Trigger 3 - Tiwi

You might also like

Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 12

MANAJEMEN Trigger 3

KESEHATAN
EPIDEMIOLOGI
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi, frekuensi,
transisi dan determinan yang mempengaruhi kejadian penyakit dan
masalah kesehatan lainnya serta cara-cara menyelesaikan
permasalahan tersebut.

Epidemiologi adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari dan


menganalisis tentang penyebaran, pola, dan penentu kondisi
kesehatan dan penyakit pada populasi tertentu.
TRANSISI EPIDEMIOLOGI
Transisi epidemiologi adalah perubahan distribusi dan faktor-factor penyebab
terkait yang munculnya masalah epidemiologi yang baru.

Transisi Epidemiologi adalah keadaan yang ditandai dengan adanya


perubahan dari mortalitas dan morbiditas yang dulunya lebih disebabkan oleh
penyakit infeksi (infectious disease) atau penyakit menular (communicable
disease) sekarang lebih sering disebabkan oleh penyakit-penyakit yang
sifatnya kronis atau tidak menular (non- communicable disease) dan
penyakit-penyakit degeneratif
TRANSISI EPIDEMIOLOGI
Tiga fase transisi epidemiologi (Omran, 1971), yaitu :

The age of pestilence and famine, yang ditandai dengan tingginya mortalitas dan
berfluktuasi serta angka harapan hidup kurang dari 30 tahun
The age of receding pandemics, era di mana angka harapan hidup mulai meningkat
antara 30-50
The age of degenerative and man-made disease, fase dimana penyakit infeksi mulai
turun namun penyakit degeneratif mulai meningkat
MASALAH KESEHATAN DI
INDONESIA
Triple burden disease :
Indonesia sedang dihadapkan pada triple burden of diseases atau di sebut tiga beban penyakit diantaranya transisi
epidemologi penyakit menular (PM) ke arah penyakit tidak menular (PTM), munculnya ancaman penyakit infeksi baru, dan
penyakit menular yang belum selesai (Kemenkes RI, 2018).
Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada beban Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan
dimana :
1. Masalah penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat, bahkan beberapa penyakit menular yang
semula dapat dikendalikan muncul kembali dengan penyebaran tidak mengenal batas daerah maupun batas antar negara.
2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit akibat gaya hidup serta penyakit-penyakit
degeneratif. Kecenderungan ini juga dipacu oleh berubahnya gaya hidup akibat urbanisasi, modernisasi dan globalisasi.
3. Munculnya penyakit-penyakit baru.

