Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 26

MENGENAL KONSEP

PEMASARAN
SYARIAH DAN
IMPLIKASI
PEMASARAN
SYARIAH DAN
The future starts today,
EPISTEMOLOGI www.umy.ac.id

PEMASARAN not tomorrow.


SYARIAH
Nama Kelompok
Suluk Sani Isrowiyah (20203030020)
Muhammad Ihda Thoriq (20203030026)

Buku referensi: Manajemen Pemasaran Syariah

Hendy Mustiko Aji


Mengenal konsep Pemasaran Syariah
1  Manajemen Pemasaran Konvensional
 Definisi Manajemen
 Definisi Pemasaran
 Model Dasar Manajemen Pemasaran

Daftar isi 2
Estimologi Pemasaran Syariah
 Model Dasar Pemasaran Syariah
 Islam Sebagai Agama atau Keyakinan
 Syariah Sebagai Aturan atau Hukum
 Halal Sebagai Operasional atau Teknis

3 Implementasi Pemasaran Syariah


 Strategi Pemasaran
 Etika Marketing Syariah
Keterangan

Pemasaran syariah atau marketing syariah


adalah sebuah disiplin bisnis strategis yang

Mengenal konsep mengarahkan proses penciptaan, penawaran,

Pemasaran dan perubahan value dari suatu inisiator


kepada stakeholders, yang dalam keseluruhan
Syariah prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-
prinsip muamalah (bisnis) dalam Islam.
Manajemen
pemasaran
Our services
konvesional
Manajemen pemasaran adalah ‘otak’ dibalik aktivitas penjualan yang
dilakukan seorang salemsan.
Pada sub-bab ini, pembahasan difokuskan pada model dasar pemasaran
yang berkaitan dengan tiga hal: a) definisi dasar manajemen, b) strategi
pemasaran, serta c) program atau taktik pemasaran.
Manajemen secara bahasan dapat diartikan sebagai pengelola. Namun secara
terminology, manajemen dapat diartikan sebagai sebuah proses seni dan sains
yang mencakup perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
pengarahan (leading), dan pengawasan (controlling) untuk mencapai tujuan
perusahaan.
Definisi
manajemen
Our services Manajemen sebagai sebuah seni maksudnya seorang manajemen dalam
mengelola dan mengambil keputusan memerlukan kesempurnaan melalui
praktik, pengetahuan, kreativitas serta keahlian personal.

Sebaliknya, manajemen sebagai sebuah sains maksudnya adalah sebuah


proses pengelolaan dan pengambilan keputusan berdasarkan metode ilmiah
yang bersifat empiris dengan melihat pada hubungan kausalitas (sebab-akibat).
Kottler dan Armstrong (2012) mendefinisikan pemasaran sebagai:
Sebuah proses yang dilakukan perusahaan untuk menciptakan nilai (creating
value) untuk pelanggan dan membangun hubungan dengan pelanggan agar
dapat mendapatkan nilai (capturing value) dari mereka sebagai gantinya.

Definisi
American Marketing Association (AMA) (2013) mendefinisikan pemasaran
sebagai aktivitas, praktik-praktik serta proses-proses penciptaan,

pemasaran
Our services pengkomunikasian, penyampaian, dan penukaran penawaran yang berisi nilai
untuk pelanggan, klien, partner, dan masyarakat pada umumnya. Mengacu
pada definisi AMA diatas, Kotler dan Keller (2012) mendefinisikan pemasaran
sebagai:
Sebuah seni dan sains dalam memilih target pasar, mendapatkan, menjaga
serta menarik pelanggan melalui penciptaan, penyampaian dan
pengkomunikasian nilai pelanggan superior.
Model dasar manajemen pemasaran

Model Dasar Pemasaran 1. Level Strategi


Prototyping
Kotler dan Armstrong 2. Level Taktik
(2012)
3. Level Penciptaan Nilai

 Tahap 1: Inti Pemasaran


Model Dasar Pemasaran
 Tahap 2: Strategi Dasar Pemasaran Test
Hermawan Kartajaya

 Tahap 3: Program Pemasaran (Bauran Pemasaran)


Model Dasar Pemasaran Kotler dan Armstrong (2012)
 Tahap 1: Inti Pemasaran
Inti dari ‘roda’ pemasaran adalah nilai pelanggan. Hal ini bermakna
perusahaan tidak bisa menjual produk secara asal tanpa mempertimbangkan
manfaat yang akan diberikan dan juga beben yang akan dibebankan kepada
konsumen. Perusahaan juga harus menentukan diawal, nilai seperti apa yang
ingin ditawarkan oleh suatu produk kepada calon pelanggan mereka.

