Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 13

Material Facts

Praktek Asuransi (101)


Jakarta, 8 Februari 2013
Oleh:
Munawar Kasan, ST, MBA, AAIK, AIIS, ICMarU, QIP, ARMP
E-mail: munawarkasan@gmail.com
Twitter: @munawarkasan
Blog: munawarkasan.wordpress.com
A. Prinsip UGF

Utmost Good
Acceptance Consideration Material facts
Faith
Duty of Physical
Warranties Policy wording
disclosure hazards
Moral hazards Brokers Ris surveys Perils

Syarat2 kontrak yang mengikat secara hukum:


An offer (penawaran);
An acceptance of the offer (penerimanaan atas penawaran);
Consideration (manfaat yang diterima oleh satu pihak dari pihak lain).

Perusahaan asuransi memberikan penawaran;


Tertanggung menerima penawaran;
Tertanggung bayar premi & penanggung memberi jaminan.
A. Prinsip UGF

m p t or Teliti sebelum
a v eat E
C
e bu ye r membeli
h
(let t are)
bew

Dalam kontrak secara umum, tidak ada kewajiban masing2 pihak untuk
memberi informasi yang tidak diminta  caveat emptor.
Dalam asuransi, ceveat emptor tak berlaku  berlaku utmost good faith
(uberrimae fides).

Rozanes v. Bowen (1928):


As the underwriter knows nothing and the man who comes to
him to ask him to insure knows everything, it is the duty of the
assured....to make a full disclosure to the underwriter without
being asked of all the material ciscumstances. This is expressed
by saying it is a contract of the utmost good faith.
B. Apa material fact?

Material facts

Marine Insurance Act 1906 s. 18(2):


Every circumstances is material facts which would influence
the judgment of a prudent insurer in fixing the premium or
determining wheter he will take the risk.

Material facts  setiap kondisi yang mempengaruhi Penanggung:


Menentukan besarnya premi; atau
Menerima atau menolak pertanggungan.
B. Apa material fact?

PSAKI - PASAL 1
KEWAJIBAN UNTUK MENGUNGKAPKAN FAKTA
• Tertanggung wajib :
1. mengungkapkan fakta material yaitu informasi, keterangan, keadaan dan
fakta yang mempengaruhi pertimbangan Penanggung dalam menerima atau
menolak suatu permohonan penutupan asuransi dan dalam menetapkan
suku premi apabila permohonan dimaksud diterima;
2. membuat pernyataan yang benar tentang hal-hal yang berkaitan dengan
penutupan asuransi;
yang disampaikan baik pada waktu pembuatan perjanjian asuransi maupun
selama jangka waktu pertanggungan.
• Jika Tertanggung tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana diatur dalam ayat
(1.1.) diatas, Penanggung tidak wajib membayar kerugian yang terjadi dan
berhak menghentikan pertanggungan serta tidak wajib mengembalikan premi.
• Ketentuan pada ayat (1.2.) diatas tidak berlaku dalam hal fakta material yang
tidak diungkapkan atau yang dinyatakan dengan tidak benar tersebut telah
diketahui oleh Penanggung, namun Penanggung tidak mempergunakan haknya
untuk menghentikan pertanggungan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah
Penanggung mengetahui pelanggaran tersebut.
B1. Fakta yang tidak harus diungkapkan

Fakta-fakta hukum. Setiap orang dianggap tahu hukum, Tertanggung


harus patuh terhadap hukum (tidak perlu diungkapkan)
Fakta-fakta yang diketahui publik  wilayah bencana, negara perang,
proses industri, dll
Fakta-fakta yang memperkecil risiko  bisa memperkecil premi atau
jaminan lebih luas. Contoh: adanya alarm di asuransi pencurian.
Fakta-fakta dimana Penanggung mengabaikan hak atas informasi
Tertanggung tidak menjawab/sedikit jawab di SPPA.
Fakta-fakta yang seharusnya ditemukan saat survey  sepanjang
Tertanggung tidak menyembunyikan fakta.
Fakta-fakta yang tidak diketahui Tertanggung.
Fakta-fakta yang dijamin oleh polis. Tertanggung tak perlu
mengungkapkan fakta-fakta bila risiko tidak dijamin polis.
‘Spent’ convictions dibawah the Rehabilitation of Ofefnders Act 1974.
B1. Fakta yang tidak harus diungkapkan
Peraturan Financial Services Authority pada duty of disclosure:
Aturan di Insurance Conduct of Business Sourcebook (ICOBS):
Penanggung tidak boleh menolak klaim tanpa alasan yang masuk
akal (unreasonable).
Penolakan klaim dikatakan ‘unreasonable’, (kecuali ada fraud), jika:
o Non-disclosure atas fakta material dimana Tertanggung tidak
dapat diharapkan menyatakannya;
o Non-negligent misrepresentation atas fakta material.

