
p*n : nilai perkiraan pada iterasi ke n
p*n 1: nilai perkiraan pada iterasi ke n + 1

Page  12
NUMERIK DAN KOMPUTASI

MEMBERIKAN
Pembangunan HASIL
APLIKASI PROGRAM TERBAIK/KEAKU
INFORMASI RATAN TINGGI

PELAJARI METODE
MANAJEMEN
GALAT/METODE
NUMERIK
Page  13
SOAL

1. Pengukuran panjang jembatan dan pensil memberikan hasil 9999 cm


dan 9 cm. Apabila panjang yang benar (eksak)berturut-turut adalah
10.000 cm dan 10 cm, hitung kesalahan absolut dan relatif.

2. Hitung kesalahan yang terjadi pada nilai ex dengan nilai x = 0,5 apabila
hanya diperhitungkan beberapa suku pertama saja. Nilai eksak dari
e0,5 = 1,648721271

Page  14
DERET TAYLOR
(Persamaan Deret Taylor)

Deret Taylor merupakan dasar untuk menyelesaikan masalah dalam metode


numerik,terutama penyelesaian persamaan diferensial.
Bentuk umum deret Taylor:
Taylor
x x 2 x 3 n x n
f ( xi 1 )  f ( xi )  f ' ( xi )  f ' ' ( xi )  f ' ' ' ( xi )  .....  f ( xi )  Rn
1! 2! 3! n!
Jika suatu fungsi f(x) diketahui di titik xi dan semua turunan f terhadap x
diketahui pada titik tersebut, maka dengan deret Taylor dapat dinyatakan
nilai f pada titik xi+1 yang terletak pada jarak ∆x dari titik xi .
f(x) f(xi ) : fungsi di titik xi
Order 2
f(xi+1 ) : fungsi di titik xi+1
Order 1
f’, f’’,..., f n
: turunan pertama,
kedua, ...., ke n dari
fungsi
∆x : jarak antara xi dan xi+1
Page  15 xi xi+1 Rn : kesalahan pemotongan
DERET TAYLOR
(Persamaan Deret Taylor)

Dalam praktek sulit memperhitungkan semua suku pada deret Taylor tersebut
dan biasanya hanya diperhitungkan beberapa suku pertama saja.
1.Memperhitungkan satu suku pertama (order nol)
f ( xi 1 )  f ( xi ) Perkiraan order nol
Artinya nilai f pada titik xi+1 sama dengan nilai pada xi . Perkiraan
tersebut benar jika fungsi yang diperkirakan konstan. Jika fungsi tidak
konstan, maka harus diperhitungkan suku-suku berikutnya dari deret Taylor.

2.Memperhitungkan dua suku pertama (order satu)


x
f ( xi 1 )  f ( xi )  f ' ( xi ) Perkiraan order satu
1!

3.Memperhitungkan tiga suku pertama (order dua)


x x 2
f ( xi 1 )  f ( xi )  f ' ( xi )  f ' ' ( xi ) Perkiraan order dua
1! 2!
Page  16
DERET TAYLOR
(Persamaan Deret Taylor)

Contoh
Diketahui suatu fungsi f(x) = -2x3 + 12x2 – 20x + 8,5. Dengan menggunakan
deret Taylor order nol, satu, dua dan tiga, perkirakan fungsi tersebut pada
titik xi+1 = 0,5 berdasar nilai fungsi pada titik xi = 0.
Solusi:
1.Memperhitungkan satu suku pertama (order nol)
f ( xi 1 )  f (0,5)  f (0)  2(0) 3  12(0) 2  20(0)  8,5  8,5

2.Memperhitungkan dua suku pertama (order satu)


x
f ( xi 1 )  f (0,5)  f ( xi )  f ' ( xi )
1!
0,5  0
 f (0)  f ' (0)
1!
 8,5  (6(0) 2  24(0)  20)(0,5)
 8,5  10
Page  17
 1,5
DERET TAYLOR
(Kesalahan Pemotongan)

