Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 15

MAKALAH “KEIMANAN”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
ABDUL RAHMAN
2019.01.135
‫‪HUBUNGAN IMAN, ISLAM, IHSAN DAN‬‬
‫)‪HARI KIAMAT (LM: 5‬‬

‫طلَ َع‬‫ات يَ ْو ٍم اِ ْذ َ‬ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َذ َ‬


‫ْضا قَا َل‪ :‬بَ ْينَ َما نَحْ ُن ُجلُ ْوسٌ ِع ْن َد َرس ُْو ِل هللاِ َ‬ ‫ض َي هللاُ َع ْنهُ اَي ً‬ ‫َع ْن ُع َم َر َر ِ‬
‫س‬ ‫ْرفُهُ ِمنَّا اَ َح ٌد‪َ ،‬حتَّى َجلَ َ‬ ‫ْر‪ ،‬اَل يُ َرى َعلَ ْي ِه اَثَ ُر ال َّسفَ ِر َواَل يَع ِ‬ ‫ب َش ِد ْي ُد َس َوا ِد ال َّشع ِ‬ ‫اض الثِّيَا ِ‬ ‫َعلَ ْينَا َر ُج ٌل َش ِد ْي ُد بَيَ ِ‬
‫ال‪ :‬يَا ُم َح َّم ُد اَ ْخبِرْ نِ ْي‬ ‫ض َع َكفَّ ْي ِه َعلَى فَ ِخ َذ ْي ِه‪َ ،‬وقَ َ‬‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‪ ،‬فَا َ ْسنَ َد ُر ْكبَتَ ْي ِه اِلَى ُر ْكبَتَ ْي ِه‪َ ،‬و َو َ‬ ‫اِلَى النَّبِ ِّي َ‬
‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ‪ :‬اَاْل ِ ْسالَ ُم اَ ْن تَ ْشهَ َد اَ ْن اَل اِلَهَ اِاَّل هللاُ واَ َّن ُم َح َّم ًدا َرس ُْو ُل هللاِ‪،‬‬ ‫َع ِن ااْل ِ ْساَل ِم‪ ،‬فَقَا َل َرس ُْو ُل هللاِ َ‬
‫ت‪ .‬فَ َع ِج ْبنَا‬ ‫ص َد ْق َ‬‫ال‪َ :‬‬ ‫ْت اِلَ ْي ِه َس ِب ْياًل ‪ .‬قَ َ‬
‫ْت اِ ِن ا ْستَطَع َ‬ ‫ان‪َ ،‬وتَ ُح َّج ْالبَي َ‬ ‫ض َ‬ ‫صاَل ةَ‪َ ،‬وتُْؤ تِ َي ال َّز َكاةَ‪َ ،‬وتَص ُْو ُم َر َم َ‬ ‫َوتُقِ ْي َم ال َّ‬
‫هلل‪َ ،‬و َماَل ِئ َكتِ ِه‪َ ،‬و ُكتُ ِب ِه‪َ ،‬و ُر ُس ِل ِه‪َ ،‬و ْاليَ ْو ِم‬‫ال‪ :‬اَ ْن تُْؤ ِم َن بِا ِ‬ ‫ان‪ ،‬قَ َ‬ ‫ُص ِّدقُهُ‪ .‬قَا َل‪ :‬فَا َ ْخبِرْ نِ ْي َع ِن ااْل ِ ْي َم ِ‬ ‫لَهُ يَ ْساَلُهُ َوي َ‬
‫ك تَ َراهُ‬ ‫ال‪ :‬اَ ْن تَ ْعبُ َد هللاَ َكاَنَّ َ‬
‫ان‪ ،‬قَ َ‬ ‫ت‪ .‬قَا َل‪ :‬فَا َ ْخبِرْ نِ ْي َع ِن ااْل ِ حْ َس ِ‬ ‫ص َد ْق َ‬‫ااْل َ ِخ ِر‪َ ،‬وتُْؤ ِم َن بِ ْالقَ َد ِر َخي ِْر ِه َو َش ِّر ِه‪ .‬قَا َل‪َ :‬‬
‫ال‪:‬‬‫اال َم ْسُؤ ْو ُل َع ْنهَا ِبا َ ْعلَ َم ِم َن السَّاِئ ِل‪ .‬قَ َ‬ ‫ال‪َ :‬م ْ‬ ‫ك‪ .‬قَا َل‪ :‬فَا َ ْخ ِبرْ نِ ْي َع ِن السَّا َع ِة قَ َ‬ ‫فَاِ ْن لَ ْم تَ ُك ْن تَ َراهُ فَاِنَّهُ يَ َرا َ‬
‫اولُ ْو َن فِى‬ ‫فَا َ ْخبِ ِر ْني َع ْن اَ َما َراتِهَا‪ ،‬قَا َل‪ :‬اَ ْن تَ ِل َد ااْل َ َمةُ َربَّتَهَا‪َ ،‬واَ ْن تَ َرى ْال ُحفَاةَ ْال ُع َراةَ ْال َعالَةَ ِر َعا َء ال َّشا ِء يَتَطَ َ‬
‫ت‪ :‬هللاُ َو َرس ُْولُهُ اَ ْعلَ ُم‪ .‬فَاِنَّهُ ِجب ِْر ْي ُل اَتَا ُك ْم‬ ‫ال‪ :‬يَا ُع َمرُ‪ ،‬اَتَ ْد ِريْ ِم َن السَّاِئلُ؟ قُ ْل ُ‬ ‫ت َملِيًّا‪ ،‬ثُ َّم قَ َ‬ ‫ق‪ ،‬فَلَبِ ْث ُ‬‫طلَ َ‬ ‫ْالبُ ْنيَ ِ‬
‫ان‪ ،‬ثُ َّم ا ْن َ‬
‫يُ َعلِّ ُم ُك ْم ِد ْينَ ُك ْم‪ ( .‬رواه مسلم)‬
TERJEMAH HADITS
• “Dari Umar r.a, berkata: “Suatu ketika kami (para sahabat) duduk didekat rasulullah saw. Tiba-tiba muncul kepada kami seseorang
lelaki mengenakan pakaian yang sangat putih dan rambutnya amat hitam. Tak terlihat padanya tanda-tanda bekas perjalanan dan tak ada
seorangpun diantara kami yang mengenalnya. Ia segera duuik dihadapan Nabi, lalu lututnya disandarkan kepada lutut Nabi dan
meletakkan kedua tangannya diatas kedua tangan Nabi, kemudian ia berkata: “hai Muhammad ! beritahukan kepadaku tentang islam”.
Rasulullah menjawab: “Islam adalah engkau bersaksi bahwa tiada Tuhan kecuali Allah, dan sesungguhnya Nabi Muhammad adalah
Rasul Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, berpuasa dibulan Ramadhan dan engkau menunaikan haji di Baitullah jika engkau
