Automated Monitoring Concepts

• Detect Detailed Machinery Problems

– Unbalance, Misalignment,
Looseness, Shaft Cracks, Oil Whirl,
Phase, Rubs, Gear and Bearing
Problems

Looseness
Problem!
Signal Processing Flow
Transducer
Waveform

Amplitude
Time

FFT
Spectrum
Amplitude

Data Collector/Analyzer Frequency

 Time Waveform
Amplitude
Heavy Spot
+

0 Time

360 degrees
-
Rotation
1 revolution
3600 rpm = 3600 cycles per minute
60 Hz = 60 cycles per second
1 order = one times turning speed
 Time Waveform
Amplitude
+

0 Time

-
1000 rpm 1 revolution
4 blades = vibration occurs 4 times per revolution
4 x 1000 rpm = vibration occurs at 4000 cycles per minute
= 4000 cpm
 Time Waveform
Amplitude
+

12 tooth
gear 0 Time

-
1 revolution
1000 rpm
12 teeth are meshing every revolution of the gear
12 x 1000 rpm = vibration occurs at 12,000 cycles per minute
= 12,000 cpm = 200 Hz
+

0 Time

-
+

0 Time

+
0 Time
-
Complex Time Waveform

Time Waveform contains all the different frequencies

mixed together
+

0 Time

-
Complex Time Waveform
Time Waveform contains all the different frequencies
mixed together
0 Time

- 1x
Frequency

0 Time

- 4x Frequency

+ Time
0
- 12x Frequency
ROLLER BEARING EXAMPLE
 Bearing Fault Frequencies

Function of the Geometry of the Bearing
Outer Race
(BPFO)

Inner Race
(BPFI)

Ball Spin
(BSF)
Cage (FTF)
 OUTER RACE

BALL

INNER RACE

CAGE

ROTOR FREQUENCY , RPM : Putaran kerja bearing ( X RPM )

FUNDAMENTAL TRAIN FREQ., FFT : 0,38X RPM - 0,42X RPM
BALL SPIN FREQUENCY, BSF : 1,5X RPM - 3X RPM
BALL PASS FREQ INNER RACE, BPFI : 4X RPM - 10X RPM
BALL PASS FREQ OUTER RACE,BPFO: 2X RPM - 7X RPM
Dengan :
fl : RPM z : jumlah ball
fc : FFT drol : diameter ball
frol : BSF dc : diameter cage
fout : BPFO
: sudut kontak ball dengan outer race
fin : BPFI
Sebuah deep groove ball bearing yang digunakan pada poros transmisi mempunyai data sbb :
Sudut kontak = 15 deg
Jumlah bola = 8
Dia. Bola = 5 mm
Dia. Cage = 7 mm
Bila putaran poros 1500 rpm, hitung spektrum frekwensi yang kemungkinan muncul bila terjadi
kerusakan ball bearing.
Jawab
Karena poros transmisi, maka tidak akan muncul BPFO

1 d roll 1 d d
FFT  f1 (1  cos . ) BSF  f1. c (1  roll cos . )
2 dc 2 d roll dc
1 5 1 7 5
FFT  .1500(1  x0,96) BSF  .1500 x (1  x0,96)
2 7 2 5 7
 325,5 RPM
 232,5 RPM

1 d
BPFI  f1 (1  roll cos . ).Z
2 dc
1 5
BPFI  .1500(1  x0,96).8
2 7
 10114 RPM
 Rolling Element Bearing Problem

X : Rotor frequency
VIBRATION EXCITING DOMINANT
SOURCE FREQUENCY PLANE
 
Defective inner race bpfi radial
single defect, small harmonics of bpfi
 
Defective inner racer bpfi, 1X radial
single defect, moderate harmonics of bpfi
 
Defective inner race, two bpfi, prominent radial
or three defects, small harmonics
 
Defective inner race, mul- bpfi, prominent radial
tiple small defects with harmonics
roughness around entire
race
 
Defective outer race bpfo, and radial
single defect, small harmonics
 
Defective outer race bpfo and radial
single defect, moderate harmonics

Defective ball or roller bsf and radial

single harmonics
 
Multiple defective ball bsf and radial
  harmonics
 
Defective cage broken broadband radial
at one point noise
 
Cage broken in pieces broadband noise radial
 
 VIBRATION EXCITING DOMINANT
SOURCE FREQUENCY PLANE

Indadequate Preload High frequency radial

or Lubrication noise
 
Bearing looseness 1X harmonics radial
turning on the shaft
 
Loose in housing 1X, 2X, 4X radial
 
Extreme looseness 0.5X, and
or failure harmonics
 
Excessive Bearing 1X harmonics radial
Clearance
 
Cocked Bearing 1X, 2X, bearing axial, radial
  tones
 VIBRATION GUIDELINE CHART

FREQUENCY PROBABLE OTHER POSSIBLE CAUSE

CAUSE

Running Speed Imbalance Missalignment, Bent Shaft, Resonance, Eccentric

(1X) journal

Two Times or Mechanical Missalignment, high in the axial direction.