 Tahap 2: Strategi Dasar Pemasaran


Dalam pemasaran strategi paling dasar biasa dikenal dengan S.T.P, yaitu
Segmenting, Targeting, dan Positioning. Pada gambar tersebut, mereka
menambahkan differentiating kedalam strategi dasar pemasaran.

 Tahap 3: Program Pemasaran (Bauran Pemasaran)


Definisi bauran pemasaran adalah sebuah taktik yang mengintegrasikan
empat alat pemasaran, yaitu produk, harga, tempat dan promosi dalam
melayani target pasar. Tanpa keempat bauran ini, aktivitas pemasaran tidak
akan berjalan efektif.
Model Dasar Pemasaran Hermawan Kartajaya
1. Level Strategi
Pada level ini terbagi menjadi 3, yaitu Segmenting, Targeting, dan Positioning (S-
T-P). Level strategi ini berfokus pada manajemen konsumen secara umum.

2. Level Taktik
Level ini dibedakan menjadi 3 yaitu, Differentiation, Marketing-Mix (bauran
pemasaran), dan Selling (penjualan). Level taktis ini berfokus pada manajemen
produk.

3. Level Penciptaan Nilai


Level ini terdiri dari 3 hal, yaitu Brand, Service (jasa), dan Process. Level
penciptaan nilai berfokus pada manajemen brand.

The Power of PowerPoint - thepopp.com


1 Model Dasar Pemasaran Syariah

Epistemologi 2 Islam Sebagai Agama atau Keyakinan

pemasaran
syariah 3 Syariah Sebagai Aturan atau Hukum

4 Halal Sebagai Operasional atau Teknis


Diskusi tentang model pemasaran syariah
harus dimulai dari kerangka
epistemologinya, yakni berbicara bagaimana
ilmu diturunkan.
Epistemologi syariah berfokus pada pemberi
ilmu dan pencari ilmu.
Maka, seharusnya epistemologi ini menjadi
landasan paling awal dalam menentukan

Model dasar
strategi, taktik dan juga penciptaan nilai
pemasaran seperti ditampilakan pada

pemasaran Gambar 4.1.

syariah Epistemologi pemasaran syariah terbagi


menjadi 3 level seperti ditampilkan pada
Gambar 4.2. yaitu:
1. Islam sebagai sebuah agama atau
keyakinan
2. Syariah sebagai aturan atau hukum
3. Halal sebagai aspek operasional atau
teknis
Islam sebagai agama atau keyakinan

a. Membenarkan dengan hati


(tashdiqun bil qolbi)
b. Mengikrarkan dengan lisan
(iqrarun bil lisan)
Aqidah c. Mengamalkan dengan anggota Tauhid
badan (‘amalun bil arkaan)

1. Rukun Iman
1. Tauhid rububiyyah
2. Cakupan Iman Iman
3. Takfir (pengkafiran) 2. Tauhid uluhiyyah
4. Ketaatan kepada pemimpin
3. Tauhid asma’wa shifat
5. Larangan mencela shahabah Rasulullah saw
6. Mencintai keluarga Nabi (Ahlul bait)
7. Mengimani karomah para Waliyullah
8. Berdalil dengan Quran dan Sunnah berdasarkan
pemahaman para pendahulu yang sholih.
rububiyyah Meng-esakan Allah dalam kejadian-kejadian yang hanya
bisa dilakukan oleh Allah, serta menyatakan dengan tegas
bahwa Allah Ta’ala adalah Rabb, Raja, dan Pencipta
semua makhluk, dan Allahlah yang mengatur dan
Secara istilah, tauhid adalah mengubah keadaan mereka.