Cara-cara untuk memastikan Tertanggung tahu bahwa harus


menyatakan terbuka:
Menjelaskan ke Tertanggung semua kondisi material harus
dinyatakan dan konsekuensi bila tidak dilakukan;
Membuat pernyataan yang jelas ke Tertanggung tentang fakta
material  dibuat di proposal form (SPPA).
C1. Masa kewajiban mengungkapkan fakta

1 Saat penerimaan (at inception)

2 Saat perpanjangan (on renewal)

3 Terus-menerus (continuing requirement)

4 Saat perubahan (on alteration)

5 Batasan hak Penanggung atas informasi


C1. Masa kewajiban mengungkapkan fakta
At inception
Common law  duty of disclosure dimulai saat negosiasi dimulai
dan berakhir ketika kontrak dibuat (at inception).
Hingga renewal, tidak ada kewajiban, kecuali yang berefek pada
jaminan. Conoth: TSI berubah karena perlu ada endorsement.

On renewal
Duty of disclosure ada saat perpanjangan untuk asuransi umum
(non-life). Ada perbedaan kebutuhan informasi untuk short-terms
policies dan long-terms policies (asuransi jiwa dan pensiun).
Ada kontrak baru saat perpanjangan.
C1. Masa kewajiban mengungkapkan fakta

Continuing requirement
Penanggung dibatasi dalam common law bahwa tidak ada kewajiban
disclosure di tengah pertanggungan.
Beberapa jenis asuransi memberikan ketentuan:
 Asuransi property  disclosure jika pindah lokasi atau keadaan
yang menaikkan risiko kerugian;
 Asuransi motor  kebutuhan disclosure atas fakta material selama
pertanggungan;
 Asuransi public liability  perubahan bisnis Tertanggung.

On alteration
Perubahan-perubahan seperti TSI, deskripsi properti, tambahan
pengendara untuk asuransi kendaraan, maka butuh endorsement.
Duty of disclosure muncul kembali akibat perubahan.
D. Konsekuensi dari non-disclosure
Pelanggaran duty of disclosure:

Misrepresentati Non-diclosure
on Tertanggung
Pernyataan salah tidak menyatakan
dan menjadikan sesuatu yang
Penanggung diketahuinya.
membuat kontrak
Menghindariasuransi.
kontrak sejak awal (ab initio).
Bila misrepresentation & non-disclosure bentuknya fraudulent
(concealment):
Polis bisa dibatalkan (voidable);
Premi tidak dikembalikan dan bisa menuntut Tertanggung;
Mengabaikan. Penanggung dapat memilih mengabaikan dan polis
tetap berjalan.
KUHD Psl 251  perjanjian batal.
E. Physical and moral hazard
Di asuransi umum (non-life)
Peril  penyebab kerugian.
Hazard  yang mempengaruhi peril.
Berkaitan dengan physical & moral hazard.
Physical hazard: konstruksi bangunan, tipe kendaraan, dll.
Moral hazard:
 Insurance history: penolakan asuransi lain, L/R
 Personal history: tindak kriminal, manajemen, kecerobohan,dll
Moral hazard kurang ditanyakan di SPPA.

Roselodge v. Castle (1966):


McNair, J ridiculed the insurers’ suggestion that the fact that
the proposer was caught stealing apples at the age of twelve
would be material to an application for insurance many years
later.
F. Mendapatkan material facts
Text in here

• Dokumen Broker tentang eksposur, catatan klaim,


laporan survey & laporan keselamatan & kesehatan
Broker
kerja.
• Broker dapat membuat laporan survey.
• Menjadi ‘mata & telinga’ Underwriter  deskripsi
Survey risiko risiko secara legkap, asesmen tingkat risiko,
pengukuran EML, risk improvements & kecukupan
harga asuransi yang diminta.
Kuisioner • Terkait dengan risiko2 tertentu spt jumlah uang
selama perjalanan (money risks), bangunan tua (fire
risks), dll.
• Bertemu langsung dengan Tertanggung  paling
Tertanggung
sering digunakan dalam asuransi komersial.

Call centers • Bisa efektif & dapat memproses dokumen dengan


cepat.
Internet • Material facts dapat diajukan melalui pengisian
pertanyaan di website.

You might also like