Berdasarkan hasil Riskesdas dari tahun 2007, 2013 dan 2018 menunjukkan bahwa prevalensi PTM terus meningkat. Jenis
PTM yang mengalami peningkatan prevalensi antara lain kanker, stroke, penyakit ginjal kronis, diabetes melitus, dan
hipertensi.
MASALAH KESEHATAN DI
INDONESIA
Double burden disease :
Beban ganda (double burden) malnutrisi, meliputi kurang gizi dan kelebihan berat badan,
menjadi masalah utama di seluruh dunia, terutama di negara-negara berkembang.
United Nations Food and Agriculture Organization memperkirakan bahwa sekitar 795 juta
orang dari 7,3 miliar orang di dunia menderita kekurangan gizi kronis pada tahun 2014-2016
(FAO, 2015). Salah satu bentuk dari masalah kekurangan gizi adalah stunting.
Stunting merupakan kondisi gangguan pertumbuhan linear tubuh anak menjadi pendek atau
sangat pendek yang menggambarkan terhambatnya pertumbuhan karena konsumsi makanan
dengan kualitas dan jumlah rendah jangka panjang yang dikombinasikan dengan morbiditas,
penyakit infeksi, dan masalah lingkungan serta kegagalan dalam usaha tumbuh kejar (catch up
growth)
Prevalensi stunting di Sumatera Barat cukup tinggi di Indonesia. Pada tahun 2013, data
prevalensi stunting Sumatera Barat meningkat dibanding tahun 2010 (±33%) dan 2007 (±37%)
mendekati angka 40% (Riskesdas, 2013; WHO 2007)
MASALAH KESEHATAN DI
INDONESIA
Climate change :
perubahan iklim global (global climate change) sedang terjadi di berbagai belahan bumi. Perubahan
iklim Global dapat dikenali dengan adanya pemanasan global (global warming).
Perubahan iklim global yang diringi dengan peningkatan suhu bumi memiliki potensi dampak
terhadap perubahan lingkungan serta Kesehatan masyarakat.
Beberapa dampak langsung yang terjadi adalah gelombang panas (heat waves) dan musim dingin
yang sangat ekstrim. Gelombang panas dapat menyebabkan jantung bekerja lebih keras untuk
mendinginkan badan, jika kondisi jantung terbatas dapat menimbulkan gangguan yang fatal. Suhu
panas dapat menyebabkan menyebabkan kematian melalui beberapa cara : utamanya dehidrasi dan
heat stroke.
Dampak tidak langsung dari perubahan iklim global adalah terjadinya penyakit, yang berbasis
lingkungan dan malnutrisi. Penyakit berbasis lingkungan tersebut antara lain : penyakit karena
vektor (vector borne disease) , penyakit karena rodent (rodent borne disease), dan penyakit yang
menular melalui media air (water borne disease). Penyakit karena kurang gizi (malnutrition)
akibat gagal panen dan menurunnya produksi pertanian.
PHBS
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar
kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang͕ keluarga, kelompok atau masyarakat
mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan
kesehatan masyarakat.
PHBS DI BERBAGAI TATANAN :
1. PHBS di Rumah Tangga, mencakup persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, memberi bayi ASI
eksklusif, menimbang balita setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air
bersih dan sabun, pengelolaan air minum dan makan di rumah tangga, menggunakan jamban sehat,
pengelolaan limbah cair di rumah tangga, membuang sampah di tempat sampah, memberantas jentik
nyamuk, makan buah dan sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari, tidak merokok di
dalam rumah dan lain-lain.
2. PHBS di Institusi Pendidikan (kampus, sekolah, pesantren, seminari, padepokan dan lain-lain), yang
mencakup antara lain mencuci tangan menggunakan sabun, mengonsumsi makanan dan minuman
sehat, menggunakan jamban sehat, membuang sampah di tempat sampah, tidak merokok, tidak
mengonsumsi Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA), tidak meludah
sembarang tempat, memberantas jentik nyamuk dan lain-lain.
PHBS
3. PHBS di Tempat (kantor, pabrik dan lain-lain) yang mencakup mencuci tangan dengan
sabun, mengonsumsi makanan dan minuman sehat, menggunakan jamban sehat,
membuang sampah di tempat sampah, tidak merokok, tidak mengonsumsi NAPZA,
tidak meludah sembarang tempat, memberantas jentik nyamuk dan lain-lain.
4. PHBS di Tempat Umum Di tempat umum (tempat ibadah, pasar, pertokoan, terminal,
dermaga dan lain-lain), yang mencakup mencuci tangan dengan sabun, menggunakan
jamban sehat, membuang sampah di tempat sampah, tidak merokok, tidak mengonsumsi
NAPZA, tidak meludah di sembarang tempat, memberantas jentik nyamuk dan lain-lain.
5. PHBS di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (klinik, Puskesmas, rumah sakit dan lain-lain),
yang mencakup mencuci tangan dengan sabun, menggunakan jamban sehat, membuang
sampah di tempat sampah, tidak merokok, tidak mengonsumsi NAPZA, tidak meludah
di sembarang tempat, memberantas jentik nyamuk dan lain-lain.
GERMAS
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) adalah suatu
tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan secara
bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan berperilaku sehat
untuk meningkatkan kualitas hidup. Germas dibangun
dalam konsep pengendalian penyakit yang terintegrasi
dan multisector.
Germas merupakan upaya untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan bagi setiap orang
untuk hidup sehat agar peningkatan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud
(Pedoman Umum Pelaksanaan Germas, 2017).
GERMAS
INDIKATOR DAN UPAYA
UNTUK MENCAPAI SDGS

You might also like