Kuliah 4

You might also like

Download as ppt, pdf, or txt
Download as ppt, pdf, or txt
You are on page 1of 28

Perencanaan Fasilitas Kesehatan

Tahapan Perencanaan Fasilitas


Kesehatan
1. Lihat Kondisi Eksisting (jumlah dan persebaran
fasilitas)
2. Tentukan jumlah penduduk
– Trend Oriented (biasanya untuk daerah yang sudah
berkembang atau telah jenuh)
– Target Oriented
3. Pilih Standar Perencanaan Fasilitas yang
bersesuaian dengan Kondisi Wilayah Studi
4. Lihat Rencana Struktur Ruang dan Lihat
Persebaran Fasilitas Eksisting
5. Alokasi Ruang Fasilitas Eksisting
Perkiraan Jumlah Penduduk
berdasarkan Trend
• Beberapa metode perkiraan jumlah penduduk
berdasarkan trend
– Metode Linear
– Metode Geometri
– Metode Aritmatika
– Metode Eksponensial
• Beberapa metode perkiraan jumlah penduduk
berdasarkan target
– Metode Multiplier
– Mencontoh Kasus serupa yang sudah ada
Standar Cipta Karya Departemen PU
Jumlah Jenis Sarana Luas Tiap Unit
Penduduk Kota <100 jiwa/ha 100-250 250-500 >500 jiwa/ha
Pendukung jiwa/ha jiwa/ha
(Jiwa)

3000 Balai 600 450 300 225


Pengobatan
5000 Praktek - - - -
Dokter
10000 Apotik 700 525 350 260
10000 BKIA dan 3200 2400 1600 1200
RS Bersalin
30000 Puskesmas 2400 1800 1200 900
dan Balai
Pengobatan
120000 Puskesmas 4800 3600 2400 1800
dan Balai
Pengobatan
240000 RS Wilayah 172800 129600 86400 64800
Standar Cipta Karya Departemen PU

• Struktur • Pola Persebaran:


Pemerintahan: – RT (250 jiwa)
– Kelurahan (30.000 – RW (2500 jiwa)
jiwa) – Kelurahan (30000
– Kecamatan (120.000 jiwa)
jiwa) – Kecamatan (120000
– Wilayah (480.000 jiwa) jiwa)
– Kota (1 juta jiwa) – Wilayah (480000 jiwa)
– Kota (1 juta jiwa)
Standar DTK DKI Jakarta
Jumlah Penduduk Jenis Sarana Kota Luas Tiap Unit
Pendukung (Jiwa) <200 jiwa/ha 200-400 jiwa/ha >400 jiwa/ha

3000 Pos Kesehatan/Balai 200 170 140


Pengobatan
30000 Rumah Bersalin 3000 2550 2100
30000 Apotik/Rumah Obat 400 340 280
30000 Laboratorium 250 213 175
30000 Puskesmas Kelurahan 500 425 350
200000 Puskesmas 2400 2040 1680
Kecamatan/Balai
Pengobatan
480000 Rumah Sakit 1000 850 700
Pembantu (Tipe C)
1500000 Rumah Sakit Gawat 33000 28050 23100
Darurat
1500000 RS Wilayah (Tipe B) 45000 38250 31500
Standar DTK DKI Jakarta
• Struktur Pemerintahan: • Pola Persebaran:
– Kelurahan (30.000 jiwa) – RT (250 jiwa)
– Kecamatan (200.000 jiwa) – RW (2500 jiwa)
– Wilayah (1.5 juta jiwa) – Sub Distrik (5000 jiwa)
– Kelurahan (30000 jiwa)
– Distrik (50000 jiwa)
– Kecamatan (200000 jiwa)
– Sub Wilayah (480000 jiwa)
– Wilayah (1 juta jiwa)
Standar P4L (Pusat Penelitian dan
Pengembangan Perkotaan dan Lingkungan)

Jumlah Jenis Sarana Luas Tiap Unit


Penduduk Kota (m2)
Pendukung
(Jiwa)
30000 Rumah Bersalin 500
30000 Puskesmas 700
30000 Apotik 500
200000 Puskesmas 1000
Standar P4L (Pusat Penelitian dan
Pengembangan Perkotaan dan Lingkungan)

• Struktur • Pola Persebaran:


Pemerintahan: – RT (250 jiwa)
– Kelurahan (30.000 – RW (3000 jiwa)
jiwa) – Kelurahan (30000
– Kecamatan (200.000 jiwa)
jiwa) – Kecamatan (200000
jiwa)
– Wilayah (1 juta jiwa)
Standar Cipta Karya untuk
Perumahan Sederhana

Jumlah Penduduk Jenis Sarana Kota Luas Tiap Unit


Pendukung (Jiwa) (m2)
5000 Praktek Dokter 150
5000 Puskesmas 500
Pembantu
10000 RS Bersalin 1600
10000 Apotik 350
30000 Puskesmas 650
Standar Cipta Karya untuk
Perumahan Sederhana
• Struktur • Pola Persebaran:
Pemerintahan: – RT (250 jiwa)
– Kelurahan (30.000 – RW (2500 jiwa)
jiwa) – Kelurahan (30000
– Kecamatan (120.000 jiwa)
jiwa) – Kecamatan (120000
jiwa)
Standar P3DTK untuk Penjabaran
RUTR
Jumlah Penduduk Jenis Sarana Kota Luas Tiap Unit
Pendukung (Jiwa) (m2)

3000 Pos Kesehatan 200

20000 Apotik/Rumah Obat 500

30000 Klinik dan Rumah Bersalin 3000

120000 Puskesmas Kecamatan 2500

480000 Rumah Sakit Gawat Darurat 30000

480000 Rumah Sakit Pembantu 15000

1500000 RS Wilayah 65000


Standar P3DTK untuk Penjabaran
RUTR
• Struktur • Pola Persebaran:
Pemerintahan: – RT (250 jiwa)
– Kelurahan (30.000 – RW (2500 jiwa)
jiwa) – Kelurahan (30000
– Kecamatan (200.000 jiwa)
jiwa) – Kecamatan (120000
– Kota (1 juta jiwa) jiwa)
– Kota (1 juta jiwa)
– Wilayah (1.5 juta jiwa)
Standar Soefaat, Neighbourhood
Planning
Jumlah Penduduk Jenis Sarana Kota Luas Tiap Unit
Pendukung (Jiwa) (m2)

7000 Policlinic (mother & child care) 1400

26000 Health Centre 2800

84000 Hospital 420000

168000 Central Hospital -


Standar Soefaat, Neighbourhood
Planning
• Struktur Pemerintahan: • Pola Persebaran:
– District (84000 jiwa) – Neighbourhood (7000 jiwa)
– Town (168000 jiwa) – Sub District (28000 jiwa)
– District (84.000 jiwa)
– Town (168.000 jiwa)
– RW (2500 jiwa)
– Kelurahan (30000 jiwa)
– Kecamatan (120000 jiwa)
Standar Departemen Dalam Negeri
Jumlah Penduduk Jenis Sarana Kota Luas Tiap Unit
Pendukung (Jiwa) (m2)

30000 Apotik 400

30000 Puskesmas 500

30000 Rumah Bersalin 400

200000 Puskesmas 800


Standar Departemen Dalam Negeri
• Struktur • Pola Persebaran:
Pemerintahan: – RT (250 jiwa)
– Kelurahan (30.000 – RW (3000 jiwa)
jiwa) – Kelurahan (30000
– Kecamatan (200.000 jiwa)
jiwa) – Kecamatan (200000
jiwa)
– Kota (1 juta jiwa)
Perbandingan Standar Fasilitas
• Lebih bervariasi dalam hal fasilitas yang
diatur dibandingkan dengan fasilitas
pendidikan
• Standar Cipta Karya dan DTK DKI,
mengatur luasan fasilitas berdasarkan
kepadatan, sedangkan standar yang lain
tidak.
• Dalam memilih standar, sesuaikan dengan
ukuran lingkungan yang paling tepat.
PUSKESMAS
• Ukuran luas bangunan puskesmas disesuaikan
dengan kepadatan penduduk suatu daerah dan
perkiraan tingkat kunjungan ke puskesmas
tersebut.

• Ukuran minimal suatu bangunan puskesmas


adalah 135 m2. Pada daerah berpenduduk
padat, luas bangunan puskesmas adalah 250
m2, sedangkan khusus untuk Daerah Khusus
Ibukota Jakarta, luas minimum puskesmas
adalah 420 m2. Ketentuan ini berlaku baik bagi
puskesmas kelurahan maupun kecamatan.
PUSKESMAS
• Adapun besaran luas lahan yang dibutuhkan
suatu puskesmas bergantung pada
ketersediaan lahan, dan tidak ada ketentuan
besarannya. Luas lahan puskesmas ini berkisar
antara 150 m2 hingga 1500 m2
• Sebuah puskesmas dapat berupa bangunan
satu lantai atau maksimum 2 lantai.
• Rumah dokter puskesmas minimum seluas 70
m2, dan rumah tenaga paramedic minimum
seluas 50 m2.
PUSKESMAS PEMBANTU
• Sebuah puskesmas pembantu memiliki wilayah
kerja dua atau tiga desa dengan jumlah
penduduk 2500 hingga 10000 jiwa. Puskesmas
pembantu ini hanya memberikan pelayanan
kuratif atau penyembuhan penyakit-penyakit
umum.
• Luas bangunan yang diperlukan untuk suatu
puskesmas pembantu adalah 80 m2, yang terdiri
dari 30 m2 untuk ruang pelayanan dan 50 m2
untuk ruang paramedik. Khusus untuk DKI
Jakarta, luas minimum puskesmas pembantu
adalah 116 m2.
POSYANDU
• Penyelenggaraan posyandu bertujuan untuk
memberikan pelayanan medis bagi anak-anak
balita dan ibu-ibu. Wilayah kerja sebuah
posyandu adalah 100 balita (120 KK/480 jiwa),
disesuaikan dengan ketersediaan petugas dan
kondisi fisik daerah.
• Posyandu tidak membutuhkan ruangan khusus,
dapat diselenggarakan di suatu puskesmas,
balai desa atau bangunan lainnya.
PUSKESMAS KELILING
• Puskesmas keliling diperlukan pada daerah-
daerah yang belum memiliki puskesmas.
Penyelenggaraan puskesmas ini hanya berupa
sebuah kendaraan roda empat atau perahu
motor, peralatan kesehatan, peralatan
komunikasi dan beberapa tenaga medik.
• Wilayah kerja puskesmas keliling adalah satu
kelurahan yang tidak memiliki puskesmas.
BIDAN
• Untuk melayani keperluan medis suatu
lingkungan permukiman kecil diperlukan
keberadaan bidan. Wilayah kerja bidan
adalah 1 desa (3000 jiwa).
STRATEGI PENYEDIAAN
• Strategi penyediaan diperlukan untuk
mengatasi berbagai limitasi dalam
penyediaan fasilitas pendidikan
– Dari segi pihak penyedia dan pengelola
• Pemerintah
• Swasta (termasuk partisipasi masyarakat)
– Dari segi bentuk fasilitas
• Bangunan permanen
• Mobil/Perahu Keliling
ASPEK BIAYA DAN PEMBIAYAAN
• Biaya Penyediaan Fasilitas Pendidikan
– Biaya Investasi
– Biaya Operasi dan Pemeliharaan
• Biaya Investasi ditanggung oleh masing-masing
pihak penyedia
– Biaya investasi dan operasi fasilitas milik swasta
ditanggung swasta
– Biaya investasi dan operasi fasilitas milik pemerintah
ditanggung pemerintah
• Bantuan diberikan melalui pengguna
• RS diperkenankan untuk memberlakukan
peraturan internal RS
ASPEK BIAYA DAN PEMBIAYAAN
• UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
• Penyelenggaraan upaya kesehatan dilakukan
secara serasi dan seimbang oleh pemerintah
dan masyarakat termasuk swasta
• Peran pemerintah lebih dititikberatkan pada
pembinaan, pengaturan, dan pengawasan untuk
terciptanya pemerataan pelayanan kesehatan
dan tercapainya kondisi yang serasi dan
seimbang antara upaya kesehatan yang
dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat
termasuk swasta
ASPEK BIAYA DAN PEMBIAYAAN
• Pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang.
Jika pelayanan kesehatan pada sarana pelayanan
kesehatan dasar tidak mampu memberikan pelayanan
yang dibutuhkan, maka wajib merujuk pada sarana
kesehatan yang lebih mampu
• Sarana kesehatan tertentu yang dimiliki oleh masyarakat
termasuk swasta seperti rumah sakit, pabrik obat,
pedagang besar farmasi harus berbentuk badan hukum.
Sarana kesehatan yang tidak perlu berbadan hukum
antara lain praktik dokter, praktik dokter spesialis, apotek

You might also like