Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Dini

You might also like

Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 21

ANGGOTA KELOMPOK 1

1. MUAENI HADI
2. SIPAKIYAH
3. RENGGANIS DINARING MUTIARA
4. IDA FATMAWATI
5. SITI HALIMATUSSA’DIAH
MODUL 2
PENGEMBANGAN FISIK MOTORIK UNTUK ANAK USIA
DINI DAN PERAN GURU DALAM
MENGEMBANGKANNYA
KEGIATAN BELAJAR 1
TUJUAN DAN LANDASAN
PENGEMBANGAN MOTORIK ANAK
USIA DINI

A. TUJUAN PENGEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA DINI


Kompetensi dasar motorik anak TK yang diharapkan dapat dikembangkan
guru saat anak memasuki lembaga prasekolah/TK adalah anak mampu dalam
hal berikut:
1. Melakukan aktifitas fisik secara terkoordinasi dalam rangka persiapan untuk
menulis, keseimbangan, kelicahan, dan melatih keberanian.
2. Mengekpresikan diri dan berkreasi dengan berbagai gagasan dan imajinasi
serta menggunakan berbagai media/bahan menjadi suatu Karya seni.
B. LANDASAN PENGEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA DINI

1. Landasan pedagogis
Maria montessori
menurutnya untuk
melatih fungsi motorik
tidak perlu diadakan alat-
TEORI alat tertentu karena dalam
PENGEMBANGAN kehidupan sehari-haripun
anak secara sadar
MOTORIK ANAK (refleks) telah
MENURUT PARA menggunakan fungsi
AHLI motorik
Hurlock
Piaget mengungkapkan
mengungkaokan bahwa pada usia 4-
bahwa setiap anak 5 tahun, anak dapat
mempunyai tahapan mengendalikan
perkembangan yang gerakan yang kasar.
berbeda.

Audrey curtis
menurutnya
keterampilan
motorik terbagi 2
jenis, pertama
keterampilan
motorik kasar,
kedua ketrampilan
motorik halus.
2. Landasan psikologis
Dalam kegiatan pembelajaran seorang pendidik hendaknya memandang anak
didik dari sudut pandang konstruktivisme, yaitu setiap anak memilik cara, kemauan,
dan kemampuan yang berbeda dalam hal mengekspresikan diri, khususnya kegiatan
pengembangan motorik

Secara psikologis, anak akan


mengalami perkembangan sesuai
dengan usia serta perkembangan 1. Imitation (peniruan)
motorik dan mental lainnnya. 2. Manipulation
Adapun tahapa-tahapan (menggunakan
perkembangan motorik sebagai konsep)
berikut. 3. Presition (ketelitian)
4. Articulation
(perangkaian)
5. Naturalisation
(kewajaran)
KEGIATAN BELAJAR 2
PRINSIP DAN METODE PENGEMBANGAN MOTORIK ANAK
USIA DINI B. METODE
A. PRINSIP-PRINSIP
PENGEMBANGAN
PENGEMBANGAN ANAK
MOTORIK ANAK USIA
USIA DINI
DINI

1. Kesiapan belajar  Metode merupakan bagian dari


2. Kesempatan berpraktik strategi kegiatan pembelajaran dan
3. Model yang baik cara untuk mencapai tujuan
4. Motivasi pembelajaran tertentu sehingga
5. Pembelajaran individu guru memilih metode berdasarkan
6. Bertahap dan strategi kegiatan yang sudah
berkesinambungan dipilih dan ditentukan.
 Karakteristik tujuan kegiatan pengembangan motorik AUD khususnya anak TK
adalah mengembangkan kemampuan motorik anak, melatih gerakan-gerakan
kasar dan halus, meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan
tubuh dan koordinasi serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup
sehat.
 Perkembangan motorik merupakan proses memperoleh keterampilan dan pola
gerakan yang dapat dilakukan anak. Dalam kemampuan motorik kasar anak
belajar menggerakkan seluruh atau sebagian besar anggota tubuh, dalam
mempelajari motorik halus anak belajar ketepatan koordinasi tangan dan mata.
Anak juga belajar menggerakkan pergelangan tangan agar lentur, kemmudian
anak belajar berkreasi dan berimajinasi.
 Metode pembelajaran yang sesuai untuk menegmbangkan motorik anak
diantaranya: metode bermain, karyawisata, demostrasi, proyek, atau pemberian
tugas.
KEGIATAN BELAJAR 3

PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA


DINI

A. PROGRAM PENGEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA DINI


 Banyak refrensi yang digunakan sebagai acuan dalam penyusunan program
pengembangan motorik anak.
 Kurikulum merupakan salah satu sumber refrensi yang dapat dijadikan acuan
dalam penyusunan program pengembangan motorik anak.
 Kurikulum dijadikan standar minimal untuk acuan pelaksanaan program-
program pembelajaran. Yakni batas minimal tingkat ketercapaian yang
ditempuh anak, program –program yang dirancang untuk anak haruslah
sesuai dengan standar tersebut dan tidak boleh kurang dari standar tersebut.
 Apabila individu anak didik dan lingkungan sekolah memiliki standar tinggi,
diperbolehkan untuk menambah tingkat kedalaman materi dalam program-
program dikurikulum tersebut..
Adapun bidang perkembangan motorik khusus untuk anak TK dapat dilihat pada
modul.
B. PENYUSUNAN PROGRAM AKTIVITAS BERMAIN DALAM
PENGEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA DINI
 Pengembangan motorik pada anak usia dini membutuhkan suatu rencana dan
sitematika yang jelas, bertujuan, dan terukur walaupun dalam bentuk yang
sederhana.
 Perencanaan motorik harus dipikirkan sejak pendidik memilih dan
mengembangkan tema serta jaringannya yang akan dilaksanakan dalam suatu
satuan waktu dan proses pembelajaran .
 Pengembangan motorik pada berbagai kegiatan, seperti kegiatan merobek,
meremas, memindahkan benda dengan berbagai variasi, menggunting dan
menempel, mengisi pola, meronce, melipat, menggambar dan melukis, serta
kegiatan membentuk.
KEGIATAN BELAJAR 4
PERANAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN MOTORIK ANAK
USIA DINI
A. PERANAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN MOTORIK ANAK USIA
DINI
 Guru mempunyai peranan penting dalam mengembangkan fisik motorik anak
yang dapat dilakukan mellaui bermain. Melalui bermain fisik/motorik dan
sensitivitas anak dikembangkan .
 Anak usia dini adalah anak yang masih sangat memrlukan pengawasan dan
bimbingan dari orang yang lebih tua. Salahsatu ctra belajar anak usia dini adalah
meniru perbuatan orang-orang yang lebih tua, misalnya orang tuanya atau
gurunya. AUD biasanya sering menuruti arahan dan bimbingan odari gurunya.
 Dalam merencanakan kegiatan fisik/motorik anak guru harus melihat latar
belakang yang kuat untuk memilih gerakan fisik/motorik yang bermakna dan
sesuai dengan anak didiknya.
 Guru dapat mempelajari kemmapuan anak didiknya sehingga dapat meneatukan
jenis kegiatan dan ukuran keberhasilan yang sesuai dengan tahap perkembangan
anak.
Dalam membantu meningkatkan gerakan motorik anak, guru dapat melakukan
sebagai berikut.
1. Menyediakan peralatan atau lingkunagan yang memungkinkan anak melatih
keterampilan motoriknya. Alat dan tempatnya harus aman sehingga anak dapat
berlari-lari atau berguling-guling.
2. Memperlakukan anak dengan sama. Jangan membandingkan kemampuan satu
anak di depan anak karena setiap anak adalah unik. Penguasaan keterampilan
motorik anak anatara yanga satu dengan yang lainnya tidaklah sama. Semua ini
tergantung banyak hal, misalnya latihan, rasa percaya diri, kematangan alat-lat
tubuh, dan lain-lainnya.
3. Memperkenalkan beragai jenis keterampilan motorik, misalnya berbagai jenis
olahraga kepada anak. Semakin banyak anak berlatih beberapa jenis olahraga
atau keterampilan, motoriknya akan semakin baik pula.
4. Meningkatkan kesabaran guru karena setiap anak memilki jangka waktu
berbeda dalam menguasai suatu keterampilan. Oleh sebab itu guru diharapkan
tidak memaksa anak untuk menguasai suatu keterampilan motorik melebihi
batas kemampuannya.
5. Aktivitas fisik yang diberikan kepada nak harus bervariasi, yaitu aktivitas fisik
untuk bermain dan bergembira sambil menggerakkan badan.
6. Berilah katifitas fisik yang memungkinkan anak menikmati dan dapat mencapai
kemampuan yang diharapkan sesuai dengan perkembangannya. Keberhasilan
anak dalam melakukan suatu kegiatan akan mejadikannya lebih percaya
terhadap kemampuannya.
7. Saat melakukan aktifitas fisik yang menempatkan anak bersama beberapa anak
lain, anak sebaiknya diberi arahan untuk dapat menerima kehadiran dan bekerja
sama dengan anak lainnya.
B. PERAN GURU DALAM MEMBIASAKAN ANAK MEMAKAN
MAKANAN YANG BERGIZI
 Pertumbuhan fisik adalah proses metabolisme yang memerlukan masukan
oksigen dan zat gizi serta bebrapa zat penting lainnya yang berlangsung secara
terus-menerus, bersifat komples, unik dan mengikuti pola tertentu.
 Kekuranga gizi pada masa anak-anak akan mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak saat ia dewasa. Biasanya penyebab utamanya, selain
faktor ekonomi dan kebiasaan di keluarga, juga karena kurang pengetahuan
dan kurangnya perhatian orang tua dan guru mengenai asupan gizi.
 Guru perlu membiasakan anak memakan makan yang bergizi untuk
menunjang pertumbuhan fisik anak, misalnya pertumbuhan berat dan tinggi
badannya.
 Oleh sebab itu guru perlu mempelajari jenis-jenis makanan yang bergizi dan
jumlah yang diperlukan untuk membantu perkembangan fisik anak secara
optimal.
 Guru harus menjadi model terhadap anak dalam membiasakan memakan
makanan bergizi. Dengan pembiasaan makann yang baik, anak kan tumbuh
lebih sehat dan kuat.
MODUL 3 PERKEMBANGAN GERAKAN
MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI
KEGIATAN BELAJAR 1
TAHAP PERKEMBANGAN ANAK
DALAM MEMBANGUN BALOK,
MERONCE, DAN MENGGUNTING