menjadikan Allah sebagai satu- Tauhid Ibadah adalah mentauhidkan Allah dalam segala
Uluhiyyah bentuk peribadahan baik yang dzohir (nampak) maupun
satunya sesembahan yang benar yang batin (tidak nampak). Jika ada seseorang yang
dengan segala kekhususannya. mengerjakan suatu amalan yang diyakini mendatangkan
keberkahan atau ke maslahatan tanpa adanya perintah
dari Allah dan Rasul-Nya, maka ia tidak ber tauhid
dengan tauhid uluhiyyah.
Asma’ wa shifat
Adalah mentauhidkan Allah ta’ala dalam penetapan
nama (asma’) dan sifat Allah, yaitu sesuai dengan yang
Ia tetapkan bagi diri-Nya dalam Al-Qur’an dan Hadits
Rasulullah saw.
Syariah sebagai aturan atau hukum dalam epistemologi pemasaran syariah
adalah konsekuensi dari Islam sebagai sebuah agama atau keyakinan. Sumber
aturan atau hukum dalam Islam secara umum berasal dari Al-Qur’an dan As-
Sunnah.

Al-Qur’an menjadi sumber primer dalam aturan syariah karena Al-Quran adalah
kalamullah (firman Allah), bukan makhluk Allah. Perbedaan antara epistemologi
pemasaran konvensional dan syariah yaitu dimana pada epistemologi
Syariah sebagai aturan atau
pemasaran konvensional yang dijadikan rujukan adalah akal dan empiris. Tidak
hukum
ada kebenaran yang bersifat mutlak atau absolut. Sedangkan dalam
epistemologi pemasaran syariah, ilmu itu diturunkan dari Allah kemudian dikaji
dengan akal dan empiris oleh manusia.

Dalam epistemologi pemasaran syariah, Al-Quran menjadi sumber


pengetahuan dan kebenaran yang bersifat absolut atau mutlak.
As-Sunnah secara estimologi atau Ilmu fiqh Sunnah bermakna amal atau perbuatan yang dianjurkan
bahasa maknanya adalah metode atau
oleh syariat namun tidak mencapai derajat wajib atau
harus, yang apabila dikerjakan mendapat pahala dan jika
jalan, kebiasaan, syariat, contoh ditinggalkan maka tidak berdosa.
terdahulu, dan adat.
Secara istilah syariah, As-Sunnah
dibedakan berdasarkan konteksnya: Ilmu hadits As-Sunnah yaitu segala sesuatu yang disandarkan
kepada Rasulullah, baik itu berupa perkataan (qouli),
perbuatan (fi’li), dan ketetapan (taqriri), maupun sifat
perangai atau sifat fisik, baik sebelum diutus menjadi
Nabi atau Rasul ataupun setelahnya.
Halal secara bahasa artinya dibolehkan ,sedangkan haram adalah
Halal sebagai operasional atau tidak diperbolehkan.
teknis
Secara istilah halal bermakna segala sesuatu yang diperbolehkan
oleh Allah SWT dan Rasul-Nya melalui Qur’an dan Sunnahnya.
Hukum Halal dan Haram

Kaidahnya adalah “ Hukum asal


segala hal adalah boleh
Prototyping
Konteks Ibadah dilakukan,sampai ada dalil yang
melarangnya”.

Kaidahnya adalah “ Hukum asal


semua ibadah adalah Konteks Test
Muamalah
haram,sampai ada dalil yang
memerintahkannya.”
Contoh : Hukum asal sholat dzuhur
adalah haram,namun karena ada
perintah untuk melaksanakan
sholat dzudhur maka perkara
tersebut jadi diperbolehkan.
Syariat islam tidak hanya mengatur aspek ibadah (hubungan antara
manusia dengan Alloh) tetapi juga mengatur aspek
muamalah (hubungan antara manusia dengan sesamanya).
Implikasi (strategi dan
Our services
etika) pemasaran syariah
Meskipun saat ini isu syariah lebih banyak diperhatikan dalam
konteks ilmu keuangan, pemahaman atas syariat Islam tidak hanya
penting bagi bidang ilmu keuangan saja tetapi juga bagi bidang ilmu
pemasaran.
Strategi pemasaran adalah pengambilan b. Strategi Harga
keputusan-keputusan tentang biaya

