Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 28

Delirium

Delirium
Latin etymology
De – off 0r away
Liri – furrow or track
Definisi
 Delirium adalah suatu sindrom yang ditandai dengan gangguan kesadaran, kognisi
dan persepsi yang terjadi secara akut dan berfluktuasi
 Clinical features:
 Disorganized thingking
 Altered sleep-wake cycle
 Increased or decreased psychomotor activity
 Perceptual disturbance: misinterpretation, illusions, hallucinations
 Reduced ability to maintain attention—questions must repeated
 Clinical features fluctuate, so at times patient will appear normal
 Sinonim acute confusional state
Why is Delirium Important?
Increased Mortality/Morbidity
 62% grater risk of mortality in delirious patients.
 Persistent delirium (subjects remain delirium at 6 months) was a
significant independence predictors of 1-year mortality.
Why is Delirium Important?
 Persistent cognitive dysfunction
 Sign of delirium may persist for 12 months or longer, particularly in
those with underlying dementia.
 One long-term follow-up study found that after two years, only one-
third of patients who had experienced delirium still live
independently in the community.
 Post-Hospital costs:
 Institutionalization, Rehabilitation, Home Care
 Caregiver burden
Epidemiology of Delirium
Prevalence (on admission): 14-24%
Incidence (In hospital): 6-56%
Intensive Care Unit: 80%
Orthopedic Surgery: 40-50%
Cardiac Surgery: 38.5%
Surgical Units: 10-15%
Medical Units: 15-25%
Faktor Risiko
 Usia diatas 60 tahun
 Hendaya kognitif/ demensia
 Depresi
 Hendaya penglihatan/ pendengaran
 Dehidrasi/malnutrisi
 Gangguan metabolik
 Penyakit kronik berat
 Withdrawal alkohol
 Riwayat delirium sebelumnya
Faktor Presipitasi
Gangguan tidur
Penggunaan kateter urin
Penggunaan fiksasi/imobilisasi
Penambahan medikasi lebih dari 2 obat baru
Infeksi
Hipoksia, hipotensi, hipoperfusi
Gagal Mengenali Delirium
65% unrecognized by physicians
43% unrecognized by nurses
41,8% of psychiatry referral for depression are delirium
53-59% of physician unaware of presence of
underlying cognitive impairment in their patients
40% of cognitively impaired hospitalized individual
will develop delirium
Subtipe Delirium
 Delirium hipoaktif : ditandai oleh kebingungan, inatensi,sedasi

 Delirium hiperaktif : gangguan perilaku, agitasi,halusinasi,


waham, emosi yang labil, gelisah dan hiperalert

 Delirium campuran : fluktuasi antara delirium hipoaktif dan


hiperaktif sepanjang hari
Delirium Demensia Depresi

Kesadaran Fluktuasi Alert Alert,


kemungkinan
menarik diri
Onset Akut Gradual Gradual

Perjalanan Fluktuasi Berangsur-angsur Bervariasi


penyakit menurun
Orientasi Disorientasi Kadang disertai Tidak ada
disorientasi disorientasi
Atensi Terdistraksi Biasanya normal Mungkin
berkurang
Delirium Akibat Kondisi medis Umum
 Gangguan kesadaran(berkurangnya kerjernihan kesadaran terhadap
lingkungan )yang ditandai dengan berkurangnya kemampuan
memfokuskan , mempertahankan dan mengalihkan perhatian

 Ada perubahan dalam kognisi atau persepsi ,berkembang dalam


periode waktu yang pendek cenderung berfluktuasi dalam sehari

 Ada bukti dari riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, laboratorium


bahwa gangguan disebabkan oleh suatu kondisi medis umum
Kondisi Medis Umum
 Penyakit SSP (Trauma kepala, tumor, perdarahan, hematoma, abses,
non hemoragik stroke, transien iskemia, kejang dan migrain, dan lain-
lain)
 Penyakit sistemik (infeksi, perubahan status cairan tubuh, defisiensi
nutrisi, luka bakar, nyeri yang tidak dapat dikontrol, stroke akibat
panas)
 Penyakit jantung (gagal jantung, aritmia, infark jantung)
 Gangguan metabolik (imbalance elektrolit, diabetes,
hipo/hiperglikemia)
 Paru (COPD, hipoksia,gangguan asam basa)
Kondisi Medis Umum
 Obat (steroid , anti hipertensi, anti neoplasma, antikolinergik)
 Endokrin (insufisiensi adrenal , abnormalitas tiroid atau paratiroid)
 Hematologi( anemia, leukimia, diskrasia)
 Renal (gagal ginjal, uremia)
 Hepar ( sirosis, hepatitis )
Pemeriksaan

 Confusion Assessment Method (CAM)


 Richmond Agitation Sedation Scale (RASS)
Tests for Inattention
Repeat the number 5-9-2
 Now repeat backwards OR
Spell the word W-O-R-L-D
 Now spell world backwards OR
Count backwards from 20 OR
A test:
 SAVEAHAART or CASABLANCA or ABADBADAAY
CAM Positive
Terapi Delirium
Tujuan utama:

1. Menemukan dan mengobati penyebab delirium

2. Memastikan keamanan pasien (safety) ketika


mengedukasi pasien, keluarga dan staf

3. Mengobati gangguan perilaku terkait dengan


delirium.
Algoritme Delirium
Terapi Non Farmakologis
 Psikoterapi suportif yang memberikan perasaaan aman dapat
membantu pasien menghadapai frustasi dan kebingungan akan
kehilangan fungsi memorinya

 Perlunya reorientasi lingkungan, misalnya tersedia jam,


jendela, kalender, tanda lokasi

 Memberikan edukasi kepada keluarga cara memberikan


dukungan kepada pasien
Environmental Intervention for Prevention and Management of Delirium
Appropriate lighting Bright during day
Dark at night

Low nighttime noise level Telephone ring turned down


Voices kept low
Doors close as patient care permit

Orientation Staff to re-orient patient verbally each shift


Clock and calendar in the room

Education Family to be educated about the cause, course, and prognosis of delirium
Staff to be educated about behavioral dysregulation in delirium and its management

Sensory function Hearing aids on and function checked


Glasses on and cleaned

Comfort/reassurance Personal effect from home at bedside


Family and close friends encouraged to visit and stay with the patient, if possible
Reassurance provided to patient
Pharmacotherapy
Prognosis
 Masa penyembuhan lebih lama pada pasien geriatri dan pasien yang
mengalami delirium lama.

 Pada pasien yang mengalami delirium setelah diidentifikasi dan


penyebabnya diatasi delirium akan membaik dalam 3-7 hari.

 Beberapa gejala baru bisa hilang dalam 2 minggu.

 Tingginya angka kematian per tahun pada delirium karena kondisi


medis umum yang serius.
Terima kasih

You might also like