A. TAHAP MEMBANGUN BALOK


7 Tahap membangun balok menurut Coughlin, dkk,1994
1. Membawa balok berkeliling, tetapi tidak untuk disusun biasanya dilakuakan oleh
anak yang masih sangat muda yaitu usia tiga tahunan.
2. Membuat barisan balok, anak membuat barisan balok secara horizontal melintang
dilantai atau bisa juga barisan vertikal membujur ke atas.
3. Membuat jembatan, anak mulai menghubungkan dua balok dengan jarak
diataranya, lalu menambahkan balok yang ketiga di atasnya, seperti membuat
terowongan.
4. Membuat ruang tertutup, anak kadang meletakkan balok-balok sebagai cara
utntuk menutupi suatu ruangan. Membuat jembatan dan membuat dan membuat
ruang tertutup termasuk masalah teknis bangunan yang masih awal dan biasanya
dapat dipecahkan anak-anak. Kemampuan mebangun ini berkembang setelah
anak terbiasa menggunakan balo tersebut.
5. Membuat pola-pola hiasan, saat anak-anak telah mendapatkan lebiah banyak lagi
kemampuan dengan menggunakan balok, pola-pola hiasan akan terlihat dalam
kreasi mereka. Biasanya, pola-pola ini sangat simetris. Bangunan-bangunan
yang dibuat biasanya belum diberi nama.
6. Memberi nama untuk bangunan yang disusun, anak mulai memberi nama untuk
bangunan yang mereka susun, yang berkaiytan dengan fungsi saat bermain
peran, anak harus menamai bangunan yang mereka buat yang ada hubungannya
dengan fungs bangunan tersebut, misalnya terowongan untuk bangunan
bernentuk kolong.
7. Memberi nama dan kegunaannya untuk bermain, bangunan yang dibuat anak
kini melambangkan bangunan yang sebenarnya, bisa merupakan imitasi dari
bangunan yang terkenal atau imajinasi mereka sendiri. Terdapat dorongan kuat
ke arah peran sekeliling bangunan balok tersebut.
B. TAHAP MERONCE
Berikut tahap-tahap kegiatan meronce dengan manik-manik dan tali, dari
yang paling mudah hingga yang paling sulit menurut (Retno soendari dan
wismiarti, 2010):
• Tahap meronce pada anak meliputi mengosongkan dan mengisi kembali manik-
manik dalam berbagai wadah.
• Merangkai sesuatu untuk digunakan dalam bermainperan, misalnya alat
pancing untuk berprofesi sebagai nelayan, kalung untuk ibu, dan lain-lain.
• Merangkai terus-menerus (merangkai manik-manik sepanjang tali hingga
ujung).
• Merangkai manik-manik berdasarkan kesamaan warna.
• Merangkai manik-manik berdasarkan kesamaan bentuk.
• Merangkai manik-manik berdasarkan kesamaan bentuk dan warna.
• Merangkai manik-manik berdasarkan warna, bentuk, dan ukuran.
• Membuat pola sendiri.
• Membaca pola dari bermacam-macam tingkat kesulitan. Pola digambarkan
dalam gambar berwarna dua dimensi dan anak-anak meronce manik-manik
dengan pola mengikuti gambar tersebut..
C. TAHAP MENGGUNTING
• Menggunting adalah kegiatan memotong (memangkas dan sebagainya) dengan
memakai gunting (Moelliono, dkk,1988:287).
• Gunting adalah sebuah alat yang mempunyai dua buah mata pisau bergagang
bulat dan berlubang (untuk menempatkan jari tangan) yang disatukan pada titik
tumpu sedemikian rupa sehingga apabila kedua pisau tersebut digerakkan secara
bersama-sama dengan mnggunakan jari, mata pisau akan bertemu dan menekan
sehingga sehingga dapat memotong benda yang tipis (umumnya berbentuk
lembaran, seperti kertas, kain, karton, plastik dan aluminium foil).
• Menurut sukardi (2013) dalam menggunting anak belajar bersabar dengan
ketahanan mengerjakan memotong dengan waktu yang relatif lama bagi anak.
Selain itu anak juga belajar mengapresiasi hasil guntingnya.
Tahapan menggunting utnuk anak usia dini dimulai dari kegiatan
pramenggunting yang berupa:
• Memungut objek-objek kecil menngunakan ibu jari dan telunjuk.
• Bermain jari, yaitu menggunakan jari-jari untuk menulis (ibu jari, jari
telunjuk, dan jari tengah).
• Mereas berbagai kertas atau daun
• Merobek menggunakan semua jari
• Merobek dengan menjepit kertas dengan dua jari menggunakan kedua
tangannya.
Tahap selanjutnya yaitu:
• Menggunting seputar tepi kertas dengan ujung gunting, biasanya hanya
menggunting ujung gunting yang terbuka sedikit.
• Menggunting tepi kertas dengan keseluruhan gunting artinya menggunting
dengan membuka gunting tersebut seluruhnya sampai belakang, tidak hanya
ujungnya.
• Mengguntin diatara dua garis.
• Menggunting bentuk, tetai tidak mengikuti garis. Anak mulai mencoba
menggunting suatu bentuk tidak hanya mengunting lurus.
• Menggunting bentuk pada garis sesuai dengan tempatnya dan dengan kontrol
yang semakin baik..
• Menggunting sesuai pola dan bentuk.
Alat dan bahan yang perlu diperhatiakn pada saat menggunting untu Anak Usia Dini
yaitu

