Download as ppt, pdf, or txt
Download as ppt, pdf, or txt
You are on page 1of 17

1.

Legal framework & Pentahapan


Organisasi
Social Responsibility

Riyanti W.Lestari, M.Si.


Legal Framework Tanggungjawab Sosial Perusahaan
(CSR) :

1. Undang-undang No. 40 th 2007 tentang Perseroan


Terbatas Bab V pasal 74 Tanggungjawab sosial dan
Lingkungan
 Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di
bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam
wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan.
 Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) merupakan kewajiban
Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan
sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya
dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan
kewajaran.
 Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
 Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab
Sosial dan Lingkungan diatur dengan peraturan
pemerintah.
2. UU No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal
 pasal 15b : setiap penanam modal wajib melaksanakan
Tanggung Jawab Sosial
 adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap
perusahaan penanaman modal untuk tetap menciptakan
hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan
lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat
setempat.

 Pasal 16, setiap penanam modal bertanggung jawab


untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup.
 Pasal 34 Bagi yang tidak melaksanakan penanam
modal dapat dikenai sanksi adminisitatif berupa:
a.    peringatan tertulis;
b.    pembatasan kegiatan usaha;
c.    pembekuan kegiatan usaha dan/atau
fasilitas penanaman modal; atau
d.   pencabutan kegiatan usaha dan/atau
fasilitas penanaman modal.
3. UU No. 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial
 pasal 36d : dana yang disisihkan dari badan usaha
sebagai kewajiban dan tanggung jawab sosial dan
lingkungan;
 pasal 40 : Peran badan usaha dalam penyelenggaraan
kesejahteraan sosial dilakukan sebagai tanggung jawab
sosial dan lingkungan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

4. UU No. 13 Tahun 2011 tentang Penanganan fakir


Miskin :
Dana yang disisihkan dari perusahaan perseroan
digunakan sebesar-besarnya untuk penanganan fakir
miskin.
5. Permen ESDM No. 2 Tahun 2013 pasal 9 ayat 4f :
Pengembangan dan pemberdayaan masyarakat setempat

6. Permen Lingkungan Hidup No. 6 Tahun 2013 dan No. 3 th


2014 tentang Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan
Lingkungan Hidup (PROPER) khususnya aspek pengembangan
masyarakat

7. Peraturan OJK Nomor : 76 /POJK.07/2016 Tentang peningkatan Literasi


dan Inklusi Keuangan di Sektor Jasa Keuangan bagi Konsumen dan/atau
Masyarakat
khususnya Bagian ke tiga asal 10 ayat (3) Pelaksanaan kegiatan yang tercantum
dalam rencana kegiatan dalam rangka meningkatkan Literasi Keuangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat menjadi bagian dari kegiatan
corporate social responsibility (CSR) PUJK.
Kapan Perusahaan mulai melakukan CSR

 Dalam dunia bisnis istilah CSR telah mulai digunakan


sejak tahun 1970-an dan kemudian semakin populer
setelah terbitnya buku John Elkington berjudul
Cannibals with Forks: The Triple Bottom Line in 21st
Century Business (1998).
 Tiga komponen penting dalam pembangunan
berkelanjutan yaitu pertumbuhan ekonomi, kelestarian
lingkungan dan kesejahteraan masyarakat, yang dikenal
dengan 3P (Profit, Planet, People)
Sejarah Perkembangan CSR

Terbitnya Social Responsibilities of Businessman


1953 karya Howard Bowen Bapak CSR

Pengembangan 3 komponen dlm sustainable development


1987 Yaitu economic growth, enviromental protection, dan social equity
Oleh The World Commision on Enviroment and Development

KTT Bumi di Rio De Janeiro menegaskan konsep


1992 pembangunan berkelanjutan yang didasarkan pd
perlindungan lingkungan hidup, pembangunan ekonomi dan
sosial harus dilakukan semua pihak termasuk perusahaan
1998 Konsep CSR semakin populer setelah buku karya John Elkington
Dalam buku Cannibals with fork : The Triple Bottom Line in 21”

Word Summit Sustainable Development di Yohannesburg


2002 memunculkan konsep Social Responsibility yang mengiri dua
Konsep sebelumnya yaitu economic dan enviroment sustainable

Diberlakukannya ISO 26000 sebagai suatu standar operasi


2010 dan norma pelaksanaan tanggungjawab sosial dari organisasi termasuk
Perusahaan yg terhimpun dalam Guidance on Social Responsibility
CSR dalam perkembanganya di Indonesia….

1. Pemberian / amal perusahaan - Charity


2. Kedermawanan Perusahaan - Philantrophy
3. Relasi Kemasyarakatan Perusahaan- Com. Relation
4. Pengembangan Masyarakat – Com. Development

1- 4 dapat dilihat sebagai dimensi atau pendekatan CSR dalam konteks


Investasi Sosial Perusahaan (Corporate Social Investment/Investing)
yang didorong oleh motif “amal” hingga “pemberdayaan” (Brilliant,
1988: 299-313 )

5. Pembangunan Berkelanjutan - Sustainable Dev.


Sustainable Development Goals (SDGs)
Indonesia

 SDGs Indonesia merupakan ratifiaksi


SDGs yang berisi 17 Tujuan dan 169
Target merupakan rencana aksi global
sampai tahun 2030 guna mengakhiri
kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan
melindungi lingkungan.
Contoh : Kontribusi Program dalam SDGs
Indonesia
Tingkatan CSR International
 Merujuk pada pentahapan dari Organisasi CSR International yang
dikembangkan oleh professor Wayne Visser dari Magna Carta
College, Oxford, and Cambridge University, tingkatan CSR
perusahaan memiliki 5 (lima) tingkatan :
Pada tingkatan paling awal disebut Defensif-CSR
dengan pertimbangan bahwa kegiatan CSR perusahaan
hanya akan dilakukan jika memiliki hubungan kuat
terhadap perlindungan kepada nilai pemegang saham.

Tingkatan berikutnya adalah Filantropi CSR, dimana


pada tahap ini perusahaan memberikan dukungan atas
isu sosial dan lingkungan yang muncul pada
komunitas terpilih.
Promotional-CSR, pada tahap ini CSR perusahaan
ditujukan untuk mendukung keberlanjutan perusahaan
dan meningkatkan brand, reputasi dan citra perusahaan.
Pendekatan yang diterapkan adalah strategi promosional
dan penggunaan media untuk membangun relasi public.

Strategic-CSR. Pada tingkat ini perusahaan biasanya


menghubungkan bisnis inti dengan kegiatan CSR
mereka. Pada tingkatan ini dapat juga melakukan
kegiatan strategis terfokus pada tingkat mikro untuk
mendukung isu-isu sosial atau lingkungan yang terjadi
untuk menyelaraskan dengan value perusahaan.
Systemic CSR. Merupakan tahapan tertinggi yang
ada pada saat ini. Pada tingkatan ini kegiatan CSR
memiliki rona interkoneksi untuk mengatasi
permasalahan mendasar pada sebuah isu yang
mengemuka. Ciri dari CSR pada tingkatan ini adalah:
•Keterlibatan multi pihak
•Identifikasi permasalahan yg kuat
(root cause) dibandingkan dengan
hanya menyasar gejala (symthom)
•Rancangan kerja logis
•Multi years program
Terimakasih

You might also like