telah mampu melakukannya”. Lelaki itu berkata: “engkau benar”. Maka kami heran, ia yang bertanya, ia juga yang membenarkannya.
Kemudian ia berkata lagi: “beritahukan kepadaku tentang iman”. Nabi menjawab: “iman adalah engkau beribadah kepada Allah,
malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari akhir dan beriman kepada takdir Allah yang baik dan yang buruk”. Ia berkata:
“Engkau benar”. Dia bertanya lagi: “beritahukan kepadaku tentang ihsan”. Nabi menjawab: “ hendaklah engkau beribadah kepada
Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, kalaupun engkau tidak melihat-Nya, sesungguhnya Dia melihatmu. Lelaki itu berkata lagi: “
beritahukan kepadaku kapan terjadinya hari kiamat itu ”. Nabi menjawab: “ yang ditanya tidaklah lebih tahu daripada yang bertanya”.
Dia pun bertanya lagi: “beritahukan kepadaku tentang tanda-tandanya”. Nabi menjawab: “ jika seseorang budak wanita telah
melahirkan tuannya, jika engkau melihat orang yang bertelanjang kaki, tanpa memakai baju serta pengembala kambing telah saling
berlomba dalam mendirikan bangunan mewah yang menjulang tinggi.Kemudian lelaki itu segera pergi. Akupun terdiam sehingga Nabi
bertanya kepadaku: wahai Umar, tahukah engkau siapa yang bertanya tadi ?, aku menjawab: Allah dan Rasulnya lebih mengetahui.
Beliau bersabda: “ia adalah Jibril yang mengajarkan kalian tentang agama kalian” (H.R. Muslim).
DALAM HADITS DI ATAS, ADA EMPAT MASALAH POKOK YANG SALING BERKAITAN SATU SAMA LAIN, YAITU IMAN,
ISLAM, IHSAN, DAN HARI KIAMAT. SESEORANG TIDAKLAH CUKUP HANYA MENGANUT ISLAM SAJA TANPA
MENGIRINGINYA DENGAN IMAN. BEGITU PULA SEBALIKNYA ISLAM TANPA IMAN TIDAKLAH BERARTI. AKAN
TETAPI IMAN DAN ISLAM JUGA BELUMLAH CUKUP KARENA HARUS DIBARENGI IHSAN SUPAYA SEGALA AMAL
IBADAHNYA MENDAPATKAN NILAI ATAU BERPAHALA DI SISI ALLAH SWT. DENGAN DEMIKIAN, IA AKAN
MENDAPATKAN HASILNYA, YAITA MENDAPAT PAHALA DARI IBADAHNYA, BAIK DI DUNIA, DAN TERUTAMA DI
HARI KIAMAT KELAK, YANG TIDAK ADA SEORANG PUN MENGETAHUINYA KAPAN TERJADINYA KECUALI ALLAH
SWT
A. IMAN
• Pengertian dasar dari istilah “iman” ialah “memberi ketenangan hati;
pembenaran hati”. Jadi makna iman secara umum mengandung pengertian
pembenaran hati yang dapat menggerakkan anggota badan memenuhi segala
konsekuensi dari apa yang dibenarkan oleh hati. Iman sering juga dikenal
dengan istilah aqidah, yang berarti ikatan, yaitu ikatan hati
• Secara singkat dapat dijelaskan bahwa iman artinya kepercayaan, yang
intinya percaya dan mengakui bahwa Allah itu ada dan Esa, tiada Tuhan
selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Kahmas dan Sulaiman At-Tamimi, disebutkan pula beriman kepada
qadha dan qadar Allah, baik yang buruk maupun yang baik. Dengan demikian, jumlah rukun iman,
menurut sebagian besar ulama adalah enam, yang meliputi:
o Keyakinan tentang adanya Allah SWT.
o Keyakinan terhadap malaikat-malaikat Allah SWT.
o Keyakinan tentang kebenaran kitab-kitab yang diturunkan-Nya.
o Keyakinan tentang kebenaran rasul-rasul utusan-Nya.
o Keyakinan tentang kebenaran adanya hari kebangkitan dari alam kubur.
o Keyakinan kepada qadha dan qadar Allah, yang baik maupun yang buruk.
B. ISLAM
Islam berasal dari akar kata kerja aslama secara harfiyah berarti kepatuhan atau tindakan menyerahkan diri seseorang
sepenuhnya kepada kehendak orang lain.