1. Gunting
Gunting yang digunakan khusus untuk anak-anak dengan ketajaman cukup untuk
menggunting kertas dan ujung gunting yang bulat (tidak runcing).
2. Bahan
Bahan yang digunakan untuk aktivitas menggunting biasanya berbahan dasar
kertas, baik itu kertas yang berwarna maupun yang bergambar.
KEGIATAN BELAJAR 2 TAHAP
PERKEMBANGAN AANK DALAM
MENGGAMBAR, MELUKIS, MENULIS, DAN
BERMAINPLASTISIN

A. TAHAPAN MELUKIS DAN MENGGAMBAR


• Pada anak usia dini awalnya melukis dengan menggambar adalah dua jenis
kegiatan yang berbeda tahapannya. Pada tahap tertentu pada anak-anak
kegiatan menggambar dan melukis nanti memiliki titik temu dan terlihat sama.
B. TAHAP MENULIS
• Perkembangan motorik halus juga berhubungan dengan kegiatan menulis yang
dilakukan anak-anak. Agar pendidik dapat menyimpulkan kemajuan anak
dalam menulis ini.
• Tahap perkembangan menulis pada anak usia dini sebagai berikut:
1. coretan-coretan cak (random scribbling).
2. Coretan terarah
3. Garis dan bentuk
4. Latihan huruf acak atau nama
5. Menulis nama
6. Mencontoh kata-kata dari lingkungan
7. Menemukan ejaan
8. Ejaan umum
9. Tahap lebih lanjut
C. TAHAP BERMAIN PLASTISIN
Tahapan bermain plastisin atau playdough dapat kita
amati sejak awal pada anak. Berikut tahapan pada anak
dalam bermain playdough.
1. mendorong, menarik dan menekan
2. Menepuk-nepuk atau mengulung-gulung
3. Menekan dan membuat lempengan
4. Meletakkan bulatan-bulatan di sarang burung
5. Membuat bentuk mewakili sesuatu yang nayata dan
terlihat seperti sebenarnya dengan bentuk yang lebih
terperinci.

You might also like