Deret Taylor akan memberikan perkiraan suatu fungsi yang benar jika semua
suku dari deret tersebut diperhitungkan. Dalam prakteknya hanya beberapa
suku pertama saja yang diperhitungkan sehingga hasilnya tidak tepat seperti
pada penyelesaian analitik. Sehingga terdapat kesalahan (error) yang disebut
dengan kesalahan pemotongan (truncation error, Rn), yang ditulis:

n 1 n 1 x n 1 n 2 x n  2
Rn  O(x ) f ( xi ) f ( xi )  .....
(n  1)! (n  2)!

O(∆xn+1) berarti kesalahan pemotongan mempunyai order ∆xn+1 atau


kesalahan adalah sebanding dengan langkah ruang pangkat n+1.
Kesalahan pemotongan tersebut adalah kecil apabila:
1.Interval ∆x adalah kecil.
2.Memperhitungkan lebih banyak suku dari deret Taylor

Page  18
DIFERENSIAL NUMERIK
(Diferensial Turunan Pertama)

Diferensial numerik digunakan untuk memperkirakan bentuk diferensial


kontinyu menjadi bentuk diskret.
Untuk menghitung diferensial turunan pertama dapat diturunkan berdasar
deret Taylor, yang dapat dituliskan dalam bentuk:
maju
x
f ( xi 1 )  f ( xi )  f ' ( xi )  O (x 2 ) y terpusat
1! C
i
f f ( xi 1 )  f ( xi ) i ti
tik
 f ' ( xi )   O(x) g d
x x g gun
si n
aris
G

A B mundur
Turunan pertama dari f terhadap
titik xi didekati oleh kemiringan x
garis yang melalui titik B(xi,f(xi)) i-1 i i+1
dan titik C(xi+1,f(xi+1)).
Bentuk diferensial di atas disebut
Page  19
diferensial maju order satu.
DIFERENSIAL NUMERIK
(Diferensial Turunan Pertama)

maju
y terpusat
C i
k
i t i ti
d
u ng
in gg
s
a ris
G
A B mundur

x
i-1 i i+1
Jika data yang digunakan adalah titik xi dan xi-1 maka disebut diferensial
mundur, dan deret Taylor menjadi:
x x 2 x 3
f ( xi 1 )  f ( xi )  f ' ( xi )  f ' ' ( xi )  f ' ' ' ( xi )  .....
1! 2! 3!
Atau
x
f ( xi 1 )  f ( xi )  f ' ( xi )  O(x 2 )
1!
f f ( xi )  f ( xi 1 )
 f ' ( xi )   O(x)
Page  20 x x
DIFERENSIAL NUMERIK
(Diferensial Turunan Pertama)

maju
y terpusat
C i
k
i t i ti
d
u ng
in gg
s
a ris
G
A B mundur

f ' ( xi ) x
i-1 i i+1
Jika data yang digunakan adalah titik xi-1 dan xi+1 maka disebut diferensial
terpusat. Apabila pers. deretTaylor dikurangi pers. Deret Taylor (untuk
diferensial mundur) didapat :
x x 3
f ( xi 1 )  f ( xi 1 )  2 f ' ( xi )  2 f ' ' ' ( xi )  .....
1! 3!
atau
f f ( xi 1 )  f ( xi 1 ) x 2
 f ' ( xi )   f ' ' ' ( xi )
x 2x 6
atau
f f ( xi 1 )  f ( xi 1 ) 2
Page  21  f ' ( xi )   O (  x )
x 2x
DIFERENSIAL NUMERIK
(Diferensial Turunan Pertama)

maju
y terpusat
C i
k
i t i ti
d
u ng
in gg
s
a ris
G
A B mundur

x
i-1 i i+1

Page  22
tugas

 Silahkan dicoba dengan pascal: latihan

Page  23
Terima kasih

 SELAMAT KETEMU MINGGU DEPAN

Page  24

You might also like