First Harmonics loseness Reciprocating forces, Resonance, Loose bearing or
(2X) part
Second Missalignme Exessive axial clearance, Internal missalignment
Harmonics (3X) nt (shaft to machine part
shaft)

Fourth (4X) Coupling The phenomenon occure with coupling problem but
problem can also be bearing looseness, Resonance
possibilities in slower machines

Fifth (5X) Machine part Vane pass in pump, Exessive clearance

NOTE : Single volute pump usually 3 or 5 vanes. Double volute pumps have even number of vanes. Non clog pump
normally have two vanes impeller.
spectrum of a rolling element bearing with
a worn outer race.
spectrum of a rolling element bearing with
an outer race crack
 SIGNATURE ANALYSIS

● Vibrasi yang timbul pada frekuensi berapa dan bagaimana

hubungannya dengan frekuensi fundamental
● Berapa amplitudo pada tiap puncak
● Bagaimana hubungan antara satu puncak dengan puncak lainnya
● Jika harga puncak cukup significant, apa penyebabnya ?
 COUPLE UNBALANCE

• 1800 sudut phase pada poros yang sama

• Terjadi pada1X RPM pada umumnya
• Amplitudo bervariasi dengan kuadrat perubahan kecepatan
• Dapat menyebabkan amplitudo aksial tinggi seperti amplitudo radial
• Balancing membutuhkan koreksi pada dua bidang pada sudut 180o
 OVERHUNG ROTOR UNBALANCE

• 1X RPM menghadirkan amplitudo arah radial dan aksial

• Pembacaan aksil cenderung dlm phase sama, tetapi radial dpt
tidak stabil
• Rotor overhung sering terjadi akibat gaya (force) dan couple
unbalance (koreksi dgn mempertimbangkan kedua-duanya)
 ANGULAR MISALIGNMENT

• Memiliki sifat vibrasi tinggi pada arah aksial.

• Sudut phase 1800 berubah melalui kopling.
• Vibrasi aksial tinggi 1 kali dan 2 kali (umumnya).
• Umumnya dominan 1, 2 atau 3X RPM.
• Symptoms dapat mengindikasikan masalah pada kopling.
 PARALLEL MISALIGNMENT

1x 2x
4x
Radial

• Vibrasi radial tinggi dengan sudut phase 1800.

• Kondisi berbahaya dapat memberi vibrasi harmonik lebih tinggi.
• 2X RPM lebih tinggi dari 1X RPM
• Symptoms sama dengan angular misalignment
• Design kopling dapat mempengaruhi bentuk spectrum dan amplitudo.
 BENT SHAFT

• Masalah bent shaft menyebabkan vibrasi aksial tinggi

• 1X RPM lebih dominan jika bent shaft dekat pusat (shaft center)
• 2X RPM dominan jika bend shaft dekat ujung poros (shaft ends)
• Beda phase ke arah aksial akan cenderung ke arah 180 0.
 MISALIGNED BEARING

• Symptom vibrasi mirip dengan angular misalignment

• Usaha “realign coupling” atau rotor balancing tidak akan
mengurangi (alleviate) masalah
• Hal ini akan menimbulkan gerakan twisting mendekati
beda phase 1800 dari sisi satu ke sisi lainnya atau dari atas
ke bawah.
SUMBER LAIN YANG MENYEBABKAN VIBRASI
AKSIAL TINGGI

a. Poros melengkung (bent shafts)

b. Poros beresonansi (resonant whirl)
c. Bearings cocked pada poros
d. Resonansi dari beberapa komponen ke arah aksial
e. Bantalan aksial (thrust bearings) aus
f. Roda gigi helical atau bevel aus
g. Sleeve bearing dari motor berusaha menuju
magnetic center
h. Couple Component dari suatu Dynamic Unbalance
 MECHANICAL LOOSENESS (A)

• Vibrasi dapat timbul akibat kelonggaran (structural

looseness) pada machine feet
• Distorsi pada base akan menyebabkan masalah “soft foot”
• Sudut phase mendekati 1800 pada arah vertikal antara base
dan komponen mesin.
 MECHANICAL LOOSENESS (B)

