Download as ppt, pdf, or txt
Download as ppt, pdf, or txt
You are on page 1of 49

LAPLACE TRANSFORM

INTRODUCTION
The Laplace transform method solves differensial equation
and corresponding initial and boundary value problem. The
process of solution consists of three main steps
1.The given “hard” problem is transformed into a simple
equation (subsidiary equation)
2.The subsidiary equation is solved by purely algebraic
manipulations
3.The solution of the subsidiary equation is transformed back
to obtain the solution of the given problem
In this way Laplace Transform reduce the problem of solving a
differential equation to an algebraic problem.
Continue…
The third step is made easier by tables, whose role
is similar to that of integral tables in integration
(these tables are also useful in the first step).
This switching from operation of calculus to
algebraic operations on transforms is called
operational calculus, and The Laplace Transform
method is practically the most important method for
this purpose. Indeed,Laplace transforms have
numerous engineering apllicatians.
Laplace Transform

Laplace Transform is defined as :


F ( s )  L  f t    f t e dt
 st
(3.1)
0

Where
F(s) = Function of variable s is Laplace transform of
original function f(t)
f(t) = function of time and be a given function that is
defined for all t ≥ 0
L = Laplace operator
Inverse Transform
Constant Function


a  st 
L (a)   ae dt   e
 st
0 (3.4)
0
s
 a a
 0   
 s s
Continue…..
Continue
A simple partial fraction reduction
Transform of Derivatives and Integrals
Theorem 2. Laplace transform of the derivative
of any order n
Continue
Continue..
Fungsi langkah

S (t )   0 t 0

1 t
(3.5)

Transformasi Laplace dari unit fungsi langkah sama untuk


menghasilkan konstanta untuk a

1
L S (t )  (3.6)
s
Turunan

Turunan pertama dari transformasi penting karena


turunan nampak sebagai persamaan differensial linear.
Transformasi adalah:


L df / dt    (df / d )e dt  st
(3.7)
0
Integrasi bagian

 
L (df / dt )   f (t )e  st s dt  fe  st 0 (3.8)
0

 sL ( f )  f (0)  sF ( s )  f (0) (3.9)

Dimana F (S) = simbol transformasi Laplace dari f(t)


Fungsi Eksponensial

Untuk negatif eksponensial, b-bt, dengan b>0

 
L (e )   e e dt   e ( b  s ) t dt
 bt bt  st
(3.15)
0 0


1
bs
e 
( b  s ) t
 
0
(3.16)

Transformasi Laplace untuk b<0 adalah tak terhingga


jika s<b
Fungsi Trigonometri

Pada transformasi Laplace cos wt atau sin wt dapat


dikalkulasikan dengan menggunakan bagian dari
integrasi.

Cara alternatif yaitu menggunakan identitas Euler:

e jt  e  jt 
cos t  , j  1 (3.17)
2
Karena penambahan dua fungsi pada transformasi
Laplace menjadi:

1 1
2
jt
 
L (cos t )  L e  L e  jt
2
  (3.18)

persamaan 3.15 dan 3.16 menghasilkan:

1 1 1 
L (cos t )    
2  s  j s  j 
1  s  j  s  j   s
    (3.19)
2 s2   2 2
 s 
2
Fungsi Pulse Rektangular

Dimana:
 H = tinggi
h  Tw = lebar
f(t)

0 tw
Transformasi Laplace dari pulse rektangular didapatkan
dengan mengevaluasi integral (3.1) antara t = 0 dan t = tw

 tw  st
f ( s )   f (t )e dt   he dt
 st
(3.21)
0 0

h  st tw h
F (s)  e  (1  e t w s (3.22)
s 0 s
Fungsi Impulse
Batasan masalah dari unit pulse rektanguler adalah impulse
atau direct fungsi delta, yang memiliki simbol. Fungsi ini
dihasilkan ketika ketika area di bawah kurva dalam keadaan
konstan

Secara matematik, ini dapat diselesaikan dengan


mensubstitusi h = 1/tw ke dalam persamaan (3.22),
transformasi Laplace dari adalah