Islam adalah agama yang dibawa oleh para utusan Allah dan disempurnakan pada masa Rasulullah SAW. yang
memiliki sumber pokok Al-Quran dan Sunnah Rasulullah SAW. sebagai petunjuk kepada umat manusia sepanjang
masa. (Q.S. 48: 28, dan 5: 3)

Islam ialah menyembah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan suatu apapun, mendirikan shalat,
menunaikan zakat yang difardukan, dan berpuasa di bulan Ramadhan. Dalam hadits lain, ditambahkan satu rukun lagi,
yakni menunaikan ibadah haji bagi yang mampu, sebagaimana dinyatakan dalam hadits

َّ ‫سو ُل هَّللا ِ َوِإقَ ِام‬


‫الصاَل ِة‬ ُ ‫ش َها َد ِة َأنْ اَل ِإلَهَ ِإاَّل هَّللا ُ َوَأنَّ ُم َح َّم ًدا َر‬ ْ ‫سلَّ َم بُنِ َي اِإْل‬
ٍ ‫س اَل ُم َعلَى َخ ْم‬
َ ‫س‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ ِ ‫سو ُل هَّللا‬ َ َ‫ال ق‬
ُ ‫ال َر‬ َ َ‫ض َي هَّللا ُ َع ْن ُهمَا ق‬
ِ ‫َع ْن ا ْب ِن ُع َم َر َر‬
َ‫ضان‬ َ ‫َوِإيتَا ِء ال َّز َكا ِة َوا ْل َح ِّج َو‬
َ ‫ص ْو ِم َر َم‬
Artinya:

“Dari Ibnu Umar Radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Islam
dibangun di atas lima (tonggak): Syahadat Laa ilaaha illa Allah dan (syahadat) Muhammad Rasulullah, menegakkan
shalat, membayar zakat, haji, dan puasa Ramadhan”. [HR Bukhari].
Berdasarkan hadits diatas, ditemukan rumusan yang selanjutnya dikenal dengan rukun Islam,
yaitu:
 Syahadat (persaksian keesaan Allah dan kerasulan Muhammad)
 Mendirikan shalat
 Menunaikan zakat
 Puasa pada bulan Ramadhan
 Menunaikan ibadah haji
C. IHSAN
Ihsan secara bahasa berasal dari akar kata kerja ahsana-yuhsinu, yang artinya adalah berbuat baik,
sedangkan bentuk mashdarnya adalah ihsan yang artinya kebaikan. Sebagaimana dinyatakan dalam ayat:
‫ان‬
ِ ‫س‬َ ‫ ِإنَّ هَّللا َ يَْأ ُم ُر بِا ْل َع ْد ِل َواِإْل ْح‬. . .
Artinya:

Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan . . .” (Q.S. An-Nahl: 90)
Dalam arti khusus, ihsan sering disamakan dengan akhlak, yaitu sikap atau tingkah laku yang baik
menurut Islam. Dan terkadang pula diartikan sebagai suatu kesempurnaan.
Adapun ihsan menuru
t syari’at, telah dirumuskan oleh Rasulullah SAW, yaitu “menyembah kepada Allah seakan-akan engkau
melihat-Nya, jika engkau tidak mampu melihat-Nya, ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat.”
D. HARI KIAMAT
Percaya kepada hari Kiamat termasuk salah satu rukun iman yang harus diyakini oleh semua orang yang beriman
meskipun tidak ada yang tahu kapan waktunya. Bahkan Rasulullah SAW. pun tidak mengetahuinya karena hanya Allah
saja yang tahu.

Bagi mereka yang beriman, tidak diketahui terjadinya hari Kiamat tidak akan mengurangi kadar keimanannya. Mereka
justru lebih waspada dan senantiasa meningkatkan amal kebaikan untuk bekal menghadapi-Nya.

Akan tetapi, hanya Allah saja yang tahu mengenai datangnya hari kiamat, sebagaimana tidak ada yang tahu, kecuali
Allah saja tentang turunnya hujan; apa yang ada dalam rahim seorang ibu; apa yang akan terjadi esok hari; dan
dimanakah seseorang akan mati, sebagaimana dinyatakan dalam ayat:

ٍ ‫ي َأ ْر‬
‫ض تَ ُموتُ ۚ ِإنَّ هَّللا َ َعلِي ٌم َخبِي ٌر‬ ِّ ‫س بَِأ‬
ٌ ‫ب َغدًا ۖ َو َما تَ ْد ِري نَ ْف‬
ُ ‫س‬ ٌ ‫سا َع ِة َويُنَ ِّز ُل ا ْل َغ ْي َث َويَ ْعلَ ُم َما فِي اَأْل ْر َح ِام ۖ َو َما تَ ْد ِري نَ ْف‬
ِ ‫س َما َذا تَ ْك‬ َّ ‫ِإنَّ هَّللا َ ِع ْن َدهُ ِع ْل ُم ال‬
Artinya:

“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat; dan Dia-lah yang menurunkan
hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa
yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Q.S. Lukman: 34)
BERKURANGNYA IMAN DAN ISLAM KARENA MAKSIAT
(LM: 36)
َ ‫ب ا ْل َخ ْم َر ِح‬
‫ين يَش َْربُ َها َو ُه َو‬ ُ ‫ش َر‬ َ ‫سلَّ َم قَا َل اَل يَ ْزنِي ال َّزانِي ِح‬
ْ َ‫ين يَ ْزنِي َو ُه َو ُمْؤ ِمنٌ َواَل ي‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬ ِ ‫قَا َل َأبُو ه َُر ْي َرةَ َر‬
َ ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ ِإنَّ النَّبِ َّي‬
‫ين يَ ْنتَ ِهبُ َها‬
َ ‫ار ُه ْم فِي َها ِح‬
َ ‫ص‬َ ‫اس ِإلَ ْي ِه َأ ْب‬ ٍ ‫ب نُ ْهبَةً َذاتَ ش ََر‬
ُ َّ‫ف يَ ْرفَ ُع الن‬ ُ ‫ َواَل يَ ْنتَ ِه‬:‫ق َو ُه َو ُمْؤ ِمنٌ وزاد في رواية‬ ُ ‫س ِر‬ْ َ‫ين ي‬َ ‫ق ِح‬ ُ ‫سا ِر‬ َّ ‫ق ال‬ ْ َ‫ُمْؤ ِمنٌ َواَل ي‬
ُ ‫س ِر‬
ٌ‫َو ُه َو ُمْؤ ِمن‬
Terjemah Hadits
“Abu Hurairah r.a. berkata, bahwa Nabi SAW. bersabda, “Tidak akan berzina seorang pelacur di waktu
berzina jika ia sedang beriman. Dan tidak akan meminum khamar seseorang di waktu meminum jika ia
sedang beriman. Dan tidak akan mencuri seseorang di waktu mencuri jika ia sedang beriman. Pada
riwayat lain, ‘Dan tidak akan merampas rampasan yang berharga sehingga orang-orang membelalakkan
mata kepadanya ketika merampas jika ia sedang beriman.” (Dikeluarkan oleh Bukhari: (74) kitab:
“Minuman,”(1) bab: Firman Allah SWT. “Sesungguhnya khamar, judi, (berkorban untuk) berhala,
mengundi nasib dengan anak panah adalah perbuatan keji yang termasuk perbuatan setan….”)
ORANG YANG BERIMAN KEPADA ALLAH SWT. AKAN MERASA
SUATU PERASAAN SEGALA TINGKAH LAKUNYA SELALU DIAWASI
OLEH DZAT YANG MAHA MENGETAHUI, ALLAH SWT. IA MEMILIKI
KEYAKINAN BAHWA SEGALA AMAL PERBUATANNYA HARUS
DIPERTANGGUNGJAWABKAN KELAK DIHADAPAN-NYA DAN IA
SENDIRI YANG AKAN MENERIMA AKIBAT DARI PERBUATANNYA,
BAIK ATAUPUN BURUK, SEKECIL APAPUN PERBUATANNYA,
RASA MALU SEBAGIAN DARI IMAN (LM: 22)
Dituturkan dari Ibn Umar r.a.
‫حديث ابن عمر أن رسول هللا صلى هللا عليه وسلم مر على رجل من األنصار وهو يعظ أخاه في الحياء فقال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم دعه فإن الحياء من اإليمان‬
Terjemah Hadits
“Bahwasannya Nabi SAW. melewati (melihat) seorang lelaki dari kaum Anshar yang sedang menasihati saudaranya karena
malu, maka Nabi SAW. bersabda, “Biarkanlah ia, karena sesungguhnya malu itu bagian dari iman.” (Dikeluarkan oleh
Imam Bukhari: (2) Kitab “Iman,” (16) bab: “Malu Bagian dari Iman.”)
Diantara kemahakuasaan Allah SWT. adalah Dia menciptakan manusia dalam keadaan berbeda-beda, baik dalam bentuk,
sifat, dan lain-lain. Bahkan, pada orang yang berwajah mirip pun pasti terdapat perbedaan dan kekhususan masing-masing.
Rasa malu merupakan salah satu sifat yang dimiliki oleh manusia, dan sekaligus merupakan salah satu sifat yang
membedakan manusia, dengan binatang. Kadar rasa malu pada tiap-tiap orang berbeda-beda. Ada yang pemalu, tidak pemalu,
dan agak pemalu.
Islam sangat mengakui keberagaman setiap orang, khususnya tentang sifat malu. Bahkan, sifat malu sebagaimana dinyatakan
dalam hadits diatas merupakan bagian dari iman
Namun demikian, malu yang dimaksud dalam hadits diatas bukan dalam arti bahasa, tetapi arti malu disana
adalah malu dalam mengerjakan kejelekan. Hal itu dipertegas oleh hadits lain yang artinya :
“Imran bin Hushain r.a., ia berkata, bahwa Rasulullah SAW. telah bersabda, “Malu itu tidak akan
menimbulkan sesuatu, kecuali kebaikan semata.” (H.R. Bukhari dan Muslim)
Tidak heran kalau para ulama mendefinisikan malu dengan:
‫ق‬ َ ‫ق ِذى ْا‬
ِّ ‫لح‬ ِ ‫ح َويَ ْمنَ ُع ِم َن التَّ ْق‬
ِّ ‫ص ْي ِرفِى َح‬ ٌ ُ‫لحيَا ِء ُخل‬
ِ ‫ق يَ ْب َعث ُ َعلَى ت َْر ِك ْالقَبِ ْي‬ َ ‫َحقِ ْيقَة ُ ْا‬
Artinya:
“Hakikat malu adalah sifat atau perasaan yang menimbulkan keengganan melakukan sesuatu yang rendah atau
kurang sopan.”
Menurut Abul Qasim (Junaid), perasaan malu akan timbul bila memandang budi kebaikan dan melihat
kekurangan diri. Hampir senada dengan itu, Al-Hulaimy berpendapat bahwa hakikat malu adalah rasa takut
untuk melaksanakan kejelekan. Adapun diantara para ulama, ada yang berpendapat, sebagaimana dikemukakan
oleh Ibnu Hajar dalam kitab Fathu Al-Bary bahwa merasa malu dalam mengerjakan perbuatan haram adalah
wajib; dalam mengerjakan pekerjaan makruh adalah sunah; dan dalam mengerjakan perbuatan yang mubah
adalah kebiasaan/adat. Perasaan malu seperti itulah yang merupakan salah satu cabang iman.
TERIMA KASIH

You might also like