Professional Documents
Culture Documents
Kasus 1
Kasus 1
MANAJEMEN
KEPERAWATAN
Di Susun Oleh
Andi Maulana
NIM S22143002
STIK MUHAMMADIYAH PONTIANAK
PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2022/ 2023
Kasus 1
The charge nurse indicated that she had finally come forward after significant contemplation and a final incident that could be perceived to be
rather insignificant but was yet another example of what she believed was a long series of behavioural and code of conduct infractions. When
advised of the complaint, Nurse X indicated that the allegations of bad behaviour were unfounded and, that in fact, she was the recipient of
bullying behaviour. Nurse X agreed that there was an ongoing relationship issue and was preparing to forward documentation that would support
her allegations of harassment and bullying. She maintained that the charge nurse was known to be difficult and abrasive and that co-workers were
fearful of her abusive verbal and non-verbal communication style and her position of leadership. Nurse X disclosed that the charge nurse, in her
position of leadership, had the authority to initiate policy changes that impacted breaks and schedules. She stated that others did not come forward
for fear of retaliation. Nurse X also reported that the two had very different work styles, and communication abilities. Nurse X felt the charge
nurse was rude, overly directive and abrupt with patients.
Impact of the Conflict
Both parties began to accumulate significant sick time and attributed the absenteeism, at least in part, to work-related stress. Unfortunately,
members of the unit knew about the difficulties and began openly discussing the peers involved. A number of staff members had chosen a “side”
to support and further relationship damage was the result. Unit division was an identified problem. Leadership met in an effort to create a plan to
mitigate damage and put an end to the gossip. Close monitoring of any discussion regarding the relationship problems was required and occurred.
Mediation was attempted without sustainable success. One of the participants reported that she was raised in a culture whereby direct discussion
of conflict issuesof
Mitigation was avoided, and therefore she found the process difficult to participate in. An investigation was conducted by an external third
Conflict
party. The investigator explored competing bullying/harassment allegations. The investigator concluded that allegations of bullying were
unfounded. The investigator identified the problem as one in which neither party took reasonable responsibility in an effort to resolve differences.
“Dalam kasus satu terjadi sebuah konflik antara perawat yang baru bertugas terhadap
perawat X yang merupakan perawat yang telah lama bekerja disana, perawat yang
baru 6 bulan bertugas merasa lingkungan tempat bekerja tidak lagi sehat dan
memerlukan sebuah tindakan, dimana perawat x tersebut bersikap kasar serta kurang
kooperatif terhadap teman sejawat maupun pasien. Perawat yang lain telah
mengetahui hal tersebut tetapi hanya membiarkanya mengingat tidak mau membuat
masalah kepada perawat x. kemudian perawat x mengatakan tuduhan yang di berikan
perawat baru tersebut tidak mendasar dan malah perawat x mengatakan sebaliknya
dialah korban bullying dan kekerasan seksual baik verbal maupun non verbal,
kemudian setelah dilakukan investigasi oleh kepala unit, di temukan bahwa masalah
yang di sanggahkan perawat x semuanya salah dan perawat barulah benar benar
menjadi korban.
pendahuluan
Dalam proses interaksi sosial , tidak .Konflik adalah gejala sosial yang pasti
satupun individu tidak pernah mengalami akan hadir dalam setiap kehidupan karena
konflik antar anggotanya atau dengan konflik bersifat inheren. Artinya, konflik
kelompok masyarakat lainya. Konflik akan senantiasa ada di mana saja, kapan
hanya akan hilang bersamaan dengan saja, dan dalam setiap ruang dan waktu
Coercion
Compromise Arbitration Mediation Conciliation
(Paksaan)
(Kompromi) (Arbitrasi) (Penengahan) (Konsiliasi)
Pada kasu diatas cara mengatasi konflik
diantaranya
mengetahui masalah perawat baru dan lama tersebut tersebut kita harus mencari akar masalah terlebih
Setelah masalah teridentifikasi rumuskan win win solution sehingga kedua belah pihak tidak merasa di
sudutkan dan memiliki keadilan yang sama, pahami semua sumber masalah yang menjadi pemicu konflik.
Lanjutan…
Setelah solusi penyelesain terpenuhi kemudian di sepakati oleh kedua belah pihak sehingga
tidak ada pihak yang merasa di rugikan dalam proses pengambilan keputusan. Ambil jalan
4.tengah
Melakukan Evaluasi.
seadil adilnya dalam sebuah keputusan sehingga tidak memihak ke salah satu
perawat.
Evaluasi sangat penting untuk proses mawas diri sehingga hal yang sama tidak terulang
kembali di waktu yang akan datang, kepada pihak lain di organisasi tersebut. Perawat yang
bersangkutan mengetahuai masing masing kesalahanya dan tidak akan mengulangnya dimasa
yang akan datang. Bahkan dalam proses evaluasi ini, kita boleh memberikan sanksi kepada
pihak yang terbukti bersalah sehingga perawat tersebut takut untuk mengulangnya kembali.
Kesimpulan
Konflik merupakan bagian dari proses kehidupan tetapi konflik merupakan proses
kearah yang kurang tepat dimana merupakan proses pertentangan yang terjadi antara apa
yang diharapkan oleh seseorang terhadap dirinya, orang lain, organisasi dengan
kenyataan apa yang diharapkannya. Pada kasus diatas konflik yang terjadi didalam
kelompok perawat yang bertugas antar perawat baru dan perawat X yang merupakan
salah satu bagian dari perawan yang sudah lama bekerja dan mempunyai karakter serta
sifat yang kurang baik terhadap teman sejawat dan pasien baik dari komunikasi serta