Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 27

PEMERIKSAAN PADA

MUSKULOSKELETAL
 Tulang manusia membutuhkan
lebih banyak kalsium dan vitamin d
untuk melakukan fungsinya. Secara
fisiologi, kalsium berperan sebagai
kofaktor pada proses pembekuan
darah, memelihara mineralisasi
tulang dan stabilisasimembran
plasa. Adapun vitamin D untuk
menguatkan tulang
1. Pemeriksaan Diagnosa
1. Sinar X
2. CT Scan
3. Arthrografi
4. Artherosentesis
5. Arthroskopi
6. Skintigrafi Tulang
7. Elektromiografi
8. Biopsi
SINAR X

Menggambarkan
kepadatan tulang,
tekstur, erosi dan
perubahan
persendian
Sinar X digunakan untuk menggambarkan
kepadatan tulang, tekstur, erosi dan
perubahan persendian. Sinar x multipel di
gunakan untuk mengkaji struktur yang
sedang diperiksa.
Sinar x dilakuakan untuk menunjukn pelebaran,
penyempitan dan tanda irregularitas.
Sinar x sendi dilakukan untuk menunjukan
adanya cairan , iregularitas, penyempitan dan
prubahan struktur sendi
CT Scan
Tes CT Scan dilakukan untuk mengidentifikasi
lokasi dan panjangnya patah tulangdi daerah
yang sulit di evaluasi
Pemeiksaan dapat dilakukan dengan atau tanpa
kontras dan berlangsung sekitar satu jam
ARTHOGRAFI
 Angiografi dilakukan dengan menyuntikan
bahwa radiopaque atau udara kedalam
rongga sendi.
 Hal tersebutbertujuan untuk melihat struktur
jaringan lunak dan kontur sendi.
 Pemeriksaan ini berguna untuk
mengidentifikasi adanya robekan akut pada
kpsul sendi atau ligamen.
Arthrosentesis
Athrosentesis dilakukan untuk
memperolehcairan sinovial untuk keperluan
pemeriksaan. Cairan sinovial yang normal yaitu
JERNIH dan volumnye sedikit.
Cairan sinovial yang dipeiksa meliputi : volume,
warna, kejernihan dan adanya bekuan musin.
Secara mikroskopis yang dapat diperiksa meliputi
jumlah sel, identifikasi sel,pewarnaan gram,
dan elemen penyusunanya. Pemeriksaan
Arthrosentsis dilakukan untuk mendiagnosis
rhematoid artritis, atrofi inflamasi, dan
hemathrosis yang mengarah pada trauma.
ARTHTOSKOPI
 Arthtoskopi merupakan prosedur yang
memungkinkan pandangan langsung kedalam
sendi. Pemeriksaan dilakukan di dalam ruang
operasi dan memerlukan anasesi lokal.
 Jarum bor besar dimasukan dan sendi
direnggkan. Arthroskopi dimasukan kedalam
struktur sendi. Perawatan yang dilakuakn
setelah tindakan yaitu dengan menutup luka
menggunakan balutan steril.
 Kompres es diberikan untuk mengurangi
edema dan rasa tidak nyaman
SKINTIGRAFI TULANG
Dilakukan untuk menggambarkan derajat
sejauh mana matriks tulang mengambil isotof
radioaktif khusus tulang yang di injeksikan
kedalam sistem tersebut .SKINTIGRAFI
TULANG digunakan pada pasien dengan
penyakit osteomielitis dan pada jenis patah
tulang
ELEKTROMIOGRAFI
 Elektromiografi dilakukan untuk memberikan
informasimengenai potensial listrik otot dan
saraf.
 Elektomiografi bertujuan untuk menentukan
abnormalitas fungsi . Setelah tindakan
diberikan kompres hangat untuk mengurangi
ketidaknyamanan.
BIOPSI
 Biopsi dilakukan untuk menentukan
struktur dan komposisi tulang , otot
dan sinovium. Biopsi juga
digunakan untuk menentukan jenis
penyakit tertentu .
 Tindakan setellah melakukan biopsi
yaitu : memantau adanya edema,
perdarahan dan nyeri dengan
memberikan kompres es.
2. Pemeriksaan Laboratorium
 Dilakukan dengan mengambil sempel darah
pasien.
 Pemeriksaan darah lengkap meliputi kadar
Hb dan Leukosit.
 Pemeriksaan Pembekuan darh harus
dilakukan untuk kecenderungan perdarahan

 Dilakukan Sebelum m’lakukan pembedahan


3. Pemeriksaan Fisik
a. Otot
Dengan cara :
 Pemeriksa melakukan inspeksi ukuran dan adanya
atrofi dan hipertofi
 Pemeriksa melakukan Palpasi pada otot istirahat dan
otot kontraksi untuk mengetahui kelemahan otot
 Melakukan pemeriksaan kekuatan otot dengan
mminta pasien menarik dan mendorong tangan
pemerika dan membandingkan antara tangan kiri dan
kanan
 Mengamati kekuatan otot dengan memberi
penahanan pada anggota ektremitas , minta pasien
menahan tangan atau kakidan pemerika menariknya
dari yang lemah hingga kuat
b. Tulang
Pemeriksaan tulang dilakukan dengan
mengamati kenormalan dan keabnormalan
susunan tulang kemudian melakukan palpasi
untuk mengetahui ada tidaknya nyeri tekan
pada tulang
c. SENDI
Dilakukan dengan cara :
- Pemeriksa melakukan inspeksi ke semua bagian
persendian untuk mengetahui ada tidaknya kelainan
sendi
Pemeriksa melakukan palpasi atau periksa raba untuk
mengetahui ada tidaknya nyeri tekan pada persendian
Pemeriksa mengkaji range of motion atau rentang
gerakan dalam keadaan normal yang dapat dilakukan
oleh persendian pasien.
Kaji Range of Motion dilakukan dengan meminta
pasien menggerakan sendi secara abduksi – aduuksi,
rotasi, fleksi-ekstensi dll
4. Diagnosa Keperawatan
Beberaa diagnosa sistem muskuloskeletal yaitu :
a. Nyeri b.d trauma jaringan dan spasme otot
refleks sekunder akibat fraktur
b. Hambatan Mobilitas fisik b.d kekuatan dan
daya tahan sekunder akibat fraktur
5. INTERVENSI KEPERAWATAN
a. Kaji jenis dan Lokasi nyeri Pasien
b. Akui adanya nyeri dan beri informasi
mengenai analgetika yang tersedia
c. Modifikasi lingkungan
d. Memberikan analgesic sesuai resep dan
anjuran dokter
e. Evaluasi respons pasien terhadap nyeri
f. Berikan posisi yang nyaman bagi pasien
6. TINGKATAN PENCEGAHAN
 U/ membantu memelihara keseimbangan sistem
tubuh. Terdiri dari :
a. Pencegahan Primer
Dlakukan iimunissasi, olahraga, perubahan gaya
hidup, mengonsumsi kalsium yg cukup, hati
mgunakan obat
b. Pencegahan Sekunder
Konsumsi kalsium, strecheng pada axis tulang, terap
ERT ( penggantan enzm)
c. Pencegahan Tersier : tdak membarkan imobilitas
terlalu lama., rehabiliasi medis, memberikan obat
TERIMA KASIH .....

 BERSAMBUNG.....
TO BE CONTINUED.....

You might also like