Strategi
Penentuan harga merupakan sangat penting untuk
pemasaran, bauran pemasaran, alokasi
diperhatikan mengingat harga merupakan salah satu
pemasaran, dalam hubungan dengan

pemasaran keadaan lingkungan yang diharapkan dan


penyebab laku tidaknya produk yang ditawarkan.
Tujuannya adalah: a) Untuk bertahan hidup, b)
kondisi persaingan. Pelak sanaan strategi ini
Memaksimalkan laba, c) Memperbesar market
di bagi kedalam:
share, d) Karena pesaing.

c. Strategi Tempat dan Distribusi


a. Strategi Produk
Distribusi adalah cara perusahaan menyalurkan
Dalam strategi produk yang perlu diingat
barangnya. Mulai dari perusahaan sampai ke tangan
adalah yang berkaitan dengan produk yang
konsumen akhir. Strategi distribusi penting dalam
utuh, mulai dari nama produk, isi atau
upaya perusahaan melayani konsumen tepat waktu
pembungkus.
dan tepat sasaran.
Produk adalah sesuatu yang dapat
ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan
d. Strategi Promosi
perhatian untuk dibeli, digunakan, atau
Promosi adalah suatu teknik komunikasi yang
dikonsumsi sehingga dapat memenuhi
dirancang untuk mendistribusi konsumen. Tujuan dari
keinginan dan kebutuhan.
kegiatan promosi adalah untuk meningkatkan
penjualan.
etika Marketing
Syariah 1.Teistis (rabbaniyah)
Kondisi ini tercipta dari kesadaran akan nilai-nilai religius, yang dipandang penting dan
mewarnai aktivitas pemasaran agar tidak terperosok ke dalam perbuatan yang dapat
merugikan orang lain. Jiwa seorang syariah marketer meyakini bahwa hukum-hukum syariat
yang teistis atau bersifat ketuhanan ini adalah hukum yang paling adil, paling sempurna,
paling selaras dengan segala bentuk kebaikan, paling dapat mencegah segala bentuk
kerusakan, paling mampu mewujudkan kebenaran, memusnahkan kebatilan, dan
menyebarluaskan kemaslahatan.
2. Etis (akhlaqiyyah)
Sifat etis ini sebenarnya merupakan turunan dari sifat teitis.
Dengan demikian, syariah marketing adalah konsep pemasaran
yang sangat mengedepankan nilai-nilai moral dan etika, tidak
peduli apa pun agamanya. Karena nilai-nilai moral dan etika
adalah nilai yang bersifat universal, yang diajarkan oleh semua
agama.
3. Realistis (al-waqi’yyah)
Syariah marketer adalah para pemasar profesional dengan penampilan yang
bersih, rapi, dan bersahaja, apa pun model atau gaya berpakaian yang
dikenakannya. Mereka bekerja dengan profesional dan mengedepankan nilai-
nilai religius, kesalehan, aspek moral, dan kejujuran dalam segala aktivitas
pemasarannya.
4. Humanistis (al-insaniyyah)
adalah bahwa syariah diciptakan untuk manusia agar derajatnya terangkat, sifat
kemanusiaannya terjaga dan terpelihara, serta sifat-sifat kehewanannya dapat terkekang
dengan panduan syariah. Dengan memiliki, nilai humanistis Syariah marketer menjadi
manusia yang terkontrol, dan seimbang (tawazun), bukan manusia yang serakah, yang
menghalalkan segala cara untuk meraih keuntungan yang sebesar-besarnya.

The Power of PowerPoint - thepopp.com


 Dalam konsep Manajemen Pemsaran Konvensiomal, seorang
pemasar dituntut untuk menciptakan nilai bagi konsumen dan
menangkap nilai dari konsumen. Namun, permasalahannya adalah
tidak ada kontrol secara definitif dan operasional tentang nilai itu
sendiri. Konsekuensinya, pemasar akan memanfaatkan segala
peluang yang ada meskipun peluang tersebut berpotensi merusak

KESIMPULAN pasar. Agar praktik manajemen pemasaran lebih bermoral dan

Our services beretika dan inklusif, diperlukan satu nilai yang dapat diterima secara
rasional dan logis serta universal. Nilai tersebut adalah nilai Syariah.

 Dengan memahami epistemologi syariah, dapat dipahami bahwa


Pemasaran Islam identik dengan agama atau keyakinan. Dapat
disimpulkan bahwa orientasi utama dari pemasaran syariah adalah
syariah itu sendiri, bukan pasar (market).

You might also like