Professional Documents
Culture Documents
Kaidah Dasar Bioetik
Kaidah Dasar Bioetik
KOORDINATOR
SISTEM BIOETIK
? + +
? + -
? - +
? - -
Kasus I. Abortus Ilegal
Ny Novi, 34 tahun G4PIIIA0, dengan riwayat ketiga anaknya lahir dengan seksio sesarea
(indikasinya karena panggul sempit). Anak ketiga diseksio 4 bulan yang lalu di RSB Harapan dan
ditolong oleh Dr Bram, SpOG (salah seorang ahli kebidanan senior di RSB tersebut) waktu itu dr
Bram telah memberi informed consent / konseling kepada ny Novi untuk menggunakan kontrasepsi
dengan pertimbangan umur dan karena riwayat seksionya yang sudah tiga kali. Saat ini Ny Novi
kembali datang kontrol ke dr Bram,SpOG dengan keluhan belum datang haid sejak operasi seksio
anak ketiga, ternyanta dari hasil pemeriksaan lengkap yang dilakukan oleh dr Bram ternyata ny
Novi hamil dan saat ini usia kehamilannya adalah 10-12 minggu, dari keterangan juga diperoleh
informasi bahwa Ny Novi tidak mengikuti saran untuk menggunkan kontrasepsi. Saat itu juga Ny
Novi dengan perasaan cemas dan sedih memohon kepada dr Bram agar kehamilannya ini
digugurkan saja, dengan berbagai macam alasan yang dikemukakan al : masih trauma dengan
operasi seksio yang baru 4 bulan kemarin dijalaninya, masalah anaknya yang masih kecil-kecil,
dan juga masalah ekonominya yang juga pas-pasan. Dr Bram dengan tenang dan arif menjelaskan
tentang kehamilan ny Novi termasuk tidak adanya kemungkinan atau alasan buat dia untuk
melakukan abortus. Ny Novi tetap bersikeras dan bermohon kepada dr Bram agar keinginannya
untuk abortus bisa dilakukan, bahkan dengan jelas menyampaikan bahwa bila dr Bram tidak
memenuhi keinginannya maka dia akan tetap mencari orang yang dapat menggugurkan
kandungannya bagaimanapun caranya dan apapun risikonya akan dia hadapi....
Pertanyaan :
Rumuskan beberapa dilema etik pada kasus ini
Bagaimana anda melihat dilema etik sentral pada kasus ini, dimana pada satu pihak anda
sebagai dokter dan dilain pihak anda sebagai keluarga Ny Novi.
Dari dilema etik yang ada, cobalah anda analisis berdasarkan Kaidah Dasar Bioetik, Etika
Klinik Jonsen Siegler. (gunakan tabel kriteria KDB & pertanyaan etik klinik Jonsen S)
Jelaskan Isu lain (jika ada isu Hukum & HAM) yang relevan dengan kasus ini dan bagaimana
jika kita melihatnya dalam perspektif agama
Kasus II. Dokter Tim Sepakbola
Dr. Bagus, seorang dokter tim sepakbola profesional, selalu berusaha menyediakan
waktu untuk semua pemain baik untuk urusan medis maupun hal lain yang terkait dengan
sepakbola. Para pemain sangat mempercanyai dr. Bagus, demikian juga dengan Tuan Agus, 24
tahun, pemain yang satu bulan terkahir mengalami cedera dan dalam proses penyembuhan, selalu
berkonsultasi dan berobat kepadanya.
Sekali waktu dr. Bagus mendapat undangan rapat evaluasi tim. Pada rapat evaluasi
secara tegas manajemen mengatakan, demi target prestasi dan efiseinsi pembiayaan tim, mereka
memerlukan pemain yang siap mental dan fisik dalam waktu satu bulan. Bagi mereka yang dalam
kurun waktu itu diperkirakan tidak siap akan diputuskan kontraknya (PHK) dalam rapat evaluasi
tersebut. Manjemen meminta dr. Bagus melaporkan kondisi Tuan Agus. Dr. Bagus mengalami
dilema, karena apabila dirinya melaporkan kondisi Tuan Agus yang masih memerlukan proses
pemulihan dan pengobatan selama 2 bulan, besar kemungkinan Tuan Agus di PHK dan dr. Bagus
akan kehilangan kepercanyaan dari Tuan Agus dan mungkin juga pemain lainnya. Sebaliknya,
apabila dirinya tidak menyampaikan keadaan sesungguhnya, akan berbahaya bagi kesehatan Tuan
Agus sendiri, karena dapat menyebabkan cedera ulang yang lebih parah disamping oleh
manajeman dr. Bagus dapat dinilai tidak cermat dalam bekerja. Bahkan ada kekhawatiran dirinya
dinilai berbohong.
Akhirnya kepada manejeman dr. Bagus menyampaikan laporan tentang Tuan Agus
sebagai berikut, “Bahwa Tuan Agus sampai saat ini cederanya membaik dan untuk kesempurnaan
penyembuhan masih memerlukan waktu pemulihan dan istirahat hingga 2 bulan ke depan. Untuk
itu disarankan evaluasi/peninjauan ulang kontrak Tuan Agus ditunda dalam kurun waktu itu, untuk
melihat dan mengevaluasi perkembangan kondisinya”.
Dua minggu kemudian, dr. Bagus mendapatkan kabar bahwa Tuan Agus di PHK dari tim
dengan alasan bahwa penampilan (performance) tekniknya tidak ada peningkatan sehingga tim
tidak dapat melanjutkan kontraknya. Atas putusan ini, dr. Bagus hanya bisa menyesal dan merasa
ikut andil dalam PHK Tuan Agus.
Ada Tidak ada
Kriteria
1) Mengutamakan altruisme yaitu menolong tanpa pamrih, rela berkorban untuk kepentingan orang lain.
7) Pembatasan goal-based.
2) Kondisi untuk menggambarkan criteria ini adalah : pasien dalam keadaan amat berbahaya atau
berisiko hilangnya sesuatu yang penting (gawat), dokter sanggup mencegah bahaya atau kehilangan
tersebut, tindakan kedokteran teresebut terbukti efektif, manfaat bagi pasien > kerugian dokter atau hanya
mengalami risiko minimal.
3) Mengobati pasien yang luka.
4
Bagaimana kondisi pasien sekarang atau masa depan, apakah
kehidupan pasien selanjutnya dapat dinilai seperti yang diharapkan?
5
Apakah ada rencana alasan rasional untuk pengobatan selanjutnya ?
6
Apakah ada rencana untuk kenyamanan dan perawatan paliatif ?
PATIENT PREFERRENCES
NO PERTANYAAN ETIK ANALISIS
1 Apakah pasien secara mental mampu dan kompeten secara legal ?
apakah ada keadaan yang menimbulkan ketidakmampuan ?