1
L ( (t ))  lim (1  e  t w s ) (3.23)
t w 0 t s
w
Contoh

Pecahkan persamaan diferensial berikut:

dy
5  4y  2 y (0)  1 (3.26)
dt
Gunakan Transformasi Laplace

 dy 
L  5  4 y   L (2) (3.27)
 dt 
Pemecahan

1. Letakkan transformasi Laplace pada kedua sisi

 dy   dy 
L  5   5L    5sY ( s)  1  5sY ( s )  5 (3.29)
 dt   dt 

L (4 y )  4L ( y )  4Y ( s ) (3.30)

2
L (2)  (3.31)
s
2. Substitusikan istilah individual

2
5sY ( s )  5  4Y ( s )  (3.31)
s

Tulis kembali persamaan (3.32) dan keluarkan faktor


Y(s)

2
Y ( s)(5s  4)  5  (3.33)
s
Atau

(5s  2)
Y (s)   (3.34)
s (5s  4)

Setelah mendapatkan hubungan eksplisit untuk Y(s),


kemudian lakukan invers

 (5s  2) 
L Y ( s )  L 
1 1
 (3.35)
 s (5s  4) 
invers transpormasi Laplace pada sisi kanan persamaan
3.35 dapat ditemukan dengan menggunakan Tabel 3.1.
Pertama bagi penyebut dan pembilang dengan 5 lalu
ambil semua faktor s + b dari hubungan dalam tabel:

 ( s  0.4) 
1
y (t )  L   (3.36)
 s ( s  0. 8) 

Sebagai catatan bahwa tabel (s+b3)/(s+b1)(s+b2) sama


dengan 3.36 dengan b1 = 0.8, b2 = 0 dan b3 = 0.4.
Pemecahan dapat ditulis sebagai berikut:

0.8t
y (t )  0.5  0.5e (3.37)
Pemecahan transformasi Laplace untuk persamaan
differensial orde 3

d3y d2y dy
3
 6 2  11  6 y  (3.38)
dt dt dt

Dengan keadaan awal y(0) = y’(0) = y”(0) = 0


Dapatkan transformasi Laplace, setahap demi setahap,
gunakan Tabel 3.1

 d3y 
L  3   s3Y ( s )
 dt 
 d2y 
L  6 2   6 s 2Y ( s )
 dt 
 dy 
L 11   11sY ( s )
 dt 
L 6 y   6Y ( s )
1
L (1) 
s
Tulis kembali dan keluarkan faktor Y(s), kita dapatkan

1
 3 2

Y ( s ) s  6 s  11s  6 
s
(3.39)

1
Y ( s)  3 (3.40)

s s  6 s 2  11s  6 
Kita simpulkan dari contoh bentuk umum tidak semuanya
sesuai dengan yang ada pada Tabel 3.1. Dalam masalah
ini persamaan diferensial orde tertinggi, merupakan
masalah yang akan timbul karena orde dari penyebut
polynomial pada bentuk adalah sama dengan persamaan
diferensial yang asli dan tidak ada dalam tabel yang lebih
dari pembilang orde tiga.
3.3 Perluasan Pecahan Parsial

Contoh

s5
Y (s)  (3.41)
s  1)(1  4
Dapat diperluas dengan menjumlahkan dua pecahan
parsial

s5 1 2
  (3.42)
s  1)(1  4  s  1 s  4
Dimana:
α1 dan α2 bukan merupakan koef yang spesifik

Beberapa metode kalkulasi yang sesuai untuk α1 dan α2 :


Mengkalikan kedua sisi (3.24) dengan (s+1)(1+4)

s  5  1 ( s  1)   2 ( s  1) (3.43)

Samakan koef s
s1 : 1   2  1 (3.44a)
s 0 : 41   2  5 (3.44b)

Secara serempak didapatkan

4 1
1  dan  2  
3 3
Faktor Pengulangan
Jika suatu penyebut s+b terjadi r kali dalam penyebut,
r memasukkan harus tercakup di perluasan yang
disertakan faktor s+b