• Vibrasi disebabkan kelonggaran / kekendoran pada baut pillow-block

• Terjadi pada ½, 1, 2 dan 3X RPM
• Vibrasi kadang-kadang disebabkan oleh adanya retak pada frame
structure atau bearing block
 SLEEVE BEARING WEAR / CLEARANCE
PROBLEMS

• Keausan pada sleeve bearing akan menimbulkan banyak

vibrasi harmonik
• Minor unbalance atau misalignment akan menyebabkan
amplitudo tinggi ketika clearance terlalu besar.
 MECHANICAL LOOSENESS (C)

• Sudut phase sering tidak stabil

• Menghasilkan banyak vibrasi harmonik
• Dapat disebabkan oleh loose bearing liner, excessive bearing
clearance atau adanya loose impeller pada poros
 BELT PROBLEMS (A)
WORN, LOOSE OR MISMATCHED BELTS

BELT FREQUENCY
HARMONICS

• 2X RPM lebih sering / dominan terjadi

• Amplitudo umumnya tidak steady, kadang membangkitkan sinyal beda
dengan salah satu amplitudo putaran penggerak (driver) atau yang
digerakkan (driven).
• Keausan atau misalignment pada timing belt drives akan menghasilkan
amplitudo lebih tinggi dibandingkan dengan timing belt frequency.
• Belt frequencies berada di bawah frekuensi salah satu penggerak atau
yang digerakkan.
 BELT PROBLEMS (B)
BELT / PULLEY MISALIGNMENT

1X DRIVER
OR DRIVEN

• Pulley misalignment akan menghasilkan vibrasi aksial tinggi pada

1X RPM
• Sering terjadi bahwa amplitudo tertinggi pada motor akan sama
dengan amplitudo fan.
 BELT PROBLEMS (C)
ECCENTRIC PULLEYS

1X RPM OF
ECCENTRIC
PULLEY

RADIAL

• Eccentric atau unbalanced pulleys akan memberi amplitudo

tinggi pada 1X RPM pulley
• Amplitudo tertinggi pada in line dengan belts
• Hati-hati dalam melakukan balance eccentric pulleys
 BELT PROBLEMS (D)
BELT RESONANCE

RADIAL

1X RPM

BELT RESONANCE

• Amplitudo tinggi dapat terjadi jika frekuensi natural sama atau

hampir sama dengan frekuensi dari penggerak atau mesin yang
digerakkan.
• Frekuensi natural belt dapat diubah dengan mengatur belt tension
 HYDRAULIC AND
AERODYNAMIC FORCES

BPF = BLADE PASS FREQUENCY

• Jika gap antara vanes dan casing tidak sama, Blade Pass Frequency
(BPF) dapat menghasilkan amplitudo tinggi
• BPF tinggi dapat terjadi jika impeller wear ring menjangkau (seizes
on) poros
• Eccentric rotor dapat menyebabkan amplitudo pada BPF berlebihan
 HYDRAULIC AND
AERODYNAMIC FORCES

FLOW TURBULENCE

• Aliran turbulen sering terjadi dalam blowers karena variasi

tekanan atau kecepatan udara dalam saluran (ducts)
• Frekuensi vibrasi secara random akan dibangkitkan,
kemungkinan pada kisaran 50 - 2000 CPM (frekuensi rendah).
 HYDRAULIC AND AERODYNAMIC FORCES

CAVITATION

• Kavitasi akan memberi vibrasi secara random dengan rentang

frekuensi cukup besar
• Secara normal hal ini meng-indikasikan suction pressure rendah
• Erosi pada impeller vanes dan pump casings dapat terjadi jika
terlambat melakukan pengecekan / tindakan.
• Suara kasar / berisik akan terdengan pada pompa.
 CALCULATION OF GEAR MESH FREQUENCIES

1700 RPM

51 TEETH

31 TEETH
20 TEETH

8959 RPM -- HOW MANY TEETH ON THIS GEAR?

 GEARS
NORMAL SPECTRUM

2625 rpm
8 teeth GMF= 21k CPM

1500 rpm
14 teeth

• Normal spectrum shows 1X and 2X and gear mesh frequency GMF

• GMF commonly will have sidebands of running speed
• All peaks are of low amplitude and no natural frequencies are present
 GEARS TOOTH LOAD

• Gear Mesh Frequencies are often sensitive to load

• High GMF amplitudes do not necessarily indicate a problem
• Each analysis should be performed with the system at
maximum load
 GEARS TOOTH WEAR

8 teeth GMF = 21k CPM

2625 rpm

14 teeth
1500 rpm

• Wear is indicated by excitation of natural frequencies along

with sidebands of 1X RPM of the bad gear
• Sidebands are a better wear indicator than the GMF
• GMF may not change in amplitude when wear occurs
 GEAR ECCENTRICITY AND BACKLASH

• Fairly high amplitude sidebands around GMF suggest

eccentricity, backlash or non parallel shafts
• The problem gear will modulate the sidebands
• Incorrect backlash normally excites gear natural frequency
 GEAR MISALIGNMENT

• Gear misalignment almost always excites second order or

higher harmonics with sidebands of running speed
• Small amplitude at 1X GMF but higher levels at 2X and 3X GMF
• Important to set Fmax high enough to capture at least 2X GMF
 GEARS CRACKED / BROKEN TOOTH

TIME WAVEFORM

• A cracked or broken tooth will generate a high amplitude at 1X

RPM of the gear
• It will excite the gear natural frequency which will be side-banded
by the running speed fundamental
• Best detected using the time waveform
• Time interval between impacts will be the reciprocal of the 1X RPM
 PERSOALAN RODA GIGI
• Beberapa persoalan roda
gigi dapat dicari dengan
metode getaran, misalnya :
1. Gear Tooth Wear
2. Excessive Tooth Load
3. Gear excentricity dan/atau
backlash
4. Cracked, chipped atau gigi
pecah
5. Hunting Tooth Problem
 PERSOALAN RODA GIGI
• Pengukuran vibrasi harus dilakukan pada setiap
rumah bearing.
• Pengukuran harus dilakukan pada 3 arah (vertikal,
horisontal dan aksial).
• Roda gigi helical, herringbone dan bevel umumnya
akan menghasilkan getaran aksial yang besar
• Spur gear paling baik diukur pada arah radial, tetapi
jika ada misalignment maka akan menghasilkan
getaran aksial yang besar.
 GIGI AUS
• Indikasi terjadinya keausan gigi
adalah munculnya frekuensi
alami roda gigi (bisa dicri dengan
impulse test untuk setiap roda
gigi)
• Jika keausan semakin parah,
maka akan muncul sideband
disekitar GMF dan natural
frequency.
• Keausan semakin parah jika
sideband muncul lebih banyak.
• Jika sistem mempunyai lebih dari
satu GMF, maka sideband akan
muncul pada GMF gigi yang
rusak.
 OVERLOAD PADA GIGI
• Jika gigi mengalami
overload, maka amplitudo
pada GMF ybs akan tinggi
(tidak selalu berarti terjadi
kerusakan,tetapi jika
overload terjadi terus
menerus, gigi dapat rusak).
• Jadi munculnya GMF bukan
sesuatu yang serius, asalkan
sidebandnya tetap rendah
dan tidak muncul frekuensi
natural
 GEAR EXCENTRICITY
DAN/ATAU
BACKLASH

• Ekesentrisitas roda gigi dan

backlash akan menghasilkan
frekuensi alami roda gigi
dan gear mesh frequency,
dan ada kemungkinan
ditambah dengan sideband
disekitar frekuensi-frekuensi
tersebut.
• Jika roda gigi ada
eksentrisitas, maka akan
terjadi modulasi antara
frekuensi alami dan
frekuensi gear mesh.
 GEAR MISALIGNMENT
• Gear misalignment akan
menghasilkan frekuensi
harmonik dan gear
mesh frequency.
• Terkadang amplitudo
frekuensi harmonik
lebih tinggi dari gear
mesh fundamental
frequency
 GIGI RETAK, GUMPIL ATAU PATAH

• Kerusakan jenis ini akan

mengasilkan getaran
tinggi pada frekuensi 1 x
RPM dan frekuensi
alami roda gigi dengan
sideband disekitar
frekuensi ini.
 HUNTING TOOTH PROBLEM
• Kerusakan ini adalah
ketidaksempurnaan gigi,
bisa akibat pembuatan tidak
sempurna, mishandling
ataupun timbul dilapangan.
• Indikasinya adalah
munculnya frekuensi
hunting tooth fHT dan
harmoniknya, dan juga
sideband sebesar fHT
disekitar 1x RPM dan GMF
 GEAR ASSEMBLY PHASE PROBLEM

• Jika Assembly Phase

Factor NA > 1, maka
akan muncul GAPF.
• Jika muncul harmonik
dari GAPF, hal ini berarti
terjadi kesalahan dalam
pembuatan.