1 2 r
Y (s)    ...  (3.53)
s  b s  b 2
s  b r
Contoh

1 1 2 3
Y (s)     (3.54)
s ( s 2  4 s  4) s  2 s  22 s

Pemecahan

s 1 1
2   (3.55 )
s s  2 2
Pengalian (3.54) dengan s dan membiarkan s = 0
menghasilkan

s 1 1
3  2  (3.56 )
s  4s  4 s 0 4

Substitusikan nilai s = -1 dalam (3.54) menghasilkan

0  1   2   3 (3.57)

1
1   (3.58)
4
Persamaan 3.54 dikalikan dengan(s+2)2

2
s  1  1 ( s  2) s   2 s   3 ( s  2) (3.59)

Kemudian(3.59) dibedakan dua kali dengan mengubah s

1
0  21   3 ; jadi 1   3   (3.60)
4
Sifat Lain Transformasi Laplace

Teori Nilai Akhir

y () lim sY (s)


s 
(3.91)

Dapat dibuktikan dengan menggunakan hubungan


turunan transformasi Laplace (3.9)

 dy  st

0 dt
e dt  sY ( s)  y (0) (3.92)
Penentuan limit sebagai s0 dan mengasumsikan bahwa dy/dt
adalah kontinyu dan sY(s) memiliki sebuah limit untuk
semua Re(s), kita dapatkan

 dy  st

0 dt
e dt  lim sY ( s )  y (0)
s 0
(3.93)

mengintegrasi sisi kiri dan penyederhanaan


menghasilkan:

y ()  limsY ( s ) (3.94)


s 0
Teori Nilai Awal

y (0)  limsY ( s ) (3.94)


s0

Pembuktian nilai ini kita menggunakan persamaan untuk


L + transform dari d (t)/dt

d 
L    (t )  sF ( s )   (0 )
 dt 
untuk interval waktu 0+  t  , dimana s mendekati
tidak terhingga, e-st mendekati nol (catatan bahwa kita
harus menggunakan L + daripada L - pada kondisi ini),
maka

d   st
lim    (t )e dt  lim [sY(s) - f(0)
s 
0 
dt  s 

Atau
lim[ sY ( s )]
s 
Teori Integrasi

L 
0
t
 1
f (t 8)dt *  F ( s )
s
(3.100)

Sebagai catatan transformasi Laplace sebagai fungsi waktu


mengarahkan pada fungsi transfer oleh s.
Contoh
Temukan transformasi invers dari

1  e 2 s
Y ( s)  (3.106)
(4s  1)(3s  1)
Pemecahan
Persamaan 3.106 pertama dapat dipisahkan dalam 2 istilah

Y ( s )  Y1 ( s)  Y2 ( s ) 3.108
1 e2s
 
(4 s  1)(3s  1) (4 s  1)(3s  1)

Dari Tabel 3.1, bentuk invers dari Y(s) dapat dihasilkan


secara langsung:
y1 (t )  e t / 4  e t / 3 (3.109)

Karena Y2(s)=e-2s Y1(s) persamaan dapat ditulis


y2 (t )  e  (t  2) / 4  e  ( t  2 ) / 3 S (t  2) 3.110

Oleh karena itu bentuk lengkap invers adalah:

y (t )  e t / 4
e t / 3

e  (t 2) / 4
e (t 2) / 3
 S (t  2) (3.111)
Jalan alternatif dengan menulis persamaan 3.111 ketika ada
2 hubungan, masing-masing dapat diterapkan dalam
interval waktu tertentu:

y (t )  e  t / 4  e  t / 3 0  t 2 (3.112 )

dan


y (t )  e  t / 4  e  t / 3  e  (t  2) / 4  e  ( t  2 ) / 3 
 e t / 4 (1  e 2 / 4 )  e t / 3 (1  e 2 / 3 )
 2.6487e t / 4  2.9477e t / 3 (3